Penetapan Bobot Jenis

June 15, 2018 | Author: Indah C. Kadullah | Category: N/A


Comments



Description

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam disiplin ilmu farmasi didukung oleh berbagai ilmu pengetahuan.Salah satunya yaitu ilmu farmasi fisika, dimana farmasi fisika merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara farmasi dan fisika. Proses disolusi dari suatu zat kimia atau bagaimana proses obat berdisolusi dalam tubuh manusia merupakan contoh hubungan antara farmasi dan fisika. Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. Pelarutan suatu zat aktif sangat penting artinya karena ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Pengetahuan mengenai kecepatan disolusi sangat diperlukan untuk membantunya memilih medium pelarut yang paling baik untuk obat atau kombinasi obat, membantu mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu yang timbul pada waktu pembuatan larutan farmasetis (di bidang farmasi , dan lebih jauh lagi, dapat bertindak sebagai standar atau uji kemurnian (!stuti, "##$ . Penentuan kecepatan disolusi suatu zat perlu dilakukan karena kecepatan disolusi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi absorbsi obat di dalam tubuh. %elihat pentingnya pengetahuan tentang disolusi, khususnya dalam pembuatan sediaan maka diadakanlah percobaan ini. Dengan melakukan praktikum ini kita dapat mengetahui dan memahami cara penentuan konstanta kecepatan disolusi dari suatu obat. Pada percobaan ini, akan dilakukan penentuan kecepatan disolusi dari tablet amoksisilin dengan menggunakan alat disolusi, dimana medium pelarutnya adalah air suling, karena air merupakan komponen paling besar yang berada di dalam tubuh manusia, jadi tablet tersebut seakan-akan berdisolusi di dalam tubuh. I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan I.2.1 Maksud Percobaan %engetahui dan memahami cara penentuan konstanta kecepatan disolusi dari suatu obat. & I. &#. I.&"*# ' baku dan penambahan indikator fenolftalein pada menit ke #.2 Tujuan ercobaan %enentukan kecepatan disolusi dari tablet amoksisilin dengan menggunakan alat disolusi. &*. *. " .! Pr"ns" Percobaan Penentuan konstanta kecepatan disolusi dari tablet amoksisilin berdasarkan kadar amoksisilin yang terdisolusi dalam media air suling dengan menggunakan alat disolusi dan menentukan kadarnya menggunakan titrasi alkalimetri menggunakan 'a() #.2. "#. dan +* berdasarkan perubahan warna dari tak berwarna menjadi merah. "##4 5 &. 6elah dilakukannya modifikasi karakteristik zat aktif. . Sediaan obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi padat. "##/ .1 Teor" U&u& Disolusi didefinisikan sebagai suatu proses melarutnya zat kimia atau senyawa obat dari sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. 2alau tablet tersebut tidak dilapisi dengan polimer. misalnya gaya kempa dan porositas masa tablet serta bahan tambahan tablet yang digunakan %ekanisme disolusi suatu obat khususnya tablet yaitu tablet yang ditelan akan masuk ke dalam lambung dan akan pecah. mengalami disintegrasi menjadi banyak granul kecil. Disolusi adalah suatu proses melarutnya suatu obat. ". tablet atau salep (.ji disolusi berguna untuk mengertahui seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung dan usus halus (!nsel. yang terdiri dari zat aktif yang tercampur dengan antara lain / . matris padat juga akan mengalami disintegrasi menjadi granul-granul yang kemudian mengalami pemecahan menjadi partikel-partikel yang halus. seperti kapsul.ffendi.BAB II TIN#AUAN PU$TA%A II.. obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. 0iofarmasetika dan desain sediaan modern sebagian berdasarkan prinsip disolusi dan teori difusi. Disolusi obat adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke dalam media pelarut. )al-hal yang dapat memperlaju disolusi formula (3andi. deagregasi dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan melepasnya suatu obat dari bentuk dimana obat diberikan (%uhammad. "#&# . Disintegrasi. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. 1aju disolusi bahwa apabila suatu tablet atau sediaan lainnya dimasukkan ke dalam beker yang berisi air atau dimasukkan ke dalam saluran cerna (saluran gastrointestin . &-$. Preformulasi juga didukung oleh faktor teknologi dan formulasi sediaan tablet. tergantung pada tempat dimana saat itu obat berada. Setelah granul-granul ini pecah zat aktif terlepas dan jika daya larutnya cukup besar. proses resorbsi obat oleh usus dapat dimulai. akan larut dalam cairan lambung atau usus. "#&# . Peristiwa ini disebut sebagai pharmaceutical a7ailability (%uhammad. (leh karena itu salah satu usaha untuk meningkatkan ketersediaan hayati suatu sediaan adalah dengan menaikkan kelarutan zat aktifnya (!stuti. "##4 . Sediaan obat yang diberikan secara oral di dalam saluran cerna harus mengalami proses pelepasan dari sediaannya kemudian zat aktif akan melarut dan selanjutnya diabsorpsi. Suatu hubungan yang umum menggambarkan proses disolusi zat padat telah dikembangkan oleh 'oyes dan 8hitney dalam bentuk persamaan berikut (!stuti. 2ecepatan disolusi adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam pelarut tertentu setiap satuan waktu. Salah satu sifat zat aktif yang penting untuk diperhatikan adalah kelarutan karena pada umumnya zat baru diabsorpsi setelah terlarut dalam cairan saluraan cerna. Proses pelepasan zat aktif dari sediaannya dan proses pelarutannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat kimia dan fisika zat tersebut serta formulasi sediaannya. )al ini ditentukan oleh waktu pengosongan lambung. 0aru setelah obat larut.zat pengisi dan pelekat. yang pada umumnya berkisar pada "-/ jam setelah makan. "##$ 5 9 2eterangan5 9 kecepatan disolusi D S :s : ) 9 koefisien difusi 9 luas permukaan zat 9 kelarutan zat padat 9 konsentrasi zat dalam larutan pada waktu 9 tebal lapisan difusi + . adi. diasumsikan bahwa selama proses disolusi berlangsung pada permukaan padatan terbentuk suatu lapisan difusi air atau lapisan tipis cairan yang stagnan dengan ketebalan h. 0ila konsentrasi zat terlarut di dalam larutan (: jauh lebih kecil daripada kelarutan zat tersebut (:s sehingga dapat diabaikan. Suhu %eningginya suhu umumnya memperbesar kelarutan (:s suatu zat yang 0ersifat endotermik serta memperbesar harga koefisien difusi zat.instein. maka harga (:s-: dianggap sama dengan :s. p) Pelarut p) pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam atau basa lemah. %enurut .instein. &--# .:s<h (%oechtar. Pengadukan dan memperbesar kecepatan disolusi. persamaan kecepatan disolusi dapat disederhanakan menjadi d%<dt9Ds."##$ 5 9 2eterangan5 D 5 koefisien difusi r 5 jari-jari molekul k 5 konstanta 0oltzman > 5 7iskosita pelarut 6 5 suhu ".Dalam teori disolusi atau perpindahan massa. %eningginya suhu juga menurunkan * . "##$ 5 &. ?iskositas 6urunnya 7iskositas pelarut akan memperbesar kecepatan sesuai dengan persamaan 7iskositas /. disolusi suatu zat . . =aktor yang dapat mempengaruhi kecepatan disolusi suatu zat (!stuti. +. koefisien difusi dapat dinyatakan melalui persamaan berikut (!stuti. 1uas permukaan efektif dapat diperbesar dengan memperkecil ukuran partikel. . Struktur internal zat yang berlainan dapat memberikan tingkat kelarutan yang berbeda juga. pada umumnya lebih mudah larut dari pada obat berbentuk asam maupun basa bebas. 2ecepatan pengadukan akan mempengaruhi kecepatan pelarutan obat. maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang. kondisi ini menyebabkan obat bentuk amorf lebih mudah terdisolusi daripada bentuk kristal. (bat berbentuk garam. 2elarutan obat dalam air juga mempengaruhi laju disolusi. @. ". 1aju disolusi akan diperbesar karena kelarutan terjadi pada permukaan solut. . semakin cepat pengadukan maka @ . =aktor alat dan kondisi lingkungan. (bat dapat membentuk suatu polimorfi yaitu terdapatnya beberapa kinetika pelarutan yang berbeda meskipun memiliki struktur kimia yang identik. Sifat fisika kimia obat berpengaruh besar terhadap kinetika disolusi. tegangan permukaan antar partikel zat dengan pelarut akan menurun sehingga zat mudah terbasahi dan kecepatan disolusinya bertambah. Sifat Permukaan Aat Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob. kaku dan secara termodinamik lebih stabil daripada bentuk amorf. Sifat fisika kimia obat. 4.2ecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi (h . !danya perbedaan alat yang digunakan dalam uji disolusi akan menyebabkan perbedaan kecepatan pelarutan obat. Dengan adanya surfaktan di dalam pelarut.kuran Partikel . yaitu5 &.ika partikel zat berukuran kecil maka luas permukaan efektif menjadi besar sehingga kecepatan disolusi meningkat. 1aju disolusi obat secara in 7itro dipengaruhi beberapa faktor (3andi. *. 2ristal meta stabil umumnya lebih mudah larut daripada bentuk stabilnya. (bat bentuk kristal secara umum lebih keras. Polimorfisme 2elarutan suatu zat dipengaruhi pula oleh adanya polimorfisme.ika pengadukan berlangsung cepat. "##@ . /.gerakan medium akan semakin cepat sehingga dapat menaikkan kecepatan pelarutan. Penggunaan bahan tambahan yang bersifat hidrofob seperti magnesium stearat. dapat menaikkan tegangan antar muka obat dengan medium disolusi.mumnya zat diubah menjadi tablet terlebih dahulu. 0eberapa bahan tambahan lain dapat membentuk kompleks dengan bahan obat. =aktor formulasi. Selain itu temperatur. . Sedangkan untuk metode permukaan tetap. Penentuan kecepatan disolusi suatu zat dapat dilakukan melalui metode5 4 . Penentuan dengan metode suspensi dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji disolusi tipe dayung seperti yang tercantum pada . Sampel diambil pada waktu-waktu tertentu dan jumlah zat yang larut ditentukan dengan cara yang sesuai. 7iskositas dan komposisi dari medium. ". dapat digunakan alat seperti diusulkan oleh Simonelli. )al ini menyebabkan jumlah obat terdisolusi menjadi lebih sedikit dan berpengaruh pula terhadap jumlah obat yang &. kemudian ditentukan seperti pada metode suspensi. %etode Suspensi Serbuk zat padat ditambahkan ke dalam pelarut tanpa pengontrolan eksak terhadap luas permukaan partikelnya. ataupun bereaksi secara langsung dengan bahan obat. 6itrasi asam basa5 diabsorpsi. (!lfred. serta pengambilan sampel juga dapat mempengaruhi kecepatan pelarutan obat. misalnya kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang membentuk kompleks tidak larut dengan tetrasiklin.SP. "##$ . %etode Permukaan 2onstan Aat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui luasnya sehingga 7ariable perbedaan luas permukaan efektif dapat diabaikan. 0erbagai macam bahan tambahan yang digunakan pada sediaan obat dapat mempengaruhi kinetika pelarutan obat dengan mempengaruhi tegangan muka antara medium tempat obat melarut dengan bahan obat. kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan standar basa. Pada prinsipnya.& 6itrasi alkalimetri dengan larutan standar basa 'a() !nalit bersifat asam p) mula-mula rendah. Dalam melakukan titrasi netralisasi kita perlu secara cermat mengamati perubahan p). Dalam titrasi ini. Dari Cambar &*. hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan dimana akan terjadi perubahan warna dari indikator lihat Cambar ". Penambahan selanjutnya menyebakan larutan kelebihan basa sehingga p) terus meningkat.&@.& Cambar ". Dalam menganalisis sampel yang bersiaft basa. penambahan basa menyebabkan p) naik secara perlahan dan bertambah cepat ketika akan mencapai titik ekui7alen (p)94 . metode ini dikenal dengan istilah asidimetri. reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu 5 Beaksi netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk air yang bersifat netral. 0erdasarkan konsep lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam dengan penerima proton (basa . Sebaliknya jika kita menentukan sampel yang bersifat asam. maka kita dapat menggunakan larutan standar asam.6itrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi netralisasi. juga diperoleh informasi $ . khususnya pada saat akan mencapai titik akhir titrasi. kita akan menggunkan lartan standar basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri. selanjutnya dititrasi dengan ):l #. Selain itu alkalimetri juga dipergunakan untuk menganalisis asam salisilat. 'ama resmi Sinonim 5 !Gua destilata 5 !ir suling - . Proses analisis dilakukan dengan melaruitkan sampel seberat *## mg kedalam *# m1 air dan ditambahkan beberapa tetes indikator metal orange. &--* . hingga larutan berubah menjadi merah muda. 6abel ".& '.& ' dengan menggunakan indikator phenolftalein. 6itrasi dengan 'a() #. 6itik akhir titrasi diketahui dari larutan tidak berwarna berubah menjadi merah muda. 6itrasi dengan menggunakan larutan 'a() #.2 Ura"an Ba'an &. II. (Day.& Endikator dan perubahan warnanya pada p) tertentu Pamanfaatan teknik ini cukup luas. !ir suling (=E E?. "##" . 6eknik asidimetri juga telah dimanfaatkan secara meluas misalnya dalam pengujian boraks yang seringa dipergunakan oleh para penjual bakso. untuk alkalimetri telah dipergunakan untuk menentukan kadar asam sitrat.& .indikator yang tepat untuk digunakan dalam titrasi ini dengan kisaran p) p) 4 D &# (6abel ". 6itrasi dilakukan dengan melarutkan sampel sekitar /## mg kedalam &## ml air.& ' menggunakan indikator phenolftalein. proses titrasi dilakukan dengan cara melarutkan "*# mg sampel kedalam &* ml etanol -*F dan tambahkan "# ml air. 'ama resmi Sinonim Bumus molekul<0erat %olekul Bumus Struktur 5 Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (-*F P. butiran. 2elarutan 2hasiat dan 2egunaan Penyimpanan /. Segera menyerap karbondioksida. massa hablur atau keping. kering. &--* .// 5 &# . =enolftalein (=E E?. mudah meleleh basah. 5 'atrii hydroHydum 5 'atrium )idroksida 5 'a()<+#.#" 5 Pemerian 2egunaan Penyimpanan ". Sangat alkalis dan korosif. tidak berwarna. tidak berbau. 'ama resmi Sinonim Bumus molekul<0erat %olekul Pemerian 5 :airan jernih. keras.Bumus molekul<0erat molekul Bumus Struktur 5 )"(<&$. 5 Sebagai zat tambahan 5 Dalam wadah tertutup baik. &--* . 5 Sebagai pelarut 5 Dalam wadah tertutup. 'a() (=E E?. 5 Phenolphthaleinum 5 =enolftalein 5 :"#)&+(+</&$. tidak mempunyai rasa.## 5 0entuk batang. rapuh dan menunjukkan susunan hablurI putih. && . !moksisilin (=E E?./)"( 5 OH- 5 Sebagai indikator 5 Dalam wadah tertutup baik Pemerian 2elarutan 5 Serbuk hablur. pada suhu kamar terkendali. 2egunaan Penyimpanan +. dalam kloroform. 'ama resmi Sinonim Bumus molekul Bumus Struktur 5 !moHicillinum 5 !moksisilin 5 :&@)&-'/(*S. putih atau putih kekuningan lemahI tidak berbauI stabil 2elarutan 5 Praktis tidak larut dalam airI larut dalam etanolI agak sukar larut dalam eter. saluran tetraklorida dan 2hasiat 5 Enfeksi saluran 7agental. pernafasan. putihI praktis tidak berbau 5 Sukar larut dalam air dan methanol tidak karbon larut dalam benzena. &--* . hablur. saluran cerna. 5 Dalam wadah tertutup rapat.Pemerian 5 Serbuk di udara. infeksi kulit dan jaringan lunak. 2egunaan Penyimpanan 5 Sebagai zat aktif. 0uret /. 'a() #. Pipet 7oulme 4. *. Diisi bejana dan alat disolusi dengan -## ml air suling. @. Dicatat hasil yang diperoleh.1 Alat dan Ba'an Percobaan III. . Ditentukan kadar amoksisilin yang larut pada masing-masing sampel dengan metode spektrofotometri atau titrasi asam basa menggunakan 'a() #.2 Ba'an Percobaan &. ". Diambil sebanyak "# ml air dalam bejana selang waktu *.BAB III MET(DE %E)#A III. +* menit setelah pengocokan.#* ' dan fenolftalein. /#. !Guadest. 6ablet amoksisilin III.1. !lat disolusi ".1. Celas ukur @. kemudian dilakukan percobaan yang sama pada temperatur +#J:. /.2 *ara %erja &.1 Alat Percobaan &. Disiapkan alat dan bahan. ". 6ermometer III. lalu dijalankan motor penggerak dengan kecepatan &## rpm.rlenmeyer +.& ' /. +. Endikator fenolftaelin +. &#. &" . Diatur termostat pada temperatur /4J: dan dimasukkan " g amoksisilin. Celas beker *. Setiap selesai dambil sampel segera diganti dengan "# ml air. 2 Per'"tungan &. 8!26.+ I+. /.*&"* F t9 &#K F2& 9 9 #. 2adar F29 t9 *K F2& 9 9 #.+&# F F2 rata-rata 9 9 9 #." ?" #.+ #.1 Data Penga&atan '( &.+ #./#4 F F 2" 9 &/ . *K &#K /#K +*K ?& #." #.@ #. ".@&* F F 2" 9 9 #. +./ #.@ #.BAB I+ HA$IL PEN.AMATAN I+. /*$* F t9 /#K F2& 9 9 #.+& F t9 +*K F2& 9 9 #.+&# F F2 rata-rata 9 9 9 #.@&* F F2 rata-rata 9 9 9 #."#* F F 2" 9 9 #."#* F F 2" 9 9 #. 0obot zat aktif 8n& 9 F 2 H -## ml 8n& 9 #.*&"* H -## ml &+ ./#4 F ".+&# F F2 rata-rata 9 9 9 #.9 #. +& H -## ml 9 /@."* mg 8n" 9 #.9 +@&.$ F t 9 +*K F2 9 9 9 **./ mg /./*$* H -## ml 9 /"".*/ F t 9 /#K F2 9 9 9 4/.@* mg 8n/ 9 #.mg 8n+ 9 #. Perhitungan 'o 8a D 8n 1og ( 8a-8n &* . Persen kelarutan t 9 *K F29 9 9 -"./#4 H -## ml 9 "4@."* F t 9 &#K F2 9 9 9 @+."@ F +. /+ ) ()) : ')" ) (): ')" :(') ) ) ( ' :(') ) ) ) ( ' :(() :)/ S :)/ L 'a() :(('a :)/ S :)/ L )"( BAB + PEMBAHA$AN Pada percobaan ini ditentukan konstanta kecepatan disolusi suatu zat.4 &./* &/& ""/. dimana medium disolusi yang digunakan adalah air suling.&& ".*$ ". !dapun langkah-langkah percobaan ini yaitu yang pertama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.! )eaks" %"&"a /$. kemudian ditentukan kadarnya dengan menggunakan titrasi alkalimetri dimana titran yang digunakan adalah 'a() dengan penambahan indikator fenolftalein.4* &44. jadi obat &@ ."+ ".& " / + I+. kemudian diisi bak disolusi dengan -## ml air suling. dimana zat yang akan diukur kecepatan atau laju disolusinya adalah tablet amoksisilin yang dilarutkan ke dalam media disolusi. Digunakan air suling sebagai media disolusi karena air merupakan komponen paling besar yang berada di dalam tubuh manusia. "* FI pada t 9 &#K adalah @+. &4 . pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu "## dan kecuali dinyatakan lain menunjukan bahwa. Dari titrasi tersebut didapatkan 7olume titrasinya. /# dan +* menit setelah pengocokkan menggunakan pipet 7olume. Pernyataan kelarutan yang tidak disertai angka adalah kelarutan pada suhu kamar. setelah itu diambil "# ml air dalam bejana setiap selang waktu *. Setiap selesai pengambilan sampel segera diganti dengan "# ml air. dengan maksud agar sesuai dengan suhu fisiologis suhu tubuh manusia. digunakan kecepatan &## rpm karena kecepatan &## rpm adalah kecepatan yang lazim digunakan dan diumpamakan sebagai kecepatan gerak peristaltik lambung."@. 2ecuali dinyatakan lain. yaitu pada t 9 *K adalah -". zat jika dilarutkan boleh menunjukan sedikit kotoran mekanik seperti bagian kertas saring. Dimasukkan " g amoksisilin lalu dijalankan motor penggerak dengan kecepatan &## rpm.#* ' yang bersifat basa yang dapat menetralisasi amoksisilin yang bersifat asam. &#. serat dan butiran debu.$ dan pada t 9 +*K adalah **.*/ FI pada t 9 /#K adalah 4/. agar 7olume medium disolusi pada bejana tetap -## ml. & bagian bobot zat padat atau & bagian 7olume zat cair larut didalam bagian 7olume tertentu pelarut. dan ditambahkan indikator fenolftalein yang bertujuan untuk mengetahui apakah larutan yang diuji bersifat asam ataupun basa. kemudian diatur termostat pada temperatur /4M:. karena indikator adalah suatu senyawa organik kompleks dalam bentuk asam atau basa yang mampu berada dalam keadaan dua macam bentuk warna yang berbeda dan dapat saling berubah warna dari bentuk satu kebentuk yang lain. %enurut =E EEE. Ditentukan kadarnya dengan menggunakan titrasi alkalimetri karena sampel yang akan digunakan yaitu amoksisilin yang bersifat asam dimana titran yang digunakan adalah 'a() #. hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan kemampuan medium untuk melarutkan sejumlah obat yang diharapkan. Dari hasil perhitungan diperoleh F kelarutan dari amoksisilin.seakan-akan berdisolusi di dalam tubuh dan 7olume dari labu disolusi digunakan -## ml yaitu untuk menyerupai 7olume cairan tubuh manusia. +. /. Suhu yang dipakai tidak tepat. setelah dipipet beberapa ml. 2ekeliruan prosedur penentuan kadar. *.=aktor-faktor kesalahan yang mungkin mempengaruhi hasil yang diperoleh antara lain 5 &. 6erjadi kesalahan pengukuran pada waktu pengambilan sampel menggunakan pipet 7olume. @. Suh u larutan disolusi yang tidak konstan. ". 2ekeliruan praktikan dalam menentukan 7olume titrasi dan titik akhir titrasi. Endikator yang digunakan sudah rusak. 2etidaktepatan jumlah dari medium disolusi. 4. &$ . 1ebih aktif dalam diskusi.$ dan pada t 9 +*K adalah **. Pelajari materi percobaan sebelum diskusi. +I.BAB +I PENUTUP +I.ntuk praktikkan diharapkan5 a.1 %es"& ulan Dari hasil perhitungan diperoleh F kelarutan dari amoksisilin. b."* FI pada t 9 &#K adalah @+. &- ."@. yaitu pada t 9 *K adalah -".2 $aran .*/ FI pada t 9 /#K adalah 4/.
Copyright © 2024 DOKUMEN.SITE Inc.