Mukh Fajar Nasrulloh_pasien Kucing Lokal Yang Didiagnosis Suspect Feline Calicivirus

June 15, 2018 | Author: Fajar Cah Bumiayu | Category: N/A


Comments



Description

LAPORAN KASUS INDIVIDUBAGIAN KLINIK – ILMU PENYAKIT DALAM PASIEN KUCING LOKAL YANG DIDIAGNOSA SUSPECT FELINE CALICIVIRUS Oleh : Mukh Fajar Nasrulloh, SKH (B94154129) Dibawah bimbingan : Dr Drh RP Agus Lelana, SpMP, MSi PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 menumpu pada empat kaki : 35. dan muntah. Sejak beberapa hari sebelum diperiksa. pasien mengalami anoreksia.PEMERIKSAAN FISIK Anamnesa Kucing ras lokal dibawa oleh klien langsung ke RSHP FKH IPB pada hari Jumat tanggal 8 Januari 2016. tidak ada ektoparasit. lethargi.8 °C : 80 kali/menit : 32 kali/menit Adaptasi Lingkungan Kepala dan Leher Ekspresi wajah Pertulangan kepala Posisi tegak telinga Posisi kepala : Lesu : Kompak dan simetris : Tegak ke atas dan simetris : Lebih tinggi dari vertebrae Rambut dan Kulit Rambut Turgor kulit Kondisi kulit : Kusam.35 kg :- Status Present Keadaan Umum Perawatan Habitus/Tingkah laku Gizi / BCS Pertumbuhan badan Sikap berdiri Suhu tubuh Frekuensi nadi Frekuensi nafas : Buruk : Tulang punggung lurus / pasif : Buruk / 4 (rentang 1-10) : Baik : Tegak. Beberapa ekor kucing yang berada di lingkungannya mengalami penyakit yang sama dan ada yang sampai mati. tidak ada luka . kotor : >3 detik : Baik. Signalement Hewan Nama Jenis hewan/Spesies Ras/Breed Warna bulu dan kulit Usia Berat badan Tanda khusus : Sinchan : Kucing : Lokal : Orange : 4 bulan : 1. Retropharyngealis : Ada pembengkakan Ln. ada perlukaan Telinga Posisi : Bau : Permukaan Telinga : Krepitasi : Refleks Panggilan : Leher Perototan Trachea Esofagus Sistem Pernafasan Kiri Tegak ke atas Khas serumen Halus Tidak ada Ada : Simetris : Teraba. Mandibularis : Tidak ada kelainan Ln. Prescapularis : Tidak ada kelainan Ln. basah Tersembunyi Kiri Putih Jernih Coklat tidak ada perlekatan Rata Tidak ada perubahan bentuk Ada Tidak ada Kanan Putih Jernih Coklat tidak ada perlekatan Rata Tidak ada perubahan bentuk Ada Tidak ada Bola Mata Sclera Cornea Iris Limbus Pupil Reflex Pupil Vasa Injectio : : : : : : : Mulut dan Rongga Mulut Mukosa : Pucat. basah Tersembunyi Kanan Membuka menutup sempurna Melekuk ke luar Pucat. Kesimetrisan) Ln. utuh Lidah : Rose. Lobulasi. Femoralis : Tidak ada kelainan Ln. Konsistensi. Perlekatan. Panas. Mammaria : Tidak ada kelainan Mata dan Orbita Palpabrae : Cilia : Conjunctiva : Membrana Nictitans : Kiri Membuka menutup sempurna Melekuk ke luar Pucat.Limfoglandula (Ukuran. tidak ada isi makanan Kanan Tegak ke atas Khas serumen Halus Tidak ada Ada . Poplitea : Tidak ada kelainan Ln. kasar. basah Keutuhan : Ada kerusakan dan luka Gigi geligi : Lengkap. tidak ada refleks batuk : Teraba. basah. dan Ekspirasi: Suara inspirasi lebih terdengar Tidak terdengar jelas Terdengar jelas Tidak ada Tidak ada Sistem Sirkulasi Ictus Cordis Lapangan Jantung Frekuensi Intensitas Ritme Suara Sistolik dan Diastolik Ekstrakardial Sinkron Pulsus dan Jantung Tidak terlihat Tidak ada kelainan 80 x/menit Kuat Teratur Masing-masing jelas terdengar Tidak terdengar Sinkron : : : : : : : : Abdomen dan Organ Pencernaan Besar Abdomen : Kecil (karena kurus) Bentuk Abdomen : Simetris kanan-kiri Legok Lapar : Tidak terlihat Suara Borboritmik : Terdengar Suara Peristaltik Lambung : Tidak terdengar .Hidung dan Sinus Permukaan Hidung Lubang Hidung Hembusan Udara Perkusi Sinus : : : : Basah & berlendir Tidak ada discharge Simetris Nyaring Inspeksi Thoraks Bentuk Tipe Pernafasan Ritme Intensitas Frekuensi : : : : : Simetris kanan-kiri Costalis Teratur Dalam 32 x/menit Palpasi Thoraks Penekanan Rongga Thoraks : Tidak ada respon sakit Palpasi Intercostal : Tidak ada respon sakit Perkusi Thoraks Lapangan Paru-paru Gema Perkusi : Tidak ada perluasan : Kanan-kiri nyaring Auskultasi Suara Pernafasan : Suara Bronchial : Suara Vesikular : Suara Ikutan : Suara antara In. kering Kelenjar Mamae (Besar. Feline Viral Rhinotracheitis : Fausta . Letak. berlari koordinatif : : : : Tegas Padat Tidak ada rasa sakit Simetris : : : : Stabil Simetris Teraba. Hypogastricus) : Tidak ada kelainan Isi Usus Halus : Tidak teraba massa pakan Isi Usus Besar : Tidak teraba Anus Sekitar Anus Refleks Sphincter Ani Pembesaran Colon Kebersihan Daerah Perineal : : : : Kotor Ada Tidak ada Kotor Alat Perkemihan dan Kelamin Mukosa Vagina : Pucat. Konsistensi) : Tidak ada kelainan Alat Gerak Perototan Kaki Depan dan Belakang Spasmus Otot Tremor Sudut Persendian Cara Berjalan dan Berlari Pertulangan Kaki Depan dan Belakang Struktur Konsistensi Reaksi saat Palpasi Panjang Kaki Kiri-Kanan Kestabilan Pelvis Konformasi Kesimetrisan Tuber Ischii Tuber Coxae : : : : : Tidak ada kelainan Tidak ada Tidak ada Tidak ada kelainan Berjalan koordinatif. Kesimetrisan. Bentuk.Dubius : T/ Infus Dextrose 5% 30 cc SC T/ Ampicillin ½ cc IM T/ Hematopan B12 ½ cc IM R/ Viusid 1 Fls (s2dd ½ cc) PO R/ Amoxan 1 Fls (s2dd 1 cc) PEMBAHASAN . Simetris Pendiagnosaan dan Terapi Diagnosis Diferensial Diagnosis Prognosa Terapi : Suspect Feline Calicivirus : Defisiensi asam amino.Suara Peristaltik Usus : Tidak terdengar Palpasi Profundal (Epigastricus. Simetris Teraba. Mesogastricus. oral. mukosa hidung dan paru-paru (Subronto 2006). pasien dipastikan mengalami dehidrasi yang cukup berat. Setelah masuk ke dalam tubuh. Pemeriksaan selanjutnya didapatkan hasil yaitu adanya pembengkakan pada Ln. Ada sekitar 40 strain virus FCV dan masingmasing strain memiliki virulensi serta tingkat keparahan penyakit yang berbeda. Retropharyngealis. dan mempunyai kebiasaan meminum air WC. pasien sudah terlihat lemas dan anoreksia. virus akan segera bereplikasi di jaringan target yaitu conjunctiva. mukosa mulut. Dehidrasi dapat ini disebabkan oleh banyaknya cairan yang keluar dari tubuh baik melalui muntah.2 oC (Primarizky et al. Saat diperiksa. hidung. Hasil pemeriksaan suhu tubuh didapatkan data sebesar 35. 2012). rambut kusam. ekspresi wajah lesu. maupun diare. terdapat perlukaan pada lidah dan mulut.8 °C. frekuensi nadi 80 kali/menit. frekuensi napas 32 kali/menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang menunjukan turgor kulit lebih dari 3 detik. dan conjungtiva pucat. Virus ini menginfeksi kucing di seluruh belahan dunia. pasien terlihat sudah tidak memiliki energi yang cukup ditunjukkan dengan kondisi yang lemas dan ekspresi wajah yang lesu. dan conjungtiva. terdapat kepucatan pada mukosa mulut. Peningkatan aktivitas imun tersebut dapat terjadi karena masuknya agen penyakit ke dalam tubuh pasien. suhu tubuh 35. gejala klinis. calicivirus lebih umum terisolasi pada kucing dengan infeksi pernapasan. penurunan suhu ini terjadi karena kondisi pasien anoreksia sehingga tidak terjadi pembakaran energi di dalam tubuh. Meskipun ada beberapa virus atau bakteri yang berbeda dapat menyebabkan infeksi pernafasan pada kucing. Pemeriksaan selanjutnya didapatkan mukosa mulut. vagina. hingga paru-paru.8 oC. saya mendiagnosa pasien ini suspect Feline Calicivirus (FCV). hipersalivasi. mata berair. Penularan secara kontak langsung melalui cairan hidung dan mata sedangkan penularan tidak langsung antara lain . Patogenesis penyakit FCV yaitu adanya transmisi virus secara langsung dari kucing terinfeksi kepada kucing sehat atau adanya kontaminasi dari tangan pemilik ataupun peralatan kandang yang tercemar virus. Rute infeksi biasanya berasal dari nasal. Alasan yang dapat saya ajukan. Dehidrasi yang dialami oleh pasien diperparah dengan anoreksia. permukaan hidung basah dan berlendir. Sejak tiga hari sebelum diperiksa. lethargi.Kucing lokal betina berumur 4 bulan bernama Sinchan dibawa ke RSHP IPB pada hari Jumat tanggal 8 Januari 2016 datang dengan keluhan anoreksia. sehingga dapat dipastikan pasien mengalami infeksi. Feline Calicivirus (FCV) merupakan penyakit pada kucing yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh infeksi virus RNA dari famili Calicivirus. Bagian yang sering terkena serangan penyakit ini adalah mulut. Berdasarkan anamnesa. Keadaan anus yang kotor menjadi indikasi bahwa pasien juga mengalami diare. Hal ini diperkuat dengan temuan pada mukosa mulut dan lidah dengan adanya perlukaan seperti sariawan dan ada juga yang bersifat ulseratif. Retropharyngealis serta terdapat perlukaan pada mukosa mulut dan lidah. dan terdapat pembengkakan pada Ln. conjungtiva. Hal ini menunjukkan bahwa pasien mengalami hipothermi karena suhu tubuh berada di bawah nilai normal yaitu antara 37. turgor kulit > 3 detik. serta anus dalam keadaan kotor. sehingga tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan gizinya. dan hasil pemeriksaan umum. Pembengkakan yang terjadi pada limfonodus merupakan indikasi terjadinya peningkatan aktivitas imun pada tubuh pasien.8-39. muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan umum didapatkan data: perawatan dan gizi buruk (BCS 4 dari 10). dan mukosa vagina. Perlu adanya pemeriksaan lanjutan dengan uji-uji spesifik tertentu untuk memastikan pasien terinfeksi FCV. Pengobatan dan Pencegahan Saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk FCV. dan nasal discharge dengan atau tanpa disertai demam (Ossiboff et al. namun pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kondisi pasien dan meningkatkan imunitas. dan tempat tidur. (2009) antara lain dengan kultur virus. Berdasarkan laporan dari klien. Diagnosa juga dapat digunakan dengan menggunakan gambaran X-ray untuk menentukan ada tidaknya perubahan struktur paru-paru. 2007). Hal ini dapat menjadi acuan bahwa inkubasi virus diperkirakan terjadi minimal lima hari sebelum diperiksa. Menurut Subronto (2006). Hal yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa FCV adalah dengan melihat gejala klinis dan anamnesa yang diceritakan oleh klien. hipersalivasi. menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kucing. Diagnosa Diagnosa FCV sebetulnya agak sulit dilakukan karena penyakit ini memiliki gejala klinis yang hampir mirip dengan penyakit lain seperti feline viral rhinotracheitis atau penyakit metabolisme seperti defisiensi asam amino. minum. polymerase chain reaction (PCR). kucing ini sejak tiga hari menjadi kurang aktif. SARAN . pemberian antibiotik Ampicillin ½ cc IM dan Amoxan 1 cc untuk menyembuhkan infeksi sekunder.melalui bersin yang mengkontaminasi lingkungan seperti tempat makan. Berdasarkan laporan dari klien. Pasien yang diperiksa ini mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan infeksi FCV antara lain anoreksia. bahkan saudara kandung pasien ini ada yang mati. ada beberapa ekor kucing di tempat tinggalnya termasuk yang dipelihara menunjukkan adanya gejala klinis yang sama. Penegakkan diagnosa yang cukup membantu adalah temuan klinis pada bau feses yang khas pada penyakit FCV. Treatment yang dilakukan pada pasien ini adalah dengan memberikan Infus Dextrose 5% sebanyak 30 cc SC untuk memulihkan tenaga. Beberapa uji yang dapat dilakukan menurut Radford et al. Pemberian Hematopan B12 ½ cc IM sebagai suplemen vitamin dan Viusid ½ cc untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Hal inilah yang memperkuat diagnosa bahwa pasien mengalami infeksi FCV. gejala klinis muncul dari 2-8 hari setelah infeksi virus dan mencapai puncaknya dalam 10 hari setelah gejala klinis teramati. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan vaksinasi dan memperbaiki kondisi lingkungan seperti memisahkan kandang dengan kucing lain. lethargy. serta memperhatikan kebersihan pakan dan. dan immunohistochemical staining. Adanya kucing lain yang memiliki gelaja klinis yang sama tersebut merupakan indikasi penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius yang menular. dan puncaknya pada malam hari sebelum diperiksakan mengalami lethargi. terdapat luka disertai ulcer di rongga mulut. anoreksia. dan immunohistochemical staining. Truyen U.1099/vir. Thiry E. 11(7):556-564. Hosie MJ. Jones TG. Subronto. Belák S. Primarizky H. Frymus T. JFMS. Parker JSL. J Klin Vet. Feline caliciviruses (FCVs) isolated from cats with virulent systemic disease possess in vitro phenotypes distinct from those of other FCV isolates. 1(1):39-43. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba Pada Anjing dan Kucing. Uji – uji tersebut meliputi uji laboratorium antara lain polymerase chain reaction (PCR). Baralon CB. Laporan kasus: polycystic kidney disease (PKD) pada kucing.0. Horzinek MC.Perlu dilakukan uji lanjutan sebagai peneguh diagnosa penyakit. uji antigen dengan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Egberink H. 2007. Feline calicivirus infection. Lutz H. .824880. Lioret A. Marsilio F. Addie D. Shotton J. doi:10. 2006. Pennisi MG. Radford AD. gambaran X-ray. Sheh A. J Gen Virol. 2009. 2012. Hartmann K. Novanto N. Ikawati A. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 88:506–517. DAFTAR PUSTAKA Ossiboff RJ. Pesavento PA.
Copyright © 2025 DOKUMEN.SITE Inc.