PBL BLOK 8: Struktur & Fungsi Dari Cabang a. Subclavia Dan a. Carotis Communis

June 10, 2018 | Author: Joceline Valencia | Category: N/A


Comments



Description

1Struktur dan Fungsi dari Cabang A. Subclavia dan A. Carotis Communis Joceline Valencia C3 / 10 2013 072 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061, Fax. 021-5631731 [email protected] SKENARIO Seorang laki-laki berusia 27 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadar sejak 15 menit yang lalu akibat kecelakaan. Dari pemeriksaan didapatkan pasien mengalami fraktur pada articulation sternoclavicula dan menciderai a.subclavia sehingga menyebabkan pendarahan. Selain itu, juga didapatkan cidera pada cartilago thyroid hingga merusak pembuluh darah didekatnya yaitu a.carotis communis. Hal ini menyebabkan gangguan pada percabangan dua pembuluh darah tersebut. I. PENDAHULUAN Sistem peredaran darah adalah kesatuan organ yang berperan dalam proses transfortasi yang terjadi dalam tubuh manusia. Tentunya apabila kita mendengar hal tersebut, secara otomatis fikiran kita akan langsung teringat pada darah, pembuluh darah, jantung dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sistem peredaran darah. Dimana darah bertindak sebagai penyalur zat-zat yang terkandung dalam darah, pembuluh darah sebagai media penyalurnya dan jantung bertindak sebagai mesin yang membantu proses peredaran darah melalui pembuluh darah. Namun apabila terjadi ketidaksetimbangan pada proses tersebut, akan terjadi gangguan-gangguan yang dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan terutama jika terjadi pada pembuluh darah. 2 II. PEMBAHASAN Seorang laki-laki usia 27 tahun mengalami fraktur pada articulatio sternoclavicula dan cidera pada cartilago thyroid. cab. a. subclavia makro mikro cab. a. carotis communis a. carotis externa fungsi pembuluh darah hub. tekanan darah dan aliran balik vena MAKROSKOPIK Arteri a. subclavia Arteri ini menerima darah dari atas (lengkung) aorta, terletak di belakang articulatio sternoclavicula berjalan kearah superolateral di belakang m. scalenus anterior. Saat menyilang di os costae I akan berubah nama menjadi a. axillaris.1 Bercabang menjadi beberapa bagian, yaitu: ­ a. vertebralis – medial dari m. scalenus anterior ­ a. truncus thyrocervicalis – medial dari m. scalenus anterior, mempercabangkan: a. thyroidea inferior (berjalan supramedial, memperdarahi lobus inferior kelenjar thyroid & parathyroid. a. cervicalis ascendens (arteri kecil) a. suprascapularis (terletak di belakang os clavicula menyilang ke m. scalenus anterior, n. phrenicus, plexus brachialis lalu ke belakang menuju otot trapezius dank e bawah os scapula, memperdarahi m. infra & supraspinatus) a. transversa cervicis/ colli (2­3 cm dari os clavicula, berjalan di m. trapezius lateralis dan terbagi menjadi: >   ramus   profundus   (a.   dorsalis   scapula,   sebelah   anterior   m.   rhomboideius memperdarahi m. levator scapula & m. rhomboideus) >   ramus   superficialis   (berjalan   bersama   n.   XI   ke   otot   regio   cervicalis   lateralis   & 3 sepanjang anterior m. trapezius memperdarahi m. trapezius dan m. scapularis)1 ­ a. thoracica interna – medial dari m. scalenus anterior ­  truncus   costocervicalis  –   posterior   dari   m.   scalenus   anterior,   kebawah   a.   cervicalis profunda dan a. intercostalis anterior, memperdarahi m. regiocervicalis posterior. ­ a. dorsalis scapulae ­ lateral dari m. scalenus anterior a. carotis communis Arteri kepala dan leher disuplai oleh a. carotis communis dextra dan sinistra. Bagian dextra agak pendek yang merupakan cabang dari a. anonyma dan sinistra lebih panjang karena langsung dari arcus aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher dibawah otot sternomastoideus dan pada ketinggian perbatasan atas cartilago thyroid membagi diri menjadi dua, yaitu: - a.carotis externa yang menyuplai darah bagian leher dan kepala - a.carotis interna yang tidak bercabang di leher. Pada masing-masing sisi merupakan percabangan terminal dari a. carotis communis. Arteri ini menuju ke atas dalam leher melalui canalis carotis. Pada os temporalis, arteri ini bersatu dalam tengkorak dimana arteri tersebut menyebar dan terletak di dalam sinus cavernosus dan berakhir pada a. cerebri anterior dan media.2 Percabangan a. carotis externa - a. thyroid superior merupakan bagian ant. carotis externa yang menembus membrane thyroidea bersama longus laryngeus internus. Ia memberi darah pada kelenjar thyroidea superior & m. infrahyoideus, juga akan berubah nama menjadi a. laryngeus superior apabila memperdarahi larynx.2 - a. pharyngea ascendens merupakan cabang bawah carotis externa yang mempunyai cabang yang banyak dan kecil-kecil untuk memperdarahi pharynx dan struktur sekitarnya. - a. lingualis merupakan permukaan carotis externa yang masuk ke origo mandibularis di atas nervus hypoglossus untuk otot lidah (diatas a. thyroidea superior), mempercabangkan a. sublingualis dan a. lingualis profunda.1 - a. facialis berawal dari permukaan anterior a. carotis interna mencapai bagian posterior glandula submandibularis rahang bawah, berada tepat di superior a. lingualis setinggi angulus mandibular, mempercabangkan: a. palatine ascendens (melintas sejajar a. pharyngea ascendens dan beranastomosis dengan a. 4 pharyngea ascendens & a. tonsillaris) a. submentalis (terletak diantara mandibular dengan kelenjar submandibular) a. labialis superior & inferior (di daerah wajah, memperdarahi m. orbicularis oris) a. angularis (di lateral hidung) - a. occipitalis berhadapan dengan arteri facialis, berjalan ke atas mencapai bagian belakang kulit kepala dan bagian ujung bersama dengan n. occipitalis mengurus kulit kepala bagian belakang. Berasal dari aspek posterior a. carotis externa, berjalan di medial dan sejajar dengan m. digastricus venter posterior.2 - a. auricularis posterior berjalan ke atas belakang sepanjang tepi atas venter posterior m. digastricus dibawah glandula parotis antara kulit kepala belakang dengan auricula. - a. maxillaris interior merupakan cabang terbesar a. carotis externa terletak pada bagian belakang rahang atas dan keluar dari glandula parotis/ dorsal collum mandibulae. - a. temporalis superficialis mempercabangi a. transversa facialis melintas tepat diatas ductus parotis dan juga memperdarahinya. Arteri cabang terkecil ini juga memperdarahi 1/3 depan kulit kepala dan 1/3 bagian wajah.1 Percabangan a. carotis interna - a. ophtalmica keluar dari sinus cavernosus masuk ke orbita lewat canalis opticus di bawah dan lateral n. opticus. Arteri ini berfungsi memperdarahi mata. - a. communicans posterior berjalan ke belakang dan bergabung dengan a. cerebri posterior. - a. coroidea merupakan cabang kecil yang berjalan ke belakang memasuki cornu inferior ventriculus lateralis dan berakhir dalam plexus coroideus. - a. cerebri anterior berjalan ke depan medial, masuk ke fissura longitudineus cerebri, dan bergabung dengan a. communicans anterior untuk memperdarahi cortex cerebri dan hemisfer otak. - a. cerebri media merupakan cabang terbesar dari a. carotis media interna yang berjalan ke lateral dalam sulcus lateralis. Arteri ini masuk ke seluruh cortex motorik, cabang-cabang sentralnya masuk ke substansia grisea dalam hemisfer cerebri. - a. nasalis berjalan ke depan untuk memperdarahi hidung. Vena Vena merupakan pembuluh yang mengalirkan darah dari sistemik kembali ke jantung (atrium dextra), kecuali v.pulmonalis yang berasal dari paru menuju atrium sinistra. Semua vena-vena 5 sistemik akan bermuara pada vena cava superior dan vena cava inferior.3 - v. jugularis interna keluar melalui foramen jugulare bersama n. IX, X, XI, lalu bergabung dengan v. subclavia dan terletak di belakang sendi sternoclavicularis membentuk v. brachiocephalica. - v. jugularis externa dibentuk setinggi angulus mandibular oleh v. retromandibularis dan v. auricularis posterior, berjalan menuju clavicula lalu bergabung dengan v. subclavia. Menerima cabang dari v. suprascapularis, v. cervicalis superficialis, v. jugularis anterior dan v. jugularis posterior. MIKROSKOPIK Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, organ muscular yang memompa darah dalam dua sirkuit: yaitu sirkuit pulmonal, yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru dan kembali lagi ke jantung; serta sirkuit sistemik yang mendistribusikan darah dari jantung keseluruh tubuh. Sirkuit-sirkuit ini disusun oleh arteri, kapiler dan vena. 1. Lapisan Tunika Pembuluh Darah. Terdapat tiga lapisan konsentris yang menyusun dinding pembuluh darah. Lapisan terdalam, tunika intima, tunika media dan tunika adventisia.5,6 - Tunika Intima. Terdiri atas satu lapis sel gepeng, sel endotel (epitel gepeng selapis yang membatasi lumen dan pembuluh darah), yang membentuk tabung melapisi lumen pembuluh darah dan jaringan ikat subendotel (jaringan ikat dibawah endotel yang terdiri dari jaringan ikat longgar dan otot polos). Pada bagian terluar tunika intima terkandung tunika elastika interna (lamina elastika interna), lapisan - membran tipis lembaran serat elastin yang membentuk sempurna arteri sedang. Tunika Media. Tunika media adalah lapisan paling tebal dalam dinding pembuluh darah. Lapisan-lapisan konsentris ini sebagian besar terdiri dari sel-sel otot polos yang melingkar spiral. Tersebar di antara serat kolagen III, elastin dan proteoglikan. Arteri tipe memiliki tunika elastika eksterna (lamina elastika - eksterna) yang memisahkan tunika media dan tunika adventisia. Tunika Adventisia. Tunika adventisia yang melapisi permukaan luar pembuluh darah, terutama disusun oleh fibroblas, serat kolagen I dan serat-serat yang tersusun secara longitudinal. Lapisan ini menyatu dengan jaringan disekitar pembuluh darah. 6 2. Vasa Vasorum. Merupakan sel-sel sumber pembuluh darah mendapatkan oksigen dan nutrisi. Dibandingkan dengan arteri, dinding vena memiliki jumlah vaso varosum yang lebih banyak, karena vena lebih sukar mendapatkan nutrisi dan oksigen.5,6 3. Persarafan Pembuluh Darah. Jaringan saraf vasomotor komponen simpatis dari sistem saraf otonom mempersarafi sel-sel otot polos dinding pembuluh darah. Saraf simpatis pascganglion tidak bermilelin bertanggung jawab dalam vasokontriksi pembuluh darah. Rangsangan ini di bawa melalui perantara norepinefrin sebagai neurotransmiter yang berdifusi ke dalam lapisan tunika media yang terdapat otot polos dan selanjutnya diteruskan keseluruh otot polos melalui gap junction.5,6 Arteri Arteri adalah pembuluh darah eferen yang membawah darah dari jantung menuju kapiler. Trunkus pulmonalis, membawah darah meninggalkan jantung menuju paru-paru sedangkan aorta yang bercabang menjadi A. brachiocephalica, A. carotis communis sinistra dan A. subclavia sinistra membawah darah meinggalkan jantung menuju ke seluruh tubuh.5,6 Klasifikasi Arteri Klasifikasi arteri menjadi tiga tipe utama adalah berdasarkan ukuran relatif dan karateristik morfologi. Tabel 1.Karakteristik Arteri.5 Tipe Arteri Arteri Tunika Interna Tunika Media Tunika Adventisia Endotel dengan badan 40-60 membran Lapisan jaringan Elastis Weibel Palade, lamina elastis berpori; sel ikat (Conducting basal, : Aorta) subendotel, elastika fibroelastin lapisan otot polos berada tipis, yang tunika diantra membrane limf tidak elastin, sempurna pembuluh dan serat tunika saraf. elastika eksterna, vasa vasorum disetengah Arteri permukaan luar Endotel dengan badan Sampai 40 Lapisan Muskular Weibel Palade, lamina lapisam sel oto ikat (Distributin basal, g : Arteri subendotel, Femoralis) lamina polos, tunika elastika elastika interna tebal. tebal jaringan fibroelastin tunika tipis, ekterna vasorum vena sedikit, pembuluh limf dan serat saraf 7 Arteriol Endotel dengan badan Satu/dua Weibel Palade, lamina otot polos basal, lapis Jaringan ikat serat saraf lamina subendotel yang tidak jelas, sejumlah serat elastin (bukan tunika interna yang sesungguhnya) Metarteriol Endotel, lamina basal Sel otot membentuk polos Tidak padat, jaringan ikat sfingter prakapilar jarang. Kapilar Kapilar adalah pembuluh darah terkecil dengan panjang kurang lenih 50µm dan diameter antara 8-10 µm. Kapilar dibentuk oleh epitel gepeng selapis yang menggulung menjadi tabung dengan sumbuh panjang sel berada searah dengan aliran darah. Sel-sel endotel ini gepeng dengan ujung mengecil perlahan sampai mencapai ketebalan 0.2 µm, namun inti selnya berbentuk elips dan menonjol kedalam lumen. Sitoplasma mengandung kompleks golgi, sedikit mitokondria dan retikulum endoplasma kasar, dan ribosom bebas.5 Klasifikasi kapilar Ada tiga tipe kapilar: (1) kontinu, (2) berpori (fenestrated), dan (3) sinusiod. Ketiganya dalam struktur dan lokasi yang berbeda. 5,6 - Kapilar kontinu. Kapilar kontinu ditemukan pada otot, saraf, jaringan ikat; pada jaringan ikat otak di temukan modifikasi kapilar kontinu. Tautan antara sel endotel kapilar di otak adalah taut kedap (fascia occludentes = tight juction), yang mencegah banyaknya molekul yang lewat. Polaritas sel juga mempengaruhi - sistem transport Na+ dan K+. Kapilar berpori. Kapilar berpori memiliki pori (tingkap = fenestred) pada dindingnya. Ukuran pori antara 60-80 nm dan dilapisi oleh diafragma. Kapilar tipe ini banyak di temukan pada pankreas, usus halus dan kelenjar endokrin. Pengecualian pada glomerulus ginjal yang memiliki kapilar berpori namun tidak memiliki diafragma. 8 - Kapilar sinusoid. Saluran vaskular pada organ-organ tubuh termasuk sumsum tulang, hati, limfa, organ limfoid dan beberapa kelenjar endokrin di sebut sinusoid, kolam atau saluran irreguler karena bentuknya berdasarkan proses pembentukan sinusoid pada organogenesisnya. Sinusoid memiliki ukuran 30-40 µm. Saluran ini banyak memilik pori tetapi tidak memiliki diafragma, dinding endotelnya diskontinu (pada beberapa organ limfoid); sedangkan organ lain ada daerah yang kontinu sekaligus berpori. Vena Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali kejantung setelah meninggalkan bagian kapiler, darah masuk ke venul kecil, bagian awal dari aliran balik vena yang mengalir dari organ. Venul-venul ini bermuara pada pembuluh vena yang lebih besar hingga ke pembuluh vena yang ada di jantung. Hampir 70% darah terdapat pada vena karena selain jumlahnya lebih banyak, vena juga mempunyai lumen yang besar.5,6 Klasifikasi Vena Vena digolongkan menjadi tiga tipe berdasarkan diameter dan ketebalan dinding : vena kecil (venul), vena sedang dan besar. Serta di lihat dari ketiga lapisan pembentuknya. Tabel 2. Karateristik Vena.5 Tipe Vena Vena Besar Tunika Intima Tunika Media Tunika Adventisia Endotel; lamina Jaringan ikat; sel-sel Sel-sel otot polos basal, katub beberapa jaringan pada otot polos tersusun tempat, ikat dalam berkas; ada otot pada jantung di bagian muara subendotel vena ke jantung; lapisan Vena sedang Endotel; dan kecil Vena basal, jaringan Venul lamina Serat katub beberapa longitudinal elastin kolagen dan fibroblas. dan Lapisan kolagen dan pada serat retikular serta fibroblas. tempat, sejumlah otot polos ikat pada subendotel Endotel; lamina basal Jaringan ikat jarang Sejumlah kolagen dan (perisit, venul pasca dan sedikit sel otot sedikit fibroblas. 9 kapilar) polos Faktor yang memperngaruhi aliran balik vena: Kapasitas vena (volume darah yang dapat ditampung oleh vena-vena) bergantung pada distensibilitas dinding vena (seberapa vena dapat diregangkan untuk menampung darah) dan semua pengaruh tekanan eksternal ke arah dalam yang memeras vena. Pada volume darah yang konstan, seiring dengan pengingkatan kapasitas vena, semakin banyak darah yang menetap di vena dan tidak dikembalikan ke jantung. Simpanan vena seperti ini akan menurunkan volume efektif darah yang bersirkulasi. Sebaliknya, jika kapasitas vena menurun, lebih banyak darah yang dikembalikan ke jantung dan beredar ke seluruh tubuh. Dengan demikian, perubahan kapasitas vena secara langsung mempengaruhi besarnya aliran balik vena, yang pada gilirannya merupakan suatu faktor penting (walau bukan satu-satunya) yang menentukan volume darah efektif yang beredar. Besar volume darah total juga dipengaruhi dalam jangka pendek oleh pergeseran-pergeseran pasif berupa bulk flow antara kompartemen vaskuler dan cairan interstisium dan pada jangka panjang oleh faktor-faktor yang mengontrol volume CES total, misalnya keseimbangan garam dan air. Aliran balik vena mengacu kepada volume darah yang memasuki tiap-tiap atrium per menit dari vena.7 1. Efek Aktifitas Simpatis Vena-vena tidak banyak memiliki otot dan tonus inherennya sedikit, tetapi otot polos vena dipersarafi oleh banyak serat saraf simpatis. Stimulasi simpatis menimbulkan vasokontriksi vena, yang cukup meningkatkan tekanan untuk mendorong lebih banyak darah dari vena ke dalam atrium kanan. Dalam keadaan normal vena memiliki diameter yang cukup besar, sehingga vasokontriksi sedang akibat stimulasi simpatis tidak banyak meningkatkan resistensi terhadap aliran. Bahkan sewaktu mengalami kontriksi, vena masih memiliki garis tengah yang relative besar dan tetap merupakan pembuluh dengan resistensi rendah. Selain memobilisasi simpanan darah, vasokontriksi vena meningkatkan aliran balik vena dengan mengurangi kapasitas vena. Dengan menurunnya kapasitas pengisian vena, darah yang mengalir dari kapiler ke vena akan sedikit yang tertahan dan terjadi peningkatan aliran ke jantung.7 2. Efek Aktivitas Otot Rangka 10 Banyak vena besar di ekstremitas terletak diantara otot-otot rangka sehingga pada saat otototot ini berkontraksi vena-vena tersebut tertekan. Penekanan vena eksternal ini menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan yang terdapat di dalam vena terperas kearah jantung. Efek pemompaan ini, yang dikenal sebagai pompa otot rangka, adalah salah satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung sewaktu berolahraga. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung. Peningkatan aktivitas simpatis dan vasokontriksi vena yang menyertai olahraga juga meningkatkan aliran balik vena. Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena. Tekanan rata-rata yang sejauh ini disajikan untuk berbagai bagian pohon vaskuler adalah untuk individu dalam posisi horizontal. Sewaktu seseorang berbaring, gaya gravitasi bekerja secara meratam sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun, sewaktu seseorang berdiri, efek gravitasi tidak merata. Selain tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung juga mendapat tekanan yang ditimbulkan oleh berat kolom darah dari jantung ke ketinggian pembuluh darah yang bersangkutan. Terdapat dua konsekuensi penting dari peningkatan tekanan ini. Pertama, vena yang dapat melebar “menyerah” dibawah peningkatan tekanan hidrostatik ini, sehingga semakin melebar dan kapasitasnya meningkat. Walaupun arteri-arteri ini juga mendapat efek gravitasi yang sama, mereka tidak melebar seperti vena karena arteri tidak teregang. Sebagian darah yang masuk kapiler cenderung menumpuk di vena-vena tungkai bawah dan tidak dikembalikan ke jantung. Karena aliran balik vena berkurang, curah jantung berkurang, dan volume sirkulasi efektif juga menurun. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi akibat efek gravitasi menyebabkan fibrasi berlebihan cairan keluar jaringan kapiler di ekstremitas bawah dan menimbulkan edema lokal (yaitu pembengkakakn kaki dan pergelangan kaki). Dalam keadaan normal terdapat dua tindakan kompensasi untuk melawan efek gravitasi tersebut. Pertama, penurunan tekanan arteri rata-rata yang terjadi sewaktu seseorang berpindah dari posisi berbaring ke posisi berdiri memicu vasokontriksi vena melalui stimulasi saraf simpatis, yang mendorong sebagian simpanan darah kearah jantung. Kedua, pompa otot rangka “mengganggu” kolom darah dan secara total mengosongkan segmen-segmen tertentu vena secara intermiten, sehingga bagian tertentu vena tidak mendapat beban berat kolom seluruh vena dari jantung ke ketinggiannya. 11 Refleks vasokontriksi vena tidak secara total dapat mengompensasinya efek gravitasi tanpa bantuan aktivitas otot rangka. Dengan demikian, ketika seseorang berdiri untuk jangka waktu lama, aliran darah ke otak berkurang karena menurunnya volume sirkulasi efektif, walaupun terdapat refleks-refleks yang ditujukan untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata. Penurunan aliran darah ke otak, pada gilirannya menyebabkan pingsan, yang mengembalikan individu ke posisi horizontal, sehingga sehingga efek gravitasi pada sistem vaskuler menghilanh, dan sirkulasi efektif kembali pulih. Karena itu, mencoba menegakkan orang yang pingsan bukanlah suatu tindakan produktif.7 3. Efek Katup Vena Vasokontriksi vena dan kompresi vena eksternal keduanya mendorong darah kearah jantung. Darah hanya dapat terdorong kearah depan karena vena-vena besar diperlengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada jarak 2-4 cm; katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan kearah jantung tetapi mencegah darah mengalir lagi ke jaringan. Katupkatup vena ini juga berperan melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan membantu memperkecil aliran balik darah yang cenderung terjadi sewaktu seseorang berdiri dan untuk sementara waktu menunjang bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka relaksasi.7 4. Efek Aktivitas Pernapasan Akibat pernapasan, tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mmHg dibawah tekanan atmosfer. Pada saat berjalan melalui rongga dada, sistem vena yang mengembalikan darah ke jantung dari bagian bawah tubuh terpajan ke tekanan subatmosfer ini. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal, terjadi gradient tekanan eksternal antara vena-vena bawah (tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5 mmHg lebih kecil daripada tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dari vena-vena bagian bawah menuju ke vena-vena dada, sehingga aliran balik vena meningkat. Mekanisme fasilitasi aliran balik vena ini dikenal sebagai pompa respirasi karena terjadi akibat aktivitas pernapasan. Peningkatan aktivitas respirasi serta efek pompa otot rangka dan vasokontriksi vena semuanya meningkatkan aliran balik vena selama berolahraga.7 5. Efek Penghisapan Jantung 12 Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi vena. Jantung memiliki peran dalam pengisian dirinya sendiri. Selama kontraksi ventrikel, katup-katup AV tertarik ke bawah sehingga rongga atrium membesar. Akibatnya, tekanan atrium secara sementara turun di bawah 0 mmHg, sehingga gradient tekanan vena ke atrium meningkat dan aliran balik vena juga meningkat. Selain itu, ekspansi cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel tampaknya menciptakan tekanan negative sementara di ventrikel, sehingga darah tersedot dari atrium dan vena: yaitu, tekanan ventrikel yang negative meningkatkan gradient tekanan vena-ke-atrium-ke-ventrikel dan meningkatkan aliran balik vena. Dengan demikian, jantung berfungsi sebagai pompa penghisap untuk memudahkan pengisian jantung.7 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah: a. Curah jantung Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasar kan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya). b. Tahanan perifer terhadap aliran darah Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu: (1) viskositas darah - semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas; pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang. (2) panjang pembuluh - semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. (3) radius pembuluh - tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya. jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada vasodilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun. jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokonstriksi, maka tahanan terhadap aliran akan meningkat enambelas kali lipat dan tekanan darah akan naik. (4) karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah. III. KESIMPULAN 13 Dalam skenario dijelaskan bahwa dari pemeriksaan didapatkan pasien mengalami fraktur pada articulation sternoclavicula dan cidera pada cartilago thyroid sehingga a. subclavia dan a. carotis communis rusak. Hal ini dapat menghambat kerja dari masing masing arteri percabangan a. subclavia/ a. carotis communis sehingga tidak dapat berfungsi dengan semaksimal mungkin. DAFTAR PUSTAKA 1. Wibowo, DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Penerbit Grasindo; 2008. 2. Gibson, John. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2005. 3. Saunders. Dorland’s illustrated medical dictionary. 32th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012. 4. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Edisi 5. Tangerang: Binapura Aksara Publisher; 2012. 5. Eroschenko VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2005. 14 6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013.h. 334-56. 7. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktreran EGC; 2002. 8. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2005.
Copyright © 2024 DOKUMEN.SITE Inc.