Oleh :
Nama : Zahra Safira Aulia
NIM : L1C016040
Kelompok : 6
Asisten : Fadilla Nurma Latifa
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO
2017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI
Oleh :
Zahra Safira Aulia
NIM. L1C016040
Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Iktiologi
Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk bisa melaksanakan Praktikum Ikhtiologi. Alhamdulillah, praktikum ikhtiologi berjalan dengan lancar. Berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya pula penulis mampu menyelesaikan Laporan Praktikum Ikhtiologi Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman.
Praktikum ikhtiologi 2017 meliputi 4 acara diantaranya Identifikasi Ikan, Morfologi Ikan, Sistem Pencernaan, dan Sistem Urogenital. Praktikum ini dilaksanakan sejak tanggal 6 Mei 2017 sampai dengan tanggal 7 Mei, dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis sadar tanpa dukungan dari semua pihak, penulis tidak akan mampu menyusun laporan ini dengan maksimal. Terlepas dari semua itu, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki laporan praktikum ini.Akhir kata penulis berharap semoga laporan praktikum ikhtiologi ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Purwokerto, 11 Mei 2017
Penulis
ACARA I
IDENTIFIKASI IKAN
Oleh :
Zahra Safira Aulia
NIM. L1C16040
LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO
2017
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya sama. Identifikasi ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang kebanyakan orang. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi psikologi dari ikan tersebut. Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Rama, 2015).
Identifikasi adalah menempatkan atau memberikan identitas suatu individu melalui prosedur deduktif ke dalam suatu takson dengan menggunakan kunci determinasi. Kunci determinasi adalah kunci jawaban yang digunakan untuk menetapkan identitas suatu individu. Kegiatan identifikasi bertujuan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi yang sangat bervariasi dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Selain itu untuk mengetahui nama suatu individu atau spesies dengan cara mengamati beberapa karakter atau ciri morfologi spesies tersebut dengan membandingkan ciri-ciri yang ada sesuai dengan kunci determinasi (Thaib Rizwan, 2016).
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupu hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus. Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan resmi (Susanto,2013).
Tujuan
Tujuan dari praktikum acara identifikasi ikan adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi suatu specimen ikan tertentu dan memberikan kalsifikasinya.
II. MATERI DAN METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum acara identifikasi ikan adalah alat bedah, baki parafin, buku kunci identifikasi, jarum penusuk, kamera, pensil.
2.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum acara identifikasi ikan adalah ikan mas, ikan nilem, ikan nila, ikan lele, ikan bandeng dan ikan kembung.
2.2. Metode
Ikan diambil dan diletakkan di baki parafin lalu bagian sirip atas, sirip bawah, dan sirip ekor ditusuk dengan jarum penusuk, diusahakan sirip tidak sampai robek, kemudian ikan diamati dan dipotret lalu digambar pada buku gambar, kemudian dicocokkan dengan buku taksonomi dan kunci identifikasi.
2.3. Waktu dan Tempat
Praktikum acara identifikasi ikan dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2017 di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel 1. Hasil identifikasi ikan air tawar, payau dan laut
No
Nama Ikan
Kunci Identifikasi
Klasifikasi
1
Ikan Tawes
1.A. Rangka terdiri dari tulang benar dan bertutup insang.
Subclassis TELEOSTEI….(2)
2.D. Bersisik atau tidak, bersungut disekeliling mulut, atau tidak bersungut,satu jari-jari yang mengeras atau empat jari-jari mengeras, pada sirip punggung.
Ordo OSTARIOPHYSI….(3)
7.C. Duri tunggal atau berbelah mungkin ada di muka atau di bawah mata, pinggir rongga mata bebas atau tertutup oleh kulit, mulut agak ke bawah, tidak pernah lebih dari 4 helai sungut.
Famillia CYPRINIDAE…..(19)
19.C. Bibir bawah tidak terpisah dari rahang bawah yang tidak berkulit tebal, atau terpisah dari rahang oleh turisan pada permukaan saja; hidung tidak berbintil-bintil keras.
Genus Puntius………….(37)
37. Puntius sp
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Ostariophysi
Famili: Cyprinidae
Genus: Puntius
Spesies: Puntius sp
2
Ikan Gurame
91. Sub Ordo ANABANTOIDEI. Gepeng agak panjang, hidung pendek, mulut kecil, lubang insang sempit karena bagian gabungan daun insang lebar ; jari-jari keras dari sirip punggung dan sirip dubur berbeda-beda jumlahnya ; sirip dubur panjang.
Familia ANABANTIDAE...(1193)
1193. Ordo LABYRINTHICI, Sub Ordo ANABANTOIDEI, familia ANABANTIDAE.
Permulaan sirip punggung di belakang dasar sirip dada. Sirip punggung lebih pendek daripada sirip dubur……………..(1197)
1197. Sirip perut dengan 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lemah.
Sisik tersusun rata ……….(1198)
1198. Garis rusuk lengap dengan tidak terputus-putus.
Genus OSPHRONEMUS....(1208)
1208. Sisik garis rusuk 3-33.
Osphronemus goramy
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Labyrintici
Famili: Anabantidae
Genus: Osphronemus
Spesies: Osphronemus goramy
3
Ikan Lele
1.A. Rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang.
Subclassis TELEOSTEI…….(2)
2.D. Bersisik atau tidak, bersungut disekeliling mulut, atau tidak bersungut, satu jari-jari yang mengeras atau empat jari-jari mengeras, pada sirip punggung.
Ordo OSTARIOPHYSI……..(7)
7.B. Sirip punggung berjari-jari banyak; sungut 4 pasang.
Familia CLARIIDAE………(18)
18.A. Tidak bersirip lemak; sirip punggung hamper mencapai atau bersambungan dengan sirip ekor.
Genus CLARIAS….………..(33)
33. Clarias batrachus
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Ostariophysi
Famili: Clariidae
Genus: Clarias
Spesies:Clarias batrachus
4
Ikan Mas
1.A. Rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang.
Subclassis TELEOSTEI…….(2)
2.D. Bersisik atau tidak, bersungut disekeliling mulut, atau tidak bersungut, satu jari-jari yang mengeras atau empat jari-jari mengeras, pada sirip punggung.
Ordo OSTARIOPHYSI……..(7)
7.C. Duri tunggal atau berbelah mungkin ada di muka atau di bawah mata, pinggir rongga mata bebas atau tertutup oleh kulit, mulut agak ke bawah, tidak pernah lebih dari helai sungut.
Famillia CYPRINIDAE…..(19)
19.B. 4 sungut; 3 baris gigi kerongkongan yang berbentuk geraham.
Genus CYPRINUS………….(36)
5
Ikan Bandeng
1.A. Rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang.
Subclassis TELEOSTEI ……(2)
2.B. 2.B. Bersisik, tidak bersungut, tidak berjari-jari, keras pada sirip punggung.
Ordo MALACOPTERYGII…(5)
5.A. Sirip dubur jauh dibelakang sirip punggung.
Family CHANIDAE ……….(13)
13.A. 13.A. Sirip ekor panjang dan bercagak, keeping sebelah keatas lebih panjang.
Genus CHANOS ………….(26)
26. Spesies Chanos chanos
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Malacopterygiii
Famili: Chanidae
Genus: Chanos
Spesies:Chanos chanos
6
Ikan Kembung
1.A. Rangka terdiri dari tulang benar, bertutup insang .
Subclassis TELEOSTEI…….(2)
2.A. Sirip punggung dan dubur tidak panjang.
Ordo PERCOMORPHI………(4)
4.A. 4.A. Badan berbentuk serutu V I 5, jari-jari lemah sirip ekor bercabang pada pangkalnya, sirip kecil bercabang pada pangkalnya, sirip kecil dibelakang, sirip punggung dan sirip dubur ada. Familia SCOMBERIDAE…(10)
10.B. 10.B. Tulang mata bajak dan langit-langit tidak bergigi, sirip dubur tidak berjari jari keras, Tulang saringan insang kelihatan jika mulut terbuka.
Genus RASTRELLIGER …..(21)
24. 21. Rastrelliger sp.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Proses Identifikasi Ikan
Identifikasi adalah langkah-langkah mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan memasukkannya ke dalam suatu takson. Pengertian identifikasi berbeda sekali dengan pengertian klasifikasi. Identifikasi berkaitan erat dengan ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke dalam suatu urutan kunci identifikasi, sedangkan klasifikasi berhubungan dengan upaya mengevaluasi sejumlah besar ciri-ciri. Ditinjau dari segi ilmiah, identifikasi sangat penting artinya karena seluruh urutan pekerjaan selanjutnya tergantung kepada hasil identifikasi yang benar dari suatu sampel yang sedang diteliti (Rama,2015).
Langkah-langkah yang dilakukan saat mengidentifikasi ikan yaitu ikan diambil dan diletakkan di baki parafin lalu bagian sirip atas, sirip bawah, dan sirip ekor ditusuk dengan jarum penusuk, diusahakan sirip tidak sampai robek, kemudian ikan diamati dan dipotret lalu digambar pada buku gambar, kemudian dicocokkan dengan buku taksonomi dan kunci identifikasi yang sudah disediakan. Hal ini sesuai dengan referensi bahwa identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu, pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya, pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan yang sedang diidentifikasi. Identifikasi dimulai dari kunci untuk menetapkan subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies. Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan sebagai berikut :
1. Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas, ordo dan familia.
2. Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species, apabila dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir.
3. Pencocokan atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur) lain yang diterbitkan paling mutakhir.
4. Pencocokan dengan deskripsi yang asli.
5. Pembandingan dengan tipe spesimen yang ada (Haryono, 2013).
3.2.2. Ikan Tawes (Puntius sp)
Gambar 1. Ikan Tawes (Puntius sp)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Klasifikasi hasil praktikum :
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Ostariophysi
Famili: Cyprinidae
Genus: Puntius
Spesies: Puntius sp
Hasil klasifikasi yang diperoleh ketika praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa menurut (Rama, 2015) ikan tawes memiliki nama ilmiah Puntius sp. Ikan tawes merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Ostariophysi, family Cyprinidae, genus Puntius (Rama, 2015).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan tawes memiliki tubuh berbentuk fusiform, sisik sikloid dengan warna keabu-abuan, hidung tidak berbintil-bintil, sirip ekornya berbentuk forked, dan memiliki sungut yang tidak lebih dari 4 helai di mulutnya. Hal ini sesuai dengan referensi yang diperoleh dimana ikan tawes memiliki badan yang berbentuk hampir segitiga dan pipih, sisik relatif besar dengan warna keperak-perakan atau putih keabu-abuan. Ikan tawes memiliki mulut berbentuk runcing dan letaknya di tengah (terminal), selain itu mulut ikan tawes memiliki dua pasang sungut yang kecil. Sisik ikan tawes berwarna putih keperakan. warna sisik di bagian punggung lebih gelap, sedangkan warna sisik di bagian perut lebih putih, dasar sisik berwarna kelabu sampai gelap. Ikan tawes memiliki sirip ekor bercagak dalam dengan lobus membulat (Susanto, 2013).
3.2.3. Ikan Gurame (Osphronemus goramy)
Gambar 2. Ikan Gurame (Osphronemus goramy)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Klasifikasi hasil praktikum :
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Labyrintici
Famili: Anabantidae
Genus: Osphronemus
Spesies: Osphronemus goramy
Hasil klasifikasi yang diperoleh ketika praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa menurut (Rama, 2015) ikan gurame memiliki nama ilmiah Osphronemus goramy. Ikan gurame merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Labyrintici, family Anabantidae, genus Osphronemus (Rama, 2015).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan gurame memiliki tubuh berbentuk compressed yaitu pipih ke samping, memiliki sisik kasar dan tebal, memiliki mulut kecil dan dapat disembulkan, memiliki sirip ekor berbentuk truncate, dan memiliki sepasang jari-jari di dekat sirip perut. Hal ini sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa ikan gurame memiliki bentuk badan yang agak panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan kuat dimana sisiknya berbentuk stenoid. Ikan gurame memiliki lima buah sirip, yaitu sirip perut, sirip dubur, sirip punggung, sirip ekor dan sirip dada. Ikan ini memiliki gigi pada bagian rahang bawah,memiliki ekor membulat,memiliki jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. Ikan gurame memiliki garis-garis tegak berwarna hitam, biasanya mencapai 8-10 buah,memiliki titik hitam bulat pada bagian pangkal ekor. Ikan Gurame memiliki bentuk mulut kecil, pada bagian bibir bawah akan terlihat menonjol dibandingkan bibir atas. Dan pada mulut dapat disembulkan sehingga kelihatan monyong (Susanto, 20013).
3.2.4. Ikan Lele (nama latin)
Gambar 3. Ikan Lele (Clarias batrachus)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Klasifikiasi hasil praktikum :
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Ostariophysi
Famili: Clariidae
Genus: Clarias
Spesies:Clarias batrachus
Hasil klasifikasi yang diperoleh ketika praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa menurut (Rama, 2015) ikan lele memiliki nama ilmiah Clarias batrachus. Ikan lele merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Ostariophysi, family Clariidae, genus Clarias (Rama, 2015).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan lele memiliki bentuk tubuh kombinasi antara fusiform, depressed dan compressed. Ikan lele memilki tubuh yang licin dan tidak memiliki sisik, namun ikan lele mempunyai 4 pasang sungut dan sepasang patil. Hal ini sesuai dengan hasil referensi yaitu dimana ikan-ikan dari genus Clarias dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor. Ikan lele memiliki kepala yang keras menulang di bagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Ikan lele mempunyai sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip dadanya (Gunawan Surya,2014).
3.2.5. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Gambar 4. Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Klasifikasi hasil praktikum :
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Ostariophysi
Famili: Cyprinidae
Genus: Cyprinus
Spesies: Cyprinus carpio
Hasil klasifikasi yang diperoleh ketika praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa menurut (Rama, 2015) ikan mas memiliki nama ilmiah Cyprinus carpio. Ikan mas merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Ostariophysi, family Cyprinidae, genus Cyprinus (Rama, 2015).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa bentuk tubuh ikan mas panjang dan pipih (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan . Sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid. Hal ini sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa ikan mas memiliki bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak (comprossed). Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil), di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik kecuali pada beberapa varietas yang hanya memiliki sedikit sisik,sisik ikan mas berukuran besar dan digolongkan ke dalam sisik tipe sikloid (lingkaran) (Susanto,2013).
3.2.6. Ikan Kembung (Rastrelliger sp)
Gambar 5. Ikan Kembung (Rastrelliger sp)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Klasifikasi berdasarkan hasil praktikum :
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Percomorphi
Famili: Scomberidae
Genus: Rastlelliger
Spesies: Rastrelliger sp
Hasil klasifikasi yang diperoleh ketika praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa menurut (Rama, 2015) ikan kembung memiliki nama ilmiah Rastrelliger sp. Ikan kembung merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Percomorphi, family Scomberidae, genus Rastlelliger (Rama, 2015).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan kembung memiliki tubuh berbentuk fusiform, mulutnya berada di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan, sirip ekornya berbentuk forked. Hal ini sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa ikan kembung memiliki beberapa ciri-ciri morfologi, yaitu badan agak dalam, rahang sebagian tersembunyi ,punggung sirip kekuningan dengan tipis hitam , ekor dan sirip dada kekuningan, sirip lain kehitaman. Posisi mulut ikan kembung di kategorikan termasuk terminal. Bentuk siripnya di kategorikan termasuk Forked. Ciri khusus dari ikan kembung adalah mempunyai caudal scute (Susanto,2013).
3.2.7. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Gambar 6. Ikan Bandeng (Chanos chanos)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Klasifikasi berdasarkan hasil praktikum :
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Pisces
Ordo: Malacopterygii
Famili: Chanidae
Genus: Chanos
Spesies: Chanos chanos
Hasil klasifikasi yang diperoleh ketika praktikum sesuai dengan referensi yang diperoleh bahwa menurut (Kismiyati, 2014) ikan bandeng memiliki nama ilmiah Chanos chanos. Ikan bandeng merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Malacopterygii, family Chanidae, genus Chanos (Kismiyati, 2014).
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ikan bandeng memiliki tubuh berbentuk fusiform, mulutnya bertipe terminal / terletak pada bagian tengah ujung kepala dan dapat disembulkan, sisiknya berbentuk sikloid, sirip ekornya berbentuk forked. Hasil dari pengamatan praktikum sesuai dengan referensi dimana ikan bandeng memiliki ciri-ciri sebagai berikut, tubuh berbentuk torpedo/fusiform, seluruh permukaan tubuhnya tertutup oleh sisik yang bertipe lingkaran yang berwarna keperakan, pada bagian tengah tubuh terdapat garis memanjang dari bagian penutup insang hingga ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik tambahan yang besar, sirip anus menghadap kebelakang. Ikan bandeng memiliki selaput bening menutupi mata, mulutnya kecil dan tidak bergigi, terletak pada bagian depan kepala dan simetris. Ikan bandeng memiliki dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina, bandeng jantan dapat diiketahui dari lubang ansunya yang hanya dua buah dan ukuran badan agak kecil sedangkanbandeng betina memiliki lubang anus tiga buah dan ukuran badan lebih besar dari ikan bandeng jantan (Novianto,2015).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, ikan tawes memiliki nama ilmiah Puntius sp. Ikan tawes merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Ostariophysi, family Cyprinidae, genus Puntius . Ikan gurame memiliki nama ilmiah Osphronemus goramy. Ikan gurame merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Labyrintici, family Anabantidae, genus Osphronemus. Ikan lele memiliki nama ilmiah Clarias batrachus. Ikan lele merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Ostariophysi, family Clariidae, genus Clarias.
Ikan mas memiliki nama ilmiah Cyprinus carpio. Ikan mas merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Ostariophysi, family Cyprinidae, genus Cyprinus. Ikan kembung memiliki nama ilmiah Rastrelliger sp. Ikan kembung merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Percomorphi, family Scomberidae, genus Rastlelliger. Ikan bandeng memiliki nama ilmiah Chanos chanos. Ikan bandeng merupakan ikan dari kingdom Animalia, filum Chordata, kelas Pisces, ordo Malacopterygii, family Chanidae, genus Chanos.
Saran
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum, praktikan harus berhati-hati dalam mengidentifikasi ikan dan membaca kunci identifikasi, agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan nama spesies dan klasifikasi ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan Surya. 2014. Budidaya Lele. Panebar Swadaya : Jakarta.
Haryono. 2013. Buku Panduan Lapangan Ikan Perairan Lahan Gambut. LIPI Press :
Jakarta.
Thaib Rizwan. 2016. Identifikasi Jenis Ikan di Perairan Laguna Gampoeng Pulot
Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1 (1) : 66-81.
Kismiyati.2014. Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Bandeng
(Chanos chanos) yang Dipelihara di Karamba Jaring Apung UPBL Situbondo dan di Tambak Desa Bangunrejo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Journal of Marine and Coastal Science. 1(2) : 91- 112.
Novianto.2015. Perkembangbiakan Ikan Bandeng. Horison : Bandung.
Rama. 2015. Identifikasi Ikan Perairan Tawar. Jurnal Perikanan. 2(2) : 3-22.
Susanto.2013. Budidaya Ikan Konsumsi. Buana Pustaka : Bandung.