JURNALISAFIS+2013+(Www.isafis.org)

March 20, 2018 | Author: Tanita Hamid | Category: Association Of Southeast Asian Nations, Democracy, Myanmar, Southeast Asia, Human Rights


Comments



Description

Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak BangsaJURNALISAFIS Contributors: ISAFIS President 2012 Lukman Oesman Universitas IndonesiaISAFIS Member Gineng Pratidina Permana Sakti Gregorius Rinaldo Perdana Universitas Airlangga Universitas Brawijaya Universitas Parahyangan Universitas Indonesia Universitas Bina Nusantara Kanyadibya C.P Kevin Tan Monica Agnes Towards ASEAN Community 2015 ASEAN Political Security Community ASEAN Economic Community ASEAN Socio Cultural Community Mufalia Nurfitriani Steven Y Polhaupessy Universitas Moestopo (Beragama) i About ISAFIS ISAFIS is a Non-profit student organization, which consists of students from various universities in Indonesia, particularly in JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) such as University of Indonesia, Pelita Harapan University, Bina Nusantara University, etc. ISAFIS was established in February 14, 1984. At that time, the name of the association was International Student Association (ISA) of Indonesia. The development from time to time insisted ISA of Indonesia to assert its existence. On March 26, 1986, was added into ISA of Indonesia and therefore adjusted its name into Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS). The mission of ISAFIS itself is to promote mutual understanding among nations particularly between Indonesia and other countries and developing International studies among students and youth in Indonesia. The objective is to enhance interest and knowledge of Indonesian students and youth in international studies. ISAFIS believed that mutual understanding is one of the corner stone to create better and more peaceful world. ISAFIS has received recognition for its contribution in promoting mutual understanding among nations from Javier Perez De Acquellar, Secretary General for United Nations, who endowed ISAFIS with “Peace Messenger Award” in 1987. Until now ISAFIS is a non-governmental organization associated with the United Nations Department of Public Information (DPI). ii Susunan Redaksi JURNALISAFIS Pemimpin Umum Penanggung Jawab Ketua Editor Editor Pelaksana Layout Administrasi Publikasi Launching : Rizki Amelia Fitriyani : Maya Susanti : Egalita Irfan : Colley Windya : Arya Satya Nugraha : Malinda Damayanti : Elda Claudia : Chaula Rininta : Alifia Firliani : Radiv Annaba : Ilman Dzikri iii Remarks Greetings! Indonesian Students Association for International Studies (ISAFIS) is a student non-profit organization that concerns in international studies. ISAFIS has stood for more than 29 years as a student organization in Indonesia, with members coming from various universities in Jakarta and around. Carrying its name, ISAFIS’ missions are to develop understanding on international issues among youth in Indonesia and to eventually promote mutual understanding among nations. As a consequence of our consistent missions, ISAFIS believes one of the steps to achieve that mission is to empower youth and to take a part of the process. Therefore, ISAFIS is extracting its missions to some programs consisted of discussions on international issues held with the government, embassies and NGOs and also some other program to develop its member skill and interest in international issues. Throughout the programs, ISAFIS progressively develop the interest of its member on international issues. In line with that, this year, ISAFIS tries to extend the result of its discussions into an academic writing. We finally decided to compile it in form of a journal along with some essays from students coming from all over Indonesia. By launching this program, we hope Indonesian student will be more brave in delivering and in elaborating their thoughts in order to be heard by all the stakeholders. This is our first journal, but we aim to make it continue with improvement in the future. Finally, I would like to congratulate all the member of ISAFIS, JURNALISAFIS team and contributors for all the hardworks and cooperation during the process of producing this journal. Thank you for finally send this journal to you. I also would like to extend my appreciation to all parties that support us. We do believe, a good cooperation must be the key to develop international studies in Indonesia, and finally reach the noble vision to promote mutual understanding among nations. Maya Susanti ISAFIS President 2013 iv keamanan. Berkaca dari cetak biru yang telah ada. seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. maka realisasi komunitas ASEAN 2015 adalah sebuah hal yang tidak dapat terelakkan. dan Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Blueprint). Jurnal ini berusaha untuk menyajikan beberapa tulisan yang memberikan perhatian terhadap kesiapan dan persiapan Indonesia dalam menyongsong Komunitas ASEAN 2015 yang tinggal setahun lagi. politik. Hal ini dilakukan melalui berbagai macam bentuk kegiatan. kerjasama ASEAN diharapkan dapat lebih kuat. begitu banyak hal yang telah dilakukan dan berdampak baik bagi keberlangsungan Asia Tenggara. yaitu Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN (ASEAN Political. teknologi maupun budaya. Beragam bentuk keputusan dan tindakan yang dilakukan secara nyata memberikan benang merah antara segi politik. keamanan. Melalui Piagam ASEAN tersebut. beberapa sasaran yang dituju oleh ASEAN terlihat jelas.upaya dalam keterlibatan tersebut. Dari upaya. Berlandaskan atas Piagam ASEAN yang berlaku pada 15 Desember 2008. Rizki Amelia F Manager of Journal Research Research and Development Division v .Cultural Community Blueprint). Dari sinilah. sosial dan budaya. pemilihan duta muda ASEAN.tulisan dalam JURNALISAFIS ini bermanfaat bagi insan di Indonesia dalam proses pembentukan Komunitas ASEAN 2015. maka keberadaan komunitas ASEAN menjadi sebuah pijakan yang jelas.Indonesia. Keterlibatan seluruh komponen di Asia Tenggara yang tergabung dalam upaya realisasi Komunitas ASEAN 2015 adalah sebuah keharusan.Security Community Blueprint). Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio. Komunitas ASEAN 2015.Remarks Menyongsong 46 tahun terbentuknya ASEAN.masing negara hingga peningkatan solidaritas maupun efektivitas dari kerjasama antar negara. pengetahuan. sosial. penyuluhan kepada siswa sekolah dengan kegiatan ASEAN Goes to School. jawaban atas permasalahan yang ada. yaitu kalangan akademis. Hal ini pada akhirnya guna menciptakan keseimbangan dalam perkembangan ekonomi. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan seperti pembanguan ASEAN Study Center di beberapa perguruan tinggi. bahkan mengenai ASEAN itu sendiri. maka terdapat instrumen hukum dan kerangka kerja yang legal dan berorientasi pada rakyat. maka di Indonesia sendiri sebagai salah satu bagian dari anggota ASEAN. Selain Piagam ASEAN. ekonomi. terdapat cetak biru yang merupakan road map pembentukan komunitas ASEAN 2015. integratif. mudah beradaptasi dengan beragam tantangan dan perubahan. belum keseluruhan mendapatkan penyuluhan maupun informasi mengenai kerjasama ASEAN. Terdapat tiga pilar Cetak Biru yang digunakan dalam pembentukan Komunitas ASEAN 2015. Semoga tulisan. Namun. serta berwawasan progresif dan futuristik dengan terbentuknya Komunitas ASEAN 2015. Tindakan nyata tersebut merupakan cara yang dilakukan untuk menghadapi beragam tantangan yang ada. Dari berbagai bentuk kegiatan ini. diskusi maupun seminar. telah mengupayakan beberapa hal demi sosialisasi kebijakan Komunitas ASEAN 2015 dengan memberikan berbagai bentuk informasi ASEAN kepada masyarakat. yaitu adanya ceramah. Mulai dari kesiapan masyarakat dari masing. ........................................................................ ASEAN & Pemberantasan Illegal Fishing Lukman Oesman..................................22 Kepingan Bernilai yang Mampu Mengakselerasi Terwujudnya APSC 2015 Mufalia Nurfitriani.......APSC CO T N N E S T Ideological Rifts and Democracy Prospects in ASEAN Community 2015 Indonesia...........................11 Indonesia’s Geopolitics toward the Malacca Straits: Regional SecurityComplex Steven Y Polhaupessy..................................P..............................................2 Kanyadibya C................................................33 vi . ....................................................53 ASCC The Transformation of Private Sector Towards Gold Indonesia : The Establishment of CSR Supervisory Board In 2015 Free Market ASEAN.........................................................45 Refleksi Menuju Era Baru Ekonomi Transregional: Menilik Kesiapan AEC di Masa Depan Gineng Pratidina Permana Sakti............ Is it Essentially Needed? Gregorius Rinaldo Perdana...................................63 vii .....................................................................................AEC Path of Regionalism in ASEAN towards the Economic Community 2015: The Implementation of Initiative ASEAN Integration Work Plan I & II in Narrowing The Development Gap Monica Agnes........................................................39 Peran Keterbukaan Media dan Informasi Indonesia terhadap Pembentukan AEC 2015 Kevin Tan................. com/ ASEAN POLITICAL SECURITY COMMUNITY 1 .asiancorrespondent.Source: http://cdn. ASEAN Charter which was signed in 2007 included the values ​​ of democracy and human rights as the identity and responsibility of each member state.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Ideological Rifts and Democracy Prospects in ASEAN Community 2015 Lukman Oesman ISAFIS President 2012 Abstract This journal discusses the potential influence of the ASEAN Charter signing in 2007 towards the political dynamics in its member countries. while on the other hand not all member countries. ASEAN wish to extend its international legitimacy as a resilient democratic region. This division occurs even though. 2 . particularly Myanmar. through the ASEAN Charter. This study has found that the Charter has to face with divided views on democracy and human rights among the member countries. This study uses qualitative methods to explain the behaviour of political actors in the process of signing and entry into force of the ASEAN Charter in the context of the democracy practice in ASEAN. has a unified view of the two values​​ . As a constitution. January 19th. Pressure is emerging when U.channelnewsasia. democratic and harmonious environment”. The Washington Post. made ASEAN cannot escape from international pressure. ChannelNewsasia. November 2007 marks for the first time ASEAN has its own charter as the organization’s constitution.”.edu. This issue is often used as an excuse to marginalize the efforts of ASEAN in the international world. The economic sanctions greatly inhibit the ambition behind the formationof ASEAN economic community.S. 3 “Clinton says ASEAN should consider Myanmar’s expulsion”. Cuba . It works as a legal constitution. http://www.nus. http://www. and is binding to all the member countries. The so called ASEAN Charter has been ratified by all ten member countries of ASEAN and has been put into force since December 2008. 2 “Rice targets 6 ‘outposts of tyranny’”. As these values came into force within the ASEAN Charter. Specifically on the issue of democracy and human rights. Secretary of State Condoleezza Rice. the United States and EU imposed economic sanctions on Myanmar. and North Korea.html.sg/2003/2003-declaration-of-asean-concord-ii-signed-on-7-october-2003-in-bali-indonesiaby-the-heads-of-stategovernment/. As what being mentioned in the charter as the purposes of ASEAN is “to ensure that the peoples and Member States of ASEAN live in peace with the world at large in a just. See 2003 Declaration of ASEAN Concord II. for the first time being held by ASEAN. as a tyrant along with countries such as Iran . It is a document that based on its functions and level of attachment. 1 “to ensure that countries in the region live at peace with one another and with the world at large in a just.1 As a consequence of the entry of these values in the charter. ASEAN has a lot of problems inviting pressure from the international community.3 Furthermore. it also works as a basic legal rule for the ASEAN Political Community. the pressure on ASEAN to ensure the implementation of these values ​​ became stronger. Hillary Clinton even called for ASEAN to think to expel Myanmar from the membership of the organization. Burma. Such environment is no longer seen as an international environment.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Forty years since its foundation.com/stories/afp_asiapacific/view/444045/1/. called the country. democratic and harmonious environment.com. washingtontimes. 3 .com/news/2005/jan/19/20050119-120236-9054r/?page=all. Rice’s successor. 22 Juli 2009.2 The position of ASEAN as a regional organization in which Myanmar is a member.http:// cil. the ASEAN Charter also marks the first time that ASEAN has a legal identity. an ambition that has been declared since 2002. One of most pressing issues for ASEAN is Myanmar’s military junta autocratic governments with poor records on human rights protection of its citizens. Such a move has been essential in bringing ASEAN closer to its main goal towards one community of Southeast Asian countries. but more as an integrated community of nations. 2005. The charter includes what has been a long avoided issue in ASEAN: democracy and human rights. It shows an effort from ASEAN to create a democratic environment within the organization. This alignment is vital. has to be relied on the commitment of each country in implementing this law. ASEAN’s inability to find a consensus on the value of democracy and human rights itself. the alignments of policies that reinforced the norms and shared values ​​ become very important. This turn to be fact especially with Myanmar’s conditions that can be said is the worst compared to other ASEAN countries in terms of stability and democratic practice. This of course. ASEAN’s credibility needed it to be able to be revived as a democratic political community by encouraging its member countries to abide by the values ​​ of democracy and human rights. International law such as the Charter thus has the ability to become one of the pressing forces for political power in its member countries. the presence of international law has a direct contact with the political life of a country. With the strengthening of the integration process. Political compromises and differing views on various issues will be very dominant on this 4 . This is especially due to the signing of the ASEAN Charter that indicate a stronger commitment to make ASEAN as an organization that is based on its own legal identity. The fact that currently the democracy and human rights outlook is still very heterogeneous in ASEAN countries has become the obstacles for ASEAN to be dealt with. This means a process of integration into one community of people has been the core process of the programme.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Thus. especially in order to achieve a democratic face of the ASEAN organization itself. Author tries to assess on how ASEAN Charter as an international law that binds ASEAN member countries. Legal position has the potential to be a moral force that can push political change in a country. especially on the sustainability of the political system and the posture of the power relations in a country. Myanmar since 1962 continues alternately ruled by a military junta regime. Starting with the results of the coup government of General Ne Win called as Burma Socialist Program Party. ASEAN needs to show its face as a democratic regional organization with political stability through the implementation of democratic value​ s. Based on this background. can create conditions that greatly affect the member states. in order to strive for the achievement of the ASEAN community ambitions. then the alignment of the political system among the member states will determine the success of the 2015 community’s formation. Based on that condition. makes alignment has the potential to be the source of division and political instability and security. With democracy and protection of human rights written in the Charter as norms and values. The state of affairs in a number of ASEAN countries has shown an opposite reality. this study tries to focus on how the ASEAN Charter effects the political interaction in its member countries. Looking at the fact that the “ASEAN Way” still progressing with its “swept under the carpet” diplomacy. a high level team being tasked to drafting the charter. Ideological Rifts and the Making of the ASEAN Charter In what has become a confession of Tommy Koh. and Myanmar.4 In the later progress throughout the drafting process. These four countries strictly. The second group was those who opposed the use of democratic values ​​ and human rights as a whole. Aung Bwa was not even hesitate to write that he used a lot of the word of consensus and debate in group discussions confining HLTF. consensus and non-interference as their fortresses. this study is based on the underlying assumptions as follows. Bwa’s statements seem to 4 See Tommy Koh.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 trip. saying that the Charter should be an appropriate document for each member state. All four have already been known as a sub-group within ASEAN known as CLMV. The first group consists of countries that were so actively and firmly pushed on the submission of the values ​​ of democracy and human rights to be applied more thoroughly. but not too ambitious. Third. Cambodia. HLTF members representing Myanmar. and Brunei. it seems like political compromises will be far from any progressive changes. in discussing the issue of the protection of human rights. First. the ASEAN Charter along with the idea of ​​ community is based on the primary motivation for improving the image of ASEAN in the international world. Therefore. Lao PDR. the Charter addressed by ASEAN countries to meet both the expectations and hence makes political change in ASEAN countries must be run in accordance with the first two assumptions. Vietnam. namely Cambodia. diplomacy culture in ASEAN which is still focusing on promoting political stability and security with strict principle of state sovereignty has made minor transitional reforms on politics to be the only way that ASEAN desired. namely Indonesia and Thailand. Malaysia. Lao PDR. bold. have always disagreed with the other six countries. one of the members of the HLTF. Second. Bwa said the two words were used to protect the national interests of Myanmar. differences of opinion in terms of democracy and human rights has led ASEAN countries divided into three groups during the charter ‘s drafting. due to its similarity of economic conditions and political ideology. They often used the terms. Myanmar. The Making of The ASEAN Charter. While the third groups. and Vietnam always stood on the same position. Aung Bwa. Singapore. oriented towards the future. are countries that chose its position as a mediator such as the Philippines. 5 . strengthen friendship and a sense of togetherness. and the Philippines with the four countries of Indochina. The Democratic Origins in Southeast Asia However. Bwa even added that the human rights mechanism that is able to avoid the commission form. as his success in negotiating. Such a view was confirmed by Pradap Pibulsonggram. In a data released by Freedom House in 2012. the actual condition that occurs is not as simple as that. political differences reinforce what is believed to be the ideological rifts among the ASEAN countries. What can be describes from the Freedom House data shows that the state of democracy among the ASEAN countries are still varies. From all of the arguments raised in the formulation of the ASEAN Charter. It also represents the CLMV countries ways in defining security threats that still focusing on the external and internal threats of a military nature. This further reflects the existence of significant differences among the six ASEAN countries that are relatively more advanced. only Indonesia is categorized as “free”. Political stability then. HLTF representative of Thailand in the group. Pradap recognize that ideological rift among the ASEAN countries has been around since long. Therefore the protection of human rights is not listed in their top priority. despite the differences of opinion among the six ASEAN countries with the CLMV countries upon the idea of ​​ democracy and protection of human rights. were cautiously being overlooked by the CLMV countries. Thailand . Divergence even more tapered to both groups chose to gather in two different rooms. high blood pressure and repeated loud debate among the group of countries such as Indonesia. among all of the governments in ASEAN countries. Bwa issued a statement loud enough to call countries that promote human rights should not act as a saint and pretend to be “holier than a pope”.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 cause more benefit for the military government instead of Myanmar’s people. with four Indochina countries that are relatively still lagging behind both economically and socio-politically. In line with his other statements. A different perspective compared to the perceptions shared by the other six countries. Pradap even more specific by saying that the composition resulted from the joining of the new states (CLMV) had widened the rift. Tommy Koh also added that in the formulation of the ASEAN Charter by the HLTF . So it is clear then that the attitude of Myanmar in this formulation is very hard to contain points that are considered harmful to the political interests of the military junta. While other ASEAN countries are still being ranked as “partly free” and “not free”. Then it becomes difficult to see how the shared values ​​ and norms of 6 . Bridget Welsh explained that the countries in Southeast Asia have shown deviations from the theory of development and democracy.0 “Not Free” Rate Rate 6.5With Brunei and Singapore as the countries with the highest level of prosperity in Southeast Asia. By citing Barrington Moore.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 democracy and human rights can be run in harmony.org/report/freedom-world/freedom-world-2012 These conditions cannot be separated from the condition since the beginning of Southeast Asian countries independence.5 “Not Free” Thailand 4. Political and democratic patterns that occur in this region do not correspond to what the general view of the theories of democracy or democratization. SIngapura. 7 . While democratic countries such as Indonesia. Walter Rostow.5 “Not Free” Vietnam 6. Thailand. Welsh concluded that undemocratic regime development in Southeast Asia were able to flourish thanks to the authoritarian characteristics of the stability-oriented middle class and higher sensitivity of economic class rather than ethnic issues. and the Philippines.0 Singapore 4. Table 2. and Adam Przeworski.0 “Partly Free” Lao PDR 6. Democratization and Development in Southeast Asia”. freedomhouse. despite continue to grow economically.5 “Not Free” *Myanmar in this data is still referred to as Burma. Welsh shows how the relationship between development and democracy which are being promoted by those three scholars.5 “Not Free” Malaysia 4. Institute of Southeast Asian Studies. “Unexpected Trajectories and Connections: Regime Change.5 Cambodia 5. do not applied in Southeast Asian countries.0 Philippines 3. still unable to climb out from a middle-size economy. so that the middle class is not a key driver for the democratization in accordance with earlier theories. these two countries shows no intention to opening tap for more democracy.0 Indonesia 2. 2008. dalam Ann Marie Murphy dan Bridget Welsh. Legacy of Engagement in Southeast Asia. Characteristics of the middle class is also heavily influenced by the ideology of development in the countries that make the country has such a 5 Bridget Welsh. Data processed by the author from the website of “Freedom House”http://www.1 World Freedom Index 2012 Brunei 5. Welsh’s explanations may provide a significant overview on what is happening in the South East Asia countries. such as Indonesia which has its democratization process sourced from the financial crisis that provoked a mass action that manage to topple down Soeharto. such as Myanmar. required further democratization as its precondition.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 dominant position in the economy. But Welsh’s conclusion is still relevant. Welsh added that the patrimonial and elitist nature of politics in Southeast Asia is supporting the middle class to nurture such characteristics. It shows that there is a justification of the earlier theories of democratization. Welsh’s conclusions above are not intended to deny that democratization is happening in a number of countries in Southeast Asia.6 However. Both reject liberal democracy with the underlying argument based on cultural relativity in Southeast Asia. especially when we take the example of democratization in Indonesia. These problems have been the source of a very minimalist view on democracy in various countries of ASEAN. View of democracy was not accompanied by a sense of political freedom. With the underlying legitimacy on economic performance and socio-economic development always being prioritized. Question regarding the precedence of development over democracy is something that always a part of Southeast Asia political system. Such condition makes the middle class become very dependent on the government’s dominant positions. It was started with the terms Asian Values ​​ promoted by Lee Kuan Yew and Mahathir Muhammad. especially in economic development. 8 . and Lao PDR are showing a great hesitation to embrace democracy as a whole. A similar view was adopted by many rulers in Southeast Asia. Countries in this region since the beginning of their independence believed that both of these cannot be combined in the implementation process. Not surprisingly then countries with economies that are still lagging behind. 6 Ibid. In what is known as Lee Kuan Yew’s view that society should take precedence rather than the individual. Cambodia. Governments in Southeast Asian countries too. Political freedom and democracy appear as something that is not compatible toward each other. Both of them are considered different and are not seen as the two eyes of a coin. although not in its entirety but the majority are still reluctant to recognize the universality of human rights. but rather as something that is truly distinguished. Views which later on were confirmed by the argument rose in the process of drafting the ASEAN Charter. political development through increased public participation were often forgotten. democracy in the Philippines and Thailand which is hard to prove that development. Countries such as Cambodia. which unfortunately does not mean the government has the necessary capacity to build the country. Countries such as Singapore and Malaysia. Second. strengthening the judiciary. from what Fareed Zakaria explained. ASEAN’s translation for democracy and human rights has yet to reach a common view. we have found that democracy is important for ASEAN at least for several reasons. categorized as a semi-democratic nations. the economic interest of the ASEAN region requires a more open but also stable under these changes. On the other hand in the countries like CLMV. and Vietnam. Democratic practice then are only limited to conditions such as elections. Third. a Long Way to Go? In this study. the implementation of good governance. Lao PDR. The issue of democracy and protection of human rights become very problematic when existing conditions are not in line with the ideals that the Charter dreamt about. ASEAN has its own desire to improve its image in the international world. Despite their semi-democratic status. will always be recalled by the same questions in their development process. Fourth. the problems and questions about democracy or development will continue to be the leading questions about democracy in ASEAN countries. democracy proposal that first submitted by Indonesia since 2003 in the security community. by looking at the experience of its more advanced neighbouring countries. Myanmar. It also has to face the opposition from many ASEAN’s stakeholders. ASEAN as a Democratic Region. This further complicates the problem of what has been the main reason behind the creation of the Charter. the claims of democracy are paired with socialist economic ideology. Illiberal democracy means that democracy is not always embraced along with liberalism views. 9 . Therefore. but also look at things such as the issues of political freedom and human rights protection. both of these two countries are actively implementing liberal idea in economic policy and trade. Not only in the view of democracy.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 In these conditions illiberal democracy can grow significantly in ASEAN countries. was being avoided to mention any specific reference to the ASEAN democratic agenda. but instead embraced differently. From what has been discussed previously in the drafting process of the charter. and to promote the protection of human rights. So it is normal to consider the same view that saying minimalist democracy is still prevail in the majority of ASEAN countries. First. the ambition for ASEAN integration requires member states to be able to harmonize the political system to make it more stable and sustainable. political stability through democratization has become imperative in order to maintain the stability of the region. the problems of political identity. the impact of the ASEAN Charter start to has its effect. then. ASEAN countries see the condition of this organization as in need of a change and transformation that can improve the performance and credibility of the organization. the value of democracy and human rights contained in it has to be very well maintained to keep it running in tandem with the conditions in ASEAN member countries. the limited illiberal democracy in some of the member countries are being backed by ASEAN. bearing in mind the experience of the financial crisis in 1997 has given a very important lesson for ASEAN countries. In that way the interests of ASEAN is set to be achieved. In order to improve ASEAN’s credibility. ASEAN by this charter starts to realize the importance to create a legal identity with the norms and values ​​ to govern the behaviour of member countries. However. limited and stable is the goal ASEAN try to achieve. to constantly adjust to the contents of the charter. economic development and ASEAN cooperation is threatened. However. it does not means that the Charter is without any influence. in which democracy and protection of human rights appears to be the norms and values in this charter. in particular of the two values. Then certainly it took a long time for ASEAN to be able to run as what has been mandated by the ASEAN Charter. it also shows how the Charter could appear as the legal basis for the creation of the political changes in the member countries in gradual and stable condition. does not mean an automatic encouragement for a further liberalization in the political realm. the collective member countries are well aware to maintain the relevance of this charter. then this charter is intended to achieve the objectives mentioned earlier. dramatic and quick changes will only make ASEAN trapped in a dynamic that is even more dangerous. Not surprisingly. However. the slow process of political liberalization. In this condition the moral force of the Charter. The implication however. Thus. However. 10 . Wherein. prevail in ASEAN cooperation mechanism. ASEAN emphasis on political stability make transitional changes is the only way that can be achieved in making ASEAN a more democratic region. Effect of this charter at least has started to show on how the Charter works as the moral force in ensuring the dynamics that occur in member countries including Myanmar.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 At this situation. Without being accompanied by political stability. the trend of the previous four ASEAN interests. but also the loss of fish stocks. 2007:23). the effect towards Indonesia. by Southeast Asian States.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Indonesia. of international and regional initiatives to combat IUU fishing has been poor. ASEAN. Therefore. It is one of the non-traditional security issues. Towards the creation of ASEAN PoliticalSecurity Community (APSC) 2015.500 million or eight percent of recorded landings (FAO. Unreported. ASEAN remains relatively silent towards the issue. APSC 11 . Universitas Brawijaya Abstract Illegal. and Unregulated (IUU) fishing is a significant problem in Southeast Asia costing an estimated US$2. dan Pemberantasan Illegal Fishing Kanyadibya C. This loss is not only from the potential income of the fishermen. ASEAN. It has been noted that the uptake. Every year more than 80 billion rupiahs lost because of illegal fishing.P. the cooperation between ASEAN member states. this paper tries to examine and analyze the nature of illegal fishing in Southeast Asia. often becomes victim of illegal fishing. The biggest culprits. Indonesia. as the largest archipelagic country in Southeast Asia. Keywords: illegal fishing. The ASEAN Maritime Forum also cannot do much rather than engaging discussions on governmental level. as well as bring solutions on national and regional level. are its neighbor and ASEAN member states. however. Wilayah perairan yang sangat luas tersebut tentu membutuhkan strategi pertahanan dan keamanan laut yang tangguh untuk mengatasi segala bentuk ancaman. Undang-Undang Pertahanan Negara pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa pertahanan negara disusun dengan mempertimbangkan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.9 juta mil persegi dan menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki kapal perang terbanyak di Asia Tenggara. kenyataannya tidak semuanya bisa beroperasi secara bersamaan. Total Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) untuk Angkatan Darat sejumlah 27.508 pulau dengan garis pantai mencapai hingga 54. Menurut situs www. Wilayah perairan menjadi penting bagi Indonesia karena salah satu perannya yang berfungsi sebagai penghubung antarpulau dan menjadi sumber penghasilan bagi nelayan. TNI AL setidaknya punya 30 LST dan 5 LPD namun sebagian besar sudah berusia tua dan akan dipensiunkan (Indomiliter 2013). Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki garis pantai terluas di dunia setelah Kanada. Namun. TNI Angkatan Laut juga memiliki 317 unit kapal patroli yang biasa disebut Kapal Angkatan Laut (KAL) (Indomiliter. Jumlah 150 unit peralatan yang dimiliki TNI AL jelas tidak mencukupi untuk mengawasi dan menjaga keamanan wilayah Indonesia. Namun fakta di lapangan membuktikan bahwa pengembangan kapabilitas militer Indonesia hingga saat ini lebih banyak difokuskan di daratan (land based). namun kapasitas dan kemampuan Angkatan Laut masih sangat minim untuk melakukan patroli di setiap wilayah perairan Indonesia. Jumlah dan kemampuan kapal yang digunakan patroli oleh TNI AL belum memadai untuk mengcover wilayah perairan Indonesia yang begitu luas. Hal ini dapat menjadi celah yang dimanfaatkan oleh nelayan asing untuk melakukan illegal fishing di Indonesia. Untuk itu penyusunan strategi pertahanan seyogyanya harus memperhatikan kondisi Indonesia sebagai negara maritim serta eksistensi ribuan pulau-pulau Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke. sementara untuk Angkatan Laut hanya sebanyak 150 unit (Global Fire Power. negara ini memiliki kondisi geografis berupa kepulauan yang membentang sepanjang 1. Indonesia memiliki 17.716 km dan luas wilayah mencapai 1. Dari segi kuantitas. Sederhananya. 2012). 2013).id.115 unit.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Pendahuluan Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan berpotensi menjadi salah satu negara maritim terbesar di dunia.indonesia.9 juta mil persegi. Sedangkan untuk operasi di wilayah perbatasan TNI AL tidak bisa lepas drai dukungan kapal Landing Ship Tank (LST) dan Landing Platform Dock (LPD).go. 12 . Apalagi kerjasama keamanan untuk mencegah illegal fishing telah masuk ASEAN Political-Security Community (APSC) Blueprint. Menurut Barry Buzan tiga level yang dimaksud adalah level individu. Salah satu konsep keamanan yang membahas keamanan secara komprehensif adalah konsep Comprehensive Security milik Barry Buzan. Sebagai pemimpin regional ASEAN dan negara yang wilayah lautnya berbatasan dengan 4 negara ASEAN. politik. Pembagian ke dalam tiga level merupakan pembagian secara vertikal merujuk pada aktor (individu dan negara) dan sistem. Sementara di level individu permasalahan keamanan erat kaitannya dengan hal-hal yang mempengaruhi eksistensi individu/ manusia sebagai suatu makhluk hidup. Malaysia. Indonesia sudah selayaknya bekerjasama di tingkat ASEAN. Para penstudi keamanan mulai mengkaji keamanan non-tradisional seperti kejahatan transnasional. Comprehensive Security adalah sebuah konsep keamanan yang mengkombinasikan berbagai level dan dimensi keamanan menjadi satu kesatuan sistem yang padu (Rahman.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Sementara itu. dan lain-lain. sementara lima sektor di sini merujuk pada sektor militer. dan lingkungan (Rahman. Namun. negara. 2009:18). terorisme. Brunei Darussalam. trafficking. Indonesia membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk memberantas illegal fishing. untuk memberantas illegal fishing yang mempengaruhi Indonesia? Kerangka Teoritis Pembahasan mengenai illegal fishing sangat jarang dibahas dalam ranah kajian HI tradisional. sosial. untuk kepentingan nasional kita. dan Filipina. Level sistem internasional berkaitan dengan faktor sistemik yang mempengaruhi perilaku negara berikut konsekuensinya terhadap negara-negara lain. dalam perkembangannya kajian keamanan (security) dalam HI tidak hanya membahas keamanan atau konflik antar negara. Singapura. Pada level negara berkaitan dengan permasalahan territorial dan kedaulatan negara. Sebagai bangsa Indonesia patutnya kita bertanya bagaimana kita dapat memanfaatkan ASEAN. Terdapat tiga level dan lima sektor yang perlu untuk dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan keamanan suatu negara. ekonomi. namun juga aman dari segala bentuk gangguan dan ancaman yang dapat membahayakan negara dan warga negaranya. 23 Maret 2008). 13 . 2009:6). Keamanan negara tidak lagi dipandang sebagai aman dari ancaman negara lain. dan sistem internasional. UU No 31/2004 tentang Perikanan telah mengamanatkan Pemerintah Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam kerjasama regional dan internasional untuk mengatasi illegal fishing (Jakarta Post. illegal fishing. Hal ini menandakan bahwa pemerintah Indonesia menyadari bahwa dengan kapabilitas TNI AL dan kondisi perairan Indonesia saat ini. Mengingat pada dasarnya negara adalah penyedia keamanan yang pertama dan utama bagi individu (warganya) dari berbagai bentuk ancaman. 2009:5). Ancaman pada sektor militer didefinisikan sebagai ancaman yang berpengaruh langsung pada komponen kedaulatan negara (Stone. Mempertimbangkan kesemua level dan sektor itulah inti dari comprehensive security. kerusakan pada lingkungan alam dipersepsikan dapat berpotensi menimbulkan ancaman terhadap entitas yang hidup di dalamnya. Apalagi. Sedikitnya. Sistem pertahanan dan keamanan lautan Indonesia yang menjadi tugas dan tanggung jawab utama TNI AL hingga saat ini belum mampu memberantas illegal fishing secara signifikan. Sementara itu ketiga sektor berikutnya disebut sebagai sektor keamanan non-tradisional di mana ancaman juga bisa berupa hal-hal yang sifatnya non-material/fisik. Hal ini dimaksudkan untuk memberi batasan yang tegas sehingga pembahasan tidak meluas. Ancaman pada sektor politik dan militer tersebut merupakan sektor keamanan yang dikategorikan sebagai sektor keamanan tradisional. Dengan maksud tidak mengurangi kekomprehensifan pembahasan. Sektor keamanan ini bersinggungan erat dengan sektor politik. ancaman dapat berupa persaingan antar ideologi atau serangan fisik terhadap negara itu sendiri (Stone. ada seribu kapal asing hilir mudik menangkap ikan secara ilegal di Indonesia setiap tahunnya (Indomaritim. 2011). Illegal Fishing di Indonesia Minimnya kapabilitas militer Angkatan Laut menjadikan Indonesia rentan terhadap ancaman dan gangguan keamanan di laut seperti illegal fishing. 2009:5). Indonesia adalah negara berdaulat sekaligus negara anggota ASEAN sehingga dalam tulisan ini penulis akan menggunakan level analisa sistem internasional dan negara. di dalam tulisan ini penulis menitikberatkan pada level sistem internasional dan negara. Keamanan pada sektor lingkungan berkaitan dengan aspek lingkungan alam di mana aktor itu tinggal. Keamanan sektor ekonomi merujuk pada permasalahan pemenuhan kebutuhan ekonomi suatu entitas. Level negara dipilih karena bagaimanapun juga negara adalah aktor utama dalam kajian keamanan. Sektor keamanan sosial berkaitan dengan permasalahan identitas dan budaya suatu entitas. Ancaman sektor politik erat kaitannya pada eksistensi negara sebagai entitas politik. Kejahatan di laut yang dilakukan negara asing tidak hanya memperlemah kedaulatan negara Indonesia namun juga merugikan nelayan.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Sementara pembagian ke dalam lima sektor merupakan pembagian secara horizontal merujuk pada aspek-aspek kehidupan yang patut untuk dipertimbangkan dalam mengkaji masalah keamanan. potensi kerugian negara sebesar 14 . Level sistem internasional digunakan untuk menjelaskan perilaku dan sikap ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara. 446 ton dengan nilai produksi sebesar 59 triliun rupiah (Statistik Perikanan Tangkap Indonesia. dan Australia kerap menjadi pintu masuk bagi kejahatan di lautan. Volume produksi perikanan tangkap di laut pada tahun 2010 sebesar 5. Berdasarkan data dari Indomiliter (2013) Indonesia hanya memiiliki 317 unit kapal patroli. Unreported. Selain itu.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Rp80 triliun per tahun. and Unregulated (IUU) fishing masih menjadi masalah yang signifikan di kawasan Asia Tenggara. Kerugian tersebut terdiri dari potensi ikan yang hilang mencapai Rp 30 triliun dan potensi kehilangan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 50 triliun setiap tahun (Indomaritim. Laut Natuna. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki peran vital menuju ASEAN Political-Security Community (APSC) 2015. Vietnam dan Filipina. dan Laut Arafuru sering menjadi lokasi illegal fishing. Selat Malaka. 2011). Laut Cina Selatan. Kapal-kapal asing masih sering beroperasi di wilayah Indonesia tanpa ijin. 62% wilayah Indonesia berupa lautan dan separuh diantaranya merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Itupun tidak semuanya bisa beroperasi dan sebagian sudah berusia tua. Di kawasan ASEAN. Negara Indonesia sendiri memiliki sumber daya perikanan yang sangat besar. Indonesia menjadi pusat dari Kerjasama Maritim ASEAN yang termasuk dalam ASEAN Political-Security Community (APSC) Blueprint. Pada tahun 2007 FAO melaporkan kerugian akibat illegal fishing mencapai 2. 2011). Illegal Fishing di ASEAN Illegal. perairan di Laut Sulawesi. Hal ini menunjukkan rentannya wilayah perbatasan Indonesia terhadap ancaman keamanan di laut. 2005). Singapura. 2011). Filipina. 30 kapal LST dan 5 LPD. Thailand. Wilayah laut Indonesia yang berada diantara 2 benua dan 2 samudra telah lama menjadi jalur utama perdagangan dunia (Bandoro. fakta di lapangan menunjukkan superioritas wilayah laut Indonesia tidak berbanding lurus dengan power dan kapabilitas Indonesia dalam menjaga lautnya. Pelaku kejahatan illegal fishing ini juga ternyata berasal dari anggota ASEAN. Hal ini tentu bertentangan dengan semangat Kerjasama Maritim ASEAN dan esensi visi ASEAN Political-Security Community 2015 yang digagas pada tahun 2009. Namun. Tidak hanya itu. Contohnya pada tahun 2010 terjadi 108 kasus illegal fishing di wilayah perairan Natuna dengan total kerugian mencapai Rp 30 triliun (DKP Kabupaten Natuna. Hal ini salah satunya diakibatkan oleh minimnya regulasi dan kontrol terhadap kapal asing. seperti Malaysia.5 milyar dollar AS atau sekitar 8% dari total 15 . Indonesia merupakan negara dengan jumlah pulau terbanyak dan wilayah lautan terluas.039. Wilayah perbatasan yang berbatasan dengan Malaysia. peluang terjadinya IUU fishing di Asia Tenggara cukup tinggi karena struktur pemerintah yang lemah (FAO. Akibatnya adalah lingkungan yang kondusif untuk melakukan illegal fishing baik bagi nelayan lokal maupun asing. through the implementation of the IPOA . Diantaranya ialah memperkuat kerjasama lintas sektor. Hal ini karena perbatasan negara-negara seringkali berbatasan dengan ZEE negara lain (APEC.” Hal ini menunjukkan isu illegal fishing telah mendapat perhatian di tingkat ASEAN namun isu ini masih menjadi masalah yang cukup serius di kawasan ASEAN. to combat IUU fishing in the region and where applicable. 2008). yakni di tingkat Asia Tenggara. Menghadapi arus kapal asing yang panen sumber daya laut yang ilegal. Secara historis. Kasus illegal fishing tidak hanya dialami oleh Indonesia.4 tentang isu keamanan non tradisional sebagai berikut. Sistem registrasi kapal yang tidak efektif mengakibatkan kurangnya kontrol terhadap registrasi dan lisensi kapal. kecuali Laos. Hal ini justru membuka kesempatan bagi terjadinya illegal fishing. Menurut I Gede Ngurah Swajaya.IUU fishing. memerangi illegal fishing sebenarnya termasuk dalam program aksi di Komunitas Politik-Keamanan ASEAN (APSC) Blueprint yang seharusnya dilaksanakan pada tahun 2015 (IPS Asia Pacific. 2010). Namun. Namun. tidak mudah untuk mendorong tindakan dalam ASEAN. Sayangnya. Di wilayah Asia Tenggara pengakuan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sepanjang 200 mil laut oleh berbagai negara malah membuat kebanyakan illegal fishing terjadi di ZEE bukan di laut lepas. Hal ini mengakibatkan ribuan kapal kecil mudah memasuki wilayah negara lain secara illegal. 2012). Hal ini termaktub pada poin xiv Pasal B. Wakil Indonesia di ASEAN. meningkatkan partisipasi masyarakat dan kapabilitas pertahanan dan keamanan di laut. 2007:23 dalam Baird. upaya pemerintah di tingkat nasional akan sia-sia jika tidak didukung upaya di tingkat regional. 2010). Kurangnya peraturan nasional untuk menghukum nelayan yang mencuri ikan di ZEE negara lain semakin membuat kontrol dan pengawasan kurang efektif. dan wilayah lautan memiliki pengaruh penting bagi perekonomian negara-negara ini. Indonesia telah meningkatkan upaya untuk menyelesaikan masalah di tingkat daerah dan nasional. “… Strengthen close cooperation among ASEAN Member States. namun juga negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia. ASEAN Political-Security Community (APSC) Blueprint telah menyebutkan kerjasama untuk mengatasi kejahatan transnasional (transnational crimes) dalam kerangka kerjasama dalam isu keamanan non-tradisional. Hal ini dikarenakan hampir semua negara anggota ASEAN memiliki wilayah laut. meskipun semua diskusi tentang illegal fishing telah dilakukan diantara anggota organisasi regional ini.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 tangkapan ikan (Baird. masalah ini adalah isu yang sensitif bagi sebagian 16 . Kita tidak hanya berhati-hati memantau aktivitas nelayan asing di perairan lokal. Peaceful and Resilient Region With Shared Responsibility for Comprehensive Security. Dari 11 isu politik keamanan yang menjadi prioritas kerjasama ASEAN. negara-negara tersebut adalah rumah bagi banyak nelayan ilegal. the enhancement of cooperation with civil society organizations in the fight against non-traditional security problem. dan Filipina. Permasalahannya. tetapi tidak banyak hasil yang nyata (IPS Asia Pacific. 2012). banyak kapal asing bahwa ikan ilegal datang terutama dari negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia. Vietnam. Unreported. khususnya perikanan. Indonesia telah terus-menerus mengupayakan untuk mendorong negara-negara ASEAN untuk memiliki rencana aksi terhadap illegal fishing. empat isu diantara mempunyai keterkaitan langsung dengan TNI Angkatan Laut dan illegal fishing. Kedua isu tersebut the setting up of an ASEAN Fisheries Forum. masing-masing negara harus memantau kegiatan nelayannya (IPS Asia Pacific.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 negara anggota ASEAN. keterkaitan TNI Angkatan Laut adalah menangani tindak pencurian ikan di laut dan aktivitas perikanan lainnya yang membahayakan kelestarian lingkungan laut. sejauh ini tindakan ASEAN masih minim. Di Indonesia. sebagian lainnya digolongkan dalam bidang A Cohesive. Kerjasama maritim ASEAN sendiri merupakan salah satu sub bidang dalam A Rules-Based Community of Shared Values and Norms. Selain itu. sebagian dari empat isu tersebut tercakup dalam bidang A Rules-Based Community of Shared Values and Norms. ASEAN tidak datang dengan kesepakatan konkret tentang bagaimana menangani masalah Illegal. Unregulated (IUU) fishing. Tentang isu the setting up of an ASEAN Fisheries Forum. meskipun masing-masing negara anggota telah berkomitmen untuk memerangi illegal fishing. Menurut Ngurah Swajaya jika program aksi Cetak Biru itu diterapkan secara ketat. namun juga mencegah nelayan sendiri mencuri ikan di perairan negara lain. Masalah pencurian ikan merugikan negara bukan saja dari aspek pendapatan. Thailand. Namun. tetapi juga menyentuh pula aspek kelestarian lingkungan laut. 2012). Ada upaya pertukaran pandangan dan membangun mekanisme ASEAN yang berfokus pada pengelolaan sumber daya kelautan. Kerjasama Maritim ASEAN dan APSC 2015 Trend nyata yang berhubungan dengan keamanan maritim ialah dengan meningkatkan pendekatan multilateral atau melibatkan berbagai negara dalam menangani masalah keamanan di lautan. Apabila mengacu pada ASEAN Political Security Community Blue Print (2009-2015). Isu kerjasama berikutnya yaitu the en17 . Keamanan militer dilihat dari TNI AL dimana TNI AL dituntut untuk selalu siap siaga mencegah ancaman yang masuk ke wilayah NKRI. dan militer. AMF mengupayakan peningkatan kerjasama yang berkelanjutan dalam memerangi pembajakan dan perampokan bersenjata di laut. masyarakat lokal tentunya lebih mendapat manfaat secara ekonomis karena tidak perlu bersaing dengan nelayan asing yang melakukan illegal fishing. Sehubungan dengan hal tersebut ASEAN berencana menjadikan AMF untuk mulai mengembangkan pendekatan dan langkah-langkah kooperatif untuk kerjasama maritim lebih lanjut. Keamanan di bidang ekonomi masyarakat memiliki sumber pendapatan yang tetap karena tidak tertanggu dengan pencurian ikan.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 hancement of cooperation with civil society organizations in the fight against nontraditional security problem mempunyai keterkaitan pula dengan TNI Angkatan Laut. para Pemimpin ASEAN berkomitmen untuk menciptakan mindset kerjasama maritim yang efektif pada isu-isu terkait serta memberikan rekomendasi dan solusi terhadap berbagai tantangan yang muncul saat ini. Keamanan di bidang sosial artinya rasa aman yang dirasakan masyarakat dan kerjasama dengan TNI AL untuk mengamankan wilayah perairan mereka. Desember 2011). Untuk tujuan tersebut. ASEAN juga mempertahankan sentralitas penuh ASEAN dalam proposal dan inisiatif baru terkait dengan kerjasama maritim di kawasan dan sekitarnya (Tabloid Diplomasi. penyelundupan barang dan manusia migran. sosial. memberantas illegal logging. Keamanan di sektor lingkungan disini dapat diartikan sebagai aman dari gangguan dan ancaman yang dapat membahayakan biota laut dan lingkungan hidup. Thailand yang diselenggarakan pada 17-19 Agustus 2011. Indonesia saat ini tengah melihat ASEAN Maritime Forum sebagai cara untuk membawa kasus illegal fishing ke tingkat regional. Hal ini sesuai dengan konsep comprehensive security dimana illegal fishing tidak hanya masalah ekonomi. para Pemimpin ASEAN berusaha memperluas jangkauan AMF dan mengajak negara-negara di kawasan Asia Timur. salah satunya illegal fishing. Sedangkan sektor keamanan politik bisa dilihat dari komitmen negara-negara ASEAN untuk menjamin keamanan di wilayah lautan Asia Tenggara. ASEAN Maritime Forum (AMF) merupakan inisiatif untuk melakukan kerjasama dalam berbagi informasi antar negara anggota ASEAN dan juga mengakui pentingnya promosi dan harmonisasi dalam kerjasama perlindungan lingkungan maritim. perdagangan gelap 18 . melainkan juga berkaitan dengan politik. termasuk kegiatan ilegal yang berkaitan dengan lingkungan maritim. Bidang kerjasama ini pada dasarnya menekankan pada penguatan kerjasama dengan organisasi LSM untuk memerangi masalah keamanan non tradisional. Jika pencurian ikan dapat ditekan. Pada pertemuan ASEAN Maritime Forum (AMF) ke-2 di Pattaya. lingkungan. kerjasama di tingkat ASEAN dan rencana aksi sesuai ASEAN Political-Security Community Blueprint diharapkan mampu memerangi illegal fishing dan menghentikan negara-negara ASEAN mencuri ikan di wilayah Indonesia. Unregulated (IUU) fishing. Illegal fishing menyebabkan antara 1. pemerintah Indonesia harus lebih tegas menindak kasus illegal fishing yang dilakukan nelayan dari negara lain. kerjasama bilateral. dan pemerintah lokal dan masyarakat nelayan. meningkatkan kapabilitas TNI AL. Oleh karena itu.5 dan 3 juta ton ikan diambil dari Indonesia setiap tahunnya (Forum Keadilan No 20/03-09 September 2007). Upaya Indonesia ini antara lain melalui ASEAN Maritime Forum (AMF). khususnya nelayan adalah pihak yang paling merasakan dampak langsung dari pencurian ikan tersebut. Upaya pemerintah Indonesia mendorong ASEAN dalam berbagai forum dan kerjasama regional untuk memerangi illegal fishing sejalan dengan kepentingan Indonesia. Selain itu. Indonesia kerap menjadi korban dari illegal fishing dan yang paling menderita kerugian adalah nelayan lokal. Unreported. Hal ini merupakan sejumlah upaya ASEAN untuk menyongsong ASEAN PoliticalSecurity Community 2015. perlu ada kerjasama lintas sektor dan lintas batas. Hal ini dikarenakan masyarakat.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 obat-obatan dan semua kejahatan maritim (Tabloid Diplomasi. Angkatan Laut. Selain itu. Desember 2006). Selain itu. Regulasi ini nantinya menjadi peraturan hukum yang bersifat mengikat sehingga setiap negara bertanggung jawab terhadap kasus illegal fishing. Ker19 . Desember 2011). dll menunjukkan upaya pemerintah untuk membawa isu illegal fishing ke tingkat regional. khususnya ASEAN. Dukungan tersebut akan sangat tepat bila berasal dari masyarakat sendiri. negara menderita kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh penangkapan ikan ilegal (Walhi. diperlukan sistem pendukung untuk menutupi kelemahan sistem pertahanan dan keamanan di wilayah lautan di kawasan ASEAN yang memiliki angka kejahatan illegal fishing yang cukup tinggi. Hal ini dapat berupa patroli laut yang bekerjasama dengan masyarakat lokal. Rencana aksi (action plan) yang sudah dibuat dan kerangka ASEAN Political-Security Community Blueprint perlu menjadi guidelines bagi semua pihak untuk memerangi illegal fishing. Rencana aksi (action plan) yang sudah ada perlu diadopsi menjadi regulasi oleh negara-negara ASEAN di tingkat nasional. pusat Kerjasama Maritim ASEAN. Solusi Diperlukan mekanisme kerjasama yang konkret di tingkat ASEAN untuk menjaga perairan negara-negara ASEAN dari berbagai kegiatan Illegal. Selain itu. khususnya ASEAN. terutama melibatkan satuan kepolisian. Ketiga level diatas ialah level sistem internasional. Salah satu isi dalam ASEAN Political-Security Community Blueprint adalah kerjasama untuk mengatasi kejahatan transnasional (transnational crimes) termasuk illegal fishing. Kejahatan illegal fishing sendiri belum bisa diberantas secara efektif oleh Indonesia karena berbagai kelemahan. Unregulated (IUU) fishing. namun juga oleh seluruh negara anggota ASEAN. namun keefektifan kerjasama tersebut harus dijalankan dengan langkah konkret. ASEAN telah membuat cetak biru (blueprint) yang berisi tujuan dan roadmap untuk mencapai ASEAN Political-Security Community. Level kedua adalah negara. Jika hal ini berjalan dengan baik. mekanisme kerjasama yang konkret di tingkat ASEAN untuk mengatasi berbagai kegiatan Illegal. baik dari kapabilitas TNI AL maupun dari peraturan dan kontrol pemerintah terhadap kapal-kapal asing yang secara illegal memasuki wilayah Indonesia. lingkungan. yang mencakup upaya Indonesia di tingkat nasional. Dalam tulisan ini penulis telah mengungkapkan bagaimana kondisi illegal fishing di Indonesia dan kawasan ASEAN pada umumnya. Oleh karena itu. pemerintah harus memperhatikan kelima sektor diatas dalam membuat regulasi atau kebijakan. adanya sistem pendukung untuk menutupi kelemahan sistem pertahanan dan keamanan yang berasal dari masyarakat lokal. namun justru harus membuat kita tegas dalam menindak setiap tindak kejahatan maritim di wilayah ASEAN.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 jasama maritim ASEAN dan adanya ASEAN Political-Security Community (APSC) bukan berarti kita melunak dalam memperlakukan pelaku kejahatan dari ASEAN. 20 . Berbagai kerjasama dan forum telah digagas oleh ASEAN. untuk mencapai keamanan yang komprehensif. Penulis berpendapat bahwa untuk memerangi illegal fishing di wilayah Indonesia terdapat 3 level dan 5 sektor yang perlu mendapat perhatian Indonesia sesuai konsep comprehensive security. Artinya. Kedua. Kesimpulan Saat ini ASEAN tengah menyongsong ASEAN Political-Security Community yang rencananya dicapai pada tahun 2015. politik. Sedangkan 5 sektor yang dimaksud adalah sektor militer. Sehingga visi dan cita-cita ASEAN Political-Security Community 2015 akan tercapai. Pertama. comprehensive security dalam memberantas illegal fishing diharapkan tidak hanya dijalankan oleh Indonesia. sosial dan ekonomi. Unreported. Level ketiga adalah individu. yang diwakili oleh ASEAN dimana Indonesia telah berupaya mendorong ASEAN meningkatkan kerjasama maritim. pemerintah Indonesia berupaya membawa kasus illegal fishing dibicarakan di lingkup ASEAN agar menjadi isu regional yang menjadi perhatian bersama. Ada 2 solusi yang penulis tawarkan untuk meningkatkan upaya pemberantasan illegal fishing. yakni partisipasi masyarakat Indonesia. Australian Joint Research Program. ASEAN 2009: Time to deal with illegal fishing. Diakses dari http://indomaritimeinstitute. Statistik Perikanan Tangkap Indonesia. 2008. Indonesia Menuju Negara Maritim. 22-23 July 2010. Diakses dari http://www. Diakses dari http://www.pdf/ pada tanggal 1 April 2013 Kementrian Perikanan dan Kelautan (KKP). Diakses dari http://www.com/country-military-strength-detail.thejakartapost. Nazery.com/news/2008/03/23/asean-2009-timedeal-with-illegal-fishing.aseannews. Rachel. 2012. Kerjasama Maritim ASEAN. New Zealand: The Centre for Strategic Studies Discussion Paper. 2010. 2010.org/?p=501 pada tanggal 3 April 2013 Rahman. IPS Asia Pacific. Diakses dari http://statistik. 11. Kelautan dan Perikanan dalam Angka.tabloiddiplomasi. Gelar Kekuatan TNI di Pulau Terluar.id/index.kkp. 1. com/2013/01/03/gelar-kekuatan-tni-di-pulau-terluar/ Kementrian Perikanan dan Kelautan (KKP). Indonesia’s military strength. Y. C. 23 Maret 2008.net/a-lot-more-talk-by-asean-than-action/ pada 5 September 2013 Jakarta Post. Concepts of Maritime Security.org/previous-isuue/162-desember-2011/1289kerjasama-maritim-asean.html pada 5 September 2013 Baird.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Daftar Pustaka Khalid.go. 2009. Diakses dari http://globalfirepower. 2011. Paper delivered to the Sino. Edisi Desember 2011.mima. Transnational Security Issues in the Asian Maritime Environment: Fisheries and Piracy.gov.go.asp?country_id=Indonesia 21 . Diakses dari http://www. Yang Berat Sama Dipikul: Kerjasama Keselamatan Maritim Di Asia Tenggara.html pada 4 September 2013. A Lot More Talk by ASEAN than Action.php/arsip/file/37/kpda11_ok_ r06_v02.pdf/ pada tanggal 1 April 2013 Pangaonan. Collaboration and Governance in the Asia Pacific.php/arsip/ file/29/statistik_pt_2010_pub. pdf pada 5 September 2013 Tabloid Diplomasi. 2012. Diakses dari http://statistik.my/mima/wp-content/ uploads/Yang%20berat%20sama%20dipikul%20-%20Samudera%20-%20Mar08.indomiliter. Brisbane. 2013. Vol. Indomiliter. Global Fire Power. No. http://www. 2012.id/index.kkp. The writer dismantling this paper with a closer approach of Realism perspective and will encompass Barry Buzan theory of Regional Security Complex. Moestopo (Beragama) Abstract This paper analysing Indonesia’s Strategic Geopolitical chances toward the Malacca Straits. it is adequate for Indonesia to maintain current status quo of its geopolitics policy. Indonesia decided to cooperate and bound under the ASEAN rules in order to promote peace and stability to the region. but when conflict deteriorated (at least a war situation) Indonesia’s geopolitics policy should be questioned. In times of peace. Dr. To conclude. Conversely. Regional Security Complex. by proposing Indonesia’s significant role within ASEAN Defence Minister Meeting Plus (ADMM-Plus) to maintain Indonesia’s current geopolitics through the Malacca Straits while also ensure the regional stability. Malacca Straits has offered strategic advantages to Indonesia.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Indonesia’s Geopolitics toward the Malacca Straits: Regional Security Complex? Steven Yohanes Polhaupessy Universitas Prof. Keywords: Indonesia’s Geopolitical. This paper aims to depict Indonesia opportunity to play a significant geopolitics strategy. particularly in times of conflict which caused by energy security issues. rather than maximizing its power in Malacca Straits. ADMM-Plus 22 . JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Introduction Malacca Straits as one of the busiest Sea Line Of Communication (SLOC) is located on the Indonesia. 550 miles long and 300 miles wide at its northwest end. in which transported through the Malacca Straits. piracy. Indonesia’s Geopolitical Sphere Because of the Asia-Pasific economies heavily rely on the sea for transportation for trade and energy matters. armed robber and threat of maritime terrorism are the major problems which often colouring the situation in Malacca Strait. These problems understood in shared understanding as maritime security. it also will threathening Indonesia’s sovereignty as their core national interests. only 1. the Malacca Straits has give number of implication to world trade connectivities. Malaysia and Singapore borders.000 ships weighing in various tons across the straits and it is estimated have a trend to increase (Ho. Each states in the region is highly dependence to Malacca Straits. it even will be higher if the energy commodity prices hike up (Coulter. Growing economic industrialisation in the region will consume for more energy and the demand of energy is estimated will increase. As an archipelagic state. It can be potrayed by a study of the US National Defence University in which showed that if Malacca Straits were blocked and the ships route diverted. Therefore. Malacca Straits as Indonesia given territorial has a strategic implication toward Indonesia geopolitics policies in the region as their strategic environment. Through Malacca Straits flows as much as 40% of world’s trade and also 80% of China oil imports. Even trend of the act of 23 . Every year.5 miles wide at its narrowest point. 2009).000 – 60. equal as South Korea and Japan oil imports and gas imports (Percival. Malacca Straits is the world’s most important maritime chokepoint. thus the extra stemming cost would account for US$ 8 Billion dollars a year. 2002). The Straits connects maritime route from Indian Ocean to the South China Sea. any threat that could have been occured would disrupting trade stability regionally and internationally. Indonesia sees Malacca Straits contains opportunity as well as risk because it has cover the longest route between Sumatera island and Malay peninsula. Act of the piracy and armed robber have occured within Malacca Straits for many years. 2007). between 50. Between 2001 and 2008. it is shaped like a funnel that eventually narrows into the Strait of Singapore and the Phillips Channel. the act of actual and attempted piracy in Malacca Straits account for 208 cases (RSIS. For Indonesia. 2005). Beyond the importance of Malacca Straits. Singapore has improved their navies combatants fleet with 6 Freegate Formidable. 2012). as a litoral states Indonesia have a sovereignty over the straits to rule under the reflections of UNCLOS Article 34. This is the advantage of Indonesia. develop and modernise their navy capabilities to be a blue water navy. As an archipelagic state. 2008). 2003). convoyed their ships and tankers with costguard and navies. in simply means. Moreover. while Malaysia has imporved their navies capabilities by adding other military bases (Yudhoyono. but conversely the user states inderectly not implementing their duties as noted in UNCLOS 1982 Article 43 (Jalal. the shared vision toward peace and stability not merely influencing member states capability to increase their military expenditure. Accordingly. PRC on the other hand. arrangement over the Malacca Straits viewed as Indonesia responsibility. It shown by the increase of both countries in expanding their navies capabilities. In ASEAN context. The vastly changing over international economic development with the rise of PRC and India has also changed geopolitical policies over the region. the U. Indonesia strongly believe that the sovereignty of their waters are equal as well as their land. This sort of activities has threatened Indonesia national interest to protect their territorial. This proposition was endorsed under the UNCLOS 1982. the international community perception of piracy and armed robber threat is still remain strong. Besides. In fact. state has the spatiality of power that represented by sovereignty to exercise power (Agnew. Indonesia’s control over the Malacca Straits could be exerted to influence the region since it contains energy security dimension of the region. pivot to AsiaPacific stressed that defending freedom of navigation in the South China Sea is one of America strategic interest (Clinton. was doing the same thing. India on the one hand. 2 Vastergotland Submarines and 4 Sjoorman Submarines. those activities was not related to the UNCLOS 1982 Article 19 which regulate the user states as innocent pasage. 2011). the user states of Malacca Straits are often armed their ships and tankers. 2006).JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 piracy and armed robber is decreasing. Therefore. the user states stressed that guarantee of maritime security under the UNCLOS 1982 from Indonesia (as litoral state) is questionable since its lack of capabilities. 2006). It presumes that India profoundly concerned about energy security which transported through the sea and control over the energy resource is crucial while India industrialised their economic (Hoverholt. In geopolitical context. 24 . as well as their desires to ensure energy security in oil and gas rich area of South Cina Sea. States seems to supervised their ships and tankers under their navies supervision. and even deployed their navies in the Malacca Straits (Jalal. PRC’s modernisation over its navies directed to ensure their national interests over the South China Sea.S. Regional Security Complex therefore dichotomised patterns of amity and enmity which is coherent to security interdependence analysis (Waever. Based on descriptive tenets of Regional Security Complex. There are. But if it the case that scenario occured. armed robber and maritime terrorism). Regional Security Complex: Theory Building and Analysis To explain what precisely rational policy could be made if those scenario occured. RSC also tends to securitise issues in the region (Securitisation Proccess). Besides. Those coincidence are not given. hal. Conflict of maritime dispute which caused by energy security. 2003. hal. Indonesia policy will choose either to likely play a significant role for maintaining peace and stability for the region or maximizing its power for the crucial role of ensuring its national interests toward their sovereignty if the scenario occured. Based on this changing geopolitics context. but it has crucially shaping future conflict in the region. state to state 25 . the writer emphasised Regional Security Complex (RSC) theory as a tool of analysis.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 All of it has depicted that many states has an interests toward the security of Southeast Asia waters. which is related to the main responsibility of Indonesia toward UNCLOS and ASEAN rules. First. but also encompass the future maritime disputes in which causes by energy security dimensions and could stimulate wars (The writer referred to name it as scenario). 44). Therefore. Related to Malacca Straits. Second. 2003. Regional Security Complex defined as group of states whose primary security concerns link together sufficiently closely that their national securities cannot reasonably be consider apart from one another (Waever. status quo over the Indonesia policy to ensure regional stability will be altered. Indonesia’s geopolitics policy option should be debated. 45). and where most of action occurs. theoritical framework of analysis that could be concluded as tool of analysis. next section of this paper will elaborate crucially geopolitics decision which could be considered by Indonesia government as policy response to the worst scenario of energy security led to maritime disputes. This scenario probability is low to happen. high impact if it were. It has to strategically noted that Malacca Straits connects Indian Ocean to the South China Sea and economically it also will increase the cost of shipping if the Straits were blocked and diverted. Southeast Asia region thus is a space where the extremes of national and global security interplay. include also for Malacca Straits. analsysis based on domestically in the state affairs in the region. For now Indonesia have conducted to play significant role in ensuring regional stability by creating security in Malacca Straits. All of those geopolitics vastly changing phenomena explicitly shows that the future tension over the maritime security which actually not only cover for the issues over maritime security (piracy. This efforts will be directly threathening Indonesia 26 . Indonesia Military Doctrine is Passive-Defense supported by Indonesia’s philosophical values on Constitution (Indonesia. Indonesia also will hard to defend its territorial and sovereignty when worst scenario of maritime disputes or wars occured. Indonesia domestic security affairs toward maritime security is important to be discussed. Indeed. Indonesia defined that maritime security has no relations to energy security and maritime conflict in the future. Malaysia and Singapore defence white papers has never stated that the importance of maritime security which also included its relation to energy security. It means that chance in domestic measures to play any significant geopolitics role toward maritime issues are low because of government preferences toward their defence arrangements. while it supposed to be centered as future circumstances. Indonesia as the main actor analysis will be placed in realist perspective. Singapore on the one hand has stressed their interests to re-think their status under the UNCLOS about the litoral states and the user states (Desker. First tenets of RSC emphasis on domestis affairs of states related to the security issues. Based on Indonesia Defence White Paper. It can be shown by comparing Malaysia and Singpore military expenditure to modernise its military capabilites. Doktrin Pertahanan Negara. Indonesia lay behind the both countries. Even Indonesia. particularly in South China Sea before RSC analyse Indonesia probability to response this situation in context of geopolitical policy through the Malacca Straits. in spite of Indonesia has acknowledged conflictual situation in the South China Sea (Indonesia. third. since their navies capabilities also insuffient enough to undergo that sort of situation. Therefore. situation of peace is considerably as pre-condition of war (Si Vis Pacem Para Bellum). 2007). 51). hal. 2008). in other words Indonesia’s lack responses toward the changing of its strategic environment would make Malacca Straits strategically invaluable for Indonesia Geopolitics policies. 2007). Malaysia and Singapore at this point clearly understand the vastly changing towards its strategic environment rather than Indonesia perceived. such as in the South China Sea. 2003. Indonesia lack of understanding in determining its strategic environment would led to weakness in producing its geopolitical policy.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 relations (which generate the security in the region). the region interaction with neighbouring regions. while Malaysia stands on the same position with Indonesia to protect the status of litorral states (Defense. In realist realm. and fourth. Indonesia domestic affairs centered their focus on the status quo of its strategic environment. At this point. the role of global powers in the region (Waever. 2010). The RSC analysis will begin with the worst situation of energy security led to maritime disputes or future wars. they will also control the Malacca Straits. There is no cooperation to prevent such situation. Both litoral states has inderectly recognised and performed some worri27 . the opportunity to “re-think” it will be widerly open. on the one hand parked their 6 submarines at their backyard with also they have amity relationship with the US navies. they will be backed by their security umbrella alliances. armed robber and maritime terrorism. Overlapping claims over each sovereignty will led fleets and submarines to pass this route while accordingly they were agreed under the UNCLOS that any means of navigation that threathen their territorial integrity and sovereignty is restricted. Singapore. The scenario of energy security led to wars in South China Sea or at least deteriorated tensions. But the precondition from its domestic affairs are strengthen their navy capabilities and alter their perception toward the significance of energy security which caused maritime disputes or wars in the region. Indonesia along with Malaysia and Singapore announced cooperation to secure Malaca Straits for maritime security purpose under Operation MALSINDO since 2004 and renewed as Malacca Straits Sea Patrol in 2006. Indonesia duties and rights to regulate the straits will disappear. Singapore and Malaysia) in maintaining maritime security looks like living in harmony when it came to issues as piracy.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Sovereignty caused with the changing over the status of the litoral states and the user states under the UNCLOS. Supported with Singaporean Navy as an instrument to alter those status. Trilaterally. Challenged from Singapore desires supposed to balance by the Indonesia government not only diplomatically questioning the alteration. Malaysia also have a security arrangement over their state through the Five Power Defence Agreement in which if they were attacked by other states. Indonesia and Singapore have conducted joint surveilance sytem (SURPIC) that covers the edge of Malacca Straits over the Singapore Straits. Indonesia can play crucial low to stop the wars or armed clash with bargaining to block or diverted Malacca Straits. cooperation among them will be hardly to achieve. According to scenario of energy security led to maritime disputes or wars. Second tenets of RSC is State to State relations to generate security in the regions. On the other hand. but also strengthening its navy to counterbalance Singaporean navy. It has a meaning toward the regional stability as means to show their concerns over the energy security led to maritime dispute. Indonesia and Malaysia have also conducted the same cooperation with Malaysia (Malaysia-Indonesia Cordinated Patrol) (Ho. 2007). When scenario occured. Indonesia relations with other litoral states (namely. for instance. Several cooperation among them have been concluded and came entry into force bilaterally or trilaterally. Third. 2012). armed robber and maritime terrorism. 2013). It means that relations with Southeast Asia with other region either Northeast Asia or Pasific. the lack of institutionalised rules within the region will prevail and cause the 28 . Should Indonesia being independent and active when its sovereignty and territorial integrity threathened while Indonesia defence also lack in navy capabilites? Si Vis Pacem Parra Bellum. but it is a good behavior when peace time. Indeed. Indonesia chance in securitising this issues perfromed lack of capabilites. It supposed to put energy security issues of the region and relating it to maritime security issues despites each states from each region recognised the future probability for this issues. Indonesia Foreign Policy characterised that Indonesia foreign policy should be based on Independent and Active principle. Southeast Asia region institutionalised their focused through the ASEAN Regional Forum (ARF). it is unprepared. but it needs to be prepared to take on difficult issues (Mukherjee. Until the current ARF meeting in Bandar Sri Begawan in 2013. This situation supposed to build shared understanding. Thus. the PRC. The focus of ARF since 2000 have been endeavours toward maritime security just as stated at ARF meeting in Cambodia in 2003. geopolitics preferences of such sort cannot be supported with Indonesia navy capabilities. or they will join to ally with them since deteriorated situation also pushed them. and Japan are highly depending their energy supply passed through the Malacca Straits and South China Sea. By conducting ADMM or ADMM-Plus. But since the ADMM guided with ASEAN norms just as noted under the TAC 1976. Besides the ARF. the perception among members of the strategic environment of the region (either Southeast Asia or Northeast Asia) is limited to maritime security. The interplay concerns of each region toward the ARF itself has only relating to maritime security which is contain of piracy. the ASEAN Defence Minister Meeting (ADMM) and ADMM-Plus has also taking important place in shaping the interaction among region toward the issues of maritime security.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 ness toward the energy security led to maritime disputes or wars while. Moreover. ADMM or ADMM-Plus forum has potential. But in the war times. Indonesia position is in dilemmas whether to protect Malacca Straits by blocking it but they also should face Singapore and Malaysia behavior. sphere of ADMM action to influence region with its policy is limited. since Indonesia’s naval capabilities have not been tested in conflict since the 1960s (Muhibat. Therefore Indonesia also have to prepare to worst situation when it came into war. In context that scenario energy security can causes the maritime disputes or wars. For instance. each region wants to have a shared understanding to response the security issues. the region interaction with neighbouring regions. institutionalised in norms and rules bound up together. South Korea. the endorsement of freedom navigation and preserving regional sea line stability is the main reason they have appeared. Indonesia can play crucial role to play between the great power. Indonesia in domestic level. when the worst scenario came into effect. either PRC or the US preferebly to wait Indonesia position toward the issues. In this level analysis. Based on this situation. Eventually. It sees that all Indonesia effort to prevent the worst scenario are good and adequate. The analysis of RSC theory has shown the worst situation if the scenario occured in which energy security issues can led to maritime disputes or wars. it would securitise Indonesia’s national interests when it came to the worst scenario.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 scenario. 2011). ADMM and ADMM (Plus): Source of Regional Stability? ADMM is the highest ministrial defence and security consultative and cooperative mechanism for the discussion of regional security issues with a view to ensuring that than ASEAN states live in peace with one another in the region. In context of the US rebalance to Asia-Pasific. the ADMM (Plus) is the robust. the RSC also analyse the role of global powers in the region. regional level and upon global level is lack of capabilities to manage adequate geopolitics policy if the scenario occured. Despite the US engagement to the region rely on their interests to peaceful means. The presence of the US to become significance balancer when PRC postition toward the current issues increased and escalating tension over the claims of South China Sea. but they were lack to institutionalise it when it come to the forum. in other words. Indonesia interests toward its security and the regional stability will be shaped with the engangement of other global power. The US strategic engagement to the region seen as the threat upon PRC. The US as the most important actors to Southeast Asia region. There were shared perception among region of energy security issues which can led to maritime disputes or wars. Moreover. both Southeast Asia and Northeast Asia countries are welcomed and eager for the US leadership (Clinton. Therefore the most reliable policy for Indonesia is to maintain current status quo through the ADMM-Plus Meeting. Indonesia is in vulnerable situation when the tension in its strategic environment deteriorated. The US presence will bring the regional balance of power arrangement when it is dealing with the rising PRC. As far as Indonesia endeavours to play between this situation. but in sense of realism. open and inclusive component of the regional security architecture that would enable the ADMM to cooperate with non29 . Related to the Scenario of maritime disputes or wars caused by the energy security issues. state-to-state relation level. effective. Indonesia’s Foreign Minister Natalegawa has tried to form regional architecture called “dynamic equilibrium” where there is no dominant power dominate the region. Moreover. Moreover. ADMM (Plus) potential meeting will be known as strategic meeting to ensure regional stability (Mukherjee. Russian Federation and the US (ADMM. when the issues over the maritime security came to the ADMM (Plus). is as a bargaining position toward defense diplomacy in ADMM (Plus). The proportion of ships attacked only ranges 0. For instance. armed robber and maritime issues. Therefore. ROK. 2010). Nevetheless.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 ASEAN countries to build capacity and better prepare ASEAN to the complex of security challenge (ASEAN. The significance of Malacca Straits as Indonesia’s geopolitical sphere in this context. not limited to low level issues as piracy.04% to 0. As the biggest archipelagic states in the region over the maritime issues. Indonesia have to conduct defense diplomacy toward the possibilites of energy security issues in which can led to maritime disputes or future tension escalations under the framework of ADMM (Plus) as well as the RSC scenario has explained above. maritime issues under the ADMM-Plus has also emphasised in piracy. ADMM (Plus) enacted five priority area which one of those priorities are toward maritime issues. India. armed robber and maritime terrorism in which based on International Maritim Bureau data does not seem to correlate and enourmously influence region.11% of total ships transiting anually (Ho. it supposed to be to address high level politics issues in maritime security. The role of ADMM or ADMM-Plus will be the most effective instrument to address and implement action toward security issues in the region. along with bilateral or regional cooperation that ASEAN has built with other extra-regional parties. ADMM itself comprises with all ASEAN Members whereas ADMM-Plus comprises ASEAN Members plus eight countries namely Australia. in particularly this issues also related to energy security. armed robber and maritime terrorism. rather than to be acknowledged as Talk-Shop. The ASEAN members and the eight extra-regional countries is highly aware about the 30 . without neglecting the importance of current low maritime issues. In order to build regional security architecture in the region. the issues regarding to the South China Sea as maritime disputes could be Indonesia’s geopolitical strategy to inderectly push PRC signed the regional Code of Counduct. Japan. PRC. Related to this paper. 2013). Perception among ASEAN members and extra-regional countries involvement in each maritime security issues has only cover for the piracy. New Zealand. Indonesia should have clearer position toward defence diplomacy at the ADMM (Plus) Meeting. 2013). Indonesia proposal to discuss the high level maritime issues related to energy security more affordable to be achieved. the ADMM (Plus) can expand their influence upon security arrangements toward the issues. 2007). Therefore. scenario of maritime disputes or war caused by the energy security can be addressed on ADMM (Plus). Based on this position. New York: Routledge. Skogan. J. Cambridge: Cambridge University Press. state-to-state relations level. 80% of energy needs passed this route to satisfy the thirsty Northeast Asia industrial economic. The Importance and Security of Regional Sea Lanes . B. Hoverholt. Globalization and Maritime Power. Tangredi. In K. Globalisation of Maritime Commerce: the Rise of Hub Ports. Therefore.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Indonesia’s geoplitical sphere in Malacca Straits as the 80% of Northeast Asia supply route energy. Cambridge: Cambridge University Press. In S. (2007). Indonesia is supposed to be play any significant role to ensure regional stability. Realism Perspective along with RSC theory has identified Indonesia capabilites from domestic level. One sort of it is by conducting significant defense diplomacy thourgh ADMM (Plus) meeting. Regions and Powers: the Structure of International Security. Skogan. BIBLIOGRAPHY Books Agnew. As the one of international chokepoints. Desker. C. America and the Transformation of Geopolitics. Geopolitics: Re-visioning world politics. Consider that the problems of energy security can led to maritime disputes or war. Indonesia lack of capabilities in conducting a significant role in Malacca Straits become important to be scrutinised. (2007). Washington DC: National Defence University Press. (2008). B. Therefore. D. Maritime Security in Southeast Asia (pp. Coulter. W. J. (2003). Re-thinking the Safety Navigation in the Malacca Straits. (2002). Asia. Conclusion Introudction of this paper has introduced the significance advantage of Malacca Straits to Indonesia’s Geopolitical sphere. Waever. J. In K. 14-18). inderectly Indonesia has also ensuring its national interests toward its sovereignty. Ho. New York : Routledge. by ensuring the achieavable regional stability to the region. B. 21-33). regional level and global level. (2003). Maritime Security in Southeast Asia (pp. 31 . New York: Routledge. it is Indonesia advantage to address this issues to the ADMM (Plus) forum have connections to secure Indonesia national interests. H. C. partuclarly in the South China Sea. go. Defense.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Websites ADMM. (2005). Doktrin Pertahanan Negara. (2011. S.setneg.org/index.php?option=com_docman&task=doc_ download&gid=5&Itemid=22 Report Muhibat. Buku Putih Pertahanan Indonesia . P. (2007).state. Hanoi: ASEAN. M. from admm. Jakarta: Departemen Pertahanan Republik Indonesia. P.asean.mil. com/2013/08/22/admm-plus-talk-shop-or-key-to-asia-pacific-security/ Yudhoyono. php?option=com_content&task=view&id=22&Itemid=33 Clinton. About the ASEAN Defence Minister’s Meeting (Plus). 2013. F.id/index.org: https://admm. Good Order At Sea in Southeast Asia. Singapore: European Union. from binkorpspelaut. Singapore: RSIS. ADMM-Plus: Talk Shop or Key to Asia-Pasific Security? Retrieved Agustus 29.Singapura. from US Deparment of State: http://www. M. (2012).id: http://binkorpspelaut. ADMM (pp. Januari 19). 32 . 2013. Retrieved Agustus 26. (2010). (2008).php/about-admm/about-admm-plus. 2013. H. (2006.setneg. Retrieved Agustus 28. Geopolitik Kawasan Asia Tenggara: Perspektif Maritim. H. B. (2013. Indonesia’s Maritime Security: Ongoing Problems and Strategic Implications. 2013.gov/secretary/ rm/2011/10/175215. A. Indonesia and the United States: Shared Interests in Maritime Security. Official Documents ASEAN. from the Diplomat: http://thediplomat. USINDO. from www. Retrieved Agustus 28. Joint Declaration of the ASEAN Defence Ministers on Strengthening ASEAN Defence Cooperation for Stability and Development of the Region. D. (2012).tnial. Indonesia. S.tnial. B.go. (2013. (2009). Oktober 11). (2010). Retrieved Agustus 29.html Jalal. D. R. Kuala Lumpur: Malaysia Ministry of Defense.htm# Mukherjee. 1-5). Jakarta: Departemen Pertahanan Republik Indonesia. Januari 13).mil. Persoalan Selat Malaka . Agustus 22).asean. America’s Pacific Century. 2013. Percival. Indonesia. RSIS. Malaysia Defense Policy.id/index.id: http://www. culture and economy are shifted. it’s not just geo-political hegemonies that are changing a relationship. And for all our efforts. it’s one of the hopes where ASEAN are facing off looming struggle for possibly in a process to gain dominance over the world. Ascendant Powers ASEAN Political and Security Community awaits. we can look at ascendant powers of ASEAN Community. intelligent who can understand local issues. more specifically for political and security. the type of generation we are looking for now is very different from the one that was needed when the problem of world was so real. 33 . that it will remain the pre-eminent manner in our world even then. Countries of ASEAN are looking for young spirit. We need to invest heavily in education and crafting our minds to confront 2015. Forever Young A nation searching for the next generation. both established and developing. its key to ASEAN Political and Security’s strategic and symbolic of ASEAN spirit. integrate and sympahise-empathise with other people. yes.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Kepingan Bernilai yang Mampu Mengakselerasi Terwujudnya APSC 2015 Mufalia Nurfitriani Universitas Bina Nusantara Abstract Geopolitically Learned by world’s conflict zones. Millenium Goal Millenium era needs find solutions to these contradiction that characterize specific problems. Geopolitically it is a centre of growing competition between social culture and economy. Catch-Up Smarten up and understand the political environment we are operating in. plagued by political and security issues. international affairs. seperti halnya pencapaian yang sempurna harus diawali dengan sebuah pemetaan pikiran yang sangat matang serta revisi dan evaluasi demi meningkatkan sebuah kualitas. Penduduk Indonesia merupakan yang terbesar di ASEAN yang mana telah mencapai 250 juta jiwa. konsep yang matang. Indonesia (MAPHILINDO). tentulah kita akan menyadari. Itulah salah satu contoh konsep sederhana bahwasanya kita seringkali melalaikan dan menyepelekan hal fundamental dalam keseharian. Jadi memang benar bahwasanya di dunia ini tidak ada suatu hal yang kebetulan.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Di kantong saya terdapat sekeping koin seratus rupiah. Ketiga pilar tersebut tidak dapat dipisahkan. yang terkadang kedatangan dan kepergiannya seringkali diabaikan dan tidak terlalu dipikirkan. Sebagaimana ketika ingin mewujudkan sesuatu. tapi dengan mengubah cara berpikir bahwa kita mampu mewujudkan banyak hal. pada umumnya dengan sekeping rupiah tentu saja tidak dapat membeli apa-apa yang kita inginkan. dengan kata lain sebagai simbol kesiapan untuk menghadapi ASEAN Community 2015 Bukanlah hanya tentang hegemoni sebuah geo politik yang akan mewujudkan atau mempengaruhi ASEAN Political and Security Community 2015. Sehingga bukan tidak mungkin kepingan tersebut dapat dibelikan sesuatu yang kita inginkan dan bermanfaat. ASPC dan ASCC. South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO). ekonomi dengan melakukan diplomasi perdagangan melalui kerja sama dengan skala regional juga turut serta dalam memberikan pengaruh. Tentunya banyak sekali permasalahan ataupun kendala yang dihadapi saat ini menjadi bekal strategi dan pembelajaran dikemudian hari. Philipina. Indonesia berpeluang besar untuk berperan secara aktif dalam mewujudkan komunitas 2015 yang berorientasi pada masyarakat. yang perlu dimiliki adalah cara berpikir. persoalan sosial budaya. Sebab Sebelum terbentuknya ASEAN. beberapa organisasi sebelum 1967 dianggap kurang memadai untuk mengintegrasi kawasan yakni Association of Southeast Asia (ASA). Maka kita janganlah mengukur terhadap apa yang sudah ada dan didapatkan. hal tersebut merefleksikan bahwa sifat koin hanyalah sebagai pelengkap keperluan transaksi semata. jikalau bukan karena matangnya sebuah pemetaan tentu saja harus bermodalkan sebuah tekad dan niat. bahkan tidak jarang kita akan mulai menghitunghitung berapa jumlahnya dan betapa berharganya kepingan di kantong tersebut. South East Asia Treaty Organization (SEATO) dan Asia and Pacific Council (ASPAC). Inilah yang sedang dilakukan ASEAN Community 2015 yang dalam tahap mengumpulkan dan berkumpul bersama untuk menjadi kepingan-kepingan yang bernilai yang diharapkan mampu mengintegrasi dan meningkatkan stabilitas regional baik AEC. 34 . Malaya. Namun ketika sebuah kepingan sedikit demi sedikit dikumpulkan menjadi banyak dan berat dikarenakan adanya perubahan massa. JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Ketika prioritas sektor terganggu dan tidak dapat dikatalisasikan. 35 . Internasionalisasi program studi. menangguhkan serta menjaga sebuah wilayah berdasarkan tanggung jawab bersama untuk keamanan yang komperehensif. yakni meliputi basis aturan dalam norma dan nilai. mengenali kapasitasnya sebagai perwujudan dari cita-cita bangsa. infrastruktur dan pemerintah yang legal serta berintegritas demi menciptakan dunia interdependent dengan segala keberagaman yang ada. non interference. kohesivitas. Untuk mewujudkan ASEAN Political and Security Community 2015 dapat diawali dengan mengukur kualitas masyarakat. kedaulatan dan kebebasan domestik tanpa adanya campur tangan dari luar. Maka penggalian potensi dan penempaan mental sangat berperan dalam memperkuat/menanamkan akar kepemimpinan untuk siap menjangkau dan merealisasikan cita-cita yang tertunda. namun melupakan pentingnya mempererat antar sesama Negara. penyelesaian perbedaan atau sengketa dengan cara damai. menilai ataupun mengasah kepekaan secara sosial maupun psikologi. pelayanan. inilah yang akan menghambat kestabilan sehingga tidak dapat menginterpretasikan AEC. Berdasarkan prinsip utama dalam kerjasama ASEAN. Seluruhnya bermanfaat demi menargetkan integrasi perdagangan. stabilitas. Saat ini bahwasanya sering ditemukan masing-masing Negara tengah sibuk berusaha membangun. menghindari ancaman dan penggunaaan kekuatan/senjata serta kerjasama efektif antara anggota. hal tersebut dapat membantu terbukanya cakrawala dalam hal berpikir. peluang capital market. Terdapat Tiga karakteristik yang sebelumnya harus kita ketahui dalam ASPC. Sikap simpati-empati yang berlandas kepekaan untuk mengawal segala perkembangan Nasional beserta pasang surutnya juga tidak boleh dikesampingkan. bekerjasama dalam pembangunan politik dengan memperkuat aturan hukum. seperti yang terdapat juga dalam Treaty of Amity and Cooperation in SouthEast Asia (TAC) adalah saling menghormati. investasi. baik memahami. yakni dengan memahami sejarah negeri beserta sejarah diri sendiri. belum terwujud bahkan yang belum pernah terpikirkan dalam rangka menjajaki ASEAN Community 2015. konsisten. perdamaian. berupa pengenalan karakteristik dari tiap Negara dengan cara menginvestasikan secara luas kepada lapisan masyarakat dalam bidang pendidikan budaya. khususnya generasi muda akan pemahaman. Kendala tersebut membutuhkan solusi serta dapat diproses melalui interaksi untuk membagi pengetahuan norma dan nilai. teknologi. Namun kelemahan visi dan mandat secara politik telah menghambat menghambat proses integrasi kawasan. system peradilan. ASPC dan AECC. dan mumpuni untuk melangkah siap demi terwujudnya ASEAN Community 2015. Disamping itu dengan cara menyoroti 36 . sebagaimana menteri-menteri pertahanan antar negara ASEAN harus lebih aktif mengikuti pertemuan dalam ADMM (ASEAN Defence Ministers Meeting) maupun AMM (ASEAN Ministerial Meeting). Hal tersebut harus diselaraskan dengan ASPC yang merupakan pembentuk kerjasama sosial dan solidaritas. melindungi Hak Asasi Manusia bahkan kebebebasan fundamental. kredibel. Maka kita sebagai rakyat harus bergotong royong terlebih pemerintah yang mempunyai peran penting untuk intervensi dalam mengimplementasi pembenahan guna mendorong masyarakat dan anak muda yang visioner. Sebagai anak muda Indonesia. Termasuk dengan memasyarakatkan nilai-nilai bersama seperti HAM. ASPC diharapkan mampu membawa kerjasama mewujudkan cita-cita tetinggi bersama dan memastikan bahwa masyarat beserta Negara-negara antar kawasan dapat hidup dalam kedamaian dalam lingkungan yang menjunjung demokrasi. yang mana kerjasama merupakan alat vital yang bergaransi demi menciptakan stabilitas. anak-anak dan demokratisasi. Sebagian anak muda menganggap bahwa ranah politik sama sekali tidak memberikan pencerahan. memupuk keinginan mengedukasi/menggugah bersama-sama untuk berjalan beriringan cerdas secara intelektual dengan kestabilan emosi. Terlebih dengan melakukan pertukaran aktif seperti praktikpraktik terbaik dan konstruktif meliputi keamanan tradisional dan non-tradisional. gender mainstraming. Jika keadaan apatis ini terus berlanjut tentu sangat berbahaya. menyediakan kegiatan yang dapat memfasilitasi untuk menyuarakan hak demi hak krusial beserta penyaluran aspirasi. Kerangka ARF (ASEAN Regional Forum) bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam membangun kepercayaan di bidang militer maupun di area pertahanan. sehingga berbagai macam peta pemikiran dapat terpadu obyektif dan itu semua merupakan kunci strategi awal AMRI (Responsible for Information). melihat realita betapa negatifnya politik di mata kalangan remaja. namun saling menunjukkan sikap responsif adalah keutamaan untuk turut mempromosikan wilayah pertahanan dan menciptakan perdamaian juga sebagai resolusi ASEAN Political and Security 2015. mewujudkan citacita bersama dan menjaga perdamaian kawasan yang dimaksudkan untuk merealisasikan karakteristik ASPC dalam hal pembangunan politik. Dengan menjunjung tinggi budaya yang telah mengajarkan kita semua untuk dapat saling menghormati.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 Potret apolitis kaum muda terhadap dinamika politik adalah bukti dari lemahnya figur baik pemerintah maupun pemimpin diantara masyarakat. seharusnya dapat mendorong kita untuk bersinergi dalam berbagai macam niatan positif. anak-anak. kesetaraan. Dalam membina hubungan tersebut tidak harus selalu memiliki rencana kongkrit untuk mengintervensi sesama Negara ASEAN. seperti. Berdasarkan ASPC blueprint mengenai karakteristik dan elemennya. mempromosikan isu tentang hak wanita. Salah satu pelajaran bagi Negara-negara ASEAN yang dapat diambil pelajarannya sebagai salah satu hikmah (ilmu) dari isu berskala internasional. Instrumen tersebut difungsikan sebagai resolusi dimana tantangan politik dan keamanan saat ini sangat rentan dan beragam. masalah beserta solusi (ilmu) secara terbuka merupakan masa depan ASEAN Community 2015. sengketa/ konflik maupun polemik tentu tidak semuanya dapat teratasi. kelak menjadi peristiwa bersejarah dan bernilai karena sekeping (Negara) yang terkumpul dapat memberikan sebuah dedikasi yang berharga bagi antar-kawasan bahkan dunia. terkhusus untuk ASEAN Political and Security 2015 yakni seperti weapons of mass destruction. cyber security dan terrorism yang telah menjadi sumber persengketaan. Utamanya ASEAN Political and Security 2015 ini mengadopsi sifat kemasyarakatan seperti berkooperasi dalam proyek-proyek yang menguntungkan sesama Negara ASEAN untuk saling memproteksi. Jadi memang benar bahwasanya krisis. ASEAN.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa APSC 2015 isu-isu regional dapat dikatakan sebuah kontribusi signifikan dalam rangka mengusahakan sebuah komitmen pembangunan dan diplomasi preventif. menuntaskan serta memperbaiki dari berbagai persengketaan maupun permasalahan yang berkecamuk. Demi mengakslerasi terwujudnya ASEAN Political and Security 2015 selaras dengan tujuan MDG 2015 (Millenium Development Goal) perlu adanya pemahaman bahwa proses dan usaha pencapaian sebagai bentuk tes kemampuan yang bermanfaat untuk mengukur seberapa siapkah kita menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga diwaktu mendatang. Tidak lupa keberanian untuk mengemukakan pengalaman. Dan tentu saja kesuksesan yang akan segera tercapai. ASPC memiliki instrument berupa ZOPFAN (Zone of Peace Freedom and Neutrality) dan The Treaty of Amity and Co-operation in South East Asia. 37 . com .ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 38 Source: emergingfrontiers. Initiative ASEAN Integration) 39 Monica Agnes Universitas Indonesia . The interaction among countries in this particular region has been increasing through the ASEAN (Association of South East Asia Nations). Those communities are expected to design a more integrated form of this region and association. this paper will explain about the evolution of regionalism in South East Asia region. ASEAN Development Gap. this paper will analyze the prospects of regional economic integration in ASEAN through ASEAN Economic Community 2015. On the first section. Third. This paper aims to explain the increasing of regionalism in ASEAN in the middle of high level of development gap towards the path to ASEAN Economic Community 2015. Structurally. In coping with this constrain. Initiative ASEAN Integration (IAI) ASEAN has adopted one of the instrument to address this issue. Recently. ASEAN Economic Community. this paper will consist of three sections. ASEAN aims to achieve the ASEAN Vision 2020 through the ASEAN Community 2015 which comprises the ASEAN Political Security Community. Second. as the regionalism happens. this paper will explain about the development gap exist among ASEAN member countries and the implementation of Initiative ASEAN Integration in narrowing the development gap. One of the challenge towards the AEC is the wide disparities of development among the ASEAN member countries. This is going to be conducted by assessing the implementation of Initiative ASEAN Integration workplan. ASEAN Economic Community and ASEAN Socio Cultural Community.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Path of Regionalism in ASEAN towards the Economic Community 2015: The Implementation of Initiative ASEAN Integration Work Plan I & II in Narrowing The Development Gap Abstract The rapid growth of globalization has emerged regionalism in South East Asia region. regional economic integration.(Keywords: Regionalism. secure for their peoples and for posterity the blessings of peace. Indonesia. Region is a group of countries which have created a legal framework of cooperation covering an extensive economic relationship. Phillippines dan Thailand as the members. 4 Ooi. Malaysia. However. In 1963. ASEAN was established with five member countries: Indonesia.1 Based on this particular definition. ASEAN Declaration was agreed and it proclaimed ASEAN as representing “the collective will of the nations of Southeast Asia to bind themselves together in friendship and cooperation and. and with the possibility foreseen that the region will evolve or change. Filipina. Regionalism among Developing Countries (London: Macmillan Press. through joint efforts and sacrifices.). ASEAN directs into another function of cooperation. as time goes by. it is indispensable to take a look deeper at the concept of region. xii. Cambodia. South East Asia.. Myanmar and Vietnam joined the other five countries in ASEAN. International Regionalism (Boston: Little. ASEAN has managed to cope with the other actor out1 Sheila Page. However. freedom and prosperity. SEATO (South East Asia Treaty Organization) was established on 1954 as the effort of United States of America through Truman Doctrine of creating anti-communist bilateral and collective defense treaties. From Angkor Wat to East Timor. Malphilindo was created but then dispersed due to the problem when Indonesia went against the effort of the creation of Malaysia as a nation.3 This was to create alliances that would contain communist powers. ABC-CLIO 5 ASEAN. Vietnam.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Regionalism in South East Asia Region Before we analyze further about the dynamics of regionalism in South East Asia. Later. “History. the conflict between Malaysia and Phillippines had brought this association to an end. Years later.27 pm. (Taylor & Francis (2009). ASEAN used to be a forum of leader among member countries to talk. Myanmar. Cambodia. there have been some intitutionalization process which turns ASEAN into a more developed regional cooperation. Then regionalism may be defined as ‘the formation of interstate groupings on the basis of regions’. 2000) hlm.org/asean/aboutasean/history on Saturday. American Government: Political Development and Institutional Change. Keat Gin. 3 Cal Jillson. After the end of Cold War. The Founding of ASEAN” accessed from http://www. 7th September 2013 at 10. 2 Joseph Nye (ed.2 The regionalism path of South East Asia region could be seen as follows. Singapore. with the intention that it will be of indefinite duration. For instance. Laos. which most of them are in economic sector. Malaysia. Brown & Co. hlm. which comprises of Brunei Darussalam. Filipina. Volume 2. 1968). Thailand. (2004). ed. Singapore and Thailand. on 1967. the Association of Southeast Asia was established on 1961 with Malaysia. Further.”5 In general. Southeast Asia: A Historical Encyclopedia.. 40 . the effort of establishment for ASEAN Free Trade Area (AFTA). could be acknowledged as a region where there is a process of evolution and change on its form of cooperation through ASEAN.asean. At the earlier period of its existence. 5. Laos.4 Later on. 1995) hlm. 10 Robert O’ Neill. in Robert O’Neill and John Vincent (eds.30 pm. promoting political stability or economic development are of more immediate importance and indeed are prerequisites to greater integration.8 This has shown the path of regionalism in South East Asia from a less formal regionalization into a more compact and structurized of regional institution. (b) a highly competitive economic region. ASEAN leaders have tried to design the ASEAN Community which comprises of ASEAN Political Security Community. ASEAN Economic Community and ASEAN Socio Cultural Community. The West and The Third World (London. 41 .asean. 1990) hlm. the initiative to achieve economic regional integration in South East Asia through ASEAN Economic Community (AEC) 2015 will also be determined political and economic process to stability. In much of the Third World in particular the tasks of nation building. ‘Western Security Policy towards the Third World’. and (d) a region fully integrated into the global economy. as most of the ASEAN members 6 7 ASEAN Economic Community Blue Print. (c) a region of equitable economic development. It seems clear that for Africa as for much of the developing world. The ASEAN single market shall comprise five core elements which are the free flow of goods. real progress towards regional cooperation will require a much sturdier foundation of political cohesion and economic progress. The increasing level of interaction has given some contribution towards ASEAN as the legal framework of cooperation. 220. Macmilla. 9 Louise Fawcett. and reduced poverty and socio-economic disparities. “ASEAN Economic Community” accessed from http://www.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 side the region which are called as Dialogue partner. free flow of capital and free flow of skilled labour. From here. it could be argued that regionalism is growing in ASEAN rapidly in the middle of political and economic struggle to stability. This communities are expected to be achieved in 2015. The ASEAN member countries are getting intense in interacting each other.9 By that. free flow of investment. free flow services.).6 In order to achieve this vision. “Regionalism in Historical Perspective” in Louise Fawcett dan Andrew Hurrell (eds.org/communities/asean-economic-community on 7th September 2013 at 10. Ibid.10 Here. As the level of regionalism is getting increased day by day.7 AEC envisages the following key characteristics: (a) a single market and production base.34. 8 ASEAN.) Regionalism in World Politics: Regional Organization and International Order (New York: Oxford University Press. the ASEAN leaders have agreed upon the idea of ASEAN Vision 2020 which is to transform ASEAN into a stable. prosperous and highly competitive region with equitable economic development. The AEC will establish ASEAN as a single market and production base making ASEAN more dynamic and competitive. worldbank. institutionalization (the extent of formal institutional building). the development gap in ASEAN is seen between ASEAN-6 (Singapura. it is irrefutable that 11 Peter H.946.11 Based on this indicators it could be argue that the regional economic integration in ASEAN is still low. Smith. 5. “GDP Per Capita (current US$)” diakses dari http://data. it takes a long process of regional cooperation as it demands political cohesion and economic progress.org/indicator/ NY.GDP. the income per capita of Singapore in 2012 is US$51. c.Indonesia and Filipina) and CLMV (Cambodia.12 It clearly shows that there is a significant development gap exist among the development gap in ASEAN. for example. this indicator is also still very low because sometimes the policy of a particular member does not always in line with the other member has. ‘Introduction: The Politics of Integration: Concepts and Themes’. regarding the scope there issues included sometimes limited to the aspect of trade and foreign direct investmen while the development issues regarding poverty sometimes left behind. The Challenge of Integration: Europe and the Americas (New Brunswick. ASEAN still a huge problem regarding the wide disparities of development among member states. b. Brunei Darussalam. Peter Smiths points out some indicators or dimensions of regional economic integration which are: a. altough ASEAN has developed quite well. NJ: Transaction. regarding the centralization. 12 World Bank.CD on August 2013 at 10. Vietnam). d. regarding the policy harmonization.26 pm. Malaysia.PCAP. Fourth. ASEAN is still in the very low level. 42 .). Smith (ed. Indonesia.709 while at the same time the income per capita of Myanmar is US$0. Laos. ASEAN is still low in terms of institutional building regarding the ‘ASEAN way’ and consensus mechanism. For instance. based on the World Bank. goes with its democracy. Development gap in ASEAN and Initiative ASEAN Integration Altough regionalization has been developing rapidly in this region. 1992) hlm. depth (the extent of policy harmonization). Regarding the economic process. scope (the range of issues included). in Peter H. Thailand. Brunei Darussalam goes with its sultanate political system. Myanmar goes with the junta. Third. However. indeed ASEAN has realized that the idea of achievieng an integrated region is constrained by the wide disparites of development gap among its members. First. This is due to the diversity of political system and economic development in each member countries. This is regarding the weak process of formal institutional building. centralization (the degree to which effective authority is centralized). Myanmar. Second.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 are developing countries. Most of the times. Prospects of ASEAN Economic Community 2015 Perhaps the greatest challenge to ASEAN economic integration lies in addressing the development divide among its member countries. (b) regional awareness and identity. Andrew Hurrell explains that there are five varieties of regionalism. it could be argued some points about the prospects of ASEAN Eco13 Ibid. 14 UNDP. “Realizing the ASEAN Economic Community 2015” dalam Hadi Soesastro dan Clara Joewono (eds).14 In addressing this issue and solving this problem. ASEAN development gap concept then is broken down into three variables which include health (indicated by life expectancy in years and the infant mortality rate).13 This is becoming an enormous of gap of development in ASEAN. all 232 projects under the IAI Work Plan I have been completed.127 and the income per capita of Indonesia is US$3. “Regionalism in Theoritical Perspective” in Louise Fawcett dan Andrew Hurrell (eds. income (indicated by $PPP purchasing power parity and multidimensional development (indicated by HDI).JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 the development gap also happens among the ASEAN-6 countries. 43 . The goal of this work plans is to narrow the development gap in ASEAN in order to accelerate the process to economic regional integration through AEC 2015.16 Based on the observations of IAI work plans. 311. education (indicated by life expectancy in years and the infant mortality rate).pdf on 7th Sept 2013 at 11. 1995) hlm. (d) state-promoted regional integration.asean. The main target of the IAI work plans are the CLMV countries where they get the fund and assistance from ASEAN-6 and some other partners such as UNDP and ADB. tourism. this work plans could be classified as the state promoted regional integration where the regional integration is promoted by the state actor through aid and asisstance.17 Based on those explainations above. ICT. human resource development. regional economic integration. As of 4 October 2012. (c) regional interstate cooperation.38-45. For example. (e) regional cohesion. education (indicated by mean years of schooling and expected years of schooling). poverty and quality of life and general coverage projects. Brunei Darussalam has the income per capita is US$41. 16 Andrew Hurrell. ASEAN comes up with the idea of Initiative ASEAN Integration (IAI) which is executed through IAI work plan I (2002-2008) and IAI work plan II (2009-2015).org/images/2012/Economic/IAI/IAI%20Work%20Plan%20I.) Regionalism in World Politics: Regional Organization and International Order (New York: Oxford University Press. but also to the human development. This development gap does not only count the economic growth. The Inclusive Regionalist: A Festschrift dedicated to Jusuf Wanandi. (Jakarta: Centre for Strategic and International Studies. 2008) hlm. 2011) 15 Status Update of the IAI Work Plan I (2002-2008) accessed from http://www.22 pm. Human Development Report 2011 (New York: Palgrave Macmillan.557 at the same year. which are: (a) regionalization.15 It includes some programme area such as infrastructure. 2nd ed. 17 Denis Hew. However. First. which is IAI work plans. there is a big opportunity for ASEAN to achieve the AEC 2015 and get more benefit. the problem of wide development gap among member could be the main constrain for ASEAN in achieving AEC 2015. not only towards the economic growth of the state. This is regarding the rapid regionalization happens in this region. its implementation still needs to be optimized and maximized especially to make it more tangible to society. Although ASEAN has had a mechanism to adress this issue. 44 .JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 nomic Community 2015. especially Indonesia have developed the capacity of information to establish ASEAN Community effectively and the constraints when member states would like to achieve this project. such as: AIA (ASEAN Investment Council) and ASEAN Business Club and the effectivity of Indonesia government to promote information through media. there are a lot of information that need to be rechecked for reaching A SEAN Community. By propelling change in array of information. Some view Indonesia government is prepared very well to promote ASEAN Economy Community 2015. I use a qualitative analysis of examining the influence of website to attract ASEAN Society for preparing ASEAN Community 2015. I clarify that ASEAN countries. ASEAN Community. but in the reality. This paper challenges the argument that ASEAN Countries and Indonesia is ready for facing ASEAN Economic Community in 2015. The time period studied in this article includes the effort of ASEAN member states to disseminate the information through ASEAN Website since Cebu Declaration. 45 . Keywords: Website. Data will be collected from website to analyze the effectivity of information. and Coordination. By examining this case. Indonesia and ASEAN could prepare well to reach ASEAN Community 2015.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Peran Keterbukaan Media dan Informasi Indonesia terhadap Pembentukan AEC 2015 Abstract Kevin Tan Universitas Parahyangan This article examines the role of media through a multi-layer study of supporting website to reach ASEAN Economic Community 2015. Indonesia has a main role to prepare ASEAN Economic Community domestically and internationally. J. pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN.2 ASEAN juga berusaha untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dengan bidang yang lebih spesifik.org/communities/asean-economic-community> 3 Rahadiana.asean. 46 . petinggi ASEAN berkomitmen dalam mempercepat proses pembentukan komunitas tersebut dengan menandatangani Deklarasi Cebu 1. ASEAN Economic Community. keterbukaan media dan informasi terhadap bidang ekonomi harus di lakukan sesegera mungkin oleh berbagai pihak. di akses pada tanggal 1 Agustus 2013. dan (4) terintegrasinya wilayah ASEAN ke dalam ekonomi tunggal. A 2013. Overview: ASEAN Community. peran Indonesia sebagai salah satu founding father mutlak di perlukan dalam memberikan teladan bagi negara lainnya dengan mempromosikan Komunitas ASEAN di dalam negeri.thejakartaglobe. yang mencakup Komunitas Politik ASEAN. Indonesia Data Points to Weaker Economic Outlook. <http:// www. Jakarta Globe. Indonesia perlu berbenah diri dalam memasuki era baru ASEAN sebagai organisasi regional. 3 Pertumbuhan ekonomi yang pesat tersebut perlu diimbangi dengan 1 ASEAN Website. Pada tahun 2007. R & Thatcher. (2) kawasan ekonomi yang kompetitif. 2013) Untuk mencapai Masyarakat Ekonomi ASEAN.asean. yakni: Daerah AEC kerjasama meliputi pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas.com/business/ indonesia-data-points-to-weaker-economic-outlook/>. 31 Jili. diakses pada tanggal 1 Agustus 2013. Komunitas Sosial Budaya ASEAN dan Komunitas Ekonomi ASEAN. <http:// www. dan meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun AEC. 2 ASEAN Website. konsultasi dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan. Komunitas Ekonomi ASEAN merupakan salah satu pilar penting bagi negaranegara anggota organisasi yang terletak di Asia Tenggara. Dengan demikian. pengakuan kualifikasi profesional. Sejak 2003. Indonesia merupakan salah satu negara penting melalui pertumbuhan ekonomi yang terbilang pesat hingga 6.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Pendahuluan Seiring waktu yang terus mendekat. meningkatkan infrastruktur dan konektivitas komunikasi. khususnya Indonesia. langkah-langkah pembiayaan perdagangan. (Website ASEAN.03% di kuarter pertama tahun 2013. mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan daerah sumber.org/asean/about-asean>. Bayangan yang ingin di capai oleh para anggota ASEAN adalah: (1) satu pasar tunggal dan basis produksi . diakses pada tanggal 1 Agustus 2013. (3) wilayah pembangunan ekonomi yang adil. negara-negara yang tergabung di ASEAN menyadari pentingnya pembentukan Komunitas ASEAN 2015. <http://www. com%2Ffiles%2FJURNAL%2520PENELITIAN%2520KO MUNIKASI%2520DAN%2520PEMBANGUNAN. Sudahkah media berperan penting dalam mempercepat pertumbuhan investasi di ASEAN? Media masih belum menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap percepatan pertumbuhan investasi di kawasan Asia Tenggara. ‘Motif-motif Masyarakat Tebing Tinggi menggunakan Internet’. khususnya di dalam negeri. (b) penafsiran . Informasi publik akan sangat penting bagi para pelaku ekonomi dalam menganalisa setiap kebijakan politik dan menentukan langkah selanjutnya demi pembangunan ekonomi yang lebih maju. <https://www. fungsi komunikasi bagi masyarakat terbagi menjadi 5.d. di akses pada tanggal 7 September 2013.co. ASEAN menggunakan forum untuk menyebarkan informasi investasi kepada investor.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CFcQFjAI& url=http%3A%2F%2Frahmatproject. no. Menurut Dominick (2001). Media juga mempunyai kekuatan untuk memutuskan peristiwa yang layak di sajikan atau tidak. peran media menjadi begitu signifikan bagi para pelaku ekonomi di kawasan ASEAN. Kejelasan terhadap data-data pemerintah sangat di perlukan bagi negara-negara ASEAN dalam mengintegrasikan pasar-pasar di Asia Tenggara menjadi satu pasar. seperti yang telah di jamin di dalam UU no. vol. 14 tahun 2008 mengenai keterbukaan informasi publik4. yakni: (a) pengawasan. kebijakan politik dan ekonomi serta data yang kredibel. para pengusaha negara-negara ASEAN akan mengalami kesulitan dalam menginvestasikan dana mereka secara aman kepada publik. CEO. Tanpa kejelasan sebuah sistem ekonomi. Fungsi dan Peran Media Media memegang peranan yang sangat penting dalam mempercepat pemberian informasi kepada masyarakat luas. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan.51773540.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 akses keterbukaan informasi. Dengan demikian.bmk>.doc&ei=UFUrUs-vJYmHrgeC_oDIDw&usg=AFQjCNEbZov3 91k5LdlexgtjwovdPnTk5w&sig2=9CEc8EOMWektBvkbfIhqFg&bvm=bv. 10. agen 4 Lihat lebih lanjut informasi publik yang wajib di sediakan Pemerintah pada Pasal 11 UU no. (c) keterkaitan.googlecode. 14 tahun 2008 5 Budiman 2009. 3 Desember. (d) penyebaran nilai dan (e) hiburan5. menjamin kompetisi yang sehat antar para pebisnis lintas bangsa dan pembangunan ekonomi secara menyeluruh serta turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan ekonomi internasional. Selama ini. 47 .google. yaitu fungsi penafisran menjelaskan bahwa media memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting berdasarkan data dan fakta yang di berikan kepada masyarakat. Salah satu fungsi yang di sebut Dominick. ASEAN Business Club ASEAN Business Club (ABC) merupakan organisasi yang di dukung penuh oleh para pihak swasta dalam mendukung integrasi ekonomi melalui sebuah jaringan.7 Informasi tersebut dapat membantu sebagian besar pengakses yang memiliki minat besar terhadap membaca data dan berbagai peraturan. <http://aseanbusinessclub. Secara fungsi. 6 ASEAN Website. ASEAN telah secara baik membentuk badan yang mampu mengawasi proses pasar bebas ke dalam masyarakat. informasi mengenai penanaman investasi di kawasan Asia Tenggara masih sangat terbatas. keberagaman yang masyarakat ASEAN miliki perlu untuk dipertimbangkan dalam memberikan informasi yang lebih mudah di mengerti bagi para pengakses.org/news/asean-secretariat-news/item/how-to-invest-in-asean2>. 7 Contoh Informasi yang anda dapat akses adalah: Legal Text.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 promosi investasi. Namun.8 Sekretariat organisasi tersebut di jalankan oleh CARI (CIMB ASEAN Research Institute) yang merupakan sebuah badan think tank yang menjalankan analisis dan administrasi demi terwujudnya integritas ASEAN. Framework Agreement on the ASEAN Investment Area. yang bertanggungjawab untuk mengawasi impelemtasi dari ACIA (ASEAN Comprehensive Investment Agreement) 6. < http://www. Badan Pembangunan Daerah. How to invest in ASEAN?. Informasi yang dapat diakses berupa tulisan legal. secara praktek ASEAN masih belum dapat menunjukkan hasil yang signifikan melaui badan tersebut. Dengan demikian.9 Organisasi ini juga memiliki dewan penasihat yang terdiri dari para pebisnis ternama. persetujuan dan rancangan dalam menjalankan beberapa perjanjian. 8 ASEAN Business Club . asean. di akses 18 Agustus 2009. Seiring dengan berkembangnya era teknologi informasi. Namun. ASEAN Business Club Website.org/about-the-asean-business-club/>. dan Negosiator Perdagangan dan Investasi. About the Secretariat 48 . sepreti: Tony Fernandes. Namun. hal tersebut tidak efektif bagi para masyarakat ASEAN yang tidak mengerti seputar dunia usaha dan tidak mengerti informasi berbahasa inggris. Modality for the Elimination/Improvement of Investment Restrictions and Impediments in ASEAN Member States. di akses pada tangga 1 Agustus 2013. tidak semua masyarakat mampu untuk mengerti informasi yang disajikan oleh pihak pemerintah. Chairul Tanjung. dan lainnya. masyarakat dapat mengakses informasi dengan lebih mudah. Simon Cheong dan lainnya. Forum yang diadakan ASEAN bergerak di bawah ASEAN Investment Area Council (AIA Counsil) . 9 Ibid. Aboout ASEAN Business Club. Penyedian informasi-informasi yang dapat di akses secara mudah oleh para pelaku bisnis dan masyarakat ASEAN perlu untuk di lakukan. Di dalam website sekretariat ASEAN. info. para pelaku pasar akan mendapat kesulitan untuk mendapatkan informasi yang kredibel dari pemerintah di mana mereka berada. Kementerian Komunikasi dan Informasi telah memberikan kemudahan akses informasi melalui website di beberapa wilayah Indonesia mulai dari provinsi hingga kota-kota. acara yang pernah di jalani. Hanya beberapa website pemerintah yang memiliki akses terhadap peluang investasi di wilayah tersebut. pemerintah kota hanya menyajikan data yang tidak spesifik dalam memelihatkan sebuah peluang investasi di wilayah mereka. pemerintah pusat juga menyajikan informasi prosedural yang lebih mendetail melalui BPKM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) melalui website secara langsung dan informasi mengenai peluang investasi provinsi melalui http://www. Dengan demikian. Keruwetan dalam pengaksesan informasi di tambah oleh Kadin yang juga memberikan informasi yang hampur sama. Dengan demikian. untuk mendapat informasi yang mendetail dan seimbang. Hasilnya.investindonesia. masyarakat ASEAN perlu untuk mengakses informasi peluang investasi melalui langsung menemui aparat pemerintahan ataupun informasi website di kota masing-masing dan badan pemerintah. Hal ini sangat penting demi memberikan transparansi kepada komunitas ASEAN dan pengaksesan informasi yang lebih mudah bagi masyarakat dan kalangan pebisnis yang memiliki minat terhadap klub tersebut. tidak semua informasi yang di sajikan melalui website memiliki standar yang sama dalam memberikan informasi kepada masyarakat. pembaharuan informasi di dalam website jarang di lakukan dan terakhir di lakukan tahun lalu. Di lain sisi. kegiatan dan forum yang akan di lakukan beserta hasil penganalisaan demi terintegrasinya komunitas ekonomi ASEAN 2015. Informasi yang disediakan hanya terbatas kepada informasi ABC dan sekretariat. website ABC masih belum mampu membantu ASEAN dalam terbentuknya komunitas ASEAN 2015. video dan media.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Di dalam website ABC. Informasi yang perlu di tambahkan dalam website tersebut adalah syarat-syarat keanggotaan dalam ABC. Apa yang terjadi di Indonesia? Sebagai salah satu negara penting di Asia Tenggara. Untuk mendapatkan informasi mengenai peluang investasi. 49 . Informasi melalui website yang diberikan masih sangat umum dan tidak memberikan prosedur yang jelas seperti yang dilakukan BPKM. para pelaku pasar dan ekonomi perlu untuk mengakses informasi dari BPKM dan pemerintah kota/provinsi. Namun sayangnya. Selain itu. informasi yang disediakan bagi pengakses sangat terbatas. Indonesia mulai menggalakkan proses keterbukaan informasi kepada publik secara luas. Namun. Dalam negeri Dengan situasi yang Indonesia alami. yakni: kredibel. Kementerian ESDM (Energi. pakar investasi swasta justru memberikan informasi yang lebih mudah di mengerti dan di akses dalam memahami iklim investasi yang terjadi di Indonesia. para pelaku bisnis akan bingung dalam menanamkan investasi. aman dan terpercaya. Tanpa informasi yang tepat. kecuali website BPKM. Pemerintah Indonesia masih sulit untuk memberikan informasi yang jelas dan gamblang kepada para pelaku pasar melalui satu saluran yang kredibel. tepat dan akurat sangat dibutuhkan oleh para pelaku pasar. Selain itu. tanpa memberikan opsi bagi pelaku pasar ragu-ragu 50 . keuangan dan bisnis yang di lakukan di Indonesia. Sebagai aktor penting di Asia Tenggara. Selain itu. Selain itu.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Informasi yang sama. Indonesia perlu untuk mengambil langkah yang pasti. pemerintah Indonesia perlu untuk merevitalisasi setiap data dan informasi mengenai peluang investasi di Indonesia. pemerintah perlu memberikan informasi yang lebih mendetail melalui satu saluran informasi. Informasi yang disediakan pemerintah sangat beragam dan sulit untuk menemukan informasi yang lebih mendetail di antara website. aman dan terpercaya. Sumber Daya dan Mineral) beserta dengan beberapa lembaga lainnya. informasi sekunder juga dapat di akses melalui Bank Indonesia. baik untuk dalam negeri maupun luar negeri. Koordinasi yang jelas antara badan pusat dengan badan daerah mutlak di perlukan untuk tidak menimbulkan keruwetan bagi para pemerintah dan masyarakat ASEAN. Rekomendasi untuk Indonesia Peran media informasi dalam memberikan informasi kepada publik merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan investasi menjelang Komunitas ASEAN yang direncanakan rampung pada tahun 2015. Informasi yang di berikan melalui Van der Schaar Investments menjelaskan dengan lebih terperinci mengenai situasi dan iklim investasi yang terjadi di Indonesia di banding dengan website pemerintah. Informasi yang di berikan perlu untuk memenuhi syarat. Informasi mengenai peluang investasi juga dapat di akses melalui badan swasta. seperti: Van der Schaar Investments yang memberikan informasi spesifik mengenai kegiatan proyek. Tidak hanya badan pemerintah yang menyediakan informasi investasi di Indonesia. Dengan beragamnya informasi mengenai peluang berinvestasi di Indonesia. para pelaku pasar akan mengalami kesulitan dalam melakukan investasi secara pasti. Indonesia perlu untuk bekerjasama dengan negara lainnya di Asia Tenggara dalam memberikan informasi ekonomi dan bisnis berdasarkan bahasa negara masing-masing. Indonesia mampu untuk mengaktifkan peluang untuk memperkenalkan investasi secara signifikan. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) perlu untuk digalakkan. Luar Negeri Sebagai sebuah negara penting di ASEAN. Informasi tersebut di harapkan dapat mengorganisir peluang investasi yang timbul untuk mengintegrasikan ekonomi ASEAN ke dalam ekonomi global. Website yang di kelola Open Government Indonesia dapat memberikan informasi layanan publik yang jelas bagi masyarakat. pemerintah Indonesia dapat menginisiasi program khusus untuk memberikan kemudahan berinvestasi bagi para investor dan pelaku pasar. Koordinasi di antara Kementerian yang berkaitan dengan investasi. Hal tersebut akan mampu meningkatkan jumlah pebisnis yang mampu dan mau untuk mengembangkan bisnisnya baik di dalam negara maupun untuk ke luar kawasan. Kadin. Pemerintah dapat meniru programt tersebut di bidang penanaman modal. seperti pada: HKTDC (Hong Kong Trade Development Council) yang secara spesifik menangani masalah investasi di wilayah Hong Kong. seperti: ASEAN Business Council. para petinggi pemerintah perlu untuk menyesuaikan informasi untuk peluang berinvestasi dengan keunikan tiap-tiap negara. hal ini akan mendorong terintegrasinya Komunitas Ekonomi ASEAN melalui informasi yang ada. Dengan demikian. Secara spesifik. Pemberitaan secara lebih luas melalui media sosial merupakan hal yang dapat di lakukan dari sekarang. Pemerintah dapat mempelajari pola yang jelas. Selain itu. BKPM. Setiap acara yang akan di laksanakan dapat di sebarkan kepada massa dengan media sosial. suku dan budaya. Indonesia dapat mencanangkan untuk membuat satu website yang memberikan informasi peluang investasi bagi pengusaha Indonesia di negara lainnya di Asia Tenggara dan juga sebalinya. Salah satu website pemerintah yang memberikan informasi satu saluran yang cukup jelas adalah Satu Layanan. Hal tersebut di dukung dengan statis51 . Dengan menambah informasi yang akurat. Pemerintah perlu untuk memberikan struktur organisasi yang jelas kepada para investor. para pelaku ekonomi mengalami kemudahan dalam memberian investasi ke dalam Indonesia. Mengingat wilayah Asia Tenggara adalah wilayah yang beragam ras.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di Indonesia. Langkah praktis yang dapat di ambil pemerintah Indonesia adalah bekerja sama dengan negara-negara di kawasan untuk merevitalisasi website komunitas atau klub yang ada di ASEAN. Hal yang perlu di lakukan Indonesia adalah menggunakan media dalam menyebarluaskan informasi investasi. Di samping itu. 52 . Kesimpulan Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan Komunitas ASEAN 2015.Dengan demikian. Dengan demikian. Indonesia juga perlu untuk memberikan informasi yang kredibel dan terpercaya kepada masyarakat ASEAN. Indonesia perlu mengambil langkah yang lebih signifikan dalam memanfaatkan peluang ekonomi dan bisnis dalam memajukan perekonomian negaranya. Indonesia juga dapat mendorong negara-negara di kawasan ASEAN lainnya dalam merevitalisasi setiap informasi yang disediakan kepada masyarakat luas. Indonesia akan menjadi ujung tombak dalam membantu terbentuknya komunitas ASEAN.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 tik bahwa Indonesia merupakan negara ke empat terbesar yang menggunakan media sosial untuk berkomunikasi. TPP 53 . it is also haunted by the threat of regional economic disintegration. Keywords: AEC.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Refleksi Menuju Era Baru Ekonomi Transregional: Menilik Kesiapan AEC di Masa Depan Gineng Pratidina Permana Sakti Universitas Indonesia. The main cause of this prediction will be the nearly existing Trans-Pacific Partnership arrangement and the Regional Comprehensive Economic Partnership agreement. These two arrangements offer each of their segmented market. RCEP.ISAFIS Member Abstract The presence of Southeast Asia as the new emerging market prospects of the world has reshaped its characteristics. causing a potential intraregional competition and disintegration. ASEAN. While in some degree it offers some opportunities to be improved by the initiated various trade regimes in the region. hence influencing the ASEAN members to possibly prefer their market segment. (2012). namun juga sebagai arena kontestasi power-struggleantara kekuatankekuatan utama dunia. Evolusi ekonomi merupakan suatu hal yang tidak dapat terbantahkan. Sementara ajakan untuk memperdalam kerjasama transregional juga dilontarkan Amerika Serikat dan negara-negara utama lain di Pasifik dengan adanya wacana atas Trans-Pacific Partnership (TPP). 2. Bank of International Settlement. Wacana Ekonomi Transregional: Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Kemunculan wacana pembentukan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) terutama bagi ASEAN bukan suatu wacana baru yang merupakan 1 Zeti Aziz. hlm.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 Perkembangan terbaru dinamika ekonomi dunia. Kawasan Asia Timur dan Australia misalnya.2 Konsekuensi atas hal ini adalah dijadikannya Asia Tenggara sebagai gelanggang kontestasi ekonomi baru bagi kekuatan-kekuatan utama dunia yang mewacanakan adanya kerjasama lebih lanjut yang bersifat interregional maupun transregional. 2 Ibid. 54 . Oleh karenanya. tulisan ini akan berusaha mengevaluasi wacana ekonomi transregional dengan melihat ASEAN Economic Community (AEC) sebagai medium konsolidasi internal kawasan. hlm. dan lebih lanjut bagi konsolidasi ASEAN. Sebagai emerging market. Asia Tenggara diproyeksikan menjadi sebuah pasar yang meliputi 600 juta konsumen potensial dengan persebaran 65% penduduk kelas menengah yang memiliki tingkat daya beli tinggi yang turut didukung dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi regional sebesar 5. telah menempatkan Asia Tenggara bukan saja sebagai emerging market yang memiliki prospek masa depan yang cerah. mewacanakan dibentuknya framework kerjasama ekonomi yang terintegrasi antara negara-negara ASEAN dengan negara-negara utama kawasan Asia Timur dan Australia dalam rancangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).8% pada tahun 2017. “Towards A More Integrated Market’ dalam 19th ASEAN Banking Conference. Pertumbuhan FDI yang masuk ke negara-negara ASEAN senantiasa tumbuh di atas tingkat pertumbuhan 100% setiap tahunnya semenjak tahun 2010. namun di sisi lain perlu dipersiapkan dengan penuh pertimbangan untuk dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi ekonomi kawasan.1 Melihatnya sebagai pasar yang prospektif dapat ditinjau dari tingkat masuknya Foreign Direct Investment (FDI) kepada negara-negara ASEAN. Terlontarnya wacana-wacana integrasi blok ekonomi tersebut bukannya tanpa konsekuensi. 1. Efeknya bukan hanya sebatas berimbas pada peningkatan volume perdagangan atau peningkatan daya saing kawasan.54. dan New Zealand. 339. No. Melainkan merupakan implikasi logis tahapan perkembangan ekonomi yang perlu dicapai oleh ASEAN dan mitra dagang ASEAN untuk mencapai tingkat efisiensi dan produktivitas dagang yang maksimal melalui penyatuan framework kerjasama. maupun berbagai pengaturan perdagangan ASEAN dengan negara per negara seperti China pada ACFTA serta pada Jepang dan Korea. 5.3Dampak pengaturan perdagangan bebas ini sendiri di ASEAN juga ditemukan cukup signifikan dengan adanya peningkatan pertumbuhan volume perdagangan kawasan yang mencapai 8. Perkembangan situasi ekonomi di AsiaTenggara dan Asia Timur telah menunjukkan suatu perubahan signifikan dalam dekade-dekade terakhir oleh dorongan ekspansi perdagangan internasional dan arus masuk FDI. setara dengan indeks komplementaritas European Economic Community di tahun 1995 yang berada di kisaran 0.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 creatio ex nihilo. “The Impact of China ASEAN Free Trade Agreement on Regional Trade” dalam The Journal of East Asian Affairs. Secara kualitas. muncul begitu saja dari ruang kosong. Australia. 2.53. Sebagai suatu kekuatan ekonomi baru. Vol. integrasi ekonomi antar regional juga merupakan salah satu usaha untuk melakukan widening cakupan integrasi ekonomi tersebut melalui jalinan kerjasama dengan India dalam (ASEAN-India FTA). 4 Li Zhi-Feng dan Donghyun Park. jalinan perdagangan yang terjadi dalam tingkat regional dapat dikatakan cukup berhasil dengan adanya tingkat indeks komplementaritas ASEAN dan mitra dagangnya yang menyentuh kisaran 0.2%. “The Impact of AFTA on Intra-ASEAN Trade: An Industry-Level Empirical Analysis” dalam MEA Convention. Upaya-upaya widening yang dilakukan tersebut menjadi penting karena rezim perdagangan internasional yang beroperasi pada tingkat global seperti WTO dirasakan tidak terlalu efektif keberadaannya bagi arus perdagangan secara langsung ketika rezim perdagangan global tersebut (WTO) diperbandingkan dengan efektivitas rezim perdagangan internasional di tingkat regional. Hal ini secara umum merupakan suatu upaya untuk melanjutkan keberlangsungan ikatan dagang bagi ASEAN dan enam negara utama lain dari kawasan Asia Timur dan Australia melalui penyelesaian atas peramasalahan“noodle-bowl effect” yang terjadi pada status quo framework. hlm. Hal ini merupakan tanda positif yang berarti bahwa cakupan pasar bagi perdagangan interregional menjadi lebih inklusif dan lebih bervariasi. (2004) hlm. 55 . 18.4 Disamping kerjasama ekonomi inerregional antara Asia Tenggara dan Asia Timur. Dalam konteks 3 Xiangshuo Yin. melainkan juga secara implisit menangguhkan signifikansi pasar Asia sebagai kekuatan ekonomi global. identitas Asia telah berkembang dengan dicirikan sebagai wilayah yang memiliki integrasi ekonomi secara formal melalui pengaturan-pengaturan perdagangan internasional intra-ASEAN (AFTA). (2004). (2013). rezim WTO tidak membawa banyak implikasi signifikan bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya. India. Perkembangan dari jalinan integrasi ekonomi melalui perdagangan sampai pada fase yangsignifikan dengan berkembangnya 5 “Regional Comprehensive Economic Partnership Negotiation”. Australia. Hasilnya.5 RCEP diproyeksikan akan menjadi blok perdagangan terbesar di dunia yang mewakili 30% total GDP global dan mewakili 48% segmentasi pasar global. hlm. diakses dalam http://www.dfat. Comprehensive Economic Partnership in East Asia (CEPEA). East Asian Free Trade Agreement (EAFTA). Korea. dan New Zealand (ASEAN+6). “RCEP and TPP: Comparisons and Concerns” dalam ISEAS Perspectives. Free Trade Agreement (FTA) memegang peranan penting dalam desain arsitektur integrasi ekonomi melalui intensifikasi pasar perdagangan. Intensifikasi rezim perdagangan regional ini membawa implikasi bagi adanya persaingan perdagangan antar regional yang bahkan tidak jarang berkembang menjadi sengketa dagang sebagaimana dialami pada kasus US-EU Banana Import Regime dan berbagai kasus lain karena adanya diskriminasi harga dan pembatasan tariff yang terjadi akibat adanya pembentukan blok-blok perdagangan di tingkat regional.6 The Noddle-Bowl Effect Perkembangan integrasi ekonomi Asia Tenggara dan Asia Timur sebagai “the new emerging market”tidak hanya dilandasi oleh potensi alamiahnya semata. ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA). Pnom Penh mensinyalir adanya langkah lebih lanjut atas intensifikasi rezim perdagangan di Asia Timur dengan mewacanakan pembentukan blok perdagangan yang mencakup ASEAN. Tatanan kebijakan perdagangan ini dimulai pada awal 1990 dengan tergabungnya sebagian besar negara-negara di Asia Tengara dan Asia Timur dalam kerangka kerjasama global WTO dan kerangka transregional melalui keterlibatan dalam APEC. Bergulirnya wacana untuk membentuk Regional Comprehensive Partnership (RCEP) yang diinisiasikan pada 20 November 2012 lalu di East Asia Summit. Korea-ASEAN Free Trade Area (KAFTA). Economic Partnership Agreement (EPA) terinisiasi dengan jalinan yang berbeda-beda. 2. baru kemudian kerangka regional dan bilateral seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA). gov. ASEAN China Free Trade Area (ACFTA). pengaturan-pengaturan rezim perdagangan di tingkat regional mengalami intensifikasi dan menjadi front terdepan bagi pengambilan kebijakan perdagangan negara-negara yang terlibat di dalamnya. Setelah melalui kedua kerangka tersebut.au/fta/rcep/ 6 Sanchita Basu Das. 56 . namun juga diperkuat dengan kebijakan-kebijakan integrasi. Jepang.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 untuk meningkatkan volume perdagangan. China. Dari berbagai pengaturan kebijakan tersebut. “Dealing with Proliferation of Trade Agreements” dalam Asian Development Bank Discussion Paper. 38 FTA dalam negosiasi. hanya terdapat tiga FTA yang secara resmi disepakati. Di tahun 2008. banyak terimbas dengan adanya perbedaan mekanisme SP yang ada sehingga memberi7 Asia Development Bank Free Trade Agreement Database 2008. Tinjauan terhadap efektivitas FTA dan situasi internal di dalam regional (tinjauan kondisi faktual) menjadi faktor penting yang dapat memberikan masukan terhadap diambilnya langkah mengintegrasikan FTA-FTA yang ada menjadi suatu framework kesepakatan yang komprehensif sebagai output kebijakan yang memiliki kemungkinan tinggi.org 8 Jayant Menon.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 pengaturan-pengaturan ini. India. adanya pengaturan “Value Content” (VC) untuk menyamakan nilai produk setara dengan nilai minimal VC lokal. diakses pada http://www. Salah satu argumen yang mendasari wacana pembentukan RCEP dari sudut pandang keadaan ekonomi intraregional adalah karena adanya keinginan untuk menambahkan nilai efektivitas FTA-FTA yang ada dengan memberikan mekanisme koordinasi sehingga mencapai tingkatan cost-efficiency yang efisien. hlm. Pada tahun 2000. Salah satu bagian dari keadaan faktual yang menyebabkan adanya derajat inefisiensi antara lain adalah karena adanya keberadaan berbagai macam prosedur dan pengaturan dasar/ rules of origin (ROO) yang berbeda dan tumpangtindih antara satu dan lainnya. 2. New Zealand).7 Kehadiran wacana mengenai terbentuknya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan mempertimbangkan trend di atas kemudian sekilas nampak hadir sebagai sesuatu yang lazim. dan adanya peraturan “Specific Process” (SP) yang mengatur mengenai adanya persyaratan atas suatu proses tertentu dalam pembuatan suatu item. 57 . telah terdapat 41 FTA yang disepakati. Asia Tenggara dan Asia Timur merupakan garda terdepan dalam perkembangan rezim perdagangan dengan total pengaturan sebanyak 108 FTA. apa yang terjadi dalam wacana pembentukan RCEP sesungguhnya membawa cara pandang baru terhadap berbagai macam FTA yang melibatkan Asia Tenggara dan Asia Timur. Australia. No. 60. Jepang. Korea. Hal ini terutama menjadi penting karena jalinan FTA-FTA yang saat ini ada menyebabkan apa yang disebut dengan “noodle bowl effect”8 berupa ketumpangtindihan pengaturan satu sama lain sehingga turut menyumbang terhadap adanya derajat inefisiensi. Asia Regional Integration Center. Namun. dan 29 proposal FTA sedang diusulkan. (2008).aric.adb. Bidang tekstil dan garmen misalnya. Dengan demikian. Terutama pada bidang manufaktur. Cara pandang baru ini adalah upaya untuk menyatukan berbagai FTA kunci ke dalam satu framework yang mencakup rencana pembentukan blok dagang terbesar transregional yang melibatkan ASEAN+6 (China. ROO dalam FTA di Asia Timur mencakup pengaturan pada “Harmonized System” (HS) untuk mengubah klasifikasi tarif. Cit. Melihat kondisi faktual yang terjadi. Mekanisme yang diterapkan pada RCEP juga mengakomodasi skema semacam “gradual liberalization” untuk menjaga daya saing dan konsolidasi internal. diakses dalam http://www. Op. diakses dalam http://www. ROO ini juga menerapkan pengaturan lain. serta dalam pengaturan-pengaturan bilateral pada Japan-Malaysia EPA.9 Perbedaan-perbedaan ROO ini antara lain dapat dijumpai pada pengaturan dalam ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). efektivitas rezim perdagangan di Asia Tenggara dan Asia Timur berusaha ditingkatkan dengan tetap menjaga iklim kompetisi yang diproyeksikan terjadi melalui skema utilitarianisme yang mengatur kompetisi di antara negara-negara yang terlibat dengan memposisikan diri sebagai rezim perdagangan yang fleksibel dan mencakup komoditas-komoditas yang dapat terjangkau oleh negara-negara berkembang. dan Thailand-Australia FTA yang saling berbeda dan tumpangtindih. thaifta. Dalam kasus ini.my/Data/Sites/1/link/Announcement4/Akfta. Loc. Lebih lanjut. maka trajektori menuju arah peningkatan efektivitas rezim perdagangan regional menjadi bagian yang tidak terelakkan 9 Kawai dan Wignaraja. diakses dalam http://www.ph/ uploads/DownloadableForms/(BITR)ACFTAroo_20Oct10. mensyaratkan adanya nilai minimal VC sebesar 40% pada HS 87.dti. Pengaturan dalam ACFTA misalnya.10 Bahkan hal ini menjadi lebih redundan dengan diberlakukannya opsi antara pemilihan ROO VC atau ROO SP pada produk garmen. diakses dalam http://www.pdf 12 Kawai dan Wignaraja. 10 “Rules of Origin for ASEAN-China Free Trade Area”.pdf 11 Paul Gretton dan Jyothi Gali. Kalkulasi yang dilakukan oleh Manchin dan Pelkman-Balaoing melalui model gravitasi menunjukkan bahwa efek tumpangtindih ini dapat memungkinkan berakibat pada kenaikan biaya administrasi hingga lebih dari 25%.12 Dengan visi wacana RCEP.03 sementara pada Singapore-Australia FTA dan Thailand-Australia FTA berlaku nilai VC sebesar 60% pada tingkat HS yang sama. ASEAN-Korea Free Trade Area.pdf.pdf. Cit. kita mendapati bahwa sementara di dalam FTA terdapat pengaturan yang berbeda-beda atas suatu poin tertentu dalam ROO. maka cross-regime linkages dalam hal ini diperkuat efektivitasnya dengan menambah nilai guna rezim melalui pengaturan biaya yang lebih efisien (cost-efficiency). ROO pada Japan Malaysia EPA menerapkan VC 40% untuk tingkat HS 87. “Thailand-Australia Free Trade Agreement”. 127.mfea. Kasus yang sama juga terjadi pada pengaturan Japan-Malaysia EPA dan Singapore-Australia FTA beserta Thailand-Australia FTA.jp/region/asiapaci/malaysia/epa/content.11 Adanya “noodle bowl effect” ini mengakibatkan terjadinya kenaikan biaya administrasi.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 kan biaya inefisiensi pada sistem pengaturan FTA secara integral.mofa. “The Restrictiveness of Rules of Origin in Preferential Trade Agreement” dalam Productivity Commission.com/english/fa_thau. 58 . (2005). hlm.go. “ASEAN-Korea Free Trade Agreement”.03 sementara pada AKFTA mensyaratkan minimal 45% VC pada tingkat HS yang sama. “Agreement between the Goverment of Japan and the Goverment of Malaysia for an Economic Partnership”. SingaporeAustralia FTA.org.gov. 14 15 Wen Jin Yuan. Sementara beberapa negara seperti Jepang. Wacana pembentukan RCEP dengan cakupan dan visi framework pengaturannya yang baru menjadi output yang sangat dimungkinkan terjadi sebagai refleksi atas keadaan faktual tersebut.15Melihat TPP sebagai instrumen Amerika Serikat untuk masuk ke dalam kawasan Asia Pasifik juga dapat diidentifikasi dari bagaimana TPP digagas bersamaan dengan sesaat setelah dideklarasikannya “US strategic rebalancing” ke kawasan Asia Pasifik. “The Trans-Pacific Partnership and Asia Pacific Integration: Policy Implications” dalam Peterson Institute for International Economic Policy Brief. dan Kanada masih dalam kemungkinan untuk turut bergabung. Pada tahun 2010. Trans-Pacific Economic Partnership Sementara perkembangan framework kerjasama ekonomi transregional dalam RCEP mensyaratkan adanya implikasi logis dari sebuah tahapan evolusi kerjasama ekonomi antar regional.Dari apa yang dilakukan Amerika Serikat dalam TPP. Meksiko. (2012) .JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 dalam kerangka kerjasama ekonomi. “The Trans-Pacific Partnership and China’s Corresponding Strategy” dalam Freeman Briefing Report. Trans-Pacific Partnership (TPP) mengindikasikan dimensi lain kerjasama ekonomi di Asia Tenggara yang turut diliputi oleh suatu visi politik dan utamanya sebagaimana telah disebutkan di atas. Indikasi atas adanya TPP sebagai instrumen geopolitik kemungkinan dapat dilihat dari pola prioritas pemilihan anggota terlibat di dalamnya yang merupakan mitra aliansi tradisional Amerika Serikat. Chili. 4. dan Brunei Darussalam. Malaysia tergabung secara resmi sebagai bagian dari TPP disusul dengan bergabungnya Vietnam di tahun 2011. Pembentukan TPP tersebut tidak lepas dari bayang-bayang konteks persaingan yang terjadi antara status quo power dengan emerging power. Trans-Pacific Partnership (TPP) sendiri merupakan suatu framework yang digagas pada tahun 2009 oleh Amerika Serikat setelah sebelumnya mengambil bentuk sebagai Trans-Pacific Strategic Economic Partnership (TPSEP) yang terbentuk di tahun 2005 atas prakarsa Selandia Baru.14 Pertumbuhan ekonomi China yang terutama di dorong oleh penguasaan pada pasar Asia yang merupakan “natural sphere of influence”-nya memberikan stimulus tersendiri untuk membagi segmentasi pasar ini melalui mekanisme perdagangan yang lebih intensif yang dicanangkan oleh adanya pembentukan TPP. Singapura. 2. hlm. 59 . Backdrop dari jargon-jargon semacam “US rebalancing”13 atau “strategic pivot” tidak lepas mewarnai dinamika prospek persaingan yang terjadi antara TPP dan RCEP. TPP semata tidak murni merupakan langkah untuk 13 Peter Petri dan Michael Plummer. yakni Amerika Serikat dan China. (2012). Asia Tenggara sebagai gelanggang (backdrop) bagi persaingan great powers. hlm. Dalam konteks ini. Sementara TPP menargetkan perdagangan komoditas dengan standar tinggi yang meliputi skema pengelolaan lingkungan dan perdagangan hak kekayaan intelektual (intellectual properties). Di kemudian hari. dampak atas adanya berbagai blok ekonomi di Asia Tenggara terutama akan mengakibatkan adanya kompetisi intra-kawasan.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 menghalangi China. untuk mewujudkan pandangan ini adalah berarti memundurkan kembali tahapan pembangunan ekonomi agar mampu menyesuaikan terhadap kepentingan anggota lain. Bagi beberapa negara dalam ASEAN. Tergabungnya China dalam wacana pembentukan blok perdagangan RCEP merupakan bentuk bandwagoning negaranegara berkembang di Asia Tenggara dan Asia Timur terhadap kemungkinan efek TPP terhadap perekonomian regional. melainkan menjadi instrumen dalam membatasi China. Wacana pembentukan RCEP dari sudut pandang negara-negara ASEAN yang memprakarsainya tidak lepas pula oleh persepsi atas pembatasan pasar Asia Timur oleh keberadaan TPP. RCEP menawarkan fleksibilitas pasar melalui pengaturan komoditas perdagangan yang memiliki kualifikasi memungkinkan bagi negara-negara berkembang yang disertai dengan skema “gradual liberalization” dan “special treatment”. Negara-negara yang telah memiliki kesiapan dan bergabung 60 . Bukan tidak mungkin jika kemungkinan atas hal ini adalah adanya inkompatibilitas arsitektur ekonomi regional yang menyebabkan beberapa negara cenderung untuk lebih turut serta dalam pengaturan perdagangan asing yang berasal dari luar kawasan dan dengan demikian berkemungkinan membuat noodle-bowl effect dalam rencana implementasi ASEAN Economic Community atau dalam spektrum yang paling ekstrem. justru dapat memungkinkan bagi adanya persaingan dagangyang kurang kondusif dalam lingkup intraregional ASEAN. permasalahan klasik ASEAN yang senantiasa dihadapkan dengan problematika institution rivalryterhadap inisiasi-inisiasi asing menjadi mencuat kembali terutama menyangkut masa depan ekonomi Asia Tenggara. Tantangan bagi ASEAN terutama adalah untuk menyamakan visi ekonomi dan melakukan resonansi bersama bagi konsolidasi ekonomi kawasan. Pada Persimpangan Jalan: ASEAN Economic Community dan Konsolidasi Kawasan Munculnya wacana-wacana atas dibentuknya RCEP dan TPP yang dimungkinkan membelah tatanan ekonomi regional di Asia Tenggara merupakan suatu tantangan potensial bagi konsolidasi kawasan. Untuk menuju ke arah tersebut bukan merupakan suatu langkah mudah mengingat kontur ekonomi ASEAN terbentang dalam interval continuum yang teramat bervariasi. 61 .JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa AEC 2015 dengan pengaturan blok dagang dengan kualifikasi tinggi tentu dengan demikian dimungkinkan menguasai pasar Asia Tenggara sementara negara-negara dengan kapasitas ekonomi yang cenderung lemah di kawasan cenderung terbenturkan pada suatu dilema untuk melakukan liberalisasi pasar dengan kemungkinan kerugian atau berjalan dengan resiko kekurangan pasar secara signifikan. ASEAN SOCIO CULTURAL COMMUNITY 62 Source: teachforrecruiting.com . birpils.com. The strength of its economy which is reflected through increased economic growth continues to be evidence that Indonesia deserves respected. especially in the face of free market ASEAN in 2015. According to the blueprint of ASCC (ASEAN Socio-Cultural Community). the CSR Supervisory Board can become the trigger for sustainable growth in Indonesia and make Indonesia ready to challenge towards 2015 free market ASEAN. ASEAN. every country of ASEAN has to enhance its role in emphasizing the importance social responsibility among private sector parties. However. Board Indonesia. Keywords : CSR. Is it Essentially Needed? Gregorius Rinaldo Perdana Abstract Indonesia has been considered as a very attractive place to invest for global investors. the author has found that there are still many misappropriate treatments in business sector. 63 . Author gives an idea about establishing CSR (Corporate Social Responsibility) Supervisory Board in Indonesia. ASCC.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 The Transformation of Private Sector Towards Gold Indonesia : The Establishment of CSR Supervisory Board In 2015 Free Market ASEAN. Hopefully. Dalam Regional Workshop on Corporate Social Responsibility (CSR) yang diadakan di Bangkok pada tanggal 19 September 2011. CSR di Mata ASEAN Perilaku perusahaan yang tidak bertanggung jawab bukan masalah kecil yang dapat diselesaikan secara mandiri oleh suatu negara. telah terlihat bagaimana antusiasme perwakilan negara anggota ASEAN dalam membahas pengembangan kegiatan CSR di negara ASEAN dimana tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan dan mendukung partisipasi sektor bisnis dalam CSR. Sudah tak terhitung banyaknya pelanggaran yang terjadi seperti di Burma. Dalam pertemuan itu. Oleh karena itu.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 ASSC dan Tanggung Jawab Sosial Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dibentuk dengan tujuan untuk memberikan kontribusi dalam rangka mewujudkan komunitas ASEAN yang berorientasi pada kepentingan bersama dan bertanggung jawab secara sosial dengan maksud untuk mencapai solidaritas dan persatuan abadi antara bangsa-bangsa dan negara-negara anggota ASEAN. kerja paksa dan penggusuran yang terjadi karena berbagai proyek yang dijalankan oleh perusahaan dalam dan luar negeri. Tujuan dari ASCC tersebut dapat direalisasi dengan menerapkan tindakan nyata dan produktif yang berpusat pada rakyat dan tanggung jawab sosial. saya berkeinginan memberikan sedikit ide mengenai pembangunan Badan Pengawas CSR yang dapat diterapkan di Indonesia dan nantinya badan ini akan menjadi pioner bagi negara ASEAN lainnya dalam membuat badan serupa. Malaysia and Thailand berupa pembunuhan. telah disimpulkan juga bahwa praktik CSR yang benar-benar bertanggung jawab adalah praktik CSR yang memberikan kontribusi kepada masyarakat dan mengintegrasikan praktek-praktek bisnis sebagai langkah kepedulian dari suatu korporasi untuk kemajuan masyarakat suatu negara. ASEAN memerlukan langkah proaktif dari tiap negara anggotanya untuk mewujudkan iklim bisnis yang bertanggungjawab dan berkelanjutan. namun suatu komunitas seperti ASEAN tentunya perlu bahu-membahu membasmi praktik bisnis yang merugikan masyarakat. Indonesia. Berkaca dari apa yang dilakukan oleh Singapura. atau paling mendorong negara ASEAN lainnya untuk dapat meningkatkan kualitas dan mutu dari CSR yang diberikan oleh perusahaan. CSR di sana masuk dalam program pembangunan telah diatur oleh 64 . Cambodia. ASCC Blueprint merupakan dimensi kerja sama ASEAN dan komitmen ASEAN untuk mengatasi menjunjung tinggi aspirasi tiap negara ASEAN untuk mengangkat kualitas hidup masyarakatnya. JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 pemerintahnya. Sedangkan di Indonesia, belum adanya master plan pengembangan CSR perusahaan-perusahaan menjadi kendala utama Potret Tanggung Jawab Sosial Sektor Privat di Indonesia Kita dapat merefleksikan bersama bahwa dari tiga pilar yang akan membentuk komunitas ASEAN pada tahun 2015, tampaknya pilar sosial-budaya dipandang sebelah mata dibandingkan dengan pilar politik-keamanan atau pilar ekonomi. Namun dari kacamata saya, pilar yang dianak-tirikan ini sebenarnya mengandung aspek-aspek dasar yang secara esensial menjadi pegangan bangsa dalam berkewarganegaraan. Salah satu hal menarik yang akan saya bahas disini adalah perlunya mekanisme CSR (Corporate Social Responsibility) yang terintegrasi di antara anggota-anggota ASEAN. Dalam pilar sosial-budaya, ASEAN sendiri menyadari hal ini dengan membuat blueprint untuk pengembangan dan pembaharuan model tanggung jawab sosial bagi perusahaan-perusahaan yang beroperasi di negara ASEAN. Namun bagaimana dengan Indonesia sendiri? Sudahkah iklim bisnis di Indonesia sehat secara sosial? Dari data yang penulis himpun, statistik Komnas HAM menunjukkan bahwa 1.009 dari 5422 kasus HAM yang ditangani pada periode Januari hingga November 2012 adalah keluhan terhadap bisnis di daerah seperti persengketaan tanah, persengketaan pemilik perusahaan dengan tenaga kerja, penggusuran paksa, dan perusakan lingkungan. Ironis bukan? Berbicara soal kemajuan ekonomi, siapa yang tidak terkesan dengan kemajuan ekonomi Indonesia. Setidaknya kita perlu berbangga karena negara kita sudah didengung-dengungkan sebagai calon macan asia yang siap bangkit kembali. Betapa fantastisnya pertumbuhan ekonomi negara kita, perlu diketahui bahwa sejak tahun 2007 hingga kini, pertumbuhan Indonesia tidak pernah menyentuh angka di bawah enam persen. Namun hendaknya kita tidak boleh menutup mata mengenai ketidakseimbangan yang terjadi di negara kita. Kekuatan ekonomi yang meningkat secara signifikan tanpa disertai tanggung jawab sosial hanyalah bagaikan seorang atlet yang menggunakan dopping dan pastinya secara tidak sadar dia membunuh dirinya sendiri perlahan-lahan. Selain itu pula, tentu banyak dari kita yang tidak asing dengan suatu pepatah “yang kaya menjadi semakin kaya, yang miskin menjadi makin miskin”. Sebagai negara besar dengan produk domestik bruto (GDP) 20 besar dunia, Indonesia menjadi negara yang diperhitungkan di kancah ekonomi Internasional. Indonesia juga diramalkan bakal menjadi raksasa ekonomi dunia di masa depan. Namun, jauh dari predikat memuaskan, kinerja Indonesia di bidang yang paling dasar yaitu 65 JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 menanggulangi masalah kelaparan, ternyata paling buruk di Asia Tenggara. Data Global Hunger Index atau Indeks Kelaparan Global (IKG) menyebutkan, dalam sembilan tahun terakhir, Indonesia tidak mengalami perbaikan berarti. Pada kurun waktu 2003-2012, IKG Indonesia hanya turun dari 12,47 menjadi 12. Perlu diketahui bahwa skala IKG adalah sebagai berikut: kelaparan rendah (IKG < 4,9), kelaparan sedang (IKG 5-9,9), kelaparan serius (IKG 10-19,9), kelaparan kritis (IKG 20-29,9), dan kelaparan sangat kritis (IKG > 30). IKG Indonesia yang bernilai 12 tentu menjadi ancaman bagi generasi mendatang apabila kesenjangan ekonomi tetap “dijunjung” tinggi di negara kita. Sungguh kita tidak pantas bergembira setelah melihat potret fenomena ekonomi yang terjadi di negara kita. Pertumbuhan ekonomi yang digemborkan selama ini seolah hanyalah refleksi dari peningkatan kekayaan segelintir orang yang tidak berdampak secara menyeluruh terhadap kehidupan seluruh golongan masyarakat. Kesenjangan ekonomi yang semakin parah dan munculnya orang-orang kaya baru merupakan gambaran bahwa peran sektor privat yang merupakan tempat konglomerat menghasilkan uang belum berperan dalam meningkatkan dan membangun kehidupan ekonomi bangsa Indonesia. Kondisi seperti inilah yang menjadi cerminan dan pukulan bagi negara kita untuk lebih sadar dan tanggap dalam mengatasi minimnya peran sektor swasta dalam membangun bangsa. Pentingnya Peran CSR di Indonesia Demi terciptanya good governance dan sebagai upaya pemberantasan kemiskinan serta pemerataan ekonomi, diperlukan kerjasama dari berbagai elemen masyarakat. Bukan hanya pemerintah yang harus berandil besar, melainkan juga sektor privat dan masyarakat sendiri mempunyai kewajiban yang sama. Sektor privat memainkan peran vital karena sebagian besar kehidupan masyarakat tergantung dari sana, tidak hanya soal lapangan kerja yang disediakan oleh sektor privat, kehidupan masyarakat juga tergantung bagaimana cara perusahaan beroperasi tanpa menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi yang negatif. Peran CSR semakin penting dalam mendorong semakin luasnya tanggung jawab sosial korporat bagi terciptanya keseimbangan dan kesinambungan pembangunan baik dari sisi ekonomi, sosial maupun lingkungan. Kesenjangan dan kemiskinan yang merupakan masalah sistemik di negara kita sedikit demi sedikit bisa terkikis oleh aksi-aksi CSR yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang harus ditekankan dalam setiap kegiatan CSR. Pemberdayaan masyarakat tersebut secara tidak langsung akan berkontribusi terhadap pengurangan angka kemiskinan. Ban66 JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 tuan beasiswa, bantuan modal atau pendanaan terhadap usaha mikro, pendampingan usaha, penanaman pohon, kegiatan kampanye pro lingkungan, pelatihanpelatihan leadership, bantuan kesehatan, dan berbagai hal lainnya telah dilakukan oleh beberapa perusahaan Indonesia sebagai kegiatan CSR dalam rangka meningkatkan derajat bangsa Indonesia. CSR, Suatu Kewajibankah? CSR saat ini sudah ditegaskan dalam UU. Terdapat 2 UU yang menekankan eksistensi CSR yakni UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) pasal 74 dan UU No.25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 15,17 dan 34. Pada poin ini, kita tidak hanya bisa bersandar pada undang-undang semata. Pikirkan bagaimana besarnya dampak dan manfaat yang berasal dari kegiatan CSR. Sebenarnya jika dipikir lebih dalam, semua perusahaan sewajarnya dan seharusnya melakukan kegiatan CSR tanpa terikat karena keharusan regulasi. Perusahaan yang ideal merupakan perusahaan yang melakukan CSR namun tidak berharap pamrih dan mengharapkan kepopuleran, namun sebaliknya yaitu secara sadar percaya bahwa tanggung jawab sosial yang murni dijalankan untuk kepentingan masyarakat secara tidak langsung tentu mendukung keberlangsungan perusahaan tersebut. Tentunya tidak ada kata diskriminasi bagi perusahaan seperti apakah yang wajib menjalankan CSR. Perusahaan besar tentunya memiliki laba yang cukup untuk merancang dan menjalankan program CSR yang sifatnya luas dan berskala masif bagi masyarakat, sedangkan perusahaan kecil ataupun berkembang pun sebaiknya melakukan CSR dengan memberikan program yang tidak memerlukan dana besar namun sekiranya program tersebut mempunyai nilai sehingga masyarakat respek, seperti program pembelajaran terhadap anak-anak jalanan atau penyuluhan mengenai bagaimana berbisnis secara kreatif. Perlunya Badan Pengawas Kegiatan CSR Peran privat yang sangat besar seperti yang tertulis di poin sebelumnya menunjukkan bahwa sekarang saatnyalah bagi sektor privat untuk menunjukkan kapabilitas dan kepeduliannya terhadap kondisi perekonomian bangsa Indonesia saat ini. Penulis merasa bahwa peran pemerintah masih sangat minim untuk menyadarkan perusahaan-perusahaan Indonesia dalam rangka melakukan CSR dengan kesadaran dan niat membangun bangsa Indonesia. Pemberdayaan sektor privat untuk melakukan nilai tambah bagi tingkat kelayakan hidup bangsa Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga penulis merasa bahwa Indonesia memerlukan sebuah badan pengawas CSR yang bertugas mengawasi jalannya CSR yang 67 JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 diterapkan perusahaan-perusahaan Indonesia. Sesuai dengan semangat ASEAN bahwa di era pasar bebas 2015 tentunya tidak ada hambatan di antara negara ASEAN dalam aliran dana, barang, tenaga kerja, informasi, serta banyak hal lainnya. Tentunya Badan Pengawas CSR ini dibuat berdasarkan semangat menjaga kepercayaan iklim bisnis Indonesia di mata internasional khususnya di mata negara-negara ASEAN sehingga dapat mempromosikan Indonesia sebagai negara yang menguntungkan, namun mandiri dan juga bertanggungjawab secara sosial Penulis mempunyai ide bahwa Badan Pengawas ini merupakan badan bentukan pemerintah dan bertugas melakukan publikasi dan kampanye mengenai pentingnya CSR, pendataan perusahaan, perencanaan dan konsultasi bagi perusahaan-perusahaan, pengawasan serta evaluasi terhadap program-program CSR yang dijalankan perusahaan. Badan Pengawas ini hendaknya memiliki peraturan tertulis yang wajib dipatuhi oleh perusahaan yang terdaftar di dalam daftar Badan Pengawas. Badan Pengawas tidak hanya terbatas hanya mempekerjakan pakar CSR, namun dapat mempekerjakan pakar industri, pakar finansial, pakar keuangan, dan berbagai tenaga ahli demi menunjang maksimalnya performanya Badan Pengawas dalam melakukan harmonisasi peran sektor privat yang akan dibangkitkan. Di sini penulis akan menjabarkan fungsi-fungsi inti yang perlu diterapkan oleh badan pengawas tersebut: 1. Publication and Persuasive Action of Implementing CSR Programs Di sini badan pengawas CSR perlu memberikan sebuah propaganda mengenai betapa pentingnya CSR dalam mempertahankan keberlanjutan suatu usaha ke depannya serta meningkatkan kehidupan masyarakat. Pendekatan dan brainstorming ke para pimpinan dan pemilik perusahaan merupakan cara yang dapat diimplementasikan. Kesadaran dan kepedulian para pimpinan perusahaan terhadap kondisi ekonomi Indonesia merupakan hal awal yang perlu dibangkitkan untuk melakukan implementasi CSR secara tulus dan total. Selain itu, Badan Pengawas ini juga melakukan pendataan mengenai perusahaan-perusahaan mana yang seharusnya mampu untuk melakukan CSR. Perusahaan-perusahaan yang terdata tersebut diberikan suatu sosialisasi agar mau menerapkan CSR nya secara tepat guna dan berdampak positif bagi pemberdayaan masyarakat. 68 Perencanaan mengenai desain proyek CSR tiap perusahaan dapat berbeda satu sama lain. dianjurkan. kita dapat melihat bahwa sebagian besar proyek CSR perusahaanperusahaan rokok Indonesia hanya untuk sarana promosi melalui berbagai program beasiswa dan berbagai jenis kegiatan lainnya yang terlihat begitu impresif. Tidak tampak sama sekali peran aktif dari perusahaanperusahaan rokok untuk memberikan atau setidaknya mengurangi dampak bahaya dari rokok seperti melakukan pembiayaan untuk sosialisasi ataupun pendanaan untuk kegiatan Yayasan Paru-Paru Indonesia. Kasus lain misalnya yaitu perusahaan seharusnya bisa mengurangi dampak negatif dari operasi suatu perusahaan.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 2. Hal seperti inilah yang menjadi tugas Badan Pengawas untuk memberi peringatan terhadap perusahaan yang berlaku seperti itu. Namun fakta berbicara berbeda. dan tidak diperbolehkan dalam menjalankan suatu program CSR. maka Badan Pengawas CSR berhak 69 . Badan Pengawas secara berkala maupun secara insidentil dapat melakukan observasi terhadap program-program CSR yang dilakukan perusahaan. Monitoring and Evaluation of CSR Programs Pengawasan dan evaluasi merupakan bagian esensial yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan oleh Badan Pengawas. Perusahaan-perusahaan yang melakukan CSR hanya untuk meningkatkan nama baik dan pencitraan semata demi mendongkrak laba merupakan contoh perusahaan yang perlu diberi peringatan dan didorong untuk merubah mindset sehingga nantinya dapat menghasilkan CSR yang lebih berdaya guna dan tepat sasaran. Tentu hal ini tidak sesuai dengan dampak negative yang ditimbulkan oleh produk rokok. sebagai contoh : jika kita menelisik pada perusahaan-perusahaan rokok di Indonesia. di era sekarang ini. Hal tersebut bergantung pada berbagai aspek dan tidak ada suatu patokan khusus mengenai jenis-jenis dari proyek CSR yang dilaksanakan perusahaan. Planning and Designing of CSR Programs Perusahaan-perusahaan yang terdata tersebut diberikan kesempatan untuk berkonsultasi terhadap pakar-pakar yang dimiliki oleh Badan Pengawas tersebut. Apabila ada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR di luar perencanaan ataupun tidak sesuai dengan peraturan yang janji untuk dipatuhi. seperti kegiatan CSR untuk melakukan penghijauan terhadap perusahaan tambang dan perkebunan yang melakukan eksploitasi alam. 3. Di sinilah peran signifikan dari Badan Pengawas untuk membantu perancangan program-program CSR yang jelas dengan batasan yang tegas mengenai bagian-bagian mana yang harus. perusahaan. Communication and Reporting of CSR Programs Di era modern ini. Pemerintah juga dituntut memberikan fasilitas bagi pekerja Badan Pengawas untuk mengikuti pelatihan. dan Pemerintah Dalam Mendukung Badan Pengawas Pembentukan Badan Pengawas tidak akan berjalan secara lancar apabila tidak adanya dukungan dari masyarakat.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 memperingati atau bahkan memberikan sanksi ataupun denda terhadap perusahaan tersebut. Badan Pengawas dapat membantu perusahaan dalam menyusun dan mendesain serta menentukan patokan-patokan umum mengenai penyusunan Sustainability Reporting agar mudah tersampaikan dan dapat dipahami oleh masyarakat luas. terutama perusahaan-perusahaan besar untuk melaporkan performa perusahaan dalam menghasilkan suatu iklim bisnis yang sustainable bagi generasi mendatang. 70 . Pemeriksaan mengenai kebenaran penggunaan dana dan penyusunan anggaran CSR juga merupakan salah satu agenda bagi Badan Pengawas. Sinergisitas Masyarakat. studi banding. serta sokongan dari pemerintah. pelaporan yang dibutuhkan masyarakat tidak hanya laporan yang dilihat dari sisi keuangan saja melalui financial reporting. Continous Improvement merupakan suatu paradigma wajib yang perlu dimaknai untuk meningkatkan kinerja badan pengawas tersebut. 4. Peran masyarakat sebagai Whistle Blower sangat diperlukan demi mendukung performa dari Badan Pengawas. namun masyarakat juga mengamati bagaimana keberadaan suatu perusahaan memberikan dampak yang positif bagi kehidupan sosial masyarakat. Hal tersebut bisa dilakukan pemerintah dengan melakukan observasi terhadap kepuasan masyarakat dan perusahaan mengenai kinerja Badan Pengawas tersebut. Masyarakat diwajibkan terbuka untuk melapor terhadap Badan Pengawas apabila masih ada praktik-praktik CSR yang sekiranya belum tepat sasaran dan belum dilaksanakan secara maksimal oleh perusahaan serta melaporkan perusahaan-perusahaan yang mampu untuk melakukan CSR namun belum mempunyai proyek CSR untuk dilaksanakan. Pembuatan Sustainability Reporting yang akhir-akhir ini sering dibahas dalam berbagai forum ekonomi seolah menjadi kebutuhan mutlak bagi perusahaan. Perusahaan. diklat dan berbagai hal yang sekiranya dapat meningkatkan kapabilitas dari pekerja Badan Pengawas. Semoga karya tulis ini dapat memberikan secercah harapan bagi kita untuk tidak putus asa bagi kita dalam mencapai cita-cita mulia bangsa kita tersebut. tentunya apabila Indonesia mempunyai praktik yang bagus dalam model penerapan dalam pengawasan di bidang CSR seperti yang telah saya kaji.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ASCC 2015 Harapan Atas Dibuatnya Karya Tulis Ini Kemajuan ekonomi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat dan hapusnya kesenjangan ekonomi merupakan suatu impian masyarakat Indonesia. Bagi negara-negara ASEAN sendiri tentu hal ini dapat menjadi role model dalam menghadapi era pasar bebas. karya tulis ini diharapkan memberikan inspirasi untuk membentuk Badan Pengawas dan lebih peduli terhadap pemaksimalan pengembangan potensi masyarakat melalui program CSR yang dinahkodai sektor privat. Bagi sektor swasta. Bagi masyarakat. diharapkan timbul rasa peduli dan rasa peka untuk turut aktif membangun bangsa tanpa pamrih lewat sarana proyek-proyek CSR yang mengena dan bermanfaat. diharapkan lebih aktif dalam menjadi Whistle Blower untuk mengawasi kebertanggungjawaban praktik usaha dan jalannya praktik CSR yang dilakukan oleh sektor privat. Bagi pemerintah. 71 . hundreds of aspiring students come from different parts of the globe to participate in Jakarta Model United Nations (JMUN). In this program members gain access to visit international bodies/ embassies/ NGOs and learn the way they do their works. JMUN offers more than fruitful committee sessions. flash mob. and gala dinner. ISAFIS holds SISBAC every month. 72 . Unlike any other MUN in Indonesia.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ISAFIS Program Jakarta Model United Nations (JMUN) Each year. Delegates also can participate in super fun activities like social nights. SISBAC To develop the capacity of its member. since 2011. 73 . As the output of the discussion. discussion is at the core of ISAFIS.JURNALISAFIS Kumpulan T ulisan Inspiratif dari Anak Bangsa ISAFIS Program Biweekly Discussion As a students’ think-tank organization. and Bali) and are being placed in local family. Indonesia International Week (IIW) Around 30 international students are invited to join this short term cultural exchange program. The activity is conducted by the academic team. members are expected to write their thought in monthly newspaper managed by RnD team. Members are expected to follow the latest international issues and share their opinions on it in biweekly discussion. During 2 weeks of stay. Yogyakarta. they travel three tourism cities in Indonesia (Jakarta. org .org Indonesian Student Association for International Studies ISAFIS_Official Research and Development Indonesian Student Association for International Studies 2013 74 [email protected].
Copyright © 2024 DOKUMEN.SITE Inc.