Geometri Jalan Angkut PT. KOKAP PRIMA ANDESIT

June 8, 2018 | Author: Vie Vie Novie | Category: N/A


Comments



Description

LAMPIRAN FRANCANGAN GEOMETRI JALAN ANGKUT F.1 Lebar Jalan pada jalan lurus. Penentuan lebar jalan angkut minimal yang bisa dilalui alat angkut didasarkan pada ukuran dimensi lebar dari alat angkut terbesar yang melintas, dalam hal ini yaitu dumptruck Komatsu HD 785-7 dengan lebar kendaraan 5,53 meter. Jalan angkut direncanakan memiliki 2 jalur dan akan digunakan untuk kegiatan pengangkutan material overburden maupun batubara. Untuk mengetahui lebar jalan angkut minimum pada jalan lurus dapat digunakan rumus berikut : Lmin = n x Wt + (n + 1) x (0,5 x Wt) Dengan: Lmin = Lebar jalan angkut minimum (m) n = Jumlah jalur Wt = Lebar alat angkut terbesar (m) = 5.530 m Lmin = 2 x 5.530 + (2 + 1) x (0,5 x 5.530) m = 11.6 + 8.295 = 19.895 m = 20 m F.2 Lebar jalan pada tikungan. Untuk dua jalur angkut, maka lebar minimum pada tikungan didasarkan pada lebar atau jarak antar jejak roda kendaraan, lebar tonjolan atau juntai truk bagian depan dan bagian belakang pada saat menikung. Diperhitungkan pula jarak antar truk pada saat bersimpangan serta jarak sisi luar truk dari tepi jalan. Untuk mengetahui lebar jalan angkut minimum pada tikungan dapat digunakan rumus berikut : W = n (U + Fa + Fb + Z) + C dan C = Z = ½ (U + Fa + Fb) 95 m Fa = Lebar juntai depan (m) = Jarak as roda depan dengan bagian depan unit alat x sin sudut maksimum penyimpangan roda = 2.5 (4.737 m Maka: C = Jarak antara dua dump truck yang akan bersimpangan = 0.928 m = 13.737) = 3.95 + 1.928 m Z = Jarak sisi luar dump truck ke tepi jalan =C = 3.5 m .15 m x sin 33o .928 m W = 2 x (4.95 + 1.737 + 3.498 m = 27.3245m = 27.17 + 1.Dengan: W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m) n = Jumlah jalur = 2 jalur U = Jarak jejak roda kendaraan (m) = 4.17 m Fb = Lebar juntai belakang (m) = Jarak as roda belakang dengan bagian belakang unit alat x sin sudut maksimum penyimpangan roda = 3. = 1.5 (U + Fa + Fb)m = 0.928) + 3. = 1.17 + 1.19 m x sin 33o. 00065 (30) + 0. Untuk kecepatan rencana ≤80 km/jam berlaku f= -0. Superelevasi atau kemiringan pada tikungan dinyatakan dalam tangen sudut atau dapat pula dinyatakan dalam satuan mm/m.192 = -0.3375 = 23. Jari-jari tikungan jalan angkut harus memenuhi faktor keamanan yaitu jarak pandang bagi pengemudi di tikungan.24. yang diukur dari sisi dalam dan sisi luar tikungan.4 Superelevasi. baik horizontal maupun vertikal terhadap kedudukan suatu penghalang pada jalan tersebut yang diukur dari mata pengemudi. Untuk mengetahui beda tinggi besarnya angka superelevasi yang digunakan superelevasi.16m ≈ 23.3 Jari-Jari Tikungan.00065 V + 0.04m/m f = koefisien gesekan Untuk kecepatan rencana <80km/jam f = -0.00065V+0.192 = 0.2m F.192 dan untuk kecepatan rencana 80-112 km/jam berlaku f= -0.yakni: untuk perancangan jalan menggunakan tabel angka .1725)] = 625 / 33.04 + 0.00125V+0. Untuk mengetahui jari-jari tikungan dapat digunakan rumus berikut: R = V2 / [127(e + f)] Dengan : R = jari-jari tikungan (m) V = kecepatan rencana (km/jam) = 25km/jam e = superelevasi (m/m) = 0.1725 Maka: R = 252 / [127(0.F. Nilai Superelevasi (m/m) Sumber:Kaufman & Ault.Tabel O.04 m/m x 27.1.5 m = 1.04 mm/m 2) Lebar jalan pada tikungan = 27.1 m.5 Cross slope. 1977 Jadi untuk beda tinggi antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam sebagai berikut : 1) Nilai superelevasi = 0.5 m 3) Beda tinggi = 0. Pada konstruksi jalan angkut tambang terbuka besarnya cross slope yang dianjurkan mempunyai ketebalan antara ¼ sampai ½inch untuk tiap feet jarak horizontal atau sekitar 20mm sampai 40mm untuk tiap meter. Angka cross slope pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan jarak vertikal dan horizontal dengan satuan mm/m. F. Untuk mengetahui beda tinggi dapat digunakan rumus berikut : Q = P x cross slope P = ½ x Wt Dengan: Q = Beda tinggi P = Beda ketinggian pada poros jalan Wt = Lebar jalan .1 m Jadi beda tinggi yang harus dibuat pada jalan adalah 1. Gambar E.Maka : P = ½ x 20 m = 10 m Sehingga beda tinggi yang dibuat : Q = 10 m x 30 mm/m (harga untuk jalan angkut tambang) (Hustrulid. 1995) = 300 mm = 0. 1995): D = 100( H ) G% Ket: H = tinggi jenjang (m) G = grade (%) Sketsa di bawah ini menunjukan penjelasan jalan tambang.6 Kemiringan Jalan Angkut (Grade) Ruas antara jalan (D) pada pembuatan desain tambang dirancang dengan rumus (Kuchta. dan Hustrulid.2 Kemiringan Jalan Pada Jalan Lurus Tinggi jenjang = 10m Grade jalan = 10% Jadi jarak (miring) antara ruas jalan adalah: D = 100(10) m 10% = 100m .3 m F. . 1 Rancangan Jalan Angkut .Gambar F.
Copyright © 2024 DOKUMEN.SITE Inc.