Lamtarida Deasy Perubahan Sosial Sosiologi.pdf

June 9, 2018 | Author: Deasy Toruan | Category: Documents


Comments



Description

PERUBAHAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN: INOVASI PENDIDIKAN

Oleh Lamtarida Deasy M.L.Toruan (07022621721005) Dosen Pengasuh: Prof.Dr.Ir.Sriati,M.S.

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017

PERUBAHAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN : INOVASI DALAM PENDIDIKAN OLEH: LAMTARIDA DEASY M.L.TORUAN

Abstrak Kekuatan globalisasi yang melanda seluruh Negara di dunia, tentunya akan mempengaruhi praktik pendidikan di berbagai Negara. Globalisasi telah menyebabkan perubahan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Budaya masyarakat di era globalisasi selalu bergerak dan berubah sangat cepat. Penetrasi budaya dapat terjadi tanpa adanya hiruk pikuk massa, penetrasi budaya dapat terjadi di dunia maya. Globalisasi tentu saja memberikan berbagai efek pada praktik pendidikan di Indonesia. Institusi pendidikan sebagai objek perubahan sosial akan menerima berbagai konsekuensi logis atas masuknya arus globalisasi. Tujuan akhir proses pendidikan di era globalisasi pada hakikatnya adalah menyediakan sumber daya manusia yang memiliki daya saing di tingkat Internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Negara memerlukan inovasi yang pesat dalam dunia pendidikan. Kehidupan masyarakat dalam persfektif global, pendidikan harus mampu membangun jembatan untuk mengatasi kesenjangan antara proses, hasil, dan pengalaman belajar (Suyanto, 2006). Media ICT yang dimanfaatkan sebagai sarana mengukur kemampuan sudah bisa diakses melalui internet, banyak anak muda yang kreatif saling menciptakan bentuk-bentuk quis untuk mengukur kecerdasan maupun kemampuan. ICT ini bisa dimulai untuk dimanfaatkan di sekolah sebagai media mengukur keberhasilan peserta didik di tingkat sekolah dasar sampai SMA atau SMK. Sistem yang digunakan dengan sebutan Computer-based Test (CBT), kalau model tes yang lama disebut PaperBased Test (PBT), Jadi mau tidak mau sudah harus mencoba untuk memulai dengan cara mengkombinasikan system kedua tersebut agar dimasa mendatang dunia pendidikan kita tidak ketinggalan jauh dengan Negara-negara lain. Kata Kunci : Perubahan sosial,Globalisasi, inovasi,pendidikan, CBT.

I.

PENDAHULUAN Perubahan sosial banyak sekali terjadi di Indonesia termasuk dalam bidang

pendidikan. Menurut Tilaar dalam Idi (2014:220) sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu mengikuti perubahan sosial agar tidak kehilangan fungsinya dan tidak ditinggalkan masyarakat. Sebagai lembaga sosial, proses belajar di sekolah di sesuaikan dengan fungsi dan peranan lembaga pendidikan. Seperti yang dikemukakan oleh Durkheim dalam Martono (2012:198)

pendidikan memberikan keterampilan khusus bagi individu, yaitu berbagai

keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaanya di masa mendatang. Sehingga pendidikan harus mampu berperan dengan perubahan yang cepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin haus dengan ilmu pengetahuan. Kekuatan globalisasi yang melanda seluruh Negara di dunia, tentunya akan mempengaruhi praktik pendidikan di berbagai Negara. Globalisasi telah menyebabkan perubahan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat. Budaya masyarakat di era globalisasi selalu bergerak dan berubah sangat cepat. Penetrasi budaya dapat terjadi tanpa adanya hiruk pikuk massa, penetrasi budaya dapat terjadi di dunia maya. Globalisasi tentu saja memberikan berbagai efek pada praktik pendidikan di Indonesia. Institusi pendidikan sebagai objek perubahan sosial akan menerima berbagai konsekuensi logis atas masuknya arus globalisasi. Tujuan akhir proses pendidikan di era globalisasi pada hakikatnya adalah menyediakan sumber daya manusia yang memiliki daya saing di tingkat Internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut, Negara memerlukan inovasi yang pesat dalam dunia pendidikan. Kehidupan masyarakat dalam persfektif global, pendidikan harus mampu membangun jembatan untuk mengatasi kesenjangan antara proses, hasil, dan pengalaman belajar (Suyanto, 2006). Perkembangan globalisasi menurut Lie dalam Martono (2012:211) terlihat dalam perkembangan inovasi dan teknologi informasi. Dualisme teknologi informasi merambah ke dunia pendidikan. Pendidikan tidak harus dilakukan secara tatap muka, namun dapat melalui e-learning (electronic learning), proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi komunikasi, sehingga guru dan murid tidak harus bertemu muka, proses pembelajaran dilakukan jarak jauh. Medianya dapat melalui email, blog, teleconferens, atau web resmi sekolah. Untuk mencapai apa yang dinamakan sebagai “kemajuan: dalam praktik pendidikan maka memerlukan teknologi.

Teknologi merupakan cara melakukan sesuatu untuk

memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga teknologi dapat memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera, dan otak manusia (Ellul dalam Martono, 2012:276). Hal tersebut memberikan pengertian bahwa teknologi merpakan keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki cirri efesien dalam setiap bidang manusia. Dalam sudut pandang sosiologis teknologi memiliki makna yang lebih mendalam daripada peralatan. Teknologi menetapkan suatu kerangka bagi kebudayaan nonmaterial suatu kelompok. Apabila teknologi suatu kelompok mengalami perubahan, maka cara berpikir manusia juga akan mengalami perubahan. Seperti yang

dikemukakan oleh Henslin (2006) bahwa teknologi memberikan dampak pada cara mereka berhubungan dengan yang lain. Talcott Parson dalam teorinya yang terkenal dengan kerangka AGIL menyatakan bahwa ketika subsistem teknologi masuk dalam sebuah system, maka setiap komponen yang ada dalam system AGIL harus melakukan penyesuaian. Proses tersebut terjadi dalam setiap system

apapun. Teknologi

dapat

mempengaruhi tujuan system,

teknologi

dapat

mempengaruhi tujuan system, teknologi dapat mempengaruhi pola-pola pemeliharaan system dan teknologi akan mempengaruhi proses adaptasi system. Penjelasan lebih lanjut dapat dijelaskan dalam kerangka kerja AGIL sebagai berikut :

Internal

Lattent Pattern maintenance

Integration

Adaptation

Goal-attainment

Teknologi

External

Gambar Kerangka Pemikiran Talcott Parsons

Kerangka AGIL dapat kita lihat dalam sekolah yang menerapkan teknologi sebagai inovasi dalam pembelajaran. Kehadiran teknologi akan membawa berbagai perubahan, mulai dari efektifitas kerja sampai masalah interaksi. Adaptasi (A), sekolah harus mampu beradaptasi untuk mersepon perkembangan teknologi yang hadir ditengah-tengah mereka. Keberadaan teknologi tentu saja akan menyebabkan perubahan aspek lain, misalnya ruang Laboratorium computer,perangkat,, sarana pendukung lainnya, anggaran untuk membayar listrik, SDM, dan sebagainya. Tujuan (G), setiap sekolah memiliki tujuan yang ingin dicapai, untuk mewujudkan tujuan tersebut setiap sekolah memiliki cara yang sangat berbeda. Misalnya setiap sekolah memiliki orientasi untuk menerapkan CBT dalam proses pembelajaran, dan proses penilaian ujian akhir sebagai akhir proses pembelajaran peserta didik dengan menggunakan CBT. Beberapa sekolah yang lebih menggunakan CBT dalam

mengukur keberhasilan peserta didiknya, Artinya sekolah tersebut lebih memanfaatkan beberapa teknologi pendidikan. Integrasi (I), keberadaan teknologi dapat memperkuat integrasi diantara siswa dalam pengetahuan dan keterampilan peserta didik terhadap pemanfaatan teknologi. Teknologi juga dapat memunculkan nilai-nilai baru (L), seperti: integritas, kejujuran, mandiri, kerja keras.

II.

PEMBAHASAN Selama ini, sistem Ujian bersifat (konvensional) artinya ujian dilakukan dengan

menggunakan kertas dan pensil dengan istilah sekarang Paper-Based Test (PBT), PBT yang dilakukan saat ini banyak masalah/kendala seperti: rawan dalam penyiapan bahan ujian, penggandaan dan distribusi naskah soal, kecurangan selama pelaksanaan ujian, perlu langkah scanning LJK dan scoring, membutuhkanbiaya banyak, tenaga, waktu. Jadi ujian dengan PBT kurang efektif & efisien. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat sehingga memungkinkan untuk menggunakan ICT dalam ujian. Pemanfaatan teknologi informasi (computer) sebagai salah satu media yang digunakan untuk ujian atau tes disebut dengan Computer-based Test (CBT). Dengan CBT diharapkan mampu menjawab kekurangan ujian konvensional. Sehingga pengguna ICT dapat dijadikan sebagai media ujian baik local maupun untuk nasional oleh lembaga. Ujian berbasis ICT ini menggunakan aplikasi berbasis web dengan konsep Learning Content Management System (LCMS/ CMS) yaitu MOODLE sehingga baik pengelola maupun pengguna dapat dengan mudah menggunkan aplikasi open source ini. Berdasarkan hasil pengujian dan evaluasi dari penggunaan ujian berbasis komputer ini menunjukkan bahwa perangkat lunak berbasis web ini dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna dan pengelola. Selanjutnya penerapan ujian berbasis komputer ini memiliki fungsi fleksibel berupa pemanfaatan sebagai media latihan maupun mengukur kemampuan pengguna dalam menjawab pertanyaan pada ujian. Teknologi informasi semakin berkembang pesat, serta semakin merambah hampir disetiap sendi-sendi kehidupan masyarakat. Berbagai bidang mulai terlibat dalam inkubator teknologi seperti bisnis, industri, pertanian, kesehatan, dan tanpa terkecuali pendidikan. Dalam bidang pendidikan, teknologi informasi telah dimanfaatkan untuk menunjang layanan administrasi, proses pembelajaran, pendaftaran ulang, perpustakaan, akses nilai, pencarian referensi secara cepat, proses penelitian, pembayaran SPP, bahkan untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Peristilahaan penerapan teknologi informasi dalam proses pembelajaran, ICT telah mengubah model dan pola pembelajaran pada dunia pendidikan saat ini. Ada banyak sistem pembelajaran yang menggunakan alat bantu komputer, salah satunya yaitu aplikasi pembelajaran yang mengacu pada teknologi berbasis Multimedia dan berbasis Web (Internet). Computer-Based Instruction (CBI) merupakan bentuk aplikasi komputer yang diterapkan dalam proses pembelajaran. Pada awalnya, penerapan Computer-Based Education popular menggunakan program Computer-Assisted Instruction (CAI), Computer-Assisted Learning

(CAL),

Computer-Managed

Instruction

(CMI), dan Computer-Assisted

Guidance. Dalam perkembangnnya terminologi aplikasi komputer dalam pembelajaran terus berkembang, seirama dengan perkembangan teknologi informasi dalam meningkatkan mutu

pembelajaran.

Salah satunya adalah E-learning

yang disebut

juga

dengan

pembelajaran berbantuan komputer. Secara umum, e-learning terdapat dua katagori yaitu (1) belajar melalui komputer mandiri (standalone) dan (2) belajar melalui komputer dalam jaringan (Purbo, 2001). Dewasa ini tidak hanya proses pembelajaran yang dapat dilakukan menggunakan teknologi

informasi.

Melainkan,

dengan

pemanfaatan

teknologi

informasi

juga,

memungkinkan dilakukannya Computer Based Test (CBT) atau evaluasi/tes berbasis komputer. Peserta didik dapat melakukan tes dari tempat yang berbeda, baik itu dalam jaringan internet maupun dalam jaringan intranet dalam suatu organisasi. Computer Based Test dapat dijadikan sebagai sarana dalam evalusi pembelajaran (Ujian Nasional Berbasis Komputer).

Gambar 1 Ruang A Labortorium Komputer (CBT) Simulasi UNBK Tahun 2016-2017 di SMA Negeri Sumatera Selatan (sumber koleksi penulis)

Gambar 2 Ruang B Labortorium Komputer (CBT) Simulasi UNBK Tahun 2016-2017 di SMA Negeri Sumatera Selatan (sumber koleksi penulis)

Pada Tahun 2015 pelaksanaan Ujian Nasional berbasis komputer (CBT) menurut Ronger (2016) dalam jurnal berjudul Model Ujian Nasional Berbasis Komputer: Manfaat dan Tantangan dilaksanakan secara serentak pada satuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Grafik diatas bahwa jumlah satuan pendidikan yang melaksanakan UNBK yaitu SMP sebanyak 42 sekolah, SMA sebanyak 135 sekolah, dan SMK 379 sekolah serta yang menerapkan UNBK paling banyak di provinsi Jawa Timur (159 sekolah). Provinsi yang belum melaksanakan UNBK adalah provinsi Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Bengkulu. Jumlah yang menerapkan UNBK diharapkan dapat bertambah pada pelaksanaan ujian nasional pada tahun-tahun mendatang seiring dengan upaya sosialisasi pelaksanaan UNBK kepada pemangku kepentingan. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa pemangku kepentingan belum mengikutsertakan satuan pendidikan dalam pelaksanaan UNBK disebabkan kekurangpahaman pelaksanaan UNBK, khawatir kelangsungan listrik pada saat ujian terutama di daerah yang sering mengalami pemadaman listrik, serta kekurangan sarana komputer di satuan pendidikan. Dengan demikian ujian nasional telah dapat dilaksanakan secara offline atau berbasis komputer di 556 sekolah, 141 kabupaten/kota, dan 30 provinsi. Untuk mendukung pelaksanaan UNBK ada dua komponen utama yang perlu disiapkan yaitu penyiapan perangkat keras dan perangkat lunak. Ketersediaan komponen tersebut dapat mendukung proses pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer. Penyiapan perangkat keras meliputi komputer, internet, dan jaringan lokal komputer. Proses penyiapan perangkat keras dilakukan oleh satuan pendidikan dan dinas

pendidikan kabupaten/kota atau provinsi. Penyiapan perangkat keras ini hendaknya dikaitkan dengan penyediaan sarana pembelajaran bukan hanya untuk pelaksanaan ujian nasional sehingga biaya yang dikeluarkan tidak terasa berat karena komputer tersebut digunakan untuk pembelajaran dan pelaksanaan

2.1.Sistem Penyelenggaraan Ujian Online Tes Modern dengan Computer Based Test (CBT) Tes Modern adalah tes dengan menggunakan computer melalui akses internet dengan penyekoran dilakukan secara otomatis oleh komputer . Computer Based Test atau tes berbasis komputer dilaksankan dalam laboratorium komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan dan internet. Dalam pelaksanaan tes berbasis komputer (CBT) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya : ke-ontetikan peserta test, bank soal, sistem Computer-based test itu sendiri. Proses otentikasi dalam tes berbasis komputer (CBT), merupakan hal yang sangat penting, untuk menentukan siapa saja yang bisa mengikuti tes. Biasanya dalam proses ini, peserta tes akan diberikan sebuah username dan password, yang akan digunakan untuk login sehingga peserta dapat masuk dan mengikuti tes. Ketersediaan soal dalam jumlah yang cukup banyak menjadi syarat selanjutnya dalam tes berbasis komputer (CBT). Dari jumlah soal yang cukup banyak memungkinkan pemilihan soal secara random sehingga antar peserta tes akan mendapatkan soal yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kerjasama antara peserta test. Sistem Computer-Based Test yang telah melalui uji kelayakan sangat diperlukan, mengingat pada umumnya tes berbasis komputer dilaksanakan dalam waktu yang sama. Sehingga dibutuhkan software dan hardware yang mendukung, istilah dalam teknologi informasi yaitu client-server. Di mana komputer peserta tes (client) terhubung dengan sistem tes berbasis komputer melalui komputer server. Untuk itulah dibutuhkan sistem tes berbasis komputer yang layak pakai.

2.2 Sistem Koneksian Berikut mekanisme pelaksanaan CBT dalam ujian Nasional menurut Suryanto (2015)

2.3 Regulasi system UN-CBT Kriteria Sekolah CBT : ▪

Laboratorium Komputer : LAN, akses internet, rasio (client : siswa) = 1:3 untuk SMK dan SMP, atau 1:2 untuk SMA IPA dan IPS



Laboran (sesuai kualifikasi/spesifikasi teknis)



Sarana pendukung: Genset, UPS, PC Client cadangan

Proktor (Pengawas UN-CBT): ▪

Staf yang direkruit oleh Panitia CBT-UN Pusat sesuai kualifikasi/spesifikasi teknis



Dedikasi, komitmen, pakta integritas

Spesifikasi minimal server local ▪

Hardware server : Terdiri dari processor Xeon 64 bit, RAM minimal 4 GB, networking LAN.



Softwareserver :Windows server 2008 64 bit, virtual BOX 64.3.16. , Port 80 di server dapat diakses oleh computer peserta. (jika di computer server ada Xamp, Xamp dinonaktifkan atau port Xamp diubah menjadi 8080).

Spesifikasi minimal Komputer peserta ▪

Hardware : Terdiri dari processor dual core, RAM 512 MB, networking LAN.



Software: Windows XP/7/8 terinstal CBAT XAMBRO.

2.4. Kerugian dan Keuntungan Computer-Based Test Ada banyak keuntungan melakukan tes melalui komputer, diantaranya : mengijinkan melakukan tes di saat yang tepat bagi peserta, mengurangi waktu untuk pekerjaan penilaian tes dan membuat laporan tertulis, menghilangkan pekerjaan logistik seperti mendistribusikan, menyimpan dan tes menggunakan kertas, peserta tes dapat langsung mengetahui hasi tes. Sedangkan kerugiaannya yaitu, adanya ketergantungan dengan peralatan seperti komputer, membutuhkan lab komputer yang memadai (secara hardware dan software serta jumlah), jika sistem Computer-Based Test bermasalah pelaksanaan tes berbasis komputer akan tertunda, membutuhkan pengetahuan dan keterampilan komputer bagi peserta tes. 2.5. Hambatan Ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan UNBK. Rogers Pakpahan (2016) menyatakan antara lain wilayah Indonesia yang luas, penyiapan perangkat keras, sarana internet, dan dukungan para pemangku kepentingan. Faktor-faktor ini yang menghambat pelaksanaan UNBK. Indonesia memiliki ribuan pulau dan wilayah yang sangat luas serta sebagian sulit dijangkau melalui transportasi darat, laut, maupun udara. Tentunya wilayah yang sangat luas dan terpencil menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan ujian nasional terutama karena minimnya sarana infrastruktur. Kesulitan menjangkau wilayah pedalaman menjadi alasan untuk tidak menerapkan UNBK. Wilayah yang sangat luas dengan tingkat kemajuan yang berbeda-beda antarwilayah membuat para pemangku kepentingan resisten atau menolak pelaksanaan UNBK. Penyediaan perangkat keras seperti komputer dengan jumlah besar atau sesuai dengan jumlah peserta ujian sangat diperlukan. Walaupun satu komputer dapat digunakan oleh tiga orang dalam satu hari ujian. Untuk penyediaan perangkat keras sesuai jumlah peserta ujian memerlukan biaya besar. Besarnya biaya penyediaan perangkat ini menjadi alasan satuan pendidikan atau pemangku kepentingan untuk menolak UNBK diterapkan di suatu sekolah atau wilayah. Pengadaan komputer ini, pada dasarnya dibutuhkan juga untuk proses pembelajaran artinya komputer tidak hanya digunakan untuk UNBK tetapi juga untuk pembelajaran. Oleh karena itu, upaya untuk penyiapan perangkat keras (komputer) ini merupakan keharusan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di satuan pendidikan. Untuk itu, perlu diupayakan adanya jaringan komputer di tiap satuan pendidikan agar hasil pembelajaran atau kompetensi peserta didik meningkat dalam rangka menghadapi kehidupan global. Sarana internet merupakan sarana pendukung utama dalam pelaksanaan UNBK (langsung–online), sedang dengan model offline, internet merupakan penunjang saja. Dalam pelaksanaan UNBK, keberadaan internet merupakan yang utama dan semakin besar kapasitas internet menyebabkan UNBK secara

langsung dapat dilakukan sehingga mengurangi biaya-biaya yang dibutuhkan seperti model PBT. Kapasitas internet yang besar dan lancar memudahkan UNBK secara langsung yaitu perangkat soal ada di tingkat pusat. Artinya, peserta di sekolah langsung menghadap komputer dan soal hadir dihadapan peserta ujian secara langsung. Pemahaman masyarakat tentang internet merupakan suatu yang mahal sehingga penerapan UNBK ini semakin sulit. Penyediaan internet di satuan pendidikan sebenarnya mudah dilakukan yaitu dengan mengadakan kerja sama dengan provider atau penyedia jaringan internet dan para pengguna membayar internet sesuai dengan apa yang digunakannya. Model seperti ini sudah banyak dilakukan oleh satuan pendidikan di kota-kota besar sehingga pelaksanaan UNBK berbasis kota memungkinkan dilaksanakan.

2.6. CBT dan Network Society (Masyarakat Jejaring). Penerapan CBT dalam Ujian Nasional menunjukkan bahwa pada zaman sekarang adalah masyarakat jejaring yang disebut oleh Manuel Casteel sebagai network society. Kontribusi terbaru

teori sosial modern adalah sebuah trilogi yang ditulis oleh Manuel

Castells (1996, 1997, 1998) dengan judul Information Age: Economy, Society and Culture, Castell mengutarakan pandangannya tentang kemunculan masyarakat, kultur dan ekonomi yang baru dari sudut pandang revolusi teknologi informasi (televisi, komputer dsbnya) (Astari dalam Jurnal Komunikasi, 2013). Revolusi yang dimulai di Amerika pada tahun 1970an ini mengakibatkan restrukturisasi fundamental terhadap sistem kapitalis yang memunculkan apa yang disebut oleh Castells sebagai “kapitalisme informasional”. Yang memunculkan istilah "Masyarakat Informasi". Munculnya kapitalisme informasional dan masyarakat informasi ini didasarkan pada "informasionalisme" (sumber utama produksi terletak pada kapasitas dalam penggunaan dan pengoptimalan faktor produksi berdasarkan informasi dan pengetahuan). Kemunculan 2 fenomena tersebut didasarkan pada “informasionalisme” yaitu sebuah mode perkembangan di mana sumber utama produktivitas terletak pada optimalisasi kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi berbasis pengetahuan dan informasi. Dalam analisisnya, Castell memberikan pemikirannya tentang paradigma teknologi informasi dengan 5 karakteristik dasar: ▪

Teknologi informasi bereaksi terhadap informasi



Karena informasi adalah bagian dari aktivitas manusia, maka teknologi ini mempunyai efek pervasif.



Semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh “logika jaringan”.



Teknologi baru sangatlah fleksibel, bisa beradaptasi.



Teknologi informasi sangatlah spesifik, dengan adanya informasi maka bisa terpadu dengan suatu sistem yang terintegrasi.

Perkembangan peradaban manusia terasa begitu cepatnya, kita mengenal masyarakat primitif, pada era itu seseorang untuk mendapatkan suatu barang harus ditukar dengan barang lagi (barter), kemudian meningkat ke masyarakat agraris, kemudian masyarakat industri. Dari masyarakat indusri loncat ke masyarakat informasi (era informasi). Mengapa dikatakan loncat ke masyarakat informasi? Karena kita baru memulai melangkah ke masyarakat industri, era informasi sudah datang. Dengan era informasi ini, semuanya menjadi serba yaitu serba murah, cepat, tepat, dan akurat. Namun disamping itu ada sisi negatifnya, tergantung kita mau kemana melangkah. Dan bisa juga menyerap informasi budaya yang jelek, yang dapat merubah perilaku dan etika seseorang. Oleh karena itu diperlukan sikap arif dalam menyikapi era informasi ini, kita tidak boleh terjebak perdebatan dampak positif dan negatifnya era ini, yang akhirnya mandeg dan tidak berubah. Yang harus kita bangun adalah kemauan untuk merubah diri. Implikasi Perkembangan ICT Nasution dalam jurnal komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (2011) mengatakan bahwa terdapat tiga ketimpangan yg mencolok : 1. Porsi pengeluaran negara2 berkembang sekitar 3 % da hanya memiliki 13 % dari seluruh ilmuan yg ada di dunia dan bertumpuk di India, Brazil, Argentina dan Mexico 2. Negara berkembang harus meningkatkan porsi untuk pengeluaran bidang industry dari 7 % menjadi 25 %. Tahun 1980 hanya 9 % 3. Nilai peralatan pengolahan data, diperkirakan AS, Jepang dan Eropa Barat mencapai 83 % dari seluruhan dunia (1978). 17 % dimiliki bersama dan th 1988 meningkat 20 % Tenaga Kerja Otomasi

besar-besaran

akan

menyebabkan

pengangguran,

sebuah

computer

bisa

menyebabkan ribuan orang tak lagi dibutuhkan juga menimbulkan dilema-dilema moral lainnya.

Pendidikan The Knowledge Gap hypothesis posits that the “information-rich” benefit more from exposure to communications media than the “information-poor” Hal tersebut akibat dari perbedaan tingkat pendidikan, akses terhadap sumber informasi seperti perpustakaan dan internet atau komputer rumah. Sosial Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah dimana sementara orang kurang nyaman untuk mencari penyelesaian konflik, dan membicarakan berita-berita yang kurang baik (bad news) melalui teknologi Komunikasi. Institusi/Kelembagaan Perkembangan Teknologi Komunikasi juga mengakibatkan perubahan institusi seperti perubahan lembaga-lembaga pendidikan, munculnya sistem pendidikan Jarak Jauh atau terbuka, seperti Universitas Terbuka, SMP Terbuka, Open University di London, India, Pakistan dll. Moral Several sub sequent studies have suggested that TV violence causes aggression among children. Researchers caution, however, that TV violence is not the cause of aggressiveness, but a cause of aggressiveness Politik The rising cost of national political campaigns is directly connected to the expence of television advertising. TV is very efficient way to reach large numbers of people quickly, but campaigning for television also distances the candidates fram direct public contact. (lihat Media Impact) Ekonomi Dalam bidang ekonomi dan perdagangangan, dengan munculnya e-Banking, e-comers, emoney, belanja lewat internet dan resesvasi tiket pesawat dan hotel melalui internet. Global Negara-negara Super Power dan Eropa akan mendominnasi selain kepemilikan sumber informasi tetapi akan menekan negara-negara lain dibidang ekonomi, militer, politik dan budaya. Negara-negara dunia ketiga atau negara-negara miskin dengan terpaksa tunduk serta tidak berdaya dalam menghadapi rekayasa informasi yang sering menyudutkan negara-negara berkembang.

III.

KESIMPULAN Secara sosiologis, teknologi merupakan salah satu aspek yang turut mempengaruhi

setiap aktivitas, tindakan, serta perilaku manusia. Teknologi mampu mengubah pola hubungan dan pola interaksi antar manusia. Kehadiran teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Aktivitas manusia sedikit banyak akan dipengaruhi oleh kehadiran teknologi. Kemajuan teknologi dewasa ini ditandai dengan semakin canggihnya alat-alat termasuk dalam dunia pendidikan. Muculnya sekolah yang menerapkan CBT sebagai alat pengukur keberhasilan peserta didik dalam berbagai bidang merupakan bukti dari kemajuan teknologi. Masyarakat dan negara-negara di dunia berlombalomba untuk dapat menguasai teknologi tinggi (high tech) sebagai simbol kemajuan, kekuasaan, kekayaan dan prestise. Dalam masya-rakat Postmodern berlaku hukum “barang siapa yang menguasai teknologi maka ia akan menguasai dunia”. Dalam era globalisasi, kemajuan teknologi berlangsung sangat cepat sehingga kadangkala manusia tidak sempat untuk beradaptasi dengan kemajuan tersebut. Akibatnya terjadi anomi dalam masyarakat karena mereka tidak mempunyai pegangan hidup yang jelas. Masyarakat yang tidak mampu menguasai teknologi akan mengalami cultural lag dan akan terancam eksistensinya. Kemajuan teknologi ibarat dua sisi mata uang, di mana di satu sisi kemajuan teknologi memberikan banyak manfaat positif bagi manusia untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun demikian disisi yang lain kemajuan teknologi menimbulkan efek negatif yang kompleks melebihi manfaat dari teknologi itu sendiri terutama terkait pola hidup manusia dalam dimensi sosial budaya.

DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 2014. Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Martono, Nanang. 2012. Sosiologi Perubahan Sosial : Perspektif Klasik, Modern,Posmodern dan Poskolonial. Jakarta:Rajawali Pers. Suyanto. 2006. Dinamika pendidikan Nasional dalam Peraturan Dunia Global. Jakarta: PSAP Muhammadiyah. Tilaar, H.A.R. 2012. Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta Suryanto. 2013. http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/edukasi/1416cbt.

Pakpahan, Rongers. 2016. Model Ujian Nasiona; Berbasis Komputer: Manfaat dan Tantangan. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1, Nomor 1, April 2016 https://www.agumapi.org/relevansi-implementasi-unbk-bagi-pembentukan-karakter-siswa-dimadrasah.html Astari, Wenda. 2013. Perkembangan Teknologi Komunikasi: Masyarakat Informasi. http://duniaberkomunikasi.blogspot.co.id/2013/03/masyarakat-informasi_17.html

Copyright © 2024 DOKUMEN.SITE Inc.