500 Rekomendasi Koding (Aslim Kamaru)

June 7, 2018 | Author: Om Muiz | Category: N/A


Comments



Description

500 REKOMENDASI KODINGNO TIPE KASUS 1 Cancelled Service 2 Cancelled Service 3 Cancelled Service 4 Cancelled Service Pada pasien RITL dengan rencana tindakan Klaim tidak layak biopsi, tidak jadi dilakukan tindakan karena alasan teknis RS (contoh: dokter tidak berada di tempat), namun tindakan biopsi tetap ditagihkan ke BPJS. 5 Cancelled Service 6 Cancelled Service Cancelled Service Pada pasien RITL dengan rencana tindakan pemasangan cimino, tidak jadi dilakukan tindakan karena dokter tidak berada di tempat, namun tindakan pemasangan cimino tetap ditagihkan ke BPJS. Rencana tindakan echo untuk kasus jantung tidak jadi dilakukan namun tetap ditagihkan Pasien masuk RITL tidak dilakukan tindakan marsupialisasi namun ditagihkan tindakan marsupialisasi 7 8 Cancelled Service 9 Cancelled Service 10 Cancelled Service Peserta BPJS yang di rawat inap akan dilakukan tindakan operasi bagian Urologi tanggal 13 Agustus 2014, diminta untuk membayar alat dengan alasan alat tidak disediakan oleh RS sebesar Rp.8.500.000,Pasien tidak jadi dioperasi karena tidak membayar alat tersebut. Pasien dengan diagnosa appendix dan direncanakan untuk tindakan bedah, namun dikarenakan mati listrik sehingga tindakan bedah dibatalkan Diagnosa Utama : K359 (Acute appendicitis,unspecified)Tindakan : 4709 (Other appendectomy) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 9059 (Other microscopic examination of blood) 9396 (Other oxygen enrichment) 8952(Electrocardiogram) Group CBGs : K-1-13-I (Prosedur appendik ringan) Biaya Rp. 4.474.757 VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Peserta melaporkan ke BPJS Kesehatan Center di RS Tidak adanya pengawasan dan sangsi pada oknum yang menagihkan biaya pelayanan kesehatan yang tidak wajar terhadap peserta REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Verifikator melakukan pencatatan kasus ini Alat Kesehatan sebagai bahan pertimbangan pada saat dilakukan recredentialing FKRTL Pasien hanya dibayarkan tindakan konsultasi Penagihan klaim untuk pasien yang Tindakan atau prosedur yang sudah dilakukan dan diagnosanya saja, untuk tagihan bedah mendapatkan tindakan bedah selalu ada yang di koding (diinput) tidak dibayarkan laporan operasi Appendik Diagnosa Utama : K359 (Acute appendicitis,unspecified) Tindakan : 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 9059 (Other microscopic examination of blood) 9396 (Other oxygen enrichment) 8952(Electrocardiogram)Group CBGs : K-418-I (Diagnosis Sistem Pencernaan lain-lain (ringan) Biaya Rp. 3.669.066 Appendik Klaim tidak layak diturunkan menjadi kontrol biasa Di status pasien hanya ditulis pro laparatomi untuk dilakukan tindakan marsupialisasi, tetapi tindakan tidak jadi dilakukan karena kondisi kesehatan pasien tidak memungkinkan Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle Tidak layak klaim metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dialysis) Pasien didaftarkan masuk ke poli kembali karena SEP dibatalkan, hanya dicetakan SEP obat yang diambil saat dia datang beberapa hari sebelumnya dan di ACC oleh petugas BPJS sebelumnya tidak dapat diambil karena belum Kesehatan waktunya mengambil obat Pada saat verifikasi tidak ada tindakan appendiktomi pada billing biaya RS maka dilakukan penelusuran pada Rekam Medis dan ternyata pasien tidak jadi operasi dikarenakan pasien kondisinya lemah jadi operasi ditunda Jadi tindakan appendiktomi tidak boleh dientrykan Verifikator melakukan cross check kepada laporan operasi atau reusme medis, apabila terbukti tidak dilakukan operasi, verifikator menyampaikan hal tersebut kepada koder untuk dilakukan koreksi tagihan. Tidak terdapat biaya tindakan biopsi pada billing RS, setelah dikonfirmasi ke rekam medis pasien, terdapat keterangan penundaan tindakan oleh dokter. Tidak terdapat biaya tindakan pemasangan cimino pada billing RS, setelah dikonfirmasi ke rekam medis pasien, terdapat keterangan penundaan tindakan oleh dokter. Terlihat di perincian biaya tidak ada tindakan echo Tindakan operasi harus melaporkan bukti laporan operasi pasien Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada Biopsi pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya. Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder agar dilakukan koreksi tagihan. Tindakan yang ditagihkan adalah tindakan yang diberikan kepada pasien. Jika tidak dilakukan tindakan, maka tidak dientri. Yang entri hanya diagnosanya saja Ekokardiografi Pasien tidak HD Tindakan yang tidak dilakukan tidak dapat ditagihkan. Klaim tidak dilayakkan. Ginjal/Hemodialisa Terlihat dari tools riwayat pelayanan di aplikasi pembuatan SEP Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada Cimino pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya. Gigi Mulut Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien Obat apakah ada komplikasi atau penyakit penyerta, apabila tidak ada verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak ditagihkan (disertai lembar konfirmasi). pada tanggal 30 -07-2014 pasien masuk Pada kasus ini jika pasien sudah mendapatkan Persalinan/Kehamilan/Bayi kembali dengan di lakukan tindakan SC. surat perintah rawat inap dan memasuki runag Baru Lahir Sehingga kasus yg sebelumnya tdk rawat, maka dapat ditagihkan sebagi kasus RITL menjadi kasus yg utama dan tidak dengan diagnosa O47.9 (False labour/persalinan menjadi beban biaya palsu) Pasien RITL atas nama Arifin Seltia Lubis nokp: RITL tidak di layakkan karena tidak indikasi 0001201576072 , masuk tgl 28-07-2014 kondisi utk pasien Rawat Inap pasien dalam ke adaan hamil masuk opname keluhan sakit pingangg tanpa ada tindakan psn plg .dua hr kemudian pasien SC 1 500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Melihat billing hanya tertulis konsultasi dokter saja. Setelah di cek status, ternyata pasien batal berobat. Ada sekitar 3 kasus REKOMENDASI NCC 11 Cancelled Service Mengajukan klaim pasien rajal padahal pasien tersebut batal berobat. 12 Cancelled Service Pasien RITL Atas Nama : Ria Tio Silitonga Nokp : Pasien Hanya dibayarkan biaya konsultasi 0000014522128 masuk tanggal 07-07-2014 saja di RJTL pulang tgl 07-07-2014 dengan diagnosa OMSK rencana operasi ,tenyata di batal pasien tdk berani dan hari itu juga pasien pulang Di kembalikan untuk di koreksi dan di ACC hanya rawat jalan biasa tanpa tindakan 13 Cancelled Service Melihat dari resume medis pasien yang mencamtumkan keterangan operasi ditunda pada bulan depan atas permintaan dari pasien Sesuai petunjuk teknis Verifikasi Pasien Pada kasus yang pertama, tindakan heniotomy yang masuk ke rawat inap sebagai tidak dapat ditagihkan krn belum dilakukan. kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya 14 Cancelled Service pasien masuk RITL dengan diagnosa utama Hernia Inguinalis dan direncanakan operasi, namun operasi ditunda setelah lebaran atas permintaan keluarga. Pihak Rumah Sakit menagihkan pelayanan RITL tersebut. Setelah lebaran pasien masuk RITL kembali untuk melakukan operasi Hernia tersebut dan pihak Rumah sakit menagihkan kembali. terpisah bukan sebagai satu periode penyakit Pasien Thalasemia masuk lewat IGD dengan pengantar rawat inap: pro transfusi, diprosedur ditagihkan transfusi,pada saat verifikasi di konfirmasi kepeserta ternyata pasien tidak jadi transfusi karena HB nya normal,tidak jadi dirawat tetapi ditagihkan sebagai tagihan rawat inap Tagihan yang dibayarkan hanya tagihan rawat Di billing rumah sakit tidak ada tercantum jalan saja karena pasien tidak jadi di rawat tagihan darah (PMI) sehingga verifikator inap melakukan konfirmasi langsung ke pasien Verifikator memberikan lembar konfirmasi kepada Transfusi Darah pasien yang tidak jadi dirawat kepada koder, sehingga pengajuan klaim dapat diubah sesuai kejadian sebenarnya. 15 Clonning Pasien an. Ny. Eka (21 Thn) masuk RITL melalui UGD, pasien tdk mempunyai kartu BPJS dan bersedia membayar sebagai pasien umum. Setelah dipindahkan ke ruang inap, pasien disarankan oleh perawat RS untuk menggunakan kartu BPJS milik saudara / tetangga. pada rekam medik pasien terdapat perbedaan data identitas peserta, dimana saat di UGD menggunakan nama Ny. Eka, dan di ruang inap menggunakan nama Ny. Nurhaeni (Peserta mandiri / 46 thn) Pada kasus ini tidak dapat diterbitkan SEP. kasus Penggunaan kartu tidak dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL. Verifikator meminta tenaga kesehatan agar menlakukan edukasi kepada pasien untuk segera melakukan pendaftaran sebagai peserta JKN. 16 Correct charge for room type Pasien dirawat dikelas 3 ditagihkan di kelas 1 dengan tarif Rp. 2192494 pasien dirawat di kelas sesuai dengan kelas kelas rawat terlihat pada billing sistem yang digunakan bukan hak kelas yang tertera RS sehingga terliahat jelas kelas pada SEP sehingga sesuai kelas perawatan perawatan yang digunakan oleh pasien pasien dibayarkan dengan tarif 1.566.068 17 Correct charge for room type Agusman masuk tgl 1-4 juli 2014 dgn dg Sciatica Pasien tetap ditagihkan di akelas perawatan dan arthosis hakkelas peserta di kelas 1 tetapi di yang didapat rawat di kelas 2 Diagnose utama M54.3 Diagnose sekunder M19.9 kelas 1 (2.736.744) Kelas 2 ( 2.345.781). Dikarenakan Rs Siti Aisyah kelas rawat 1 Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 tidak terlalu memadai sehingga sering peserta kelas 1 ditempatkan di kelas 2 dan kejadian ini sering terjadi setiap bulan sampai 25 kasus setiap bulannya Akomodasi 18 Correct charge for room type pasien tetap ditagihkan di kelas perawatan yang didapat rsud lahat ruang kelas 1 sedikit sehingga Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 beberapa peserta mendapat perawatan kelas di bawah hak nya Akomodasi 19 Correct charge for room type Zaimah masuk tanggal 23-27 maret 2014 dg Dispepsia dan Vertigo. Hak kelas di kelas 1 tetapi pasien dirawat dikelas 2. Diagnosa Utama K30 dan sekunder R42. Pasien yang hak nya kelas 1, diletakkan ke kelas 3 karena penuh tetapi tetap di tagihkan di kelas 1 Klaiman tetap dibayarkan sesuai haknya padahal pasien diletakkan tidak sesuai hak rawatan nya Berdasarkan keluhan pasien Akomodasi Sesuai dengan ketentuan: Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana yang diatur dalam peraturan yang berlaku maka pelayanan kesehatan tersebut tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan. Dalam hal ini peserta tsb menggunakan kartu BPJS milik orang lain. 2 Pelayanan kesehatan yang tidak jadi dilakukan (batal dilakukan), tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan melakukan negosiasi dengan FKRTL. Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Rujukan Telinga Tindakan Medik/Operatif Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Akomodasi 28 tahun 2014. Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 20 Correct charge for room type Pasien PBI masuk RITL dengan kasus Malaria Tersiana Sesuai dengan hak peserta kelas III, tetapi di setelah di lakukan penelusuran data entri kelas II, sehingga layak di byr kelas III tersebut, berhubung data base blm online (VPN), penerbitan SEP dipilih dengan kelas rawat II Verifikator melakukan konfirmasi hak rawat Akomodasi peserta kepada koder untuk ditagihkan dan dibayarkan sesuai dengan hak dan kelas yang ditempati peserta mengingat peserta PBI tidak diperbolehkan untuk naik kelas. Dilakukan pengecekan terhadap pasien Verifikator melakukan customer visit kepada Akomodasi yang ternyata benar dirawat di ruang pasien dengan lembar konfirmasi, kemudian perawatan kelas 3. Jadi penagihan klaim melakukan konfirmasi kelas rawat yang ditempati dilakukan sesuai dengan kelas oleh pasien kepada koder. perawatan pasien 21 Correct charge for room type Pasien masuk RITL dengan diagnosa Demam Melakukan perubahan kelas pengajuan thyfoid. Pasien mendapat kelas perawatan kelas 3. sesuai dengan pasien mendapat pelayanan. Diajukan diagnosa utama A01.0 Thyfoid Fever; Diagnosa utama A01.0 Thyfoid Fever Namun diajukan sebagai pasien yang mendapat kelas perawatan kelas 2. 22 Correct charge for room type Pasien mendapat kelas rawat di bawah hak kelas rawatnya, dengan alasan hak kelas rawatnya penuh namun penagihan sesuai hak kelas sebanyak 468 kss BPJS membayar sesuai dengan kelas dimana pasien dirawat Sesuai dengan Permenkes No 28 Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 tahuan 2014 Dalam hal ruang rawat inap yang penuh peserta dapat dirawat di kelas perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama ( tiga) hari. Dan apabila dirawat dikelas yang lebih rendah maka BPJS membayar sesuai dengan kelas dimana dirawat. Akomodasi 23 Correct charge for room type Kasus persalinan normal dirawat di ruang kebidanan kelas 2 walaupun hak kelas perawatannya kelas 1, klaim ditagihkan tetap ditagihkan sesuai hak kelas perawatan peserta, yaitu kelas 1 Klaim dibayar sesuai dengan ruang perawatan yang ditempatkan pasien, yaitu kelas 2. Biaya persalinan normal kelas 1 Rp 2.655.065, kelas 2 ; Rp 2.275.770. biaya persalinan SC kelas 1 Rp 5.303.366, kelas 2 Rp 4.545.742 Seharusnya apabila pasien dirawat di kelas lebih rendah dari kelas perawatannya, maka dibayar sesuai dengan kelas yang ditempatinya. Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi 24 Correct charge for room type Pasien yang hak kelas rawatnya penuh misalnya Tagihan yang dibayarkan adalah sesuai kelas 1,namun pasien dititipkan dikelas yang lebih dengan kelas rawat yang ditempati peserta rendah tetapi ditagihkan sesuai dengan hak kelas peserta yaitu kelas 1 Di billing rumah sakit tercantum bahwa pasien ditempatkan di kelas yang lebih rendah Sudah diakomodir pada PMK 28 Tahun 2014 Akomodasi 25 Correct charge for room type Pasien RITL dengan dx A09 (diarrhoea) dan Sesuai dengan pembayaran INACbgs anemia. Pasien dirawat 3 hari di VIP, hak kelas Rp.5.036.307, biaya riil RS Rp.3.272.900 seharusnya kelas I. Pasien di tagihkan iuran biaya oleh pihak RS, Padahal INAcbg lebih besar daripada biaya riil rumah sakit. Pasien ditagihkan oleh pihak RS selisih bayaran. RS memasukkan tarif INACbgs ke dalam rincian biaya perawatan yang tidak sesuai dengan yang seharusnya ditagihan ke BPJS. Sehingga tarif INACbg lebih kecil dari biaya riil RS (keluhan pasien) Pada kasus ini , pengajuan klaim RS sudah Akomodasi sesuai ketentuan. Untuk pasien yang naik kelas ke VIP dapat dikenakan selisih biaya. Sedangkan untuk tarif INA CBGs yang lebih tinggi dari tarif riil RS tidak lagi menjadi permasalahan apabila sesuai dengan kondisi pasien yang dilayani. 3 Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Diabetes Melitus 28 tahun 2014. 4. Seharusnya RS menagihkan sesuai dengan kelas perawatan yang ditempati oleh pasien.004.020.050.094.676.640. Permenkes Akomodasi 28 Tahun 2014 Verif sesuai dengan Permenkes 28 Tahun 2014. Tarif INA Cbg yang tercantum di billing RS Rp.. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya. pasien seharusnya menempati kelas perawatan sesuai dengan haknya. Berdasarkan PMK No. dijamin sesuai kelas perawatan yang ditempati pasien. Diakomodir PMK No. 1.713. 3.558. yaitu perawatan kelas III. Diagnosa utama: Dyspepsia K30 Biaya Ina CBGs Rp 3.808 Cther sesuai dengan berkas klaim diverifikasi Cholelithiasis dikarenakan ruangan rawat sesuai pasien dirawat di ruang kelas 3 hak peserta kelas 2 nya penuh pasien bersedia dirawat dikelas 3(untuk ruang kelas 1 dikonfirmasi juga penuh). dimana seharusnya selisih yang dibayar oleh pasien sebesar Rp 508.246 mendeteksi dengan cara pemeriksan lebih rinci ke resume medis dan buku pasien masuk yang di ruangan Menyesuaikan data-data dengan MR pasien REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi haknya. Rumah sakit menuliskan lebih rendah dari yang sebenarnya. Biaya Rp. pasien naik kelas dari kelas I ke VIP.akan 30 Adanya perbedaan tarif Ina Cbg yang tercantum di billing RS dengan tarif Ina Cbg keluaran aplikasi. pasien yang dirawat Akomodasi dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari. ditagihkan biaya kelas 2 pasien drawat dan mendapatkan hak rawat kelas 3 Rp 3.396 Pasien membayar selisih biaya perawatan sebesar Rp 1. Apabila ruangan penuh dan ditempatkan lebih rendah dari hak kelas perawatan pasien. verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 Akomodasi Verifikator melakukan pengecekan hasil groper CBG's yang tercantum di dalam billing RS (Rp 4. 28 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN bahwa peningkatan kelas perawatan sampai dengan kelas 1.peserta dapat dirawat di kelas 1 tingkat lebih tinggi maks 3 hari Sesuai PMK 28.003. 4 .akan tetapi tagihan INA Cbg yg RS tagihkan ke BPJS sebesar Rp. unspecified.665. Seharusnya tidak ada perbedaan antara hasil grouper RS dengan hasil grouper yang ditagihkan kepada BPJS Kesehatan.794 Tarif INA-CBG kelas 2 = Rp 3. seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Berdasarkan Permenkes no 71 pasal 22. Apabila peserta naik kelas ke kelas II atau kelas I.095 31 Correct charge for room type Pasien RITL hak kelas 1 tinggal di kelas III (turun kelas) dicoding kelas 1 Verifikasi berdasarkan pelayanan yang diterima pasien.620 33 Correct charge for room type Pasien dengan diagnosa dyspepsia dirawat Seharusnya yang ditagihkan sesuai dengan dikelas 3.-) sudah sesuai kelas rawat dan level severitynya. apabila hak kelas perawatan penuh. Akomodasi Akomodasi Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN.993 29 Correct charge for room type Correct charge for room type Px dgn hak kelas 1 dirawat dikelas 3 dan ditagihkan kelas 1 Pasien RITL dengan hak kelas II dirawat di kelas III karena kelas II penuh.758.335. 5. Pasien membayar selisih tidak sesuai dengan tagihan yang seharusnya Tarif INA-CBG kelas 1 = Rp 3.398.000. Tagihan berdasarkan pelayanan yang diberikan kepada peserta.003. Akomodasi Sesuai dengan PMK 28. maka verifikator melakukan pencatatan dan pelaporan kepada Kanit MPKR untuk dilakukan pembinaan dan sebagai bahan recredentialing FKRTL.665 jd pasien membayar selisih Rp. karena tarif INA CBg masih cukup. 28 Correct charge for room type Pasien masuk dengan kasus uterovaginal prolaps pasien tidak perlu membayar selisih biaya .636. tagihan klaim dibayar sesuai Cek keseuaian billing RS antara hak kelas dimana pasien dirawat kelas dan kelas dimana pasien dirawat 32 Correct charge for room type Pasien RITL masuk dengan diagnosa E115 . Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Dispepsia 28 tahun 2014. diverifikasi berkas klaim dilihat dari ruang Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Empedu rawat dan MR pasien 28 tahun 2014. total tagihan yang di tujukan kepada pasien sebesarRp. Jika hasil tidak sesuai.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 26 Correct charge for room type Pasien RITL dengan diagnosa nausea and vomiting naik kelas perawatan dari kelas 2 ke kelas 1. maka diberlakukan urun biaya selisih tarif INACBGs kelas ruang perawatan yang dipilih dengan tarif INA-CBGs yang menjadi haknya. 5. 27 Correct charge for room type rumah sakit menagihkan sesuai hak kelas rawat pasien sedangkan pasien menempati kelas perawatan yang lebih rendah lebih dari 3 hari. ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2 ruangan yang ditempati pasien saat dirawat 34 Correct charge for room type Pasien dengan diagnosa utama K. 00/bulan Akomodasi Akomodasi Ginjal/Hemodialisa mencocokkan harga obat dengan harga Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim Obat yg tertera di ecat dan DPHO obat kronis mengacu pada SE Menkes No. seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Pada saat verifikasi.994.000. ditagihkan dengan kelas perawatan kls 2 Seharusnya yang ditagihkan sesuai dengan ruangan yang ditempati pasien saat dirawat Menyesuaikan data-data dengan MR pasien Verifikasi sesuai dengan Manlak JKN Permenkes Persalinan/Kehamilan/Bayi 28 tahun 2014.6. No SEP 2407R00106140000633. pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari. RS menagihkan Kesehatan RI Nomor menggunakan tarif yang ada pada PERDA HK/Menkes/31/I/2014. 36 Correct charge for room type Pasien dengan persalinan SC dirawat dikelas 3.spray melihat signa pemberian dosis obat yang Tarif INA CBGS tidak membatasi jumlah sekurang-kurangnya 1 botol/buah masuk dlm diberikan ke pasien pemberian obat. tagihan sendiri.940.393. Baru Lahir 37 Inflated Bill Merubah biaya total RS (billing) untuk ditagihkan kepada pasien yang dirawat di VIP Pasien dimintai selisih yang cukup besar Hal tersebut terjadi karena belum Verifikator melakukan konfirmasi kepada pihak adanya bridging antara SEP dan billing Manajemen RS agar tarif VIP yang ditagihkan RS sehingga perawat ruangan membuat sesuai dengan tarif Perda yang berlaku.940. tagihan yang disetujui adalah sesuai dengan tarif INACBG'S kelas yang ditempati (tarif kelas III) bukan yang menjadi haknya( tarif Kelas II). MRS pada tgl 06/07/2014 Pulang tgl 08/07/2014. maka pasien dirawat di kamar satu tingkat dibawah hak kelasnya yaitu kamar kelas III sampai dengan kamar sesuai hak kelas rawatnya tersedia. 5 Obat . Diketahui bahwa pihak RS menagihkan biaya perawatan sesuai dengan hak kelas rawat pasien yaitu kelas II yaitu sebesar Rp. 32 Sesuai aturan sediaan sirup. 5./pasien Biaya pemesanan CAPD kepada PT. Sudah ditindaklanjuti dengan pendekatan kepada manajemen untuk menegur perawat di ruangan dan membuat daftar tarif VIP sesuai Perda. Namun dikarenakan kamar sesuai dengan hak kelas pasien penuh dan kamar satu tingkat diatas kelas rawat pasien juga penuh.212. Pihak RS menangihkan sesuai dengan hak kelas pasien bukan kelas yang ditempati.726. 38 Inflated Bill Tagihan Klaim CAPD sebesar Rp.672. Enseval Berdasarkan Surat Edaran Menteri sebesar Rp. Dikarenakan kamar sesuai dengan hak kelas pasien belum tersedia sampai dengan pasien pulang RS maka selama pasien menjalani perawatan pasien sepenuhnya dirawat di kamar kelas III.822.insulin. 39 inflated bill Sesuai dengan aturan BPJS harga obat mengacu pada Ecat atau DPHO 40 inflated bill klaim obat bukan memakai harga DPHO tapi harga reguler Apotik yang harganya lebih tinggi dari harga tarif BPJS misal lantus harga DPHO Rp.-.000.Adapun tarif yang disetujui adalah sebesar Rp 1.906. Maka pada saat dilakukan proses verifikasi yang disetujui adalah biaya perawatan sesuai dengan kelas yang ditempati yaitu kelas III. 2.000.padahal pasien menjalani perawatan di kelas III. Obat diresepkan sesuai indikasi tarif paket INA-CBGs medis dan mengacu kepada Formularium Nasional. NOKA : 0001261623069 hak kelas rawat kelas II. Tarif Pelayanan CAPD paket rutin Sebesar Rp 5.- Sesuai dengan hak kelas rawat pasien seharusnya dirawat di kamar perawatan kelas II. Menetapkan Tarif Pelayanan CAPD Sebesar Rp 5.000.800 diklaimkan Rp.126. Karena kamar kelas II penuh maka pasien sampai dengan tgl kepulangan ditempatkan di kamar kelas III.00/bulan untuk Setiap Pasien.900 klaim obat yang seharusnya sudah include dengan tagihan INA-CBGs misal sediaan sirup atau insulin Verifikasi dilakukan sesuai dengan SE Menkes Nomor HK/Menkes/31/I/2014 tentang pelaksanaan standar tarif pelayanan kesehatan pada FKTP dan FKRTL. Sesuai dengan PMK 28.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 35 Correct charge for room type Pasien a/n Mardia Hasan. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: T24. Diajukan oleh Tidak layak klaim RS: Diagnosa Utama: I63. 2.915. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.176.sesuai kaidah koding maka apabila belum bisa Paru 10 kode Z ditegakkan diagnosa yang tepat maka menggunakan kode obsevasi / suspect/ symptom sebagai kode utama Tagihan rawat inap dibayarkan secara proporsional Sesuai kaidah koding Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar tangan dan dilakukan eksisi pada luka.3.892. 406/III.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI 41 Inflated Bill Pasien a/n Philipus Lusi . DPJP hanya menuliskan di resume infection post operasi. Pasien masuk RITL dengan kasus riwayat TBC dengan status pengobatan selasai. infection.Sehingga verifikator tidak mengetahui bahwa klaim tersebut seharusnya dibayar proporsional Pasien masuk RITL dengan kasus Cedera sekitar tangan dan dilakukan eksisi pada luka.149 6 Sudah diakomodir PMK No. Verifikator melakukan konfirmasi kepada tugas Obat Apotek agar dilakukan koreksi entroan data 2.4 Corrosion of unspecified degree of wrist and hand Tindakan :862.dengan sediaan kutoin injeksi.namun di resume medis tanggal pasien masuk dibuat pada saat dijamin BPJS bukan pada saat pasien masuk ke rumah sakit dengan biaya umum. meninggal di UGD dalam observasi kurang dari 6 jam ditagihkan dengan tarif Rp. 4. or burn Biaya Rp 4.1 Excision of skin for graft.647 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD. setelah dilakukan crosscheck pada data RM tidak ditemukan tindakan T24.658 44 Inflated Bill 45 Keystroke Mistake 46 Keystroke Mistake ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Pada resep ditulis permintaan obat kutoin kaspul sebanyak 46 kapsul dengan aturan pakai 2x1 kapsul. dx.Burn third degree hip and lower limb except ankle and foot Tindakan : 869. Pasien masuk RS dari tgl 8/4/14 sd 10/4/14 tetapi kartunya terbit pada tanggal 22/4/14 Untuk kasus ini.9 ( Cerebral infarction.2 Excisional debridement of wound. Diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengna diagnosa utama dan tindakan yang dilakukan. Pada saat dilakukan proses verifikasi disetujui biaya dengan sediaan kaspul bukan injeksi.3.Burn third degree hip and lower limb except ankle and foot Tindakan : 869.892.512 tarif riil RS Rp 3. Biaya Rp 21. Verifkator melakukan konfirmasi kepada koder Infeksi sesuai kaidah Sistem INA CBGs apabila tidak terdapat infeksi kode yang dientrikan cukup N390. NOKA 0000150702456 Sesuai dengan sediaan yang diminta pada memperoleh resep kronis dengan obat Kutoin resep yaitu sediaan kutoin kapsul maka caps namun pihak apotek pelengkap mengentry disetuji sebesar Rp.609 Penagihan klaim untuk pasien (peserta mandiri) yang terlambat mengurus kartu. Hal ini menyebabkan kenaikan biaya yang ditagihkan.678. Diajukan oleh RS Seharusnya : Diagnosa utama: T23.- 42 Inflated Bill 43 Inflated Bill Pasien yang awalnya umum dan ditengah perawatan mengurus BPJS.menjadi Rp 1. Penjaminan baru JKN yang dalam kondisi sakit dan sedang dalam perawatan pada masa sebelum diberlakukannya PMK 28 Tahun 2014 (25 Juni 2014). 1.474 Tagihan RITL dengan tarif INAcbgs Rp 7.sek N390 ISK. 11.2/0114 Pasien RI dengan dx T814 (infection following a procedure.322. klaim tidak dapat dilayakkan karena pasien terdaftar sebagai peserta JKN setelah pasien keluar dari RS. Keluhan dari pasien 1. Penanganan Luka Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan apa yang tercantum di dalam resume medis.600 Diresume medis tidak dijelaskan oleh DPJP.892. Biaya Rp. 28 Tahun 2014 Pasien Baru Penggunaan kartu .1 Excision of skin for graft.897. Pasien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya d RS. pasien meningal sebelum mendapatkan pelayanan penunjang diagnosa sehingga diberikan diagnosa utamanya observasi dengan tarif Rp.. unspecified ) Hasil Grouper CBG's: G-4-14-I Kecederaan pembuluh darah otak dengan infark ringan. Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis Pasien RITL dengan kasus: Stroke. Obat yang dibayar adalah obat yang sesuai dengan diresepkan dan diberikan kepada pasien. namun pihak apotek mengentry dengan sediaan injeksi sebanyak jumlah yang diminta pada resep.325.749. not elsewhere classified).100. maka verifikasi dilakukan sesuai dengan surat Diryan No. Tagihan obat kutoin yang seharusnya 11. furuncle.89 Other repair and reconstruction of skin and subcutaneous tissue Group CBGs : L-1-40-I Other Skin Subcutaneous Tissue And Breast Operations Biaya : Rp.903 sesuai kaidah coding kode diagnosa celulitis pada kuku adalah L60. sedangkan kemampuan RS ingin menyediakan yang generik atau obat-obat sejenis yang harganya lebih murah dan akhirnya menyebabakan pasien yang terbebani untuk membeli obat.- Sesuai dengan Petunjuk Teknis Verifikasi dan Kaidah Koding yang menjadi Diagnosa Utama adalah A15. biaya Rp 5. Gastritis A09 dengan biaya Rp. Pada lembar foll.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS 47 Iur Biaya pada pelayanan rawat inap dan rawat jalan masih ditemukan resep obat yang dibebankan kepada peserta. Apabila pasien hanya menderita TB Paru unspecified. Ketika pemeriksaaan (verif) tidak ditemukan SIO. Paru Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus TBC Paru dan pneumothorax dengan tindakan pasang WSD. Diagnosa sekunder: J93. 48 Keystroke Mistake Pasien RITL dengan keluahan Nyeri perut kanan diagnosa Utama: Appendicitis acute (K35. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : A16.up memang direncanankan untuk dilakukan tindakan operasi. 4. kode yang tepat untuk ekstraksi kuku tersebut adalah 86. Kode ICD 9 CM untuk WSD pada kasus TB adalah 34.23 (Removal Nail) dan debridement merupakan tindakan yang dihitung satu dengan tindakan ekstraksi Verifikator menyampaikan kode INA CBGs yang sesuai dengan Juknis Sistem INA CBGs.042. or burn Prosedur SKunder : 86. without mention of bacteriological or histological confirmation. Pada Resume medis DPJP menulis prosedur appendectomy padahal tidak jadi dilakukan.9 Pneumothorax. Group CBGs : J-4-15-II PERADANGAN DAN INFEKSI PERNAFASAN SEDANG. unspecified.801.09). Verifikator mengkomunukasikan dengan tenaga koder agar mengentri sesuai diagnosa appendicitis saja.143.9 tidak perlu dicantumkan 2. Biaya: 2.2 Tuberculosis of lung.490 Pasien masuk RITL dengan celulitis kuku dibagian jari jempol kanan. and carbuncle of other sites tindakan yang diajukan RS adalah : Prosedur Utama : 86.8 Cutaneous abscess. Dilakukan prosedur operasi appendiktomy (47.442. verifikator melakukan koordinasi dan sosialisasi terkait Klaim dengan pelayanan obat .0 Ingrowing nail Prosedur pencabutan/ektraksi kuku di yang dilakukan diberikan kode tindakan : 86. Verifikator tidak melayakkan pengajuan klaim dengan operasi appendektomi. yaitu A16.7 Tuberkolusis.00 Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama : A16.7 dan Diagnosa Sekunder Gastritis K29.23 (Removal Nail) Biaya : Rp. kodenya cukup 1 saja.22 Excisional debridement of wound.0 Thypoid abdominalis. 2.284.2 Tuberculosis of lung. Tindakan: 34. diagnosa yang diajukan RS sebagai berikut : L02.880.854 49 Keystroke Mistake 50 51 VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) melakukan diskusi dengan pihak RS : " belum sinergi antara dokter dan manajemen RS terkait penggunaan obat-obatan yang diperlukan pasien.04 Insertion of intercostal catheter for drainage. 2. unspecified. without mention of bacteriological or histological confirmation. Biaya: 2. Tindakan: 33. Appendik Pasien Masuk RITL dengan kasus cellulitis pada bagian jempol kaki kanan.04 7 Paru . infection.00 Pada tindakan pasang WSD sesuai kaidah koding ICD 9 CM bukan merupakan tindakan insisi paru tetapi merupakan tindakan insertion of intercostal catheter for drainage 1.9).R dirawat dengan diagnosa Utama A15.1 Other operations on lung and bronchus.2 dan kode J93. Diagnosa sekunder: J93. Biaya Rp 11.9 buka A15. Group CBGs : J1-30-II PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS SEDANG.950 Dilakukan konfirmasi kepada pihak koder apakah hanya konservatif dan tidak ada dilakukan prosedur operasi atau terjadi kesalahan dalam menyusun berkas (SIO tertinggal) dan Ternyata memang tidak dilakukan operasi.23 Cellulitis Keystroke Mistake Pasien Ny. persetujuan Anastesi dan Laporan Operasi. A01. Untuk kasus TB dengan pneumothorax. Verifikator memastikan diagnosa yang di entrikan oleh koder kepada DPJD (lembar konfirmasi).9 Pneumothorax.812. berdasarkan costumer visit pada pasien tindakan yang dilakukan adalah ekstraksi kuku dengan local anastesi Kode tindakan : 86.9.530. bahwa ketentuan pembiayaan obat telah masuk dalam paket biaya INA CBGs kecuali untuk obat yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up biaya. sehingga masalah yang sering terjadi dokter menginginkan obatobat paten yang harganya mahal.353.689.7 Dalam penulisan diagnosa harus dilengkapi dengan bukti pendukung yang cukup serta pasien mendapatkan terapi dari diagnosa yang ditegakkan.7 1. dientri dengan kode A 16. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.78 (Diagnostic ultrasound of gravid uterus)) Group CBGs :Z-3.99 Other cesarean section Group CBGs: O-6-13-I Persalinan Vaginal Ringan Biaya: Rp 3. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.0 Diagnosa sekunder : Tindakan : 88. Px kontrol hamil di code O 66.atau Z 34.8 Diagnosis sekunder O42.92 (Magnetic resonace imaging of chest and myocardium) Group CBGs :Z-3-16-o (Prosedur magnetic resonance imaging) biaya Rp. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. Baru Lahir contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. 3. kecuali jika penyulitnya kode O42. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. O48 Prolonged Pregnancy Tindakan : 74.791 Pada kasus persalinan normal dengan penyulit Sesuai kaidah koding Diagnosis utama ketuban pecah dini (KPD).328.35.4 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O41.99 Other caesarean section of unspecified type Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 6. 8 Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir 1. O662 Obstructed labour due to unussually large fetus.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.631 55 Keystroke Mistake ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 1.0.0 dan O42. O 33. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan.sesuai dengan Kaidah koding : Diagnosa Utama : Z34.9 Rp 1. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada Persalinan/Kehamilan/Bayi DPJP terkait dengan kontrol kehamilan pasien.9 dan diagnosa sekunder O33. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.9 Delivery by caesarean section Diagnosa sekunder: O410 Oligohydramnions. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama.720 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.603.1. Baru Lahir kehamilan keberapa dan berisiko atau tidak untuk menentukan Z34 atau Z35 2. 3.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z34.25-0 (Prosedur ultrasound Ginekologi) biaya Rp.0 (ketuban pecah dini 73.- 53 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Tindakan : 73.4. Kode O33. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan.4 grouper Q-5-23-0 Rp 132. pada saat proses :O80.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI 52 Keystroke Mistake 3.184. 4. .78 (Diagnostic (Diagnostic ultrasound of gravid uterus) ultrasound of gravid uterus) Berdasarkan kaidah coding dalam ICD X kode O80 s/d O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. maka O82 yang menjadi kode diagnosa utama Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan kehamilan normal + USG Hamil.361. Pada kasus ini. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.169.59 Other manually assisted delivery Grouper : O-6-13-II Persalinan vaginal sedang Sesuai Kaida koding dalam ICD-9 untuk Sesuai Kaidah koding dalam ICD-9 untuk USG USG Kehamilan di gunakan Kode 88.0 Tindakan : coding ditulis kode O42. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.0 Oligohydramnion Diagnosa sekunder: O82.0 dan O42.9 Delivery by caesarean section Tindakan : 74. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.996. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42.1 maka O80 s/d O84 digunakan sebagai diagnosis utama. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.59 Grouper : O-6-13-I persalinan vaginal dalam waktu 24 jam) sebagai diagnosis utama dan ringan O80.1 maka 2.0 Diagnosa sekunder : Tindakan : 88. Untuk krontrol selanjutnya dapat digunakan kode Z34 atau Z35 dengan diagnosa sekunder O33.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.78 Kehamilan di gunakan Kode 88.586. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.2 sesuai kaidah koding diagnosa utama Z.0 dan O42. O 34.4 dapat dijadikan kode utama apabila kondisi baru pertama kali diketahui pada saat kontrol.8 (persalinan bayi tunggal) sebagai diagnosis sekunder.325 54 Keystroke Mistake Pasien RJTL dengan kasus pemeriksaan kehamilan normal + USG Hamil. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.0 dan O42. 8 Other maternal infectious and parasitic diseases complicating pregnancy.2.16 Other Vaginal Tindakan Inspekulo hanya tindakan Dilation Biaya : Rp. Diagnosa dengan diagnosa sekunder menjadi diagnosa utama simptom (R10.462.16 60 Keystroke Mistake Pasien RJTL dengan diagnosa Primary Amenorrhoe. maka tindakan 75.21 membuat grouping E-1-20-III PROSEDUR PADA TIROID..42 mengarahkan ke prosedur limpa. Kode 68.595 4142 (eksisi lesi jaringan limfa) karena di bidang kebidanan sehingga tidak relevan untuk tindakan 1: 68.. Kasus RITL Typhoid pd Ibu hamil RS mengkode A 01. Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Diajukan tindakan oleh RS adalah Tindakan : Inspekulo dan petugas kode memberikan kode 70. Kode O82 harus dicantumkan sebagai diagnosa sekunder 4. 74.99 Other obstetric operations.1 single stillbirth (bayi lahir mati) Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: A40.9 Penambahan kode G46. 9.8) ke dalam aplikasi INA-CBGs 2. dan Z35.3 Septicemia due to Streptococcus pneumoniae Sesuai dengan kaidah koding ada kategori tertentu dimana dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode 1.1( Hysterotomy) resume di tulis diseksi kelenjar limfa kasus ini. Unspecified Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. BERAT.9 (Stroke Infark) dan G46.52 (tyroidectomy) Tindakan 2: L048 (Lympadenitis) sesuai dengan anaesthesia) harus dipastikan tertera di resume face.9 Pneumonia. Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir Stroke Tindakan Medik/Operatif Pada kasus ini Kode utama harus O98.136 8.884. 173. Group CBGs: W-1-20-III PROSEDUR PADA RAHIM & ADNEKSA BERAT Biaya Rp.9 saja.0 Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : O36.1 Low cervical cesarean section.941.4) tidak dapat menjadi kode utama sekunder: A010 (Typhoid fever) Pasien masuk dari poli bedah rencana dengan dx utama : C73(Malignant neoplasm of thyroid Sesuai dengan resume mesis 1. and neck) 41. Jika akan menggunakan kode A40.9 dan ditambahkan diagnosa sekunder J18. Prosedur 1 seharusnya medis dan konfirmasi kepada DPJP. mengarah pada tyroid sedangkan kode tindakan PARATIROID DAN SALURAN TIROGLOSAL 41.8 Supervision of other high-risk pregnancies Tindakan : 75. Z35.8) ke dalam aplikasi INA-CBGs 1. Z35. node) Ringan ) dengan Biaya Rp 4. Rp 13.2 (Shock due to kode inacngs D-1-11-I ( Prosedur Limfa 0652 (tyroidectomy) dan prosedur ke 2: 3. Kode outcome delivery nya.00 Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35.919.0 Pasien masuk RITL.6. childbirth and the puerperium.6.104.9 Septicemia. tindakan 1: 06. verifikator bisa mengembalikan berkas tindakan 2: 4021( Excision of deep cervical lymph kode inacbgs D-1-11-I (Prosedur Limfa klaim untuk konfirmasi. Jika tidak diketahui hasil kulturnya maka dapat digunakan kode A41.8 Group CBGs: W-4-16-I….2 (Shock due to diagnosa sekunder : C77. kode tindakan 40. (dalam 1 bln rata2 ada 10 kasus) 56 Keystroke Mistake 57 Keystroke Mistake 58 Keystroke Mistake Semua kasus Stroke Infark Batang Otak di kode dengan I63. Jika sudah ada tindakan sc.9 59 Keystroke Mistake Tindakan Inspekulo kode 96.3 (Syndrome Stroke Batang Otak) Stroke Infark batang otak cukup di kode dengan I63.00 Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut: Diagnosa utama: A41. RS tidak dengan pendarahan batang otak adalah I61. Group CBGs: W-1-20-I PROSEDUR PADA RAHIM & ADNEKSA RINGAN Biaya Rp.254 61 Keystroke Mistake 62 Keystroke Mistake ICD-10 Typhoid pd Ibu hamil O 98.0 Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : O98.0 (Lymph nodes of head. Diagnosa Utama: R104 Diagnosa utama tidak signifikan dibandingkan Seharusnya A010 (Typhoid Fever) yang Jika diagnosa sudah dapat ditegakkan maka Tiphoid (Other and unspecified abdominal pain).595 4. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62. 4.624 9 . Z37. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62.299. terkait dengan diagnosa T88.4 Maternal care for intrauterine death.3 mau untuk mengubah kode menjadi I63. Unspecified Diagnosa sekunder: J18.1 merupakan kode prosedur [ada anaesthesia) Ringan) dengan biaya Rp.5. maka Sepsis/Septikemia harus ada hasil kultur yang menunjukkan bahwa bakterinya adalah Streptococcus 2. Z35.646. O42.7.0 Group CBGs: A-4-14-I. 74.99 Other obstetric operations.7.8 (infeksi Tiphoid lain pada ibu hamil) dan diagnosa sekundernya adalah A01.99 tidak perlu dientri lagi 3.12 tidak tepat karena Inspekulo bukan merupakan tindakan melainkan termasuk bagian dari pemeriksaan dalam. 5.5.12 Culdotomy dengan biaya Rp. 565.3. 646.1 Low cervical cesarean section..599.9 Premature rupture of membranes unspecified Tindakan : 75.3.3 meningkatkan Pada kasus ini seharusnya kode untuk stoke severity level menjadi SL 3.42(eksisi lesi jaringan limfa) resume medis. Z35. Z35. Penentuan diagnosa sesuai yang tertera pada Tumor/Kanker diagnosa bengkak di leher diagnosa utama : C73 gland) seharusnya diagnosa Utama resume medis (Malignant neoplasm of thyroid gland) Dx Skunder : L048 (Lympadenitis ) prosedur seharusnya C73 dan dignosa Sekunder 2. diagnosa skunder 2: T88. 071 pelebaran vagina dengan kode ICD 9 : 96. dan Z35.470 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) KASUS Penggunaan kode 70. dimana dagger harus menjadi diagnosa utama.44 Biaya 11. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir 10 Gastritis/Dispepsia Gastritis/Dispepsia . Penggunaan D06. rectum Diagnosa sekunder : D649 Anaemia. Dalam hal tetap terjadi dispute. unspecified.44 Biaya Rp 14.grup INACBG W-416-I Gangguan antepartum ringan biaya RP.21 99. unspecified Tindakan : 99. Untuk anemi pada neoplasma kodenya adalah D63. untuk kasus CA bisa dirawat berulang 2. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. 2.75 .D649 .Feeding difficulties and mismanagement. Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. unspecified Tindakan : 99.14.D649 . Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis. biaya RP.04 99.998. ditagihkan seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume dengan diagnosa dyspepsia 68 Keystroke Mistake Pasien dengan hasil resume chepalgia.1.104.Anaemia.0 * (asterix) maka anemia menjadi diagnosa sekunder Tumor/Kanker 64 Keystroke Mistake Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 Carcinoma in situ cervix.614 Sesuai kaidah koding Cek Resume Medis Pasien tidak dilakukan Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 63 Keystroke Mistake Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: C20 Malignant neoplasm of rectum Diagnosa sekunder : D649 .520. 9 haemorraghe in eraly pregnancy Grup InaCBG W4-14-I abortus mengancam ringan. Ginjal/Hemodialisa sesuai kaidah koding diagnosa O20. ditagihkan dengan diagnosa dyspepsia seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume 1. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan resume medis. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan dagger.Feeding difficulties and mismanagement.18 89.2. Tindakan : 99. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.12. maka verifikator tetap menyetujui kasus ini.04 89.103 67 Keystroke Mistake Pasien dengan hasil resume nyeri abdomen.691387 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: J1.18 89. unspecified. Melainkan pasien sudah diketahui riwayat ca cervix.0 (anemia pada carcinoma). Penggunaan kode D64. Diajukan RS diagnosa utama O26.44 Biaya 7. coder pemeriksaan lab/ bukti pendukung tidak ada melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Tumor/Kanker 65 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus CRF.52 87.44 Biaya Rp 5.845 Biaya untuk Kls II Rp.21 99. Diajukan RS sbb: Diagnosa Utama : N180 (End -Stage rnal disease) Diganosa Sekunder : E722 (Disorder of urea Cycle metabilism) Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dialysis) Biaya untuk kls III Rp.89 .614 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D3. Pada kasus ini verifikator memastikan apakah Ca recti tertera pada rekam medik melakukan konfirmasi kepada DPJP (lembar konfirmasi).Neoplasm unc/unk. Diagnosa sekunder : R633 .04 99.409 Berdasarkan resume medis tidak ditemukan adanya biaya paling besar dikarenakan ca cervixnya.966.52 87.Pneumonia.52 87. diagnosa yang diajukan RS belum spesifik belum mengarah pada keluhan pasien masuk Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir Diagnosa sekunder: Diagnosa Anemia dibuktikan dengan hasil Pemeriksaan lab 66 Keystroke Mistake Pasien datang dengan keluhan G1P0A0 H 18-19 minggu dengan abortus imminens. Tindakan : 99.429 sesuai resume medis pasien masuk dgn keluar darah dari kemaluan diagnosa dokter G1P0A0 H18-19 minggu dgn AB imminens.498. Jika terbukti terdapat diagnosa CA rekti maka berlaku aturan tentang asterix 3.9 pada kasus ini kurang tepat. terapi obat yang diberikan) dalam 1 episode perawatan. Ditemukan massa di recti susp malaignan. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. seharusnya D63.52 87.410. unspecified Diagnosa sekunder : R633R633 .Anaemia.494 Berdasarkan resume medis tidak ditemukan adanya penjelasan ca rekti (PA. unspecified. 1.04 89.9 sudah tepat sebagai kode utama.9 pregnancy related condition . Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2.Anaemia.503. utama.18 (Injection or infusion of electrolytes) sehingga kode INACBG's yang terbentuk untuk diagnosa DBD dan penggunaan Infus Pump adalah A-4-13-I (Infeksi Bakteri Ringan) 11 1.diagnosa sekunder I64. 2005. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang persalinan dengan diagnosa utama ekstraksi forceps tersebut menggunakan kode J80 (Acute kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis menghasilkan grouper yang inkonsistensi. Sesuai syok hipovolemik. respiratory distres syndrome) sebagai diagnosa sekunder jika ada penyulit dalam persalinan.0 dan O42.344 rinci ke resume medis haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera .] Pasien dengan hasil resume VE (luka robek). contoh dan ibu mengalami komplikasi pasca melahirkan.3 Other and unspecified forceps delivery [Extracted from ICD-10 Second Edition.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. childbirth and the puerperium.1 maka O80-O84 digunakan sebagai dengan kaidah koding dalam ICD X. 2005.06 sehingga tagihan RS menjadi besar dan kode INA-CBG's yang terbentuk adalah : L-1-40-I (Prosedur pada kulit.18 Sesuai dengan kaidah koding INA-CBG's untuk kode ICD 9 Infus Pump yang digunakan adalah 99. R57. jaringan bawah kulit dan payudara ringan) Sesuai kaidah koding kode ICD 9 Infus Pump adalah 98. Pregnancy. 9 sesuai RM . 3. gagal jantung.969. 3.18 (Injection or infusion of electrolytes) 2. N17. digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada diagnosa untuk persalinannya persalinan dengan forceps. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur sekunder I10. kode O80-O84 tindakan intubasi. anemia. Jantung Pasien X masuk tanggal 8/7/2014 dengan kasus Hasil Konfirmasi kepada coder bahwa untuk kasus Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 1.8 (Anemia). Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. penyulit dalam persalinan. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 69 Keystroke Mistake 70 Keystroke Mistake 71 Keystroke Mistake 72 Keystroke Mistake KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Trauma Kepala Menyesuaikan data-data dengan MR pasien 1. untuk tindakan Infus Pump . J44. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.1 kecuali jika penyulitnya kode O42. J449 pada resume medis 2. Analisa kasus sudah benar Demam Berdarah/DHF . Pasien dengan diagnosa primer I64. Sesuai ICD 9. I50.] 3. Sesuai ICD 10 . Certain infectious and parasitic diseases. ditagihkan biaya I10 J449 sesuai RM Rp. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. mendeteksi dengan cara pemeriksaan lebih 1. sekunder I10. ditagihkan seharusnya ditagihkan sesuai dengan resume dengan diagnosa CKR Pasien RITL dengan diagnosa DBD dan menggunakan Infus Pump. kode yang digunakan adalah 99. 4. Diagnosa Sekunder D63. kode untuk diagnosa DBD adalah Dengue haemorrhagic fever [Extracted from ICD-10 Second Edition. long ventilator. RS memasukan kode 88. Kode yang tepat untuk ekstraksi forceps adalah O81. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir Stroke Pasien RITL masuk dengan diagnosa primer I64 (stroke). ETT jadi tidak ada (Gagal Ginjal Akut) Namun tidak ada kode untuk diagnosis utama.0 dan normal 2.9 O42.0 (Gagal Jantung). namun untuk beberapa penyulit seperti O42. pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan didiagnosa acute respiratory distres syndrome. gagal ginjal akut dan (Syok Hipovolemik). 807. Sesuai ICD 9 CM .12) dengan tarif Rp 12.mengembalikan status ke koder untuk di perbaiki melihat dari status dan catatan dokter visite 1.546.27 dan Kaidah Koding. 2005.892. diagnosa yang sesuai untuk retensi urine adalah R33 Retention of urine [Extracted from ICD-10 Second Edition. 12 Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Klaim . Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: S060 Biaya Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder Scan normal.diagnosa awal yang terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan ditagihkan meningitis diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 3.11) dengan tarif Rp.hasil CT. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. yang jantung. Saraf/Kejang Saluran Kemih 1.041.94 Insertion of indwelling urinary catheter Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC 73 Keystroke Mistake Pasien menderita Gangren diabeticum akan dilakukan prosedur amputasi jari kaki I namun dikoding dengan Amputation of through foot (84. Symptoms. 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode dengan memperhatikan daerah tubuh yang dilakukan prosedur apakah hanya sebagian atau seluruh jari kaki. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien.termaksud dalam kode creep seharusnya dikode mejadi satu Diabetes Melitus 1. signs and abnormal clinical and laboratory findings. 2. 12.059.817 seharusnya di berikan adalah pemasangan kateter urine 76 Keystroke Mistake Pasien RITL.3366598 Seharusnya untuk Prosedur amputasi jari kaki di koding dengan amputation of toe (84. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. Biaya Rp 3.00 Sesuai PerMenKes No. Dx utama: S062 Biaya Rp. terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan 1791026 diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2.00 74 Keystroke Mistake Keluhan pasien datang demam dengan kejang.251 Sesuai dengan hasil verifikasi bahwa Diajukan oleh RS dengan tindakan prosedur kateterisasi tindakan yang di berikan tidak sesuai.] 4. 75 Keystroke Mistake Pasien RJTL masuk dengan diagnosa Retens Urine. Sesuai dengan ICD 10 . Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Pasien yang sebenarnya layak dibayar Rp 166. 2. kode untuk pemasangan kateter urine adalah 57.hasil EEG konvulsi. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan kepada pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. L89. Dx utama: I500. Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan S528 Biaya Rp. 8100 Biaya Rp. dx sekunder: G936. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: I811.13828560 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. G822 / 0302 Biaya Rp. Klaim 79 Keystroke Mistake Pasien RITL. S528 Biaya Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: K746. Dx utama: N209. Klaim 78 Keystroke Mistake Pasien RITL. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: N136. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. 1875136 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: G936. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. prosedur: 0309. Klaim 82 Keystroke Mistake Pasien RITL.5049664 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Dx utama: S062. Dx sekunder: L89. dx sekunder:I639 Biaya Rp. 1592418 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. dx sekunder: M329 Biaya Rp. Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan A169 Biaya Rp. dx sekunder: K746 Biaya Rp. Klaim 13 . Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. dx sekunder: N136 / 5511 Biaya Rp. Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan I500 Biaya Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: M329. prosedur: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan 5511 Biaya Rp. dx sekunder: T093. 3764393 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2.4292377 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. 19606639 1. 12217635 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2.24512623 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah koding maka Dx utama: S327. Klaim 80 Keystroke Mistake Pasien RITL.5049895 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 77 Keystroke Mistake Pasien RITL. Dx utama: H811.3505042 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. 2824319 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Dx utama: A169. Dx sekunder: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan I694 Biaya Rp. Klaim 81 Keystroke Mistake Pasien RITL. Dx utama: S327. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien.569. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: S2201. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder utama agar sesuai dengan diagnosa pasien terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan selama dirawat diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. dx sekunder:R402 / 0124 Biaya Rp. Dx utama: S2201.3906020 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Sekunder: G936 Biaya Rp.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia Melakukan konfirmasi ulang untuk memperbaiki kode untuk diganosa utama yang salah dikode.9 Chronic obstructive pulmonary disease + J18. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: D430 Biaya Rp.355.18186142 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Diagnosa utama I25. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. Jantung 88 Keystroke Mistake Group CBGs : GANGGUAN MATA LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp 5. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. 14 Mata . Klaim 86 Keystroke Mistake Pasien RITL. Diagnosa sekunder J44. terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan 2825625 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Dx. Dx utama: I259.00 Group CBGs : ATHEROSKLEROSIS BERAT Biaya Rp 3.8 Other disorders of sclera.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 83 Keystroke Mistake Pasien RITL.9733872 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. Dx utama: S062. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: I259 Biaya Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. Diajukan diagnosa utama H15.9 Chronic obstructive pulmonary disease + J18. 2. Diagnosa sekunder J44. dx sekunder: G822 / O309 Biaya Rp. 2. 7061132 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2. Klaim 84 Keystroke Mistake Pasien RITL.6494608 Sesuai hasil crosscheck dx di RM dan kaidah 1. dx sekunder: R570 Biaya Rp. Coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien. prosedur: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan 0309 Biaya Rp. prosedur: terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan 0124 Biaya Rp. Dx utama: C710. Klaim 85 Keystroke Mistake Pasien RITL. 6898145 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2.0 Bronchopneumonia + K30 Dyspepsia Dilakukan pengubahan kode untuk diagnosa 1. terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan 2352566 diagnosa akhir yang menyerap sumberdaya paling banyak dan tertera pada resume medis 2.2 Old myocard infarction. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder koding maka Dx utama: S065.00 1.633.917. Klaim 87 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan diagnosa STEMI + COPD + Bronchopneumonia + Dyspepsia. Dilakukan tindakan Appendiktomi (47.481. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.869 jika tidak ada diagnosa sepsis biaya menjadi Rp 2. sedangkan untuk ventilator tidak menggunakan waktu (96. Penentuan diagnosa utama dan sekunder didasarkan pada resume medis dan sumber daya yang paling banyak diserap 15 Saraf/Kejang Paru . shock.102.568. Pasien tampak sakit berat sekali.09) dan other lysis of peritoneal adhesion (54. pernapasan cepat. Group CBGs : K-1-13-I Prosedur Appendiktomi Ringan. Kaidah kodingnya sesuai resume medis yaitu PPOK diagnosa primer dan diagnosa sekunder hipertensi. tetapi jika dibalik diagnosanya. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria klinis untuk sepsis 2.754 untuk kelas I. other lysis of peritoneal adhesionnya (54. tetapi dalam pengcodingan ditukar diagnosanya.039.937 Ketika melakukan verifikasi. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan pencantuman kode prosedur 54.707 Berdasarkan rekam medis pasien masuk dengan diagnosa PPOK dan mempunyai riwayat hipertensi. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode.8) tanpa perlengketan maka tindakan yang dimasukkan hanya appendiktomi( 47. menggigil. 93 Keystroke Mistake Pasien RITL dengan diagnosa appendisitis akut dan sepsis unspecified.539. Keadaan ini cepat disusul dengan menurunkan kesadaran atau bicara ngacau.039.728.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 89 Keystroke Mistake Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp 1. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau penyulit terbesar.051.628 verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait Ventilator dengan pencantuman penggunaan ventilator dengan lama waktu >96 jam jika keterangan penggunaan ventulator> 96 jam tidak tertera pada resume medis 91 Keystroke Mistake Pasien RITL masuk dengan diagnosa PPOK dan hipertensi. 2.59) Group CBGs : K-1-11-I prosedur adhesiolisis peritoneal ringan.00 1. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa dan prosedur yang dilakukan terhadap pasien dan disesuaikan diagnosa akhir dan tindakan yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. tindakan yang dicoding appendectomy Kasus appendiksitis selalu diikuti dengan sepsis unspecified dengan tindakan appendectomy untuk kelas II dengan biaya Rp 5. 6. tindakan ventilator dicoding tanpa waktu penggunaan jam ventilator >96 hari dengan biaya Rp 12.010. 2.70) biaya Rp 8. bisa dikategorikan sepsis apabila ada perkembangan yang dramatis ditandai dengan simptom dan tanda-tanda lain seperti panas tinggi. 1. diagnosa utama menjadi hipertensi diagnosa sekunder diisi PPOK. timbul bintik merah pada kulit.568.00 Group CBGs : SERANGAN KEJANG RINGAN Biaya Rp 1.- Seharusnya untuk kasus appendik acute tanpa perlengketan tidak harus disertakan dengan prosedure peritoneal adhesion yang dapat membuat biaya menjadi lebih tinggi Appendik 1.355. oliguria atau anuria Appendik 1.259.528 Sesuai kaidah koding. 2.720.478. Biaya : Rp.59 bila tindakan tersebut tidak tercantum pada resume medis 2. dengan diagnosa utama Appendicitis acute ( k35. 3. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. 90 Keystroke Mistake Pasien ICU dengan menggunakan ventilator dicoding dengan ventilator >96 hour Coding perawatan dengan diagnosa utama trauma Verifikasi dengan menggunakan ventilator kepala untuk kelas I. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. biaya menjadi Rp 3.59) tidak perlu dimasukkan. 92 Keystroke Mistake Pasien RITL masuk dengan diagnosa utama Appendicitis acute (K35.8). Biaya : Rp. nadi cepat. sedangkan DJP nya adalah dokter paru Verifikasi dengan diagnosa utama Hipertensi dan sekundernya PPOK biaya menjadi Rp 6.09) saja. not elsewhere classified.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 94 Keystroke Mistake 95 Keystroke Mistake 96 Keystroke Mistake 97 KASUS Pasien masuk RITL dengan kasus luka terbuka pasca laparatomi. karena kehamilan/persalinan ibu patologis.260.9). verifikasi sudah benar 1.3 (disruption of operation wound.59 ( closure of skin and subcutaneous tissue of other sites) Group CBGs : Z-4-12-III ( faktorfaktor yang mempengaruhi status kesehatan berat) Biaya : Rp. Unspecified).0 – P03. sehingga trbentuk CBGs J-1-30-III Rp 25. Biaya: Rp.09 Other incision of pleura.00 Sesuai dengan kaidah koding. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03. Ibu melahirkan anak kembar.0 ( T81. P02. Diagnosa Utama: I15.9 ( Inflammantory liver disease). subcutaneous tissue of other sites) Group CBGs : S4-13-I (komplikasi dari penatalaksanaan pasien ringan) Biaya : 1. biaya Rp. tunggal atau multiple (Z38.116.-) 3. koding harus sesuai dengan resume medis. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z09.212. 7.0 (Congestive Heart Failure dan Diagnosa Sekunder K73. seharusnya Diagnosa Utama sesuai dengan kaidah koding apabila ada : T81. diagnosa tidak mendukung 98 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus Congestive heart Failure dan Hepatitis.09 (other incision of pleura) krn yang dipunksi cairan di area pleura. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama I50.- VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Sesuai kaidah koding. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. 99 Keystroke Mistake Bayi lahir SC dirawat di ruang SCN dengan diagnosa P071 (other low birth weight ) dengan berat lahir 2000 gram dan prosedure 9393 (Nonmechanical methods of resuscitation ) Tagihan yang dibayarkan untuk bayi adalah satu paket dengan tagihan ibu Setelah di verifikasi kembali berkas Ibu. Kode IC9 CM untuk tindakan pemberian O2 adalah 93. Ventilator Hepatitis 1. Rp.93 (puncture of lung).0 ( Congestive heart Failure) dan diagnosa Sekunder K75. Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Tindakan Medik/Operatif 1. ternyata Ibu partus normal.6 .0. Kode IC9 CM untuk tindakan punksi pleura adalah Paru 34. billing tagihan hanya perawatan bayi tanpa diberikan terapi apapun Keystroke Mistake Tindakan pemasangan O2 di entry 96. dientry tindakan 33. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.024.0 sebagai diagnosa conditions) Prosedur : 86. 4.00 sesuai dengan kaidah. 2.597. dilakukan punksi pleura. not diagnosa pasti yang sudah ditegakkan ( elsewhere classified) Diagnosa Sekunder : Z09.297 REKOMENDASI NCC 1.0 Follow up examination after surgery for other conditions Diagnosa sekunder : T81. Prosedur : 86. 5.Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P). Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau penyulit terbesar. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu diagnosis penyakit (P).0 – P03.0 – P03.7 punksi pleura seharusnya dientry 34. 2.9 ( Chronic Hepatitis. follow up examination after surgery for aother sedangkan kode Z09.066.96 (Other oxygen enrichment) perawatan tidak di ruang intensif.507.6 digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.883 ruang perawatan di rawat gabung dengan bayi lainnya.608.6 Kamus ICD 9CM kasus bayi dilahirkan sehat ditagihkan sebagai bayi sakit.-) digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat 2. Grouping CBGs: I-4-12-II.3 Disruption of operation wound.020 Kasus Efusi Pleura (J90) + Pneumoni (J18. Tetapi Rumah sakit menagihkan kedua bayinya dengan diagnosa bayi lahir SC dan tanpa indikasi.3) maka itu yg dijadikan diagnosa utama.240. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya diklaimkan hanya yang menggunakan kode yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat P03. verifikasi sudah benar Persalinan/Kehamilan/Bayi Permenkes 27 tahun 2014 : Untuk bayi lahir 1.59 ( closure of skin and sekunder. verifikator memastikan anak yang lahir masih dalam Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir tanggungan ( maks anak ke 3) 2.96 Other oxygen enrichment 2.71 (continous mechanical ventilation) kode pemberian O2 diganti 93. Creation of pleural window for drainage2. hanya perlu kode bahwa ia lahir Baru Lahir komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat hidup di lokasi persalinan. tunggal atau multiple (Z38. bukan di jaringan paru nya --> grouper J-420-III Rp 6. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. Biasanya dientri P00. 16 1. hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan. 9. 400.3. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan diagnosa akhir dan tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. Setelah dikonfirmasi. CT Scan 1.C.0 deskripsinya sicklecell anemia with crisis.- Reseleksi klaim Reseleksi klaim menjadi prosedur CT scan kepala sesuai dengan resume medis pasien dan billing RS.A. 3.9 DS: D63. 2. Kode yang tepat untuk tindakan CT scan kepala adalah Computerized axial tomography of head .4 sesar bagian jenis tertentu lainnya serta tindakan Manual Placenta 75. 5. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang prosedur yang diakukan dan dicocokan dengan yang tertera pada resume medis. penulisan prosedur sesuai dengan tindakan yang tertera pada resume medis 2.8 Group CBGs N-4-19II Rp.000.0 Group CBGs N-4-10-III tumor ginjal & saluran urin & gagal ginjal berat Rp. laporan operasi dan billing RS.T.] . verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis.1 Hypovolaemic shock dengan tindakan 75.823. Shg lbh tepat DU: N18. Persalinan/Kehamilan/Bayi 1. namun ditagihkan prosedur phacoemulsification (special CMG) dengan tarif top up ± Rp.4. 102 Keystroke Mistake Pada pasien RJTL yang dilakukan prosedur CT scan kepala.0. R57.8* Anaemia in other chronic diseases classified elsewhere [Extracted from ICD-10 Second Edition. Diajukan RS DU: N18.Y dirawat dengan diagnosa utama Perdarahan Post Partum O72.769 Sesuai kode ICD-X kode D57. 101 Keystroke Mistake Pasien Ny. 1.884 17 Mata Anemia 1.000. dilakukan penagihan Other CT scan yang dapat diinput sebagai special CMG dengan tarif top up ± Rp.4 adalah Manual removal of retained placenta bukan merupakan operasi saecar. prosedur yang dilakukan adalah SICE. Diseases of the blood and blood-forming organs.4 dengan biaya Rp.014. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan diagnosa akhir dan tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. kode yang tepat untuk anemia yang berhubungan dengan penyakit kronis adalah D63. scan of head 4. 103 Keystroke Mistake Pasien RITL dengan keluhan gagal ginjal dengan anemia. 2.7 Manual explorasi rongga rahim Tindakan manual placenta tidak bisa diklasifikasikan ketindakan sesar. 2.638.9 DS: D57. Perineal laceration during delivery. Sedangkan pasien langsung dirujuk ke Faskes tingkat lanjutan.- Sesuai Petunjuk Teknis dan Kaidah Koding yang menjadi Prosedur utama adalah 75. Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis.000. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir terkait dengan tindakan/ prosedur yang dilakukan terhadap pasien.00 Tidak terdapatnya prosedur phacoemulsification pada resume medis.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 100 Keystroke Mistake Pada pasien RJTL dengan kasus operasi mata ODS yang Reseleksi klaim dilakukan prosedur SICE. D63. tindakan dengan kode 75. unspecified O70.8 deskripsinya anemia in other cronic disease classified elsewhere. 2005. 3.533. verifikator melakukan konfirmasi dengan bagian rehab medik terkait tindakan traksi spinal yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII (R.131. Analisa ketiga pengertian spinal traksi di literatur adalah dengan prosedur pemsangan gips. 564. Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan pada kriteria klinis untuk sepsis 2.000. Rehab medik utk tindakan traksi spinal dikoding 93. 1.-). so described) 9059 (Other microscopic examination of blood) 9904 (Transfusion of packed cells) 8876 (Diagnostic ultrasound of abdomen and retroperitoneum) 8952(Electrocardiogram) Group CBGs : B-1-10-III (Prosedur hati dan Pankreas berat) Biaya Rp. misal tiphoid (A90) Melakukan koorodinasi dan konfirmasi dengan manajemen RS dan dokter penanggung kjawab agar tindakan yang dilakukan dengan rekam medis disesuaikan koding nya. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis.unspecified) Tindakan : 500 (Hepatotomy) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744 (Routine chest x-ray. Sehingga setelah konfirmasi dengan Spesialis Rehab Medik disepakati bahwa tindakan 93. Fisioterapi/Rehabilitasi Medik Kode R509 (demam) sebagai diagnosa utama. Konfirmasi dilakukan melalui lembar konfirmasi dan disertai pengecekan pada laporan operasi. sedangkan tindakan yang dilakukan hany menggunakan alat katrol biasa. 2.unspecified) A419 (Septicaemia. Analisa kedua. atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama.742) jauh diatas biaya riil RS (Rp. biaya INA-CBG's (Rp. so described) 9059 (Other microscopic examination of blood) 9904 (Transfusion of packed cells) 8876 (Diagnostic ultrasound of abdomen and retroperitoneum) 8952(Electrocardiogram) Group CBGs : B-1-13-III (Prosedur Prankeas dan Hepatobilliari lainlain)Biaya Rp. Tiphoid sesuai aturan koding NCC kode diagnosa R merupakan Symptom atau gejala sehingga tidak bisa dijadikan DU 18 . 2.000.42 Disetujui kode 93.-).- Pengentrian kode 93. 564.menggunakan alat seperti katrol biasa.unspecified) Tindakan : 5019 (Other diagnostic prosedur on liver) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744 (Routine chest x-ray. tanpa prosedur pemasangan gips Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan tindakan/ prosedur yang dilakukan tehadap pasien. 15.553 105 Keystroke Mistake 106 Keystroke Mistake TIPE ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Tindakan yang dilakukan adalah drainase abses pada liver yang diajukan RS dikode 500 (Hepatotomy) diganti 5019 (Other diagnostic prosedur on liver) Anemia 1.21 lebih tepat 1. 29. padahal diagnosa pasien sudah tegak.500 REKOMENDASI KODING NO KASUS VERIFIKASI 104 Keystroke Mistake Diagnosa Utama : A064 ( Amoebatic liver abscess) Diagnosa Sekunder : D649 (Anemia.158 Diagnosa Utama : A064 ( Amoebatic liver abscess) Diagnosa Sekunder : D649 (Anemia.644. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat 3. terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.42 menghasilkan deskripsi INA CBG's biopsi sehingga kurang tepat.unspecified) A419 (Septicaemia.21 (Manual dan mekanis traksi) (traksi tulang belakang lainnya) padahal hanya Rp. sedangkan informasi di rekam medis.742. jika memang benar dilakukan operasi maka tindakan prosedur tersebut tertera pada laporan operasi jika tidak maka termasuk prosedur diagnostik. 130. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir tertera pada resume medis. 156. 06.49 itu kode untuk pemeriksaan bedah vaskuler dgn sejenisnya misal kasus penggantian av shunt.- 110 Keystroke Mistake -Tindakan pemasangan infus dikode Infus pump 86. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII (R. sedangkan informasi di rekam medis. dengan DS TBC. kode yang tepat untuk pemeriksaan darah adalah Microscopic examination of blood (parasitology) kode yang tepat untuk pemasangan infus adalah 99.5 MENGHAPUS TINDAKAN DAN SEP RAWAT JALAN ada indikasi memberikan kode DU yang dapat meningkatkan tarif. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat 3. Peny. dikoding DU TBC. (UGD dan RJTL sudah masuk ke dalam klaim RITL) 19 . dikode R55 (sincope) Sesuai aturan koding NCC syncope dengan kode R adanya indikasi meningkatkan tarif pada 1. 50. 2. dan Tindakan Punksi tindakan PUNKSI --> 35 juta 109 Keystroke Mistake . Diagnosa utama syncope 2.835.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC 107 Keystroke Mistake Semua diagnosa penyakit jantung. Karena kalau pemeriksaan darah biasa seharusnya 90. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan merupakan symptom tidak bisa dijadikan kasus jantung dengan penambahan diagnosa diagnosa akhir tertera pada resume medis.Dx acute pharingitis +DHF menjadi sl 3. Adanya kesalahan persepsi pemberian kode untuk Deskripsi kode 86. seharusnya 99.-).5.49 membuat tarif jadi tinggi Rp.06 Insertion of totally implantable infusion pump adalah untuk pemasangan infus permanen (dalam arti implan) TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT PELAYANAN Pelayanan UGD dan RJTL pada hari yang sama dengan UGD/IGD DI APLIKASI PEMBUATAN SEP RITL menjadi satu rangkaian episode RITL. Seharusnya pemilihan Diagnosa Utama juga disesuaikan dengan adanya terapi/ tindakan yang diberikan. Tarif yang diajukan jauh lebih tinggi dari biaya riil RS dikarenakan terapi yang diberikan memang untuk efusi pleura. Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Jantung Paru 1. Demam Berdarah/DHF 1. Kalau 39.898.18 implant pompa infus (injeksi/ infus elektrolit) 111 Keystroke Mistake * UGD DAN POLI PADA HARI YANG SAMA DENGAN RAWAT INAP DITAGIHKAN OLEH RUMAH SAKIT Kode untuk pemeriksaan darah seharusnya 90.Tentang penambahan pemeriksaan darah vena yang menyebabkan tarif sampai 50 juta.21 pihak RS memasukkan kode tsb sebagai kode pemeriksaan darah lengkap biasa. Sebenarnya itu karena salah kode saja. terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama. 108 Keystroke Mistake Pasien dengan efusi pleura dengan tindakan punksi DU efusi pleura . ditambah ambil darah vena di kode 39. Juga pemakaian 38.18 Infud Pump Injection or infusion of electrolytes sedangkan kode 86. DS penyakit jantung+efusi pleura. atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode diagnosa dan tindakan yang disesuaikan dengan diagnosa akhir dan rposedur yang tertera pada resume medis. sehingga lebih tepat dikoding DU efusi pleura .06 adalah Penyisipan padahal seharusnya pemasangan infus pump 99. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap sumber daya banyak dan sesuai dengan tindakan yang dilakukan. shg menyebabkan sl 3. Jantung . Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder adalah diagnosa yang tertera pada resume medis yang ditentukan oleh dokter penanggungjawab pasien 2.18 tindakan pemasangan infus. 333. dll 2. dan DS : stroke Rp.409 1. Biaya Rp. Verifikator melakuakn konfirmasi terkait dengan adanya biaya paling besar dikarenakan ca kode diagnosa yang dicantumkan kemudan disesuikan cervixnya. kondisi yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan/ terapi adalah stroke. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII (R.04 89.0 (neonatal jaundice associate with preterm delivery d. DS : HT Rp. kode yang tepat untuk diagnosa episode depresi sedang adalah F32.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 112 Keystroke Mistake 1.0 (neonatal jaundice associate with preterm delivery DU : P 39.D649 . 2. namun menurut Dokter yang mengerjakan tindakan TACE tsb (Spesialis Radiologi) kode tindakan TACE adalah 38.4.44 Biaya 7.89 Pneumonia.Feeding difficulties and mismanagement.717. Diagnosa sekunder : R633 . sedangkan informasi di rekam medis.44 Biaya 11.80 (oklusi bedah lain kapal.385. Kode R menjadi diagnosa utama 113 Keystroke Mistake Tindakan TACE (Trans arterial Chemo Embolization). adanya diagnosa sekunder yang meningkatkan biaya.929 ikterus baru muncul setelah hari ke 3 Persalinan/Kehamilan/Bayi 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir terkait kondisi ikterus pada bayi dan disesuaikan dengan yang tertera pada resume medis. 3. diagnosis primer adalah Stroke diagnosis yang memerlukan resource paling banyak. Melainkan pasien sudah diketahui dengan yang tertera pada resume medis riwayat ca cervix. 115 Keystroke Mistake bayi dengan infeksi keracunan air ketuban dan ikterus. maka seharusnya DU stroke Sesuai dengan kaidah koding.utama:P. atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama. unspecified. unspecified Tindakan : 99.25 untuk prosedur TACE menurut koder RS dan verifikator bahwa kode untuk prosedur tersebut adalah 99.Anaemia.Feeding difficulties and mismanagement.1.362 Sesuai dengan kaidah koding diagnosa episode depresi sedang kode diagnosanya F32. E86 : Volume depletion.691387 Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: J1. situs tidak ditentukan) karena menurut Dokter tindakan tersebut merupakan embolisasi kata kunci untuk tindakan tace adalah kemoterapi. verifikstor memastikan kembali diagnosa akhir yang Saraf/Kejang tertera pada resume medis 2.25 (suntikan atau infus zat kanker) Jantung 1.162 DS : P. Kode R tidak bisa sebagai DU Contohnya R633 : Feeding difficulties and mismanagement. 7. diagnosis primer adalah diagnosis yang memerlukan resource paling banyak 116 Keystroke Mistake Pasien Masuk RITL Dengan diagosa utama : Episode depresi sedang.Diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap banyak sumber daya. sehingga lebih tepat memasukkan kode 99. ditagihkan rumah sakit dengan diagnosa: D. 2005. 2.124 dikarenakan terapi dan pemeriksaan terbanyak dilakukan untuk stroke.59. terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.59.1 117 Keystroke Mistake Pasien rawat inap Diagnosa utamanya: D069 Carcinoma in situ cervix. unspecified Tindakan : 99.21 99. stroke.52 87.25 Injection or infusion of cancer chemotherapeutic substance Chemoembolization Injection or infusion of antineoplastic agent 2.2 (intra amniotic infection of fetus) kode ina: P-8-17-II TARIF: 4.] Tumor/Kanker Berdasarkan resume medis tidak ditemukan 1.- DU : stroke.Anaemia. Dengan biaya Rp. diajukan oleh RS dengan diagnosa: Psichotic epilepi F068. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait tindakan TACE dan mengecek laporan hasil tindakan TACE 114 Keystroke Mistake pada pasien MRS dengan kondisi Hemiparese. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat 3.296.sekunder: P 39. unspecified Diagnosa sekunder : R633R633 .1 Moderate depressive episode [Extracted from ICD-10 Second Edition. 6. masih disetujui kode 99.333.537.25 (suntikan atau infus zat kanker).856 Sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosa episode depresi sedang kode F32.21 99.52 87. Dalam hal ini. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir tertera pada resume medis. 2. Mental and behavioural disorders. sedangkan hipertensi adalah komorbiditas.520. 3.-). pada kasus ini jika Ca Cervix nya merupakan riwayat maka menjadi diagnosa sekunder 20 . ditagihkan DU : HT.516.2 (intra amniotic infection of fetus) KODE INA:P-8-16-II TARIF:2.04 89. Feeding Difficulties 1.D649 . kode yang tepat untuk tindakan TACE (Trans Arterial Chemo Embolization) adalah 99. 9. Diagnosa utamanya C50. nutritional and metabolic diseases.1 diagnosa sekundernya C50. Diagnosa utama: I63. 2005. komorbiditi adalah penyakit penyerta sedangkan yang dimaksud dengan komplikasi adalah penyakit penyulit.7.0 gas gangrene 121 Keystroke Mistake pasien dengan rencana khemoterapi cancer payudara lanjutan. konfirmasi kepada DPJP tentang multiple complication pada pasien kemudian dicocokan dengan yang tertera pada resume medis 2. untuk diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani 1. acute myocardial infarction.846 Diabetes Melitus di CPO terdapat pemberian insulin novorapid 1.] 1.1 boleh tidak digunakan .5.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 118 Keystroke Mistake Pasien RITL masuk dengan dengan keluhan sesak.101. kode yang tepat untuk diabetes non insulin dengan gangrene adalah E11. Heart Failure sesuai dengan kaidah koding dan ICD-10 Volume 1 dijelaskan jika ada diagnosa myocardial dengan CHF baiknya digabung dengan kode I50. verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan dan levemir pencantuman kode diagnosa E11. Diagnosa sekunder I50. Pada penagihan tindakan ditagihkan sebagai Fiksasi Eksternal sesuai dengan kaidah koding dan ICD-10 Volume 1 dijelaskan jika ada diagnosa diabetes melitus dengan gangrene maka koding nya menjadi E11.463.9 (Acute myocardial infarction. Non insulin Diagnosa utama E11.1 sebagai diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi 2. Dilaporan operasi yang disertakan jelas tertulis pemasangan gipsona 21 Kode i21. Endocrine.1 diagnosa diagnosa yang benar adalah diagnosa sekundernya C50.5 sesuai dengan kaidah koding diagnosa yang benar sesuai dengan kaidah koding dan ICD-10 adalah diagnosa utamanya Z51.208 Sesuai kaidah koding.1 Chemoteraphy session for neoplasm 122 Keystroke Mistake Pasien Masuk dengan fraktur cruris 1/3 tengah tertutup Seharusnya yang ditagihkan adalah tindakan dilakukan tindakan reposisi tertutup dengan pemasangan gips pemasangan gips. Malignant neoplasm overlapping lession of breast diagnosa sekunder Z51.5 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus With peripheral circulatory complications gangrene [Extracted from ICD-10 Second Edition.]) karena merupakan dua kondisi yang berbeda Diabetes Melitus sesuai ICD 10.7 Non-insulin-dependent diabetes mellitus with multiple complications). Diseases of the circulatory system.7 non-insulin dependent diabetes dependent diabetes melitus with periph circ comp melitus with compc. 120 Keystroke Mistake Pasien RITL masuk dengan dengan kasus gangrene yang sesuai kaidah koding diagnosa yang benar adalah akan didebridement. verifikator memastikan kembali pada resume medis Tulang/Fraktur/Fraktur apakah benar dilakukan reposisi reposisi tertutup dengan pemasangan gips. unspecified) Jantung tidak dapat digabung dengan kode I50.8 .59 Other immobilization.0 CHF (Congestive heart failure) sesuai kaidah koding diagnosa yang benar adalah dengan diagnosa utama I50.0 (Congestive heart failure [Extracted from ICD-10 Second Edition. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51. (I10 Essential (primary) hypertention Tindakan : 8703 computerized axial tomograpy of head. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10. merupakan tindakan yang dilakukan dengan pemasangan alat.9 Insulindependent diabetes mellitus without complications).9.3 Cerebral infarction due to thrombosis of cerebral arteries Diagnosa sekunder: (E11. jika benar maka kode tindakan yang tepat adalah 93. 9059 other microscopic examination of blood Group CBGs: G-4-14II kecederaan pembuluh darah otak dengan infark sedang Biaya Rp 7. (I10 Essential (primary) hypertention Tindakan : 8703 computerized axial tomograpy of head. 2005. 9059 other microscopic examination of blood Group CBGs: G-4-14-I kecederaan pembuluh darah otak dengan infark ringan Biaya: Rp 4. diajukan RS sebagai berikut: dengan diagnosa utama E11. diajukan RS sebagai berikut. and attention to wound . pressure. Dikoding dengan Diagnosa Utamanya I21.8 utamanya Z51. untuk pelayanan Tumor/Kanker kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51. Diajukan RS sebagai berikut: Diagnosa utama: I63.8 Tindakan Fiksasi Eksternal. diagnosa sekunder A48.9 sebagai diagnosa utamanya 119 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus DM.3 Cerebral infarction due to thrombosis of cerebral arteries Diagnosa sekunder: (E10. unspecified. 096 1. Biaya Rp.hipertensi masuk dalam kelompok komorbiditi 3. kadang coder suka menambahan diagnosa maupun tindakan di dalam resume medis pasien.328 sesuai kaidah koding kalau tidak ada hasil operasi Kalau tidak ada laporan operasi dan laporan dan laporan Anestesi berarti tidak bisa dinaikkan anestesi tidak bisa dinaikkan ke prosedur ke prosedur.045.146 Vertigo kode yang tepat untuk vertigo adalah R42 Dizziness and giddiness.4 Group CBGs:U-4-11-I dengan biaya Rp. 8.110 Hasil Grouper CBG's: Simple Pneumonia & Whooping Cough Ringan. Sesuai dengan rekam medis paien masuk seharusnya diagnosa utama utama adalah I64 karena penyebab pasien masuk rumah sakit karena Stoke nya.800. 3. Penulisan kode diagnosa dan prosedur disesuaikan Saluran Kemih dengan yang tertera pada resume medis. Biaya Diajukan Rp.10. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Paru kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Jantung kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Tumor/Kanker prosedur atau tindakan yang tertera pada resume medis Pada saat di coding oleh coder rumah sakit.2.158 Code dx Vertigo seharusnya menggunakan code R 42/H 81.1 (Epidemic vertigo) Group CBGs: G-4-26-I dengan bbiaya Rp.] 4. Symptoms. verifikator mencatat kemudian dilaporkan pada tim audit medis.457 127 Keystroke Mistake Hasil Grouper CBG's: Infark myocard akut berat.000 Stroke 1.2. Apabila terdapat ketidakcocokan.267. 2.1 Calculus in urethra [Extracted from ICD-10 Second Edition.931. Biaya Rp. sehingga terjadi beda tulisan dan juga disaksikan oleh petugas BPJS sendiri 22 .0 Transurethral clearance of bladder. 2005. Diagnosa hipertensi boleh dijadikan diagnosa sekunder 124 Keystroke Mistake Pasien masuk R.024 Hasil Grouper CBG's: Infark myocard akut ringan.767 128 Keystroke Mistake Pasien atas nama s.900. kode yang tepat untuk batu uretra adalah N21. untuk tindakan EKG tidak dilakukan . signs and abnormal clinical and laboratory findings. 5. berarti os pulang tanpa operasi Rp.388.] 126 Keystroke Mistake Hasil Grouper CBG's: Simple Pneumonia & Whooping Cough Sedang. 2005.519.168.inap dengan diagnosa di resume medik batu uretra proximal bilateral dengan tindakan urs litotripsi dan dinaikan ke diagnosa utama calculus in urethra (N211) dan di prosedur Release of urethral stricture dilihat laporan operasi & laporan anestesi tidak ada. Seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada sumber daya yang digunakan.676. Sesuai dengan kaidah ICD 10 . Light-headedness Vertigo NOS [Extracted from ICD-10 Second Edition. Removal of calculus from bladder without incision 125 Keystroke Mistake Kasus RITL untuk Vertigo dicode A 88.3. 3. Biaya Rp. kode yang tepat untuk tindakan URS litotripsi adalah 57. Diseases of the genitourinary system.5. dan hipertensi adalah riwayat penyakit terdahulu .4.m rawat inap dengan diagnosa Berkas rawat inap dan resume medis terlihat tidak malignant neoplasm of bladder neck. tapi pada saat pengcodingan tindakan EKG dimasukkan dalam coding tindakan.000 Seharusnya sesuai kaidah coding diagnosa primer Coder membalikkan diagnosa sehingga stroke dan diagnosa skunder Hipertensi berpotensi menaikkan biaya Rp. verifikator melakukan edukasi kepada koder 2. untuk diagnosa sesuai dengan follow up dan tulisan pada berkas utama pada saat pengkodingan sudah benar tapi pada rekam medis saat tindakan.927. Biaya Rp. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan coder terkait dengan diagnosa akhir pasien. 3.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 123 Keystroke Mistake Pasien RITL Atas Nama : Aris Basuki sutrisno nokp:0001322657403 masuk karena stroke dan hipertensi tetapi di pengkodean diagnosa di balik menjadi Hipertensi dan stroke Rp. contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2.204 Kode diagnosa untuk anemia pada ibu hamil harus menggunakan kode ICD 10 O99.884.645 Terdapat kode pada ICD 10 untuk kasus anemia pada ibu hamil yaitu O99.25.9 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 Delivery by elective caesarean section. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 Delivery by elective caesarean section. untuk diagnosa dyspepsia yang Gastritis/Dispepsia berhubungan dengan ibu hamil maka kode yang tepat adalah O99. diagnosa sekunder D64.9. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : P21. Diagnosa sekunder: C50.6.0. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. Biaya Rp.1 Low cervical casarean section. kode D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa sekunder 131 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Paru . Biaya Rp 1. Tindakan: 99. Group C-4-13-I. 2005. Biaya Rp 3.944 verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang tertera pada resume medis. Pregnancy.1 boleh tidak digunakan .0 Spontaneus vertex delivery.1 (Mild n Moderate birth asphyxia) Diagnosa Sekunder : P37.9 (Birth aspyxia.0 Delivery by elective caesarean sekunder jika ada penyulit dalam persalinan section.821 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: Z51.853 Kaidah koding: Kasus kemoterapi menggunakan kode "Z" sebagai diagnosis utama 1. 2. 2. Group CBG's: O-6-10-I / Prosedur operasi pembedahan caesar ringan .1 sebagai diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi 2.812. Diagnosa kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder: O82.4 (Other Conginetal malaria) Kode ina cbg's : P-8-8-08-III Biaya : Rp. Sehingga Diagnosa utama adALAH O99.972.435. biaya Rp. Tindakan: 74.0 Persalinan/Kehamilan/Bayi (Anaemia complicating pregnancy. untuk diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani 130 Keystroke Mistake Pasien RITL ditagihkan dengan diagnosa utama dokter O80. Dignosa sekunder: O69. Group CBGs: l-4-11-I Deskripsi Tumor payudara ringan. 23 Persalinan/Kehamilan/Bayi 1.0 Anaemia complicating pregnancy bukan menggunakan kode terpisah untuk diagnosa kehamilan dan anemia koding dari RS sudah tepat ditambahkan dengan O99.110. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10.9) untuk dilakukan kemoterapi yang kedua kali. Diagnosa Utama : P21. pencernaan yang mempersulit KMN: kondisi Rp.966. 3.9 Anaemia. 2.359 pada K00-K93 menggunakan kode diagnosa O99. unspecified) Diagnosa Sekunder : P37.25.096 132 Keystroke Mistake Pasien RITL dengan diagnosa Dyspepsia (pada kasus ibu Sesuai kaidah koding diagnosa dyspepsia pada ibu Sesuai ICD 10 diagnosa penyakit sistem hamil). kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Baru Lahir menghasilkan grouper yang inkonsistensi.6 Diseases of the digestive system complicating pregnancy.9 Labour and delivery complicated by cord complication. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: C50.950 2. Diagnosa utama: O69.0 dan O42. Biaya Rp 4.4 (Other Conginetal malaria) Kode ina cbg's : P-8-8-08-III Biaya : Rp. di ajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. Group CBG's: O-6-10-I / Prosedur operasi pembedahan caesar ringan.6 verifikasi sudah tepat. untuk pelayanan kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51.944 Disetujui Mild n Moderate birth asphyxia karena pada follow up dokter bayi sesak sesaat dan dengan sianosis sesaat.059. childbirth and the puerperium.972. unspecified.9. 10. Tindakan: 99.1 Low cervical cesarean section. Deskripsi Kemoterapi ringan. Diajukan dignosa utama: Dyspepsia K30. Biaya Rp.976.479. Tindakan: 74. Biaya hamil menggunakan kode O99.925. 10. childbirth and the puerperium Conditions in K00–K93 [Extracted from ICD-10 Second Edition.00 Sesuai kaidah koding.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51.] 133 Keystroke Mistake Pasien RITL dengan Kasus asphyxia. childbirth and the Baru Lahir puerperium). Biaya Rp 2.0 Anaemia complicating pregnancy.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 129 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus Malignant neoplasm of breast (C50. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.1. 21 (Injection of antibiotic).9 (Respiratory distress of newborn.817 1. 2.4 Other and unspecified abdominal pain Hasil Grouper CBG's: Gangguan hati selain tumor. not elsewhere classified Hasil Grouper CBG's: Nyeri abdomen & Gastroenteritis Lain-lain (sedang). berat badan lahir group 5) Biaya : Rp.21 (Injection of antibiotic). unspecified). so described) Group cbg's : J-4-16-II (Simple pneumonia & whooping cough sedang) Biaya : Rp. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait lokasi organ yang tepat terkait diagnosa tersebut. 90.59 (Other microscopic examination of blood).59 (Other microscopic examination of blood).878 Diagnosa Utama : S. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: R10.28 (Skeletal x-ray of ankle and foot) Kode ina cbg's : M-1-50-I (Prosedur Jaringan Lunak) Biaya : Rp. 137 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus nyeri perut.28 (Skeletal x-ray of ankle and foot) Kode ina cbg's : M-150-I (Prosedur Jaringan Lunak) Biaya : Rp.144 Diagnosa Utama : J180 (Bronchopneumonia.-).02 (Myotomy).2 (Haemoptysis) Tindakan : 99.771. unspecified) Kode ina cbg's : P-8-08-I (Prosedur neonatal. 99. 97.18 (Injection or infusion of electrolytes). terekam kondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosis pasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi tersebut sebagai diagnosis utama.771.863 Disetujui dengan diagnosa P22.863 Diagnosa utama : P22. 97. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi asfiksia pada bayi kemudian dicocokakan dengan yang tertera pada resume medis. Biaya Rp. Biaya Rp. Rule MB 3 : Suatu gejala yang diklasfikasikan dalam Bab XVIII (R.791. 2.0 Fatty (change of) liver. Dengan sesak napas positif dan sianosis negatif. 2. Paru 1.18 (Injection or infusion of electrolytes).71 (Open wound of hip) Corpus alenum pecahan logam bukan terjadi Tindakan : 83. Sirosis atau hepatis (ringan). 136 Keystroke Mistake Pasien dengan kasus Corpus alenum pecahan logam. 7.878 1.1 (Open wound of unspecified) Tindakan : 83.979. Gejala tidak bisa dijadikan sebagai diagnosa utama jika ada diagnosa lain yang lebih tepat 3.4 Other and unspecified abdominal pain Diagnosa Sekunder : K76.544.21 (Injection of antibiotic). 88.0 Fatty (change of) liver. 99. 99.979. 135 Keystroke Mistake Pasien RITL dengan kasus Asphyxia. 3. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : P21. R04. Kemudian kasus menjadi catatan kepada Tim Audit Medis.409 Sesuai kaidah koding: Diagnosa Utama: K76. 90. 99. atau suatu masalah yang dapat diklasfikasikan dalam bab XXI (Z) dicatat sebagai kondisi utama.44 (Routine chest x-ray.21 (Injection of antibiotic).44 (Routine chest x-ray. 5. unspecified) karena pada follow up dokter tidak ada gejala-gejala aspyxia yang khas.02 (Myotomy). spesialis paru pasien mengalami kekambuhan penyakit sebelumnya yaitu TBC sehingga didiagnosa SOPT 1. unspecified) Diagnosa sekunder : B90. unspecified) Diagnosa sekunder : J449 (Chronic obstructive pulmonary disease. penulisan kode diagnosa adalah sesuai dengan diagnosa akhir tertera pada resume medis. 4. tuberculosis). not elsewhere classified Diagnosa Sekunder : R10.029. coder melakukan konfimasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa akhir yang sesuai dengan gambaran keluhan pasien. verifikator melakukan konfirmasi pada coder terkait Corpus Alineum/Benda Asing diagnosa akhir sesuai pada resume medis. 90. 7. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : T14. Sesuai kaidah koding ICD 10 kode R tidak dapat digunakan sebagai kode diagnosa primer terkecuali tidak terdapatnya indikasi diagnosa lain dalam perjalanan penyakit pasien. 90. infusion of electrolytes). unspecified) Kode ina cbg's : P-8-08-I (Prosedur neonatal. 99. 3.18 (Injection or infusion of electrolytes). 7. Klaim disetujui dengan melampirkan lembar konfirmasi kepada dokter yang merawat. berat badan lahir group 5) Biaya : Rp.261 Berdasarkan pada rekam medik pasien riwayat perjalanan penyakit pasien merupakan Riwayat OAT 2003 dengan sekarang pasien masuk dengan diagnosa sekunder SOPT dimana berdasarkan hasil konfirmasi dengan dr.9 (Respiratory distress of newborn. SOPT.18 (Injection or pada bagian tubuh yang tidak spesifik. Hemoptisis Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : J180 (Bronchopneumonia.500 REKOMENDASI KODING NO ANALISA VERIFIKATOR VERIFIKASI 134 Keystroke Mistake Pasien RITL dengan Kasus Bronchopneumonia. 88.416. 24 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) KASUS TIPE Paru Gastritis/Dispepsia .59 (Other microscopic examination of blood). 2.9 (Birth aspyxia. Verifikator melakukan konfirmasi kepda coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan keluhan pasien yang tertera pada resume medis untuk dilakukan perbaikan kode. R042 (Haemoptysis) Tindakan : 99. 99.59 (Other microscopic examination of blood). sedangkan informasi di rekam medis. so described) Group cbg's : J4-16-II (Simple pneumonia & whooping cough ringan) Biaya : Rp. 2.9 (Sequelae of respiratory and unspecified. Unspecified pelayanan yang menggunakan sumber daya Diagnosa utama : K801 Calculus of gallbladder with Diagnosa sekunder : K801 Calculus of gallbladder paling besar adalah untuk diagnosa Asthma. ternyata berbeda dengan resume pengklaiman nya .1 dan diagnosa sekunder O65.411.pemeriksaan radiologi tetapi belum ada Tindakan : 9394 Respiratory medication administered tindakan khusus untuk penanganannya by nebulizer Biaya : Rp. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Baru Lahir menghasilkan grouper yang inkonsistensi. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. ditagihkan sesuai dengan prosedur yang dilakukan ditagihkan sesuai dengan apa yg dilakukan yaitu X Ray oleh pasien Radiologi 1.0 Sesuai Kaidah koding bahwa yang menjadi Hasil Grouper di aplikasi INA CBG jika di kode diagnosa utama adalah diagnosa penyulitnya dan dengan menggunakan kode diagnosa utama sekunder diagnosa SC adalah penyulit maka deskripsi yang terbentuk bukan sebagai persalinan penyulit namun persalinan normal Persalinan/Kehamilan/Bayi 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar 3.018.6. tindakan : 74. contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2.051. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.- verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Ginjal/Hemodialisa kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 141 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan SC.550.798.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP apakah pasien dilakukan tindakan pemeriksaan tomography jika tidak maka hanya dimasukan prosedur sesuai yang tertera pada resume medis 139 Keystroke Mistake 140 Keystroke Mistake pasien a/n X dirawat inap dengan diagnosa CKD + HT . maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.4. Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama: O82. 142 Keystroke Mistake Pasien Rawat Jalan melakukan prosedur radiologi foto Thorax namun dientri dengan jenis pemeriksaan Tomography.Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan Paru memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis .4.194. Diajukan oleh Sesuai kaidah koding Sesuai berkas Rekam Medik dan laporan RS sebagai berikut : Diagnosa utama : N180 (End-stage renal disease) operasi didapati bahwa Diagnosa Pra dan Diagnosa utama : N180 (End-stage renal disease) Diagnosa sekunder : Z491 (extracorporeal dialysis) Post Operatif sama yaitu CKD on hemodialisa Diagnosa sekunder : Z491 (extracorporeal dialysis). penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur atau tindakan yang tertera pada resume medis 2. namun untuk beberapa penyulit seperti O42. berkas dikembalikan dan diperbaiki koding sesuai dengan rekam medis Pasien masuk RITL dengan kasus Asthma. with other cholecystitis untuk batu empedu hanya berupa Unspecified Biaya : Rp. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.252. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa utama sedangkan pada kasus ini tidak relevan .500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 138 Keystroke Mistake KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) meminjam berkas rekam medis pasien . pada saat pengklaiman diajukkan oleh rumah sakit dengan diagnosa sesuai resume CKD.020.N990 (Postprocedural renal failure) Biaya : Rp. other cholecystitis Diagnosa sekunder : J459 Asthma.17. Diajukan oleh Sesuai kaidah koding Sesuai berkas Rekam Medik tindakan / RS sebagai berikut : Diagnosa utama : J459 Asthma. Biaya : Rp.0 dan O42. HT.4. Pneumonia dan nilai klaim berkas dilayakkan 25 verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Paru kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 1. 3. 666 Diare 1.2 Other manipulation-assisted delivery Tindakan : 727. Kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan Diagnosa utama: O814 Vacuum extractor delivery dan Daignosa Sekunder O82. Group CBGs: Q-5-41-0 Penyakit microscopic examination of blood akut besar lain-lain.681. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 143 Keystroke Mistake Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: A91 dibutuhkan pemeriksaan penunjang berupa Dengue haemorrhagig fever. 181.52 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the gallbladder and/or bile duct Sesuai kaidah koding . verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode diagnosa dan prosedur yang disesuaikan dengan diagnosa akhir dan prosedur yang tertera pada resume medis 2. ada beberapa permasalahan terkait grouper yang Baru Lahir menghasilkan grouper yang inkonsistensi. harus ada pemeriksaan penunjang berupa laboratorium pemeriksaan darah dan juga gejala klinis yang mendukung. contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. ureter and/or bladder. Tidak ada dx sekunder laboratorium dengan kode 9059: other tidak ada prosedur.sesuai dengan pemeriksaan RM.13 diganti dengan G513 Clonic hemifacial spasm dengan prosedur EEG Salah kode diagnosa verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait Saraf/Kejang kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 145 Keystroke Mistake pasien datang ke UGD dengan DIAre (A09) dengan Dehidrasi sedang(E86) .844. 166.51 Extracorporeal shockwave lithotripsy [ESWL] of the kidney. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.351. verifikator melakukan konfirmasi dengan coder terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.- dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis) Demam Berdarah/DHF 144 Keystroke Mistake Diagnosa utama G510 Bell's Palsy dengan prosedur 89.1 Delivery by emergency caesarean section Biaya: Rp 2.0 dan O42. langsung konfirmasi dengan koder. kode yang tepat untuk ESWL pada ginjal adalah 98. sedangkan untuk gallblader adalah 98. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. berkas dikembalikan untuk diperbaiki pengcodingannya dengan diagnosa utama diare (A09) sekunder nya dehidrasi sedang (E86) 146 Keystroke Mistake Pasien dengan diagnosa N20 mendapat tindakan ESWL ESWL untuk batu ginjal = N-2-21-0 ESWL untuk ditagihkan dengan ESWL untuk gallblader yang gallblader = B-2-12-0 seharusnya ESWL untuk batu rennal 147 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus Persalinan SC . . 3.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O83. Biaya Rp.- bisa di diagnosis dengan demam berdarah. Jika hanya dengan keluhan demam. pada saat pengklaiman dehidrasi dijadikan diagnosa primer sedangkan diare sekunder berkas dilayakkan Saat verifikasi kita menyesuaikan diagnosa yang ada di resume medis dokter dengan di grouper. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.839.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O83. Saluran Kemih 1.1 Vacuum extraction with episiotomy Biaya Rp 5.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.456 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 kode O814 Vacuum extractor delivery digunakan sebagai diagnosa utama tanpa ada tindakan karena sudah termasuk dalam penyulit bukan menjadi O82. diagnosa akhir adalah diagnosa dengan penggunaan sumber daya paling banyak. Apabila terdapat perbedaan kode diagnosa. bisa digunakan diagnosa utama R509: Fever.2 Other manipulation-assisted delivery. Unspecified Biaya: Rp. 26 Persalinan/Kehamilan/Bayi 1. namun ditagihkan oleh Pihak RS dengan rincian sebagai berikut : Diagnosa utama: I10 Essential Primary Hypertension Diagnosa Sekunder : I11.259. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan. Kode INACBGS yang dientry adalah F-4-19-11 sedangkan pada resume medis lebih mengarah pada gangguan antepartum yaitu kode INACBGS W-4-16-II 152 Keystroke Mistake REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. Pasien MRS dikarenakan gangguan antepartum. unspesified Group CBGs: I-417-III HIPERTENSI BERAT Biaya Rp 7. selain itu pasien diketahui juga memiliki riwayat gangguan mental.910 Tindakan : 39.0 Hypertensif Heart Disesase (Congestif )Heart Failure 150.508 Pasien a/n Theresia Ajipina.889. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. dimana Setelah dikonfirmasi ulang.597.8 (Operation on carotid body and other vascular bodies) Group CBGs : I-2-22-0 (prosedur sedang pada pembulu dara) biaya Rp.371 dan diagnosa sekunder : Jantung sedangkan dalam pengkodean Dx utama jantung dan DX sekunder Stroke menyebabkan tarif Ina CBG's Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan. 1.920 151 Keystroke Mistake Pasien RJTL dengan kasus kontrol lanjutan pasca persalinan normal. Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir mencocokkan diagnosa yang ditulis oleh dokter dalam lembar medis (rekam medis) dengan kode yang tertera dalam aplikasi Verifikasi.9 Diagnosa sekunder : I10 Tindakan : 39. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. 898. diagnosa utama dan diagnosa sekunder dikode terbalik. Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir Pada saat verifikasi.8 (Operation on carotid body and Menyesuaikan berkas pelayanan pasien other vascular bodies) pada kasus ini tindakan dengan bukti tindakan medis dan resume tidak perna diberikan medis Group CBGs : Q-5-44. diagnosa utama : Stroke Ina CBG's menjadi Rp. NOKA : 0000860548184 MRS tgl 04/07/2014. 6.1. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 148 Keystroke Mistake kekeliruan dalam pengkodean diagnosa. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.965 150 Keystroke Mistake Pasien RITL masuk dengan kasus Hypertensi Berat. 3. 1.- 27 Jantung Hipertensi .061.0 (Penyakit Kronis Kecil Lainlain) Biaya Rp: 160. Dx utama Stroke dan Dx sekunder Jantung Tarif Berdasarkan diagnosa DPJP.0 Hypertensif Heart Disesase (Congestif )Heart Failure Group CBGs: I-4-12-I KEGAGALAN JANTUNG RINGAN Biaya: Rp 6. dilakukan pengecekan antara resume medis dan hasil koding oleh koder.827. Dari hasil verifikasi maka dilakukan konfirmasi kembali dengan koder tentang diagnosa primernya mengingat prosedur pada resume medis lebih dominan mengarah pada gangguan antepartus bukan gangguan mental. No SEP : 2407R00107140000341 ditagihkan/dientry dengan kode yang tidak sesuai dengan resume medisnya. dan diubah sesuai RM. Stroke Tindakan : 71. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2.992 1.333 Sesuai kaidah koding dan hasil Verifikasi pada Rekam Medis Diagnosa utama: I11. 1. 267 149 Keystroke Mistake Pasien RJTL. 2.048. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.71 (Suture of laceration of vulva or perineum) Group CBGs :W-2-33-0(Prosedur kecil vulvovaginal) biaya Rp.9 Penumonia.71 (Suture of laceration of vulva or Menyesuaikan berkas pelayanan pasien perineum) pada kasus ini tindakan tidak perna dengan bukti tindakan medis dan resume dilakukan maka Group CBGs medis : Q-5-24-0 (pemeriksaan Pospartum) Biaya Rp: 86.539. Namun berdasarkan resume medis prosedur yang diberikan dominan mengarah ke gangguan antepartum jadi kode INACBG's yang diniali lebih sesuai adalah W-4-16-II (Gangguan Antepartum Sedang) dengan besaran tarif Rp.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Diagnosa Utama : Z39 Tindakan : 71.0 Congestive Heart Failure J18.Diajukan oleh rumah sakit sebagai berikut : Diagnosa Utama : J45. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.6.7.633. SEHINGGA SEHARUSNYA DIAGNOSIS UTAMANYA ADALAH ASTHMA.500 REKOMENDASI KODING NO ANALISA VERIFIKATOR VERIFIKASI 153 Keystroke Mistake KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPNEU (R06. Diare 156 Keystroke Mistake Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan normal.9) DAN VOMITUS (R11) TELAH MELAKUKAN KONFIRMASI DENGAN KODER DAN DOKTER YANG MERAWAT BAHWA BERDASARKAN PEDOMAN KODING DIAGNOSIS DAN VERIFIKASI YANG MENGHABISKAN SUMBER DAYA PALING BANYAK ADALAH DIARE SEHINGGA DIAGNOSIS UTAMA SEHARUSNYA DIARE. dan Z35.8) ke dalam aplikasi INA-CBGs 28 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) KASUS TIPE . ISPA (J06. 2. Z35.9 Single spontaneous delivery. Memeriksa status pasien untuk mengetahui secara Pihak coder RS kurang teliti dalam membaca jelas diagnosa pasien. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. diagnosa pasien adalah diare akut dengan dehidrasi. padahal dalam resume dan status tidak ada diagnosa anemia. Z35.5.59 Other manually assisted delivery Group CBGs: W-4-16-III GANGGUAN ANTEPARTUM BERAT Biaya Rp.NAMUN DOKTER BERALASAN BAHWA PASIEN MASUK DALAM KONDISI SESAK (DYSPNEU) DAN SETELAH DILAKUKAN PEMERIKSAAN DIDAPATKAN DIAGNOSIS ADALAH ASTHMA JADI DIAGNOSIS UTAMANYA ADALAH DYSPNEU. Z35. dan Z35.6. Z35. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O62. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan.8). Verifikator melakukan konfirmasi kepada Coder Baru Lahir terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir pada resume medis 2. unspecified Group CBGs: O-6-13-I PERSALINAN VAGINAL RINGAN Biaya Rp.PADA KASUS INI DIAKHIR PERAWATAN TELAH DITEGAKKAN DIAGNOSIS YANG LEBIH SPESIFIK YAITU ASTHMA. sesuai Permekes 27 Tahun 2014 : Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35. 3. (DITAGIHKAN) DOKTER YANG MERAWAT KURANG MEMAHAMI PEDOMAN INA CBG'S TENTANG PENENTUAN DIAGNOSIS PRIMER DAN DIAGNOSIS SEKUNDER 1. NYERI KEPALA (R5I) TELAH MELAKUKAN KONFIRMASI DENGAN KODER DAN DOKTER YANG MERAWAT TENTANG PEDOMAN KODING DIAGNOSIS DALAM INA CBG'S BAHWA JIKA SAMPAI DENGAN AKHIR PERAWATAN TIDAK DAPAT DITEGAKKAN DIAGNOSIS YANG LEBIH SPESIFIK MAKA DIIZINKAN MEMBERI KODE R ATAU Z.8) ke dalam aplikasi INA-CBGs Persalinan normal maupun tidak normal tidak diperbolehkan menginput high risk pregnancy (Z35. DYSPEPSIA (K30).SEPTIKEMIA (A41.0).8 Supervision of other high-risk pregnancies Tindakan : 73. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan kode diagnosa yang disesuaikan diagnosa akhir dan merujuk pada sumber daya yang paling banyak digunakan. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa utama : O80.9 (Anemia). namun pada saat verifikasi kode yang digunakan adalah kode A09 (Diare Akut) dan kode D64.915.086.(DITAGIHKAN) DOKTER YANG MERAWAT KURANG MEMAHAMI PEDOMAN INMA CBG'S TENTANG PENENTUAN DIAGNOSIS PRIMER DAN DIAGNOSIS SEKUNDER 1. Gastritis/Dispepsia 155 Keystroke Mistake Pasien dengan diganosa diare akut disertai dehidrasi. DIAGNOSIS SEKUNDER ASMA (J46). Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2.7. 1.0 Primary inadequate contractions Diagnosa sekunder : Z35.5.0).00 Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Tiphoid 154 Keystroke Mistake KASUS DENGAN DIAGNOSIS UTAMA DYSPEPSIA (K30) DAN DIAGNOSIS SEKUNDER DIARE (A09) . Setelah dilihat ternyata resume dan status yang ditulis oleh dokter. Penulisan kode diagnosa dan kode prosedur haruslah sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 2. DEMAM TYPHOID (A01.122. NAMUN DOKTER MENGATAKAN BAHWA DIAGNOSIS SAAT MASUK ADALAH DYSPEPSIA SEHINGGA DYSPEPSIA-LAH YANG MENJADI DIAGNOSIS UTAMA.00 Persalinan/Kehamilan/Bayi 1. kemudian dilakukan konfirmasi ke pihak coder untuk menghapus kode diagnosa anemia dan pihak coder setuju untuk menghapus kode diagnosa tersebut. 30 pasien dihitung ODC (One day Care) Biaya : Rp.335 Pasien yang jumlah jam rawatan dibawah 6 jam merupakan pasien ODC (One day Care) yang dimasukkan kedalam kategori Rawat Jalan atau pelayanan Gawat Darurat (IGD) Tulang/Fraktur/Fraktur 1.8 Other Tuberculosis of nervous Tuberculosis of nervous system Group CBG's : Q-5.9 Hypertensive renal disease without renal failure E11. diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50. 10. 4. dan berdasarkan ICD 10 diagnosa yang dapat digunakan adalah I110 (Hipertensi Heart Disease with Chronic Heart Frailure) 29 Ginjal/Hemodialisa Katarak . 167. Pencetakan SEP pelayanan rawat inap dilakukan apabila pasien mendapatkan pelayanan/ fasilitas rawat inap lebih dari 6 jam. 2. pasien tersebut diagnosa utama A.8 Other Pemeriksaan rekam medis. selama di rawat inap tdk sebesar Rp. Diajukan RS : Diverifikasi RJTL diagnosa utama A.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 157 Keystroke Mistake Pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa utama CHF sesuai dengan kaidah koding pada ICD 10 kedua (I500) dan diagnosa sekunder Hipertensi (I10) diagnosa tersebut dapat dikoding menjadi 1 diagnosa yaitu I110 158 Length of stay Pasien masuk RITL dengan kasus TB. 159 length of stay 1. sedangkan operasi dilakukan keesokan harinya. Biaya : Rp.541.069 pasien yang layak untuk rawat inap seharusnya px dg K/U lemah atau memang benar'' membutuhkan penangnan/perawatan 160 Length Of Stay Pasien masuk RITL pada pukul 10.192.17. Sesuai dengan Petunjuk Teknis.1 Left ventricular failure Diagnosa Skunder : J81 Pulmonary edema. indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode rawat inap.30 Wib. bakteri sistem pernafasan ringan.119. namun pada kenyataannya pada saat keluarga/ pasien memdaftarkan diri dalam pelayanan rawat inap pasien belum masuk RS (masuk RS sore/ malam hari)..tidak ada indikasi rawat inap hanya untuk system Group CBG's : G-4-18-I. jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai tagihan rawat jalan. 2. I11.549. verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan.9 Non-insulin-dependent diabetes mellitus Without complications N20. kontrol ulang RJTL TB maka dibayar RJTL. dengan kasus Penyakit Jantung. kemoterapi. Infeksi tuberkulosa dan 43-0. radioterapi) di rawat jalan dapat menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis utama dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder. Rumah sakit tetap ingin SEP dibuatkan sebelum pasien masuk rawat inap di karenakan dokter tidak mau melayani pasien apabila syarat administrasi tidak lengkap. Pasien seharusnya dibuatkan SEP pelayanan SEP diterbitkan pada hari pasien mendapatkan rawat inap bila pasien telah mendapatkan pelayanan bukan sebelumnya.0 Calculus of kidney Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang Biaya : Rp.30 dan pulang paksa pukul 14. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat inap.081 Pasien masuk RITL pada pukul 10. 161 Length of Stay Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan operasi mata (katarak).17. Sesuai Petunjuk Verifikasi diagnosa tersebut verifikasi sudah benar dapat dijadikan satu. pelayanan/ fasilitas rawat inap. Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. penyakit kronis besar lain-lain.351. Biaya : Rp.361 ada tindakan berarti dengan tarif RITL Rp.101.- Paru Permenkes No 27 tahuan 2014 Untuk kasus pasien yang datang untuk kontrol ulang dengan diagnosis yang sama seperti kunjungan sebelumnya dan terapi (rehab medik. verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan. 250. 2. pasien RITL off gips dengan riwayat fraktur padahal pasien seharusnya dibayarkan paket RJTL saja tindakanny dikerjakan di UGD. indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode Jantung rawat inap. pasien/ keluarga pasien di anjurkan untuk mendaftar pelayanan rawat inap pada pagi/ siang hari. 1. 1. diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : I50. 10. 3. menanyakan episode rawat inap. jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama. 167. Apabila kasus jiwa atau kusta yang hari rawatnya sudah lebih dari 43 hari. .10.462. tetapi Klaim hanya dibayarkan sesuai dengan jumlah hari secara administrasi di surat pulang dan rekam medis rawat yang sebenarnya. dibuatkan SEP baru dan menjasi episode RITL yang baru.081 Pasien masuk RITL pada pukul 10.0 Calculus of kidney Group CBGs : I-4-12-II Kegagalan Jantung Sedang Biaya : Rp.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 162 Length Of Stay Pasien masuk RITL pada pukul 10.335 Pasien yang jumlah jam rawatan dibawah 6 jam merupakan pasien ODC (One day Care) yang dimasukkan kedalam kategori Rawat Jalan atau pelayanan Gawat Darurat (IGD) 163 Length of Stay Pasien RJTL dengan diagnosa kista endometriosis diberikan injeksi endrolin (tapros).3. 30 indikasi rawat inap adalah sesuai pengertian episode Jantung rawat inap. verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan. Melihat data rekam medik. Tumor/Kanker 164 Length of stay Pasien RITL di RS Jiwa sebenarnya sudah pulang.828 melewati fase sub akut (43hari) sehingga RS mendapatkan top up dari perhitungan ADL.327.745. Klaim ditagihkan dengan jenis pelayanan RITL.30 pasien dihitung ODC (One day Care) Biaya : Rp. Dengan melihat jam masuk dan jam pulang Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi pasien di status pasien. 27 tentang Juknis Sistem INA CBGs dimana episode rawat inap adalah satu rangkaian pelayanan jika pasien telah mendapatkan perawatan > 6 jam di RS atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap walaupun lama perawatan < 6 jam. Verifikator membuat catatan readmisi kasus RITL dengan diagnosa yang sama untuk dilaporkan kepada Tim audit medis. Dan tanggal 15 Februari 2014 kembali masuk Rawat inap dengan diagnosa yang sama dan keluar tanggal 21 Februari 2014 dengan Tarif Rp. petugas rekam medis dan perawat ruangan. 2. (tanpa Top Up) Biaya : pasien belum pulang/ masih dirawat sampai LOS Rp. Akomodasi sesuai dengan Petunjuk Teknis Verifikasi tidak boleh memulangkan pasien secara administrasi (readmission) uuntuk mendapatkan biaya yang lebih besar. 2. dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. Akomodasi 165 Length of stay Pasien Ny. memang harus dibuatkan SEP baru dan menjadi episode RITL yang baru. Biaya : Rp.- Untuk pasien yang dipulangkan secara administrasi merupakan salah satu fraud yang dapat diidentifikasi dari tanggal pulang dan tanggal masuk.30 Wib. jika kurang dari 6 jam perawatan maka dibayarkan sebagai tagihan rawat jalan. dimana seharusnya termasuk dalam jenis pelayanan RJTL karena pasien hanya 3 jam berada di Rumah Sakit dan tidak mendapatkan fasilitas rawat inap. serta secara aplikasi SEP terdeteksi pada Langkah step by step verifikasi.541.903. jika kurang dari 6 jam perawatan langsung kepada pasien ybs pada saat pasien maka dibayarkan sebagai tagihan rawat jalan. I11. verifikator melalukan crosscheck dengan riwayat pulang pada perawatan sebelumnya. Indikasi rawat inap disesuaikan dengan definisi episode rawat inap. datang untuk injeksi endrolin yang kedua. setelah pasien pulang dan kembali masuk ke RS. Berdasarkan PMK No. dengan kasus Penyakit Jantung.30 dan pulang paksa pukul 14.9 Non-insulin-dependent diabetes mellitus Without complications N20. Dan Melakukan konfirmasi kepada keluarga pasien. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait dengan tanggal masuk dan keluar dan melakukan pengecekan pada resume medis . Apabila kasus yang diajukan bukan kasus jiwa dan kusta.A dirawat dengan Illeus paralitik masuk tanggal 15 Februari dan keluar tanggal 15 Februari 2014.402 Melakukan konfirmasi surat pulang yang terdapat coretan pada tgl masuk dan tgl pulang kepada koder.1 Left ventricular failure Diagnosa Skunder : J81 Pulmonary edema.9 Hypertensive renal disease without renal failure E11. (96. Karena tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan hampir semua bayi yang lahir secara SC klaim bayi sakit yang ditagihkan paling banyak untuk bayi sakit dengan respiratory ditagihkan dengan diagnosa yang hampir sama dengan diagnosa Respiratory distress + distress harus ada dilakukan sepsis dan tidak dilampirkan format apgar penanganan lebih lanjut dan hanya ada score di RS dengan alat khusus. jika satu rangkaian pelayanan jika pasien kurang dari 6 jam di bayarkan sebagai rawat jalan mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam. perlu mendapatkan pelayanan rawat inap Penanganan Luka 168 No medical value Pasien X dirawat di RS X dengan diagnosa utama glaukoma masuk tanggal 26/6/2014 pulang tanggal 01/7/2014 tanpa dilakukan tindakan dikarenakan TIO masih tinggi kemudian masuk di RS X kembali tanggal 14/7/2014 pulang tgl 16/7/2014 juga tidak dilakukan tindakan kemudian keesokan harinya masuk ke RS Y tgl 17/7/2014 dan dilakukan operasi trabeculectomy di RS Y. Untuk kasus mata. agar pasien mudah untuk dikonfirmasi tentang perawatan yang telah diterima oleh pasien. Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Akomodasi 2. salah Infertilitas satu pelayanan kesehatan yang tidak dijamin JKN adalah infertilitas. Baru Lahir Kemudian kasus menjadi catatan kepada Tim Audit Medis. Menurut petunjuk teknis verifikasi analisa kasus sudah tepat . Unspecified. tetapi oleh pihak RS menagihkan sebagai kasus RITL VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Pasien dibayarkan sesuai dengan perawatan yang 1. Tidak disetujui.05 Other intubation of respiratory Dilakukan tindakan invasif pemasangan ventilasi less than 96 consecutive hours) yang tract + 96. .71 juga dapat dilakukan pada kasus tersebut. tidak muntah.60 dan Respiratory distress suspect ec sepsis. pasien mencantumkan identitas lengkap termasuk alamat dan no hp pada saat pembuatan SEP. tidak mual.- 31 Verifikator membuat catatan kasus seperti ini untuk dijadikan bahan pertimbangan rekredensialing FKRTL Sesuai dengan Perpres 111 Tahun 2013.746. Verifikator sebaiknya melakukan konfirmasi kepada DPJP dengan lembar konfirmasi.12. Unspecified.998.614 Untuk kasus Female infertility. Klaim disetujui dengan melampirkan lembar Persalinan/Kehamilan/Bayi konfirmasi kepada dokter yang merawat. Penggunaan ventilator96.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 166 Length of stay KASUS Pasien dilakukan operasi Pterygium dengan kondisi pasien hanya dirawat selama 3 Jam. Konfirmasi kepada Rumah sakit dan Pelayanan kesehatan yang atas permintaan didapatkan jawaban bahwa sendiri tanpa adanya indikasi medis tidak dapat Berdasarkan resume medis pasien tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.14. Seharusnya dilakukan dalam satu episode rawat inap Seharusnya peserta langsung mendapatkan tindakan operasi di RS X tanpa harus diarahkan untuk operasi di RS Y Glaukoma 169 No medical value Kasus Infertilitas dengan Biaya untuk kls III Rp. Penggunaan ventilator digunakan sesuai Ventilator rekomendasi DPJP. Ditemukan 3 Berkas Klaim dengan pasien yang sama dan diagnosa sama dari 2 Rumah Sakit yang berbeda. indikasi rawat inap diterima oleh pasien disebutkan bahwa Episode rawat Inap adalah disesuaikan dengan definisi episode rawat inap.845 Biaya untuk Kls II Rp. Tidak disetujui.71 Continuous mechanical ventilation for + 96.841. 5. Verifikator melakukan konfirmasi terhadap pasien melalui home visit 167 No medical value pasien masuk UGD dengan keluhan kecelakaan lalu lintas kesadaran baik.498. 170 No medical value 171 Penggunaan Ventilator Berlebih Untuk kasus Female infertility.67 Other continuous invasive (intubasi endotracheal) merupakan pemasangan non-invasif mechanical ventilation dengan kode ventilator inacbg J-4-11-III dan tarif Rp. Pasien MRS dari IGD dengan kesadaran menurun Namun tindakan yang dituliskan adalah Tindakan pada pasien seharusnya 99. Untuk kasus Asfiksia harus dilengkapi dengan apgar score. 3. dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. tidak pusing tidak menderita luka robek atau terbuka dan didiagnosa oleh dokter Cedera Kepala Ringan dan diarahkan rawat inap Pasien mendapatkan pelayanan rawat inap atas permintaan pasien sendiri. 9 Acute Appendicitis Diagnosa sekunder: K65. tidak ditemukan adanya pernyataan tentang diagnosa peritonitis dan tindakan pengangkatan perlengketan appendik 175 Phantom billing nilai apgarscore 7-10 melihat rekam medis yang mencantumkakan apgar score hanya maksimal 30 menit setelah lahir 176 Phantom billing 177 Phantom billing 178 Phantom billing 179 Phantom billing 174 bayi dengan diagnosa Asphixia ( 9 kasus ) REKOMENDASI NCC Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.614 masih satu tagihan tarif INA CBG's. Jika iya.096. Diajukan oleh RS: Diagnosa Utama: I21. apabila pasien 0610R00107140000083 tgl masuk 21 Juli 2014 masuk lagi tgl 25 juli 2014 ruangan penuh masih dengan diagnosa yang sama dan dirawat kurang dari 6 jam.096.) Diagnosa Sekunder : adanya data pendukung lainnya untuk Pulmonary oedema.unspecified) Pulmonary oedema dikarenakan tidak konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa Myocardial infraction of anterior wall.0 ( Acute transmural Infraction.228. unpecsified Tindakan : 47. 54.Pasien RITL dengan keluhan: Nyeri dada (+). pelayanan ambulan ditagihkan untuk ambulan yang digunakan antar faskes bukan pada faskes yang sama.096.9 peritonitis.614 total tagihan Rp.09 other appendictomy. Appendik Seharusnya coder melakukan entrian data sesuai dengan apa yang tercantum di dalam resume medis. didalam laporan operasi tidak ditulis adanya tindakan pengangkatan perlengketan. 12. No.614 ditagihkan sebesar Rp.139. apakah pasien mendapatkan konsultasi dokter spesialis atau tidak. kemudian masuk lagi tgl 25 Juli 2014 dan pulang dalam satu episode pelayanan rawat inap tgl 25 Juli 2014 dengan diagnosa Hipertensi Sedang. sesuai PMK 71 Tahun 2013. Tagihan ambulan tidak dapat disetujui. biaya grouping Rp. Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis Pasien RJTL masuk dengan diagnosa pasien hanya dibayarkan biaya konsultasi mendeteksi pelayanan yang tidak sesuai Verifikasi melakukan konfirmasi kepada coder. pencatatan kasus ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis 32 Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Asfiksia Fisioterapi/Rehabilitasi Medik Ginjal/Hemodialisa Hipertensi Jantung . Biaya Rp 0 (nihil) Agar biaya ambulance dapat ditagihkan karena akan dihitung sebagai kasus emergency setelah dilakukan verifikasi. maka konsultasi pasien kepada Dokter spesialis dapat menjadi satu episode RJTL. Hipertensi sedang. SEP dipulangkan karena aps mau lebaran tetapi episode pelayanan rawat inap karena pasien pada tanggal 25 Juli 2014. Verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP. hanya ditulis apeendictomy saja Setelah melihat rekam medis.226. Klaim tidak dilayakkan Seharusnya tidak bisa diklaimkan.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 172 Phantom billing Pasien RJTL datang ke RS hanya minta rujukan tanpa pemeriksaan maupun tindakan.9 (Acute Myicardial disetujui diagnosa sekunder J81 dan diharapkan coder dapat melakukan Diagnosa Utama: I21.59 other lysis of peritonial adhesion dengan tarif grouper Rp.390 Melakukan cross check antar buku laporan catatan IGD dengan perawat IGD yang bersangkutan untuk mengetahui kebenaran data tersebut. karena tidak mendapatkan pelayanan medis 173 Phantom billing Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat rujukan dari dokter. Biaya Rp 2. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K35. 6. Rujukan Ambulan Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Verifikator melakukan Diagnosa Sekunder : J81 Pulmonary oedema penegakkan diagnosa tsb. osteomeylitis hanya konsul. tp ditagihkan biaya saja sebesar Rp 132. seharusnya hanya belum tuntas sehingga ditagihkan hanya tagihan rawat jalan. Diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP. Pasien RJTL masuk dengan heamodoalisa status pasien hanya dibayarkan biaya rawat inapnya dari aplikasi verivikatsi klaim terlihat Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu masih dalam periode rawat inap(masih dirawat) saja periode rawat inapnya episode RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah Pasien dirawat inap 2X dalam 5 hari dengan Pasien dirawat inap sebelum sembuh Pasien dirawat inap masuk dalam satu Verifikator memastikan lama jam perawatan diagnosa yang sama. 6.717 permenkes jika hasil konfirmasi tidak dilakukan fisioterapi Fisiotherapy maka coder memperbaiki hasil coding dan entrian INA CBG's. 6.193. biaya grouping Rp. kemudian dimasukkan kembali pada catatan laporan masuk pasien IGD di hari yang sama agar biaya ambulance dapat ditagihkan. Pelayanan kesehatan diberikan atas indikasi medis mengikuti rujukan berjenjang. Berdasarkan hasil verifikasi disetujui: Sesuai dengan status rekam medis tidak Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder sesak napas (+).000 Phantom billing Pasien masuk RITL dengan kasus appendikitis akut. 6. klaim diajukan sebagai tgl pulang 23 Juli 2014 dengan diagnosa pasien pulang kembali. N28. Agar dilakukan cross check dengan resume medis.- 185 Phantom billing Pasien masuk RITL dengan Kasus: Nyeri ulu hati.9 DPJP. 3.Rp. Diagnosa Utama: K27. Paksa setelah dirawat inap 4 hari ditagihkan parenteral 99.660 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 1.2.547.4 Peptic Ulcer. 181 Phantom billing Pasien RITL masuk dengan diagnosa melena. Pemeriksaan kacamata hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis mata atau Amd RO pada FKRTL. Pasien seharusnya di diagnosa utama Verifikator meminta kelengkapan pengajuan klaim Mioma Uteri Traneksamat IV + antibiotika oral dan (D62 Acute posthaemorrhagic anaemia) apabila terdapat tindakan medis operatif yang direncanakan transfusi namun pasien Pulang + N39. tidak dilakukan operasi ataupun transfusi namun ditagihkan prosedur operasi (75.804.9 Pneumonia. Hasil diagnosa J18. Pasien hanya dilakukan rehidrasi + inj.8 Insulin-dependent diabetes mellitus With unspecified complications. Keluarga pasien datang kembali tanggal 3 September 2014 ke RSUD Depati Hamzah untuk mengambil sisa obat 20 hari 184 Phantom Billing Pasien masuk RITL dengan kasus O820 Sectio Caesarea.1 Melaena dari gejala dan perjalanan pengobatan yang tertulis di dalam resume medis.99 Other obstetric operations) dan ISK (tidak ada data) 183 Phantom billing Pasien RITL masuk pada tanggal 20 Agustus 2014.023 unspecified tidak disetujui dikarenakan tidak adanya data pendukung yang dapat menerangkan diagnosa tersebut.1 Melaena dilihat Diganosa yang dientri harus sesuai dengan apa Diagnosa utama : K92.9 Insulin-dependent penyakit pasien tersebut.549. 33 . Klaim RITL untuk CBGs pada apotek/Instalasi Farmasi yang 3.451. Group CBG's: Diagnosis Sistem pencernaan Disorder of kidney and ureter. Up obat Thalessemia untuk 1 bulan (30 hari) Tidak layakkan Dalam resume medis pasien tidak ada Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. unspecified Hasil Grouper CBG's: Gastritis dan ulkus peptikum berat. Pelayanan kacamata pada kota/kab yang tidak ada Dokter Spesialis Mata dilakukan sesuai dengan Surat Diryan Nomor 4020/III. Biaya : Rp tanggal 20/08/2014. Untuk coder dapat melakukan konfirmasi ulang kepada diabetes mellitus Without complications. namun pihak poli mata mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan visus di optik yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. 32 Tahun 2014. BAB Hitam dan riwayat DM. ditagihkan biaya diagnosa primer dyspepsia dan diagnosa sekunder anemia pasien hanya dibayar diagnosa dyspepsia sebesar Rp 2.199. Kemudian hasil pemeriksaan visus dibawa ke poli mata pada hari yang berbeda dan SEP yang berbeda untuk dilakukan pengkaliam pelayanan pemeriksaan mata oleh poli mata pelayanan pemeriksaan mata tidak pernah dilakukan oleh poli mata. Biaya Rp. menyampaikan kepada DJP untuk segera Seharusnya saat melakukan koding / mengisi resume medis yang sesuai. Persalinan/Kehamilan/Bayi diagnosa utama.013. Biaya Rp. 4. namun pihak poli mata mencatat hasil pemeriksaan visus dari optik sebagai hasil pemeriksaan yang mereka lakukan. Melena Diagnosa utama adalah diagnosa yang ditentukan pada saat akhir episode perawatan.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 180 Phantom billing peserta datang untuk periksa visus mata pada rumah sakit. Obat Obat hari sudah termasuk dalam paket rawat inap termasuk dalam paket rawat inap Thalassemia dapat ditagihkan diluar tarif INA tanggal 20 Agustus 2014.Pemberian sisa obat Thallasemia untuk 20 Sisa obat Ferriprox untuk 20 hari sudah Sesuai SE Menkes No.477.15.190. E10. Crhonic or unspecified with haemmorhage Diagnosa sekunder : J18. Melakukan konfirmasi langsung ke pasien. As.2/0514 Diagnosa masuk tidak menjadi dasar verifikasi.1 dengan tindakan infus terindikasi tidak dilakukan. Untuk kunjungannya tidak dijamin karena tidak dilakukan konsultasi ataupun tindakan apapun terhadap si pasien.611 mendeteksi dengan cara pemesiksan lebih rinci ke resume medis 182 Phantom billing Pasien RITL masuk dengan diagnosa Perdarahan Vaginal ec Myoma Uteri Intramural + Anemia. Pasa kasus ini klaim tidak dilayakkan karena Mata tidak konsultasi dan tindakan yang dilakukan kepada pasien 2.439.665. Diharapkan coder dapat sudah ditandatangani DPJP. Biaya : Rp. Kode inacbg D-4-13-I dengan kode inacbg W-1-20-II dengan tarif dengan tarif Rp. diberikan obat Ferriprox sebanyak 30 tablet untuk 10 hari. Lain-lain.9 Disorder of kidney and ureter.4.9 Pneumonia dan N28. grouping berdasarkan data Resume medis Sesuai hasil bedah Rekam Medis diagnosa Sesuai dengan Resume Medis disetujui Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Paru yang disetujui yaitu: diagnosa utama K92. 10. diagnosa sekunder dan Resume medis yang kosong tidak dapat dijadikan Baru Lahir tindakan operatif namun resume medis dasar pengajuan klaim. Diharapkan Diagnosa sekunder : E10.3 + D25.164 Thalassemia sudah termasuk dalam Top bekerja sama. 3. Kode hasil grouping INA CBG's tetap U. pada kolom tindakan dokter menulis tindakan operasi caesar sehingga waktu coding pihak coder hanya mengikuti tulisan dari dokter. padahal dalam resume dan bukti tindakan tidak ada tindakan operasi caesar tetapi kuretase. tindakan pemasangan kateter tidak dapat dientri karena tidak dilakukan. 189 Phantom Billing Pasien Rawat Inap belum dilakukan operasi tetapi Pasien dioperasi oleh dokter “Y” dengan sudah ada laporan operasinya yang lengkap dari laporan operasi yang jelas dokter “X” Pasien harus dilakukan operasi terlebih dahulu. biaya : Rp. NOKA : Hanya disetujui sesuai dengan pelayanan 0000150821019 berkunjung ke poli bedah (RJTL) yang diperoleh pasien yaitu sebesar Rp. 166.-).39 (other excition of destruction of lesion or operasi tindakan yang dilakukan hanya tisue of pharing tonsilectomy. 2.02 (kuretase dan dilatasi).20.251. Pada kasus ini. pelayanan tidak ada dokter menulis perintah untuk pemeriksaan penunjang. Namun pihak RS menanggihkan dengan prosedur pemasangan kateter sehingga biaya yang ditagihkan menjadi lebih besar. Setelah di cek statusnya. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.2 (Tonsilectomy without adenoidectomy) sesuai dengan laporan operasi.(Kode INA CBG'S Q-5-44-0) 1. Phantom Billing Px dgn dx Close fraktur pd laporan pre-op tertulis dlm laporan-op hanya dilakukan mobilisasi fixasi dan mobilisasi dientry tindakan Orif dan Long.. Persalinan/Kehamilan/Bayi 2. .(Kode INA CBG'S Q-5-44-0) 2407R00106140000633 untuk memperoleh kateter sedangkan pemasangan akan dilakukan di Puskesmas. Laporan operasi yang digunakan adalah laporan operasi post-op. langsung diberikan rujukan.I 191 Memeriksa status pasien untuk melihat secara rinci tindakan yang didapat pasien selama dirawat di RS. Verifikator melaporkan hal ini kepada Manajemen RS dan Tim audit medis.251.9(Abortus inkomplit) dan kode tindakan 74. Kesalahan penulisan tindakan pada status pasien.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 186 Phantom billing Pasien a/n Antonius Lorang. Laporan operasi yang dipakai adalah laporan operasi yang dibuat setelah tindakan operasi dilakukan. 34 Tindakan Medik/Operatif Tonsil Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Tulang/Fraktur/Fraktur tindakan yang dilakukan. Pada tahap verifikasi berkas dikembalikan untuk diperbaiki oleh koder dan kemudian disetujui sebesar biaya tanpa prosedur pemasangan kateter yaitu Rp. bahkan menulis resume rawat jalan dan merujuk pasien dengan berkas yang sebelumnya sudah ditandatangani oleh dokter keluhan dari pasien yang tidak dilakukan pemeriksaan atau tindakan apapun. Tindakan yang dientri harus sesuai dengan resume medis. pada tgl 10/06/2014. setelah itu dilengkapi laporan operasinya 190 Phantom Billing Pasien X dirawat inap tanggal 13/8/2014 dituliskan Ditagihkan 2 tindakan yakni 29.4 (operasi caesar). bukan pre-op. Kemudian dilakukan konfirmasi ke dokter ternyata tindakan yang didapat pasien hanya tindakan kuretase dan terdapat kesalahan penulisan tindakan pada status pasien dan dokter setuju untuk merubah penulisan tindakan pada status pasien dan coder mengubah kode tindakan dengan 69. 187 Phantom billing Pasien dengan diagnosa abortus inkomplit disertai tindakan kuretase. Tagihan yang diajukan adalah episode RJTL dengan konsultasi dokter spesialis. 235. Verifikator melakukan pencatatan hal ini dan melaporkan kepada kanit MPKR sebagai bahan pada forum kemitraan dengan DinKes dan RS. 188 Phantom billing Pelayanan oleh dokter spesialis namun di poli tidak tidak disetujui untuk klaim dimana tanggal ada dokter yang merawat hanya perawat (bedah).2 di resume medis tindakan Tonsilectomy dan eksisi (Tonsilectomy without adenoidectomy) dan lesi di faring.1.dgn long-arm cast arm cast Seharusnya hanya dimasukkan kode 29. 1. namun ditanggihkan oleh pihak RS dengan prosedur pemasangan kateter (Kode INA CBG'S N-3-140 . No SEP 166. Seharusnya pemasangan kateter di PKM Pemasangan Kateter sudah termasuk dalam komponen paket kapitasi. Untuk kasus ini tidak menambah biaya INA CBG's. hanya ada perawat. namun pada saat verifikasi kode diagnosa yang digunakan adalah kode O03. Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir 3. Pasien ke Poli Bedah untuk konsultasi dan memperoleh kateter tanpa prosedur pemasangan kateter (tidak ada prosedur pemasangan kateter pada Resume Medis). Kunjungan ke poli. memberikan pelayanan terutama menulis diagnosa di surat rujukan di kertas rujukan Verifikator memberikan informasi tersebut kepada Rujukan atasan (Kanit) agar didiskusikan dalam forum kemitraan sehingga dapat dilakukan pembinaan kepada dokter/RS tersebut. Resume medis harus menggambarkan tindakan yang benar-benar diberikan kepada pasien.035. sedangkan berdasarkan laporan 29. resume medis tidak dicantumkan atau tidak terdapat informasi medis adanya tindakan operasi dimaksud Data Resume Medis yang dilampirkan untuk klaim fiktif Tidakan operasi tidak dapat ditagihkan. kekuatan tinggi-amplitudo Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.59 (Other microscopic.) Tindakan : 54.akan tetapi dianjurkan dari pihak RS agar pemeriksaan tersebut dilakukan pada 2 hari yang akan datang dengan menggunakan berkas klaim yang baru.161. 96. Apabila tidak ada tindakan yang menggunakan alat (hanya massage saja) seharusnya kode IC9 CM nya adalah 93. examination of blood) Kode ina cbg's : K-1-40-I (Prosedur Sistem Pencernaan Lain-Lain (Ringan)) Biaya : Rp. 47. misal: HDL dan LDL.609.) Tindakan : 54. 96. HBA1C (sebelum konsultasi dengan dokter).63 adalah tindakan ICD 9 yang menggunakan alat untuk menetukan kecepatan rendah. pemeriksaan penunjang tersebut menjadi satu rangkaian episode RTJL dengan konsultasi dokter sebelumnya. Setelah ditelusuri dalam Rekam Medik tidak ada tindakan operasi.609.0 (Appendicitis with peritonitis. Phantom Billing Pasien masuk dengan Dx.21 (Injection of antibiotic). 195 Phantom Pasien Rawat Inap dengan diagnosa Appendicitis selalu procedure dilakukan tindakan bedah explorasi laparatomi Lampiran berkas klaim. 194 VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Tindakan ICD 9 dengan kode 93.09 (Other Appendectomy).59 (Other microscopic examination of blood) Kode ina cbg's : K-1-40-I (Prosedur Sistem Pencernaan Lain-Lain (Ringan)) Biaya : Rp. Ca Rectum. 457.19 (Other laparatomy).63 Osteopathic manipulative treatment using low-velocity. 197 Phantom procedure Pasien sudah ditegakkan diagnosa “ malignant” oleh dokter tanpa dilakukan pemeriksaan Penunjang patologi Anatomi (PA) Pasien RITL dengan kasus Appendicitis with peritonitis. high amplitude forces. Verifikator Tumor/Kanker membuat catatan medis untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis.63 harus menggunakan alat untuk menetukan kekuatan amplitude. 992. SEP lama).00 sesuai dengan kaidah koding tindakan dengan kode 93.918. 8.59 (Other irrigation of wound).19 (Other laparatomy). maka diterbitkan SEP baru dan pemeriksaan penunjang ini menjadi satu rangkaian dengan konsultasi dokter selanjutnya pada saat konsultasi hasil pemeriksaan penunjang. 2) Untuk kasus penyakit kronis yang memerlukan evaluasi pemeriksaan penunjang kembali. Setelah dilakukan didapatkan pasien hanya dilakukan tindakan appendictomy Menyesuaikan berkas laporan operasi dengan hasil costumer visite verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait Appendik tindakan prosedur yang dilakukan kepada pasien dan dilakuka pengecekan terhadap laporan operasi kemudian disesuaikan dengan yang tertera pada resume medis 196 Phantom procedure Seharusnya penegakkan diagnosa kanker harus disertai hasil PA dengan kesimpulan “carcinoma” Penegakkan diagnosa kanker harus disertai hasil PA Diagnosa Utama : k35. 92.063 pasien hanya dibayarkan sebagai satu episode Rp. Biaya tanpa menggunakan kode tersebut Rp.878 35 Tumor/Kanker Tindakan Medik/Operatif . Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : k35. Biaya : Rp.59 (Other irrigation of wound).500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS 192 Phantom billing Pasien RJTL dengan Diagnosa Paint in joint. 8. perintah Pemeriksaan Tumor/Kanker penunjang dasar (lab dan radiologi) tidak dibuatkan SEP baru (menggunakan No. Dilakukan Tindakan Gentle Massage dan petugas kode memberikan kode 93.878 Tindakan appendectomy tidak disetujui karena tindakan appendectomy merupakan satu paket pelayanan dengan tindakan laparatomi terhadap kasus ini verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP mengenai dasar penetapan diagnosa akhir tersebut melalui lembar konfirmasi pada kasus ini tindakan laparatomy merupakan salah satu rangkaian dalam tindakan Appendectomy maka tidak dikode tersendiri. sedangkan pasien hanya dilakukan tindakan massage tanpa menggunakan alat.525 193 Phantom billing Pasien RJTL diagnosa benjolan pada punggung yang pada pemeriksaan awal agar dilakukan prosedur pemeriksaan radiologi dan darah.27 Tulang/Fraktur/Fraktur pada saat pasien mengajukan berkas klaim pada saat pembuatan SEP bisa dilihat dari riwayat pelayanannya yang kemudian ditelusuri melalui MR pasien 1) Untuk kasus ini.16 atau 93. 90.21 (Injection of antibiotic). 250. 90. klaim ditagihkan dilakukan tindakan operasi.0 (Appendicitis with peritonitis. Yang diperhatikan adalah pada kasus akut.822 Diagnosa Utama : N61 (Inflammatory disorder of breastI Diagnosa Sekunder : I10 (Essential (primary) hypertension) Tindakan : 86. 99.680.(Berulang) Verifikator memastikan kembali kasus ini. Verifikator membuat catatan readmisi kasus RITL dengan diagnosa yang sama untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.348 Diagnosa Utama : E10.53 (Vectorcardiogram (with ECG)) Group cbg's : M-1-80-II (Prosedur Anggota Tubuh Atas Sedang) Biaya : Rp.485 Pasien harus dirawat inap dalam jangka waktu lama dan hanya selang waktu beberapa hari pasien kembali masuk untuk mendapatkan perawatan kembali. Tindakan Medik/Operatif 1.155.21 (Injection of antibiotic). analisa kasus sudah benar .01 (Amputation and disarticulation of finger). Jika pasien plg PAPS dan kemudian kembali dengan diagnosa yg sama maka BPJS tidak menanggung biaya perawatan pasien tersebut. Biaya : Rp. setelah pasien pulang dan kembali masuk ke RS. not elsewhere classified) Tindakan : 84.18 (Injection or infusion of electrolytes). Kode Ina cbg's : L1-50-I (Prosedur Pada Payudara) Biaya : Rp. 99.155.17 (Injection of insulin). untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMKBPJS Kes. dibuatkan SEP baru dan menjasi episode RITL yang baru. 201 Readmisi Pasien baru pulang rawat inap kemudian datang lagi selang 1 hari dan ditagihkan menjadi 2 episode rawat inap pasien dengan diagnosa yang sama ditagihkan 2 episode rawat inap dengan selang waktu 1 hari pasien pulang rawat inap sudah diberikan obat PBJ minimal selama 5 hari. memang harus dibuatkan SEP baru dan menjadi episode RITL yang baru. 21. verifikator melakukan pengecekan dengan laporan tindakan dan dan laporan operasi jika memang dilakukan tindakan mastotomy ( dicek apakah ada penggunaan ruang operasi dan anestesi umum) 200 Readmisi Pasien RITL dengan jumlah LOS lama mis 143 hari. 99.53 (Vectorcardiogram (with ECG)) Group cbg's : M-1-80-II (Prosedur Anggota Tubuh Atas Sedang) Biaya : Rp.965.785 Tindakan mastotmy tidak disetujui karena pada kasus ini hanya dilakukan insisi pada kulit jaringan mammae yang mengalami abses disetrtai dengan debrideman. Tindakan : Debridement + Amputasi jari I pedis d. 99.dipulangkan karena kondisi pasien sudah stabil. kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas. Diagnosa Sekunder : E10. infection or burn) 199 Phantom procedure Pasien dengan kasus Abses mamae sinistra.5 (Insulin-dependent diabetes melitus with peripheral circulatory complications) Diagnosa Sekunder : R02 (Gangrene. Tindakan Nonexcisional debridement of wound. verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP terkait dengan tindakan prosedur yang dilakukan kemudian dicocokan dengan yang tertera pada resume medis.693.5 (Insulin-dependent diabetes melitus with peripheral circulatory complications) Tindakan : 84.951. tindakan pembersihan luka sudah termasuk dalam tindakan utamanya ( amputasi dan diartikulasi) 2. 36 Tindakan Medik/Operatif .000 Total Tarif 25.09 (Other incision of skin and subcutaneous tissue) Kode Ina cbg's : L-1-40-I (Prosedur pada kulit jaringan bawah kulit & payudara ringan. Apabila Akomodasi kasus jiwa atau kusta yang hari rawatnya sudah lebih dari 143 hari. 99. 4.348 Tidak disetujui prosedur tindakan Nonexcisional debridement of wound. 86. infection or burn disebabkan tindakan prosedur tersebut sudah termasuk dalam satu tindakan Amputation and disarticulation of finger 1.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 198 Phantom procedure Pasien RITL dengan kasus Gangren dijari I pedis dextra + DM type II. apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui.28 (Nonexcisional debridement of wound.28 (Nonexcisional debridement of wound.hanya selang beberapa hari kemudian pasien masuk kembali RITL Tarif Biaya Real RS 5.18 (Injection or infusion of electrolytes). infection or burn). 2. 21. 850 (Mastotomy).9 (Osteomyelitis. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : M86. 99. infection or burn tidak disetujui karena tindakan tersebut masuk dalam satu paket tindakan incici abses. Verifikator memastikan kasus yang ditangani Akomodasi pada episode rawat sebelumnya. 89. unspecified). infection or burn).21 (Injection of antibiotic).01 (Amputation and disarticulation of finger). Apabila kasus yang diajukan bukan kasus jiwa dan kusta. 89. 6.17 (Injection of insulin). verifikator melakuka konfirmasi kepada coder terkait pencantuman kode tindakan 86. Hypertensi Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : N61 (Inflammatory disorder of breastI Diagnosa Sekunder : I10 (Essential (primary) hypertension) Tindakan : (Nonexcisional debridement of wound. biaya ambulance dapat ditagihkan ke BPJS kesehatan melalui biaya klaim diluar paket INA CBGs dengan besaran sesuai tarif PERDA dan ditagihkan melalui Aplikasi LUPIS UGD/IGD . akhirnya oleh pihak RS dibuat kunjungan beberapa kali dengan SEP yang berbeda.- Verifikator memastikan ada tidaknya surat Pulang Paksa perintah rawat dari DJP dan apakah pasien sudah masuk ke ruang rawat. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL. (5). membawa pengantar rawat inap dari ruangan. 204 Readmisi Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 sampai tgl 03/05/2014.375. 205 Readmisi Pasien masuk RITL dengan kasus hemofili diajukan RS diagnosa utama : D66 Hereditary factor VIII deficiency Group CBG's : D-4-11-I Gangguan Pembekuan Darah Ringan Biaya : Rp. 1. Pasien meminta pulang paksa. Melakukan cross check antar buku laporan catatan Agar biaya ambulance dapat ditagihkan IGD dengan perawat IGD yang bersangkutan untuk karena akan dihitung sebagai kasus mengetahui kebenaran data tersebut. Yang diperhatikan adalah pada kasus akut. termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter. sementara peserta masih dalam perawatan di Rumah Sakit Saat keluarga pasien membuat SEP untuk rawat inap. mulai dari pasien masuk RS I63. Selanjutnya diminta dibuatkan SEP kembali tgl 27/03-2014 dgn alasan peserta masuk RS kembali. unspecified. Jika telah sesuai maka dapat ditagihkan sebagai kasus RITL dengan diagnosa utama sesuai dengan diagnosa pada saat pulang paksa. kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas. (3). pelayanan ambulance pada pelayanan rawat jalan diberikan jika dlam kondisi gawat darurat dan antar faskes BPJS Kesehatan 2. 2. hal ini akan menaikkan kasus readmissi karena setelah rentang beberapa hari pasien kadang kembali masuk RS untuk rawat inap atau kadang pindah ke RS yang lain karena merasa tidak betah di RS yang pertama. tgl 17/02/2014 . Pasien dipulangkan secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1).931. Dibuktikan dengan pernyataan dan tandatangan pasien yang ada di resume medis. unspecified sampai pasien pulang.426. lain. (4). saat ditelusuri pernyataan dari pasien dan buku catatan pasien rawat inap.226. Usulan :Diadakan kembali tarif dengan sistem one day care atau ditagihkan dengan tagihan rawat jalan. Biaya Rp 0 emergency (nihil) 37 Akomodasi Hemofili Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Klaim konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda. pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan lainnya. Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit. dengan diagnosa masuk I63.25/04/2014. Pasien pulang dengan keadaan belum sembuh total.00 Pasien hanya dibayarkan RJTL karena pasien direadmission ke RS lain 206 Readmisi RJTL yang seharusnya satu episode rawat jalan karena pemeriksaan belum selesai .424. kemudian SEP dan Surat Pengantar rawat inap dari RS diberikan keterangan untuk pulang. dengan diagnosa masuk perawatan.30/03/2014. kemudian dimasukkan kembali pada catatan laporan masuk pasien IGD di hari yang sama agar biaya ambulance dapat ditagihkan.9 Cerebral Infarction.775. kemudian verifikator memastikan penanganan pasien jika lebih dipindahkan ke ruang rawat dalam waktu dari 6 jam maka dapat dibayarkan RI tetapi jika beberapa jam kemudian pasien dirujuk ke RS dibawah 6 jam maka dibayarkan rawat jalan. tgl 03/05/2014 meninggal Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 Klaim seharusnya ditagihkan 1 episode sampai tgl 03/05/2014. apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui. Tagihan rawat jalan untuk R55 (Syncope and collapse): Rp 141. LOS pasien selama 1 hari.000 Stroke Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat sebelumnya. Pada kasus ini karena pasien masih dalam masa perawatan. Pasien masuk melalui emergency. tgl 07/04/2014 . untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-BPJS Kes. 203 Readmisi Pasienmasuk RITL dengan diagnose utama :Sincope and collapse (R55). keluarga pasien mengatakan bahwa pasien masih dirawat diruangan.- Pasien meminta pulang paksa sebelum dinyatakan sembuh oleh dokter penanggung jawab. maka masih dalam satu episode perawatan. Biaya: Rp 6. (2).500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 202 Readmisi Peserta dirawat inap tgl 10/03-2014.9 Cerebral Infarction. Biaya Rp 2. Berkoordinasi dengan pihak RS.02/03/2014. 207 Readmisi Pasien berobat jalan dari poli dan mendapat rujukan dari dokter. Tgl 06/03/2014 15/03/2014. tgl 20/03/2014 . beberapa hari kemudian masuk lagi ke RS dengan kondisi yang sama. kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas. atau keinginan pasien yang ingin pulang? karena terdapat perbedaan makna. GGK. Telinga Tengah. permintaan sendiri. untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-BPJS Kes. hydronefrosis dan gastrooesopagea setelah dicekdirekammedik resume medis ada. Yang diperhatikan adalah pada kasus akut. maka verifikator tidak menyetujui klaim readmisinya. akan tetapi yang terjadi pasien dengan APS (atas permintaan sendiri) untuk pulang tanpa izin dokter. K30 (Dyspepsia) Group cbg's : U-4-13-II (Peradangan Epiglotis. apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui. ketika pasien belum sembuh kemudian pihak RS memaksa pasien untuk pulang.30) -27 juli masukdengan acute tubul-interstitial nepritis. 38 .500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 208 Readmisi M. 2. " berdasarkan analisa kasus sudah benar panduan praktis teknis verifikasi klaim pada halaman 06 " ………….yamin masuk tgl 21-23(pukul 11.klaim tgl 27 di layakan 210 Readmisi pada pelayanan rawat inap tingkat lanjutan sering ditemukan pasien kronis seperti (hipertensi. Klaim tidak disetujui Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Akomodasi Klaim tidak disetujui karena pasien pindahan 1. 2.775. jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama". Yang diperhatikan adalah pada kasus akut.00) juli dg acute tubul-interstitial nepritis dan gastrooesopageal dan masuk kembali tgl 23 (pukul 22. 211 Readmisi Pasien RITL dengan kasus ISPA. pelayanan kesehatan yang dijamin adalah pelayanan Infeksi dari RS tipe D ke RS tipe B dengan kesehayann yang sesuai dengan prosedur pelayanan. apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui. unspecified) Diagnosa sekunder : B54 (Unspecified malaria). dll) yang masuk berulang (readmisi). Malaria. Penjelasan pulang paksa dalam arti rumah sakit yang memulangkan pasien dengan paksa. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku. Azka Pratama masuk tanggal 14/8 sampai 16/8 Konfirmasi dengan pihak RS bahwa salah satu klim dengan diagnosis KDS (R50) dan disertai dengan dx ada yg tidak dilayakkan skunder GEAD . DM. Ginjal/Hemodialisa Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat sebelumnya. kemudian pasien mask kembali dengan diagnosis yang sama pada tanggal 17/8 dengan dx utam GEAD (A09) dan dx skunder KDS (R50). 209 Readmisi M. ISPA dan lain-lain) Biaya : Rp. Asma. untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-BPJS Kes.calculus of kidney.9 (Acute upper respiratory.304 REKOMENDASI NCC Diare Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat sebelumnya. kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas. Dyspepsia Diajukan oleh RS : Diagnosa utama : J06. melakukan diskusi dengan RS. 214 Menagihkan RJTL (UGD dan poli). unspecified. (4). 2. dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama. unspecified sampai pasien pulang.25/04/2014.9 Cerebral Infarction. tgl 17/02/2014 . jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu. kemudian pada hari yang sama pasien tersebut kembali masuk dengan diagnosa yang sama Ditagihkan untuk kedua kasus tersebut karena sesuai dengan petunjuk dari NCC 213 Readmisi Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 sampai tgl 03/05/2014.9 Cerebral Infarction. ataupun dirujuk. 2.02/03/2014. Jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan ICU jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam. Pasien dipulangkan secara administrasi sebanyak 3 kali pada: (1). apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa. (2). tidak dapat melihat riwayat pelayanan. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama. penagihannya merupakan paket dengan tagihan rawat inap Repeat Billing Sesuai dengan petunjuk NCC bahwa pasien yang pulang kemudian masuk kembali bisa ditagihkan sebagai kasus baru Sblm aplikasi SEP diupdate menjadi versi 2.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 212 Readmisi Pasien RITL keluar. penagihannya merupakan paket dengan tagihan rawat inap Akomodasi . padahal pasien Seharusnya apabila pasien di Rawat inap mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter setelah pemeriksaan di UGD ataupun Poli RJ. dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD maupun Poli RJ pada hari yang sama. (5). Jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama. apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa. ataupun dirujuk. tgl 07/04/2014 . mulai dari pasien masuk RS I63. sehingga verifikator harus memeriksa secara manual dan membandingkan seluruh berkas klaim yang masuk 39 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 1.2. jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu.30/03/2014. Tgl 06/03/2014 15/03/2014. tgl 03/05/2014 meninggal Pasien dirawat di ruangan ICU dari tgl 17/02/2014 Klaim seharusnya ditagihkan 1 episode sampai tgl 03/05/2014. tgl 20/03/2014 . Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Akomodasi jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam. 1. dengan diagnosa masuk perawatan. dengan diagnosa masuk I63. (3). Maka yang disetujui adalah biaya yang diajukan untuk kasus RITL saja yaitu Rp. 217 Repeat Billing HD pada rawat jalan tidak disetujui Tindakan HD sudah satu paket dalam tindakan pelayanan rawat inap 218 Repeat Billing 219 Repeat Billing Pasien gagal ginjal yang dirawat inap dan akan melakukan melakukan HD. 40 Klaim . dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya. penagihannya merupakan paket dengan tagihan rawat inap Akomodasi 216 Repeat Billing Pasien Haemodialisa yang membutuhkan obat kronis selama 30 hari tidak diberikan resep pada saat pasien dilakukan Haemodialisa. akan tetapi pasien tersebut harus kembali ke Poli Internis pada keesokan harinya. maka obat diberikan oleh Dokter Spesialis di poliklinik untuk kebutuhan 30 hari. pihak RS menagihkan untuk kedua jenis perawatan yang diterima yaitu RJTL dan RITL. SEP dicetakkan untuk masing-masing jenis perawatan.371. dilakukan 1 kali tindakan. pasien datang kerumah sakit karena infeksi dari luka operasi. Pada kasus ini pemeriksaan Echocardiografi Jantung merupakan satu episode RJTL dengan konsultasi Dokter sebelumnya.395.- Pasien datang berobat ke RS melalui proses RJTL pada pagi hari di poli Obgyn. Pada saat proses peangihan klaim. kemudian pasien masuk rumah sakit lagi melalui UGD pada tanggal 31/07/2014 karena infeksi luka operasi Pasien RJTL dengan diagnosa CHF diberikan tindakan echocardiografi.-. Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu Ginjal/Hemodialisa episode RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah Pasien yang datang tanggal 31 karena infeksi dihitung 1 priode rawat inap dari tanggal Verifikator melakukan pencatatan untuk Infeksi luka operasi tidak akan dibayarkan karena 27 sampai tanggal 06/08/2014 dilaporkan kepada Tim Audit Medis.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 215 Repeat Billing Pasien menjalani 2 jenis perawatan RJTL dan RITL pada hari yang sama. Untuk Kasus RJTL. dipulangkan oleh dokter pada tanggal 30/07/2014. Kode INA-CBG's O-6-12-II Tarif INA-CBG's : Rp. Jika pasien mendapatkan konsultasi dari Dokter pd saat dilakukan HD maka obat kronis seharusnya dapat diberikan resep pada saat haemodialisa. Jika pasien tidak mendapatkan konsultasi dari Dokter pd saat dilakukan HD.Sesuai dengan Permenkes RI No 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesia Case Base Group (INACBG's)dijelaskan bahwa pasien yang masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan atau gawat darurat. Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD maupun Poli RJ pada hari yang sama. tidak dapat berdiri sendiri harus 1 episode dengan hari konsultasi dengan dokter. ditagihkan pada 2 tanggal yang berbeda Tindakan echocardiografi adalah penunjang. Pihak RS menagihkan untuk kedua kasus tersebut.395. Merujuk pada ketentuan tersebut maka pada prose verifikasi hanya di setujui untuk tarif yang diajukan untuk kasus RITL saja. 2.234 klaim tidak disetujui karena klaim susulan (klaim pelayanan bulan Juli 2014 sdh dibayarkan) Klaim bulan Agustus tidak dilayakan. dan diberikan obat untuk kebutuhan 15 hari Seharusnya obat dapat diberikan langsung pada saat Haemodialisa untuk kebutuhan 30 hari Pasien haemodialisa yang membutuhkan obat kronis seharusnya dapat diberikan resep pada saat haemodialisa Verifikator memastikan apakah saat dilakukan HD Ginjal/Hemodialisa pasien mendapatkan konsultasi dari Dokter Spesialis.662. maka HD nya diklaimkan ulang secara terpisah rawat jalan Pasien datang tanggal 24/07/2014 untuk operasi .- Pasien yang menjalani perawatan RITL sebagai kelajutan dari proses perawatan di RJTL dihitung sebagai satu episode RITL. 2. Untuk Kasus RITL. Tetapi diajukan kembali klaim pelayanan bulan Agustus 2014. maka kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap. 156. 220 Repeat Billing Pasien RJTL dengan mendapatkan pelayanan pada bulan Juli. Kode INA-CBG's Q-5-23-0 Tarif INA-CBG's : Rp. Biaya : Rp. dan pada sore harinya pasien datang ke RS untuk menjalani RITL.662.131. pasien akan hanya RITL dalam satu episode pelayanan ( hanya dilakukan tindkan operasi sehingga harus di rawat mengklaim ritl ) inap . 222 Repeat Billing tagihan obat yang melebihi peresepan maksimal. dokter menyarankan rawat inap Atas nama Pokok Sebayang Layanan bulan juli 2014 Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 berkas rjtl di gabung dengan ritl . valsartan. dapat dilakukan pembayaran. didiskusikan dalam forum kegiatan kemitraan daerah. Pasien diarahkan untuk membeli plester obat pada Beban biaya yang telah dibayar pasien poli kandungan dengan alasan plester tersebut sebesar Rp.044 Pasien pindahan dari RS TNI tk. Pasien masuk dengan kasus rencana akan di tetap dilayani dan dijamin di RS tujuan RS Tipe C merujuk ke RS Swasta Tipe D Verifikator memberikan informasi tersebut kepada operasi tetapi dokter tidak mau mengoperasi di rujukan. dimana dokter juga bekerja di RS swasta tersebut 41 Malaria Obat Rujukan Rujukan Rujukan .000 . Verifikator melakukan pencatatan sebagai bahan pertimbangan pada saat dilakukan recredentialing FKRTL Pasien dengan diagnosis DM dirujuk dari RS tipe Sesuai profil RS tipe C.( (Plasmodium vivax malaria without complication )Hasil Grouper CBG's: Penyakit infeksi bakteri dan parasit lain-lain ringan. Melakukan konfirmasi langsung ke pasien RJTL pada hari yang sama dengan RITL menjadi Rujukan satu rangkaian episode RITL. namun menjadi keluhan bagi peserta atasan (Kanit) agar didiskusikan dalam forum RS tersebut karena jasa operasi yang didapatkan karena letak RS jauh kemitraan sehingga dapat dilakukan pembinaan sedikit sehingga pasien dirujuk ke RS swasta kepada dokter/RS tersebut. 32 223 Repeat Billing Mengajukan klaim rawat jalan yang langsung rawat inap Melalui aplikasi verifikasi tingkat lanjut (step by step) 224 Repeat Billing 225 Self referral 226 Self referral 227 Self referral 228 Self referral 229 Self referral Pasien dari poli rawat jalan. 50. 2.613.memiliki kualitas yang lebih baik Sesuai dengan Permenkes 28 apabila pasien diresepkan obat diluar Fornas maka tidak boleh dibebankan kepada peserta dan harus melalui persetujuan direktur/komite medik. Tidak layak klaim Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: B51.629. Syafira. adanya bidan klinik swasta yang membawa pasien Terjadi peningkatan kasus RITL dan RJTL kasus di temukan pada saat verifikasi Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada untuk di lakukan tindakan SC tanpa indikasi medis berdasarkan catatan perawat dan pada atasan langsung (Kanit) agar dilakukan saat costumer visite credensialing ulang terhadap bidan klinik swasta yang merujuk.000.I didalam berkas kleim ditemukan RI di RSUD tanggal 21/07/2014 sd 25/07/2014 lampiran surat keterangan rawat inap di dengan dr yang sama dan dx yang sama yaitu RSUD dengan dr yang sama yang prostate.IJ sebelumnya pasien di TK. kasus pada RS TNI tingkat IV perujuk dan Tingkat IV yang menerima rujukan. Sesuai dengan pasal 24 Permenkes 71 Tahun 2014. rumah sakit melakukan 2 pengklaiman rjtl dan ritl Pasien RITL tanggal 31/08/2014 sampai Pasien RITL dibayarkan sebesar Rp Pasien masuk ke RS syafira 04/08/2014 dengan diagnosa Hyperplasia of 10. 2. disebutkan bahwa Pelayanan obat. dan bahan medis habis pakai pada Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan merupakan salah satu komponen yang dibayarkan dalam paket Indonesian Case Based Groups (INA-CBG’s). 3. Alat Kesehatan. 1. Biaya Rp.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 221 Repeat Billing Pasien masuk RITL dengan kasus malaria. IV Sesuai dengan regulasi. (RJTL sudah masuk ke dalam klaim RITL) Apabila pasien di Rawat inap setelah pemeriksaan di UGD maupun Poli RJ pada hari yang sama. penagihannya merupakan paket dengan tagihan rawat inap Tindakan Medik/Operatif Verifikator melaporkan kasus yang terjadi kepada Hiperplasia Prostat atasan langsung (Kanit) agar dilakukan credensialing ulang terhadap faskes yang merujuk. novo mix dll. 100.561 menggunakan surat rujukan dari faskes prostate (N40) dengan dr. menangani di RS.Rp. candesartan. hanya disetujui sesuai peresepan maksimal peresepan maksimal obat kronis diberikan hanya untuk 30 hari Verifikator memberikan informasi ketentuan klaim Obat obat kronis mengacu pada SE Menkes No. Contohnya. Agar verifikator melakukan pencatatan hal ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis terkait kompetensi RS TNI IV perujuk. kasus DM dapat Dokter spesialis merujuk pasien karena Agar verifikator melaporkan hal ini kepada Kanit C ke tipe B ditangani karena memiliki dokter spesialis yang bersangkutan juga berpraktek di MPKR untuk dilakukan pembinaan FKRTL dan penyakit dalam RS tipe B tempat pasien dirujuk. IV pada hari yang sama sehingga terhitung 1 episode pelayanan dengan RS TNI Tk. agar tidak terulang kasus yang sama dikemudian hari. Verifikator melakukan pendekatan kepada Manajemen RS. yang diklaim pasien yang rjtl langsung ritl masih datang dan beorbat ke poliklinik . Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL. RS mengajukan 2 episode yaitu RJTL dan RITL.1. Pemberian obat tersebut dipecah untuk bulan kebutuhan 1 minggu dan setiap tagihan dilakukan top up sehingga dalam satu bulan ada tagihan rawat inap 4x yang di top up.one stage 235 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien melakukan pemeriksaan RJTL setalah dilakukan pemeriksaan dokter menganjurkan untuk dilakukakan Rawat inap. analisa kasus sudah benar 238 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RJTL yang periksa ke poli dengan dokter spesialis. Dengan tindakan 28. banyak lembar rujukan yang tulisannya berbeda Dojter keluarga yang merupakan Manajemen RS menyebabkan terjadi konflik kepentingan. dan membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium atau radiologi dilakukan di hari selanjutnya Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Radiologi konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda. Tagihan rawat jalan dan tagihan rawat inap ditagihkan bersamaan 236 Service Unbundling/ Fragmentation penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur atau tindakan yang tertera pada resume medis Mata Sesuai dengan kaidah koding apabila RJTL lalu dilanjutkan RITL masuk dalam 1 Episode. hanya permintaan pemeriksaan penunjang dan hasil pemeriksaan penunjang 42 .10.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 230 Self Referral Klinik dokterku sering merujuk px ke Rs (kasus yg Riil Rp100. pasien yang dilayani pada hari yang sama untuk diagnosa yang berhubungan atau tidak berhubungan ditagihkan 1 episode 233 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien Nn. Sebaiknya dilakukan recredentialing FKTP dan FKRTL yang dapat menimbulakn potensi self referal. untuk pemeriksaan penunjang dihari berikutnya tidak dilayakan atau tidak dibuatkan SEP berkas penagihan pasien yang tindakan penunjangnya dipisah tidak terdapat resume medis. 231 Self referral meningkatnya rujukan dari dokter keluarga yang merupakan Direktur RS (RS tanpa petugas BPJS Center) Dari hasil sampling berkas.2 amandel tanpa adenoidectomy dan 28. Sesuai ketentuan.- Sesuai dengan Kaidah Koding dan Petunjuk teknis Verifikasi Tindakan harus sesuai dengan diagnosa yang ditetapkan serta didukung dengan bukti yang akurat.5 eksisi tonsil lingual dengan biaya Rp.2 Dalam pengkodingan harus memperhatikan pengelompokkan diagnosa sesuai dengan kaidah koding dan prosedur tindakan bukan dilakukan pengkodingan berdasarkan perjalan tindakan tetapi berdasarkan paket dari tindakan tersebut.A dirawat dengan diagnosa Tonsilitis kronis J35.ex:nebulizer Px pelayanan nebulizer di Igd Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit Rujukan MPKR untuk dikoodinasikan dengan kanit MPKP.7 kontrol perdarahan setelah tosillectomy dan adenoidectomy. Sesuai kaidah koding untuk yang RJTL tidak ditagihkan karena masih dalam 1 episode analisa sudah tepat Akomodasi Pasien hanya dibayar biaya rawat inapnya Melihat riwayat SEP pada aplikasi Sesuai kaidah koding. Headche R51. karena pembatasan jumlah pasien berobat.160. Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah Tonsil diagnosa septicemia. 232 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien masuk RJTL membutuhkan konsul intern tidak dilayani pada hari yang sama. Untuk prosedur yang ditetapkan lebih dari 1 tidak terlalu mempengaruhi tarif INA CBGs. Sebaiknya dilakukan recredentialing FKTP da FKRTL yang masih dalam satu yayasan.1 dengan Prosedur utama 28.561. 234 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien dengan diagnosa utama :H110 Pterygium sesuai dengan laporan operasinya tindakan dengan diagnosa sekundernya :H269 Cataract diajukan prosedur yang dilakukkan hanya 1341 dengan tindakan 1139 Other excision of Pterygium dan phacoemulsification 1371 Insertion of intracular lens prothesis at time of catarct exctraction . Seharusnya klaim RJTL dapat dibayarkan satu episode rawat jalan. pasien yang dilayani pada hari yang sama untuk diagnosa yang berhubungan atau tidak berhubungan ditagihkan 1 episode Klaim Thalasemia 237 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien X dengan Diagnosa Thalasemia Mayor Hasil Konfirmasi dengan dokter dan pihak IFRS Sesuai dengan kaidah koding untuk kasus mendapatkan resep obat Thalasemia di pelayanan RJTL disetujui tagihan Rawat Inap dengan 1x top up per thalasemia mayor di top up 1x perbulan untuk 30 hari.000. Yang seharusnya menjadi diagnosa utama adalah J35. A41 Septicemia. Pada dasarnya rujukan ke FKRTL dilakukan sesuai dengan indikasi medis.harusnya bisa ditangani diklinik). Berkas klaim yang masuk diverifikator dengan rujukan tanpa diagnosa ataupun tulisan yang kurang jelas tidak diverifikasi Verifikator melaporkan kasus ini kepada kanit Rujukan MPKR untuk dikoodinasikan dengan kanit MPKP. Hendaknya verifikator memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP dengan lembar konfirmasi. 28. Dalam ajuan berkas klaim laporan operasi bisa dilampirin dengan mengidentifikasi lebih dalam menggunakan MR pasien Pada kasus ini tetap dibayarkan 2 episode Obat RJTLkarena konsultasi dengan Dokter Spesialis dilakukan pada hari yang berbeda. Pasien hanya dibayarkan biaya konsultasi saja. Yang diperhatikan adalah pada kasus akut. apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui. dan klaim berikutnya (konsultasi hasil pemeriksaan merupakan satu episode pelayanan). kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas. Akomodasi Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat sebelumnya.0 Hypertensive heart disease with (congestive) heart failure.285 Sesuai kaidah koding: Diagnosis utama I11. Ditidak layakkan untuk SEP yang 1 episode 43 . Yang diperhatikan adalah pada kasus akut. kasus akut idealnya dapat diselesaikan terapinya hingga tuntas.0 . Saraf/Kejang Verifikator memastikan kasus yang ditangani pada episode rawat sebelumnya. sehingga klaim berikut nya tidak layak bayar Setelah dilakukan pengecekan terhadap berkas klaim. dilakukan pemeriksaan Lab DLL tagihan klaim meningkat karena prosedur nya di tambah namun yang dibayarkan hanya tindakan operatif utamanya melihat dari hasil laporan operasi penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur atau tindakan yang tertera pada resume medis Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir Berkas klaim layak bayar pada kunjungan awal . 240 Service Unbundling/ Fragmentation Tn Junaedi kelas II dirawat tanggal 25/8 didiagnosis HHD dengan CHF. Biaya Rp 6. Verifikator membuat catatan sebagai bahan pertimbangan recredentialing FKRTL. 242 Service Unbundling/ Fragmentation Berkoordinasi dengan pihak RS.049.0 Febrile convulsion Pengajuan klaim yang kedua dengan diagnosa utama yang sama tidak dapat dilakukan pembayaran.664 Dalam ICD 10. karena dianggap satu siklus pelayanan. Dan diajukan kembali diagnosa utama sebagai R56. dan setelah Pada kunjungan berikutnya dengan diagnosa yang dinyatakan pulih oleh dokter.Congestive heart failure.Diajukan diagnosa utama R56.342. Dientrikan sbb: diagnosis primer I11. Group CBGs: I-4-17-III Hipertensi berat.9 Hypertensive heart disease without (conges) heart failure dan diagnosis sekunder I50. ada kategori tertentu dimana analisa kasus sudah tepat dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-BPJS Kes.Masuk rawat inap kembali dengan diagnosa dan keluhan yang sama seperti perawatan sebelumnya. pasien masuk lagi RS dengan gejala kejang demam. pasien diizinkan sama dan tidak ada jeda hari rawatan. tindakan debridemen terpisah dengan tindakan ortopedi lainnya.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 239 Service Unbundling/ Fragmentation pasien rawat inap yang seharusnya satu episode rawat inap. Dengan jarak pulang perawatan dengan masuk kembali kurang dari 3 hari.tindakan appendictomy terpisah dengan laparatomy Pasien RJTL dengan diagnosa DM type I. 244 Service Unbundling/ Fragmentation Memecah pemeriksaan penunjang sebagai kunjungan episode RJTL baru sebanyak 312 KSS Sesuai dengan kaidah koding di teknis verifikasi klaim untuk pelayanan dimana pasien belum tegak diagnosa dan masih memerlukan pemriksaan penunjang maka dibayar satu episode Klaim Sesuai Permenkes 27 th. ditemukan berkas klaim ditagihkan secara terpisah antara pemeriksaan awal dan konsultasi hasil pemeriksaan Pada kasus ini hanya dibayarkan 1 episode RJTL karena Diabetes Melitus konsultasi dengan pemeriksaan diagnostik seharusnya masuk dalam 1 rangkaian walaupun dilakukan pada hari yang berbeda. Group CBGs I-4-12-1 Kegagalan Jantung Ringan biaya Rp. apabila sebelumnya merupakan kasus kronis yang dapat dirawat kembali klaim disetujui. untuk kasus ini klaim disetujui namun menjadi laporan kepada Tim Kendali Mutu RS & Tim Monev KMK-BPJS Kes. 243 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien masuk dengan gejala kejang demam. Ditagihkan beda episode. 2014 : Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Hanya dilakukan pembayaran untuk yang pertama.0 Febrile diklaimkan ke BPJS Kes convulsion. 5. Lalu esoknya. Jantung 241 Service Unbundling/ Fragmentation Menagihkan tindakan kontap di luar prosedur SC. tidak dapat pulang. dokter menyarankan untuk periksa laboratorium esok harinya Katarak Sesuai Permenkes 27 th. level unspecified dipilih sebagai diagnosa utama karena lebih spesifik di regio lower leg penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan prosedur atau tindakan yang tertera pada resume medis Trauma Kepala 247 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RJTL masuk dengan diagnosa katarak dilakukan pemeriksaan laboratorium 3 hari sebelum dilakukan operasi Seharusnya diagnosa S98.7 (Multiple injuries penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan of thorax) dan S22.40 (Multiple fractures of prosedur atau tindakan yang tertera pada resume ribs.313. closed dan S27.2 Traumatic haemopneumothorax. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.7 Multiple injuries of thorax .266.- Sesuai dengan kaidah koding.40 Multiple fractures of ribs Diagnosa sekunder: S27.42 + 87.9 Traumatic amputation of lower leg. 90.9 Intracranial injury.302. level unspecified) tidak dipecah menjadi dua diagnosa.- Sesuai kaidah koding (diagnosa utama adalah diagnosa akhir/final yang dipilih dokter pada hari terakhir perawatan dengan criteria paling banyak menggunakan sumber daya atau yang menyebabkan hari rawatan paling lama) Diagnosa utama: S22. 99. closed) tidak dipecah menjadi dua medis diagnosa.849 Pasien dengan diagnosa katarak dirujuk internal ke poli penyakit dalam untuk konsultasi pre operasi katarak.40 Multiple fractures of ribs.02 + 90.633. karena merupakan satu kejadian penyakit yang sama. S22.04 Insertion of intercostal catheter for drainage .3 (Traumatic amputation of other parts of foot) dan diagnosa S88. 87.03 Other transfusion of whole blood .Untuk kasus pre operasi katarak pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan pada hari yang sama karena masih dalam satu episode perawatan.532. unspecified. maka S88. 99. karena merupakan satu kejadian penyakit yang sama.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI BERAT Biaya Rp 21.860.12 Amputation through foot .03 Other transfusion of whole blood . Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: S06. level unspecified Tindakan : sudah dituliskan sesuai dengan tindakan yang dilakukan Group CBGs: M-1-02-I PROSEDUR AMPUTASI RINGAN Biaya: Rp 10. with open intracranial wound Diagnosa sekunder: S29. 34. Tulang/Fraktur/Fraktur 246 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dan dilakukan Amputasi Lower Leg.59 (X-Ray & Lab) Group CBGs: J-1-30-III PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS BERAT Biaya Rp 36.3 Traumatic amputation of other parts of foot Diagnosa sekunder: S88. with open intracranial wound Tindakan : sudah dituliskan sesuai dengan tindakan yang dilakukan Group CBGs: J-1-30-II PROSEDUR SISTEM PERNAFASAN MODERAT KOMPLEKS SEDANG Biaya: Rp 11. unspecified.2 Traumatic haemopneumothorax.9 Traumatic amputation of lower leg.724. level unspecified Tindakan : 84. 2014 : Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama.583. with open wound into thoracic cavity dan S06. with open wound into thoracic cavity Tindakan : 34.9 Traumatic amputation of lower leg.- Seharusnya diagnosa S29.500 REKOMENDASI KODING NO ANALISA VERIFIKATOR VERIFIKASI 245 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL closed fracture tulang iga dan luka di kepala (GCS 15) dan dirawat dengan thoracotomy dan drainase intercostal melalui kateter.130.9 (Traumatic amputation of lower leg. 44 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) KASUS TIPE . Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: S98.02 Exploratory thoracotomy .9 Intracranial injury. Diagnosa utama: S88. Biaya : Rp 2. pasien di rawat inapkan dengan alasan budget RJTL tidak sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan. Jika konsultasi dan pemeriksaan penunjang dilakukan pada hari yang sama maka merupakan 1 episode RJ Infeksi 1. langsung dirujuk. dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. namun ditagihkan biaya rawat inap sebagai bayi sakit. tidak harus ditagihkan terpisah 249 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien hemodialisa melakukan tindakan HD pada tanggal 02 September 2014. 251 Service Unbundling/ Fragmentation 252 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RJTL dengan indikasi pemeriksaan labor oleh dokter dikonsulkan kembali 3 hari kemudian untuk pemeriksaan labor tersebut Pasien RJTL dengan indikasi untuk dilakukan pemeriksaan penunjang ex : USG abdomen. Biaya : Rp 925. pada kasus ini untuk pengambilan obat pada esoknya tidak dibuatkan SEP baru. dan pemeriksaan penunjang ditagihkan terpisah dari RITL. 2. dan dirawat oleh dokter umum tetap dibayarkan rawat inap.477 Seharusnya pengambilan obat untuk 1 bulan 1. dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap.687. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. maka kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap. Hari sebelumnya pada saat melakukan tindakan HD pasien tidak diberikan obat Pemberian obat GGK untuk 1 bulan sudah termasuk dalam perawatan RJTL pada tanggal 02 September 2014. sesuai Permenkes 27 Tahun 2014 jika Pasien yang masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan atau gawat darurat. karena tidak ada ketentuan bayi sakit harus dirawat oleh Spesialis Anak. 2014 : Satu episode rawat Ginjal/Hemodialisa dapat diberikan pada saat melakukan jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi tindakan Hemodialisa antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. dan secara administrasi sbg rawat inap di resume bayi dirujuk. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Akomodasi jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam.445 Pasien dengan diagnosa tonsilitis seharusnya dilakukan pemeriksaan laboratorium pada hari yang sama apabila sudah dinyatakan dokter untuk operasi. keesokan harinya pasien datang kembali ke RSUD untuk mengambil obat. RITLnya disuruh datang 3 hari lagi.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 248 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RJTL berobat dengan diagnosa tonsilitis dan akan dilakukan tindakan operasi. Sesuai Permenkes 27 th. Untuk kasus pre operasi tonsilitis pemeriksaan penunjang laboratorium bisa dilakukan pada hari yang sama karena masih dalam satu episode perawatan. dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya. 2. 250 Service Unbundling/ Fragmentation Bayi baru lahir dgn kasus BBLR+RDS. Tagihan yang dibayarkan antara kunjungan pertama dan kedua masih satu periode Di resume medis dijelaskan bahwa pasien datang di kunjungan kedua untuk pemeriksaan labor Di resume medis tidak dijelaskan indikasi rawat inap pasien Laboratorium untuk kasus ini masih digolongkan dalam 1 episode walaupun pemeriksaan penunjang dilakukan beda hari Pasien seharusnya dibayarkan RJTL tetapi ditagihkan RITL 45 1. saat penagihan ambulans ada keterangan waktu rujukan Persalinan/Kehamilan/Bayi Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah Baru Lahir sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam. 2. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada tim audit medis . Biaya : Rp 1. Untuk pasien yang dipulangkan secara administrasi merupakan salah satu fraud yang dapat diidentifikasi dari tanggal pulang dan tanggal masuk.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 253 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RJTL dengan diagnosa observasi TB Paru.11 dan small to small intestin dengan kode 45. Sesuai panduan tehnis verifikasi klaim Jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulangpaksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama. dan billing pelayanan ada pemeriksaan dokter.91 LOS 5 Hari dengan biaya Inacbg Rp. 2014 : Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. 27 tentang Juknis Sistem Dengan melihat berkas klaim RJTL dan INA CBGs dimana satu episode rawat jalan adalah konfirmasi dengan dokter yang memberikan satu rangkaian pertemuan konsultasi konsultasi pelayanan.204.9. antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Dan pada tgl tersebut hanya dilakukan pemeriksaan radiologi / laboratorium saja Sesuai kaidah INA CBGs bahwa pemeriksaan radiologi/laboratorium adalah satu episode RJTL dengan pemeriksaan dokter untuk konsul hasil.781. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.11 Laparatomy exsplorasi. Laboratorium Sesuai Permenkes 27 th. Tindakan Medik/Operatif 255 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien Ny.542. pada kasus ini Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP apakah pasien dilakukan operasi untuk kondisi Appendicitis Infiltrat kemudian mengecek apakah pasien pulang sembuh atau pulang paksa 2.11 Laparatomy Laparatomi dan dilakukan small to small exsplorasi.- Sesuai petunjuk Teknis Verifikasi dan Kaidah Untuk pasien yang dilakukan tindakan Koding. Laboratorium Sesuai Permenkes 27 th.182. rontgen thorax dan tes mantoux yang seharusnya masuk dalam satu episode RJTL dijadikan dua episode RJTL. 2014 : Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. 257 Service Unbundling/ Fragmentation penunjang diagnostik (radiologi/laboratorium) dalam satu episode ditagihkan secara terpisah dikarenakan RSUD membuat kebijakan SEP berlaku 3 hari. serta secara aplikasi SEP terdeteksi pada Langkah step by step verifikasi. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. untuk laboratorium dan radiologi dilakukan selang beberapa hari berikutnya. tindakan utama adalah 54.-. 46 .S dirawat dengan Diagnosa Appendicitis Infiltrat masuk tanggal 9 Maret 2014 dan pulang tanggal 18 Maret 2014 dengan biaya Rp. Berdasarkan PMK No. Diajukan RS: pemeriksaan dokter sendiri. sehingga pasien datang hanya untuk baca hasil labor 2 hari kemudian dijadikan sebagai episode baru.W dirawat dengan Diagnosa Akut Peritonitis dengan kode k65. Dan kembali masuk tanggal 20 Maret 2014 dengan diagnosa Peritonitis difuse dan keluar tanggal 25Maret 2014 dengan tarif Rp. Apabila pemeriksaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.0 dan Akut Vaskuler Disorder of intestine dengan kode k55.- sesuai dengan Petunjuk Teknis Verifikasi tidak boleh memulangkan pasien secara administrasi (readmission) uuntuk mendapatkan biaya yang lebih besar. 2014 : Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Serta tindakan yang dilakukan adalah Laparatomi explorasi dengan kode 54.0. Sesui hasil penelusuran sampling rekam medis seharusnya menjadi satu episode RJTL. Appendik 256 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RJTL dengan pemeriksaan dokter dan pemeriksaan laboratorium atau radiologi. usus membutuhkan perawatan yang lebih dan intensif dan membutuhkan LOS yang panjang (lebih dari 5 Hari) tindakan laparatomi eksplorasi dan tindakan small to small intestin dapat dilakukan dalam 1 aktivitas sehingga kode yang digunakan adalah 54. dengan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium.204.30. Paru Sesuai Permenkes 27 th. 254 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien Ny.542. 1.9. setelah KRS bayi kontrol 3 hari kemudian diMRSkan lagi dengan dx hiperbilirubin (banyak kasus) Dibayar 2 episode Hampir semua kasus bayi baru lahir direadmisi dikarenakan bayi kuning 1. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.seharusnya bisa 1 episode dengan pemeriksaan di dikomunikasikan dengan manajemen 3 hari ke depan. 263 Service Unbundling/ Fragmentation Kasus rawat jalan : Px di poli dilakukan pemeriksaan penunjang (laboratorium) akan tetapi pada saat itu pasien tidak dapat melakukan pemeriksaan laborat karena pasien belum puasa. pasien yang menjalani rawat jalan dan dilanjutkan dengan rawat inap pada hari yang sama hanya bisa ditagihkan sebagai satu episode rawat inap. top up obat thalasemia diberikan 1 kali per episode rawat jalan. Laboratorium . deferoxamine. sehingga ditagihkan 2 episode tindakan operasi 261 Service Unbundling/ Fragmentation Kasus pasien Ca. Apabila pemeriksaan penunjang tidak dapat Sesuai PMK 27 tahun 2014 . 259 Service Unbundling/ Fragmentation Bayi baru lahir infeksi. 260 Service Unbundling/ Fragmentation Dari poli Rawat jalan. masih disetujui 2 episode pasien setelah terapi jantung dan dipulangkan. diberikan pengantar RITL untuk 1. Jantung pada kasus ini seharusnya terapi pengobatan kedua penyakit ( jantung dan paru) bisa dilakukan bersamaan sehingga masuk dalam 1 episode kecuali ada kondisi lain yang menyebabkan pengobatan ntidak bisa bersamaan. Keesokan hari pasien daftar lagi untuk melakukan pemeriksaan laborat. misal hari ini kemoterapi. verifikator memastikan bayi tersebut merupakan anak dalam tanggungan yang masiih mendapatkan penjaminan. kecuali bayi dari PBI maka dipastikan sudah terdaftar dalam master file. 2014 : Satu episode rawat masuk dalam 1 episode jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. yang memerlukan kemoterapi dan masih disetujui 2 episode transfusi dipecah menjadi 2 episode. di MRS kan. masih disetujui 2 episode sehingga mendapat topup 2x Ada beberapa pasien thalasemia yang kontrol sebulan 2x dan masing2 mendapat obat sehingga ditagihkan 2x/bulan Thalasemia 1. dengan alasan harus konsul ke poli poli yang memberikan perintah rawat inap untuk anastesi dulu. pemeriksaan penunjang dilakukan pada hari yg sama. 262 Service Unbundling/ Fragmentation Psien dengan dx Jantung dan dx Paru dengan 2 DPJP. 2014 : Satu episode rawat Klaim jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Pada kasus special drug. 2. Shg mereka mengentry 2 episode. esoknya di MRS kan lagi untuk terapi Paru Dikomunikasikan dengan Dokter bahwa merupakan 1 episode. maka tidak masih masuk jadi satu dengan episode rawat jalan dihitung sebagai episode baru (1 Episode) Biaya pelayanan yg dibayarkan hanya 1 47 Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir 1. 2 hari kemudian datang lagi untuk transfusi Tumor/Kanker dikomunikasikan dengan pihak RS bahwa itu Sesuai Permenkes 27 th.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 258 Service Unbundling/ Fragmentation -Top up thalassemi diberikan pada px yang dapat obat deferiprone. 2. deferasirox namun ada bbrp klaim thalassemi yang di top up kan hanya diberikan obat tdk sampai 1 bulan. namun masih belum kesepahaman. Sesuai Permenkes 27 th. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. billing dan regimen (jadual dan rencana pemberian obat).pada kasus ini bisa dikategorikan 2 episode karena keadaan bilirubin naik pda hari ke 3 2. verifikator pastikan kesesuaian antara tagihan dengan resume medis. Verifikator mencatat kasus ini dan melaporkan pada tim audit medis coder memasukkan semua diagnosa penulisan kode berdasarkan pada diagnosa akhir dan Diare sehingga menimbulkan biaya yang sangat prosedur atau tindakan yang tertera pada resume tinggi. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Mata jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam.21 excision of chalazion Group CBGs : H-1-20-I prosedur ektraokuler dan mata ringan tarif INA CBGs : Rp 158.300. masuk tanggal 27-07-2014 Dengan keluhan mual dan muntah . pemeriksaan penunjang dilakukan pada hari yg sama. 265 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien dengan chalazion dilakukan excision of chalazion Pasien dengan chalazion dilakukan excision of dirawat inapkan 1 hari chalazion menggunakan lokal anastesi dengan waktu 10 menit pasien dipulangkan kurang dari 24 jam indikasi untuk dirawat inapkan kurang kuat prosedur excision of chalazion dilakukan dengan anastesi lokal dan dengan waktu yang relatif singkat 266 Service Unbundling/ Fragmentation Klaim RITL pada pasien kelas 1 dengan : Diagnosa utama : H0. dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap.000 Seharus pasien diagnosa hanya GE dgn biaya Rp. Biaya tindakan atau prosedur sudah termasuk dalam Alat Kesehatan nilai penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan terpisah maupun ditagihkan kepada peserta. untuk alat kesehatan yang tidak disebutkan secara tersendiri dibayar diluar paket INA CBGS ( Permenkes 59 tahun 2014) maka dibayarkan satu paket dalam INA CBGS Biaya pelayanan yg dibayarkan hanya 1 Apabila pemeriksaan penunjang tidak dapat Sesuai PMK 27 tahun 2014 .653 267 Service Unbundling/ Fragmentation Atas Nama : Supriadi Nokp : 0001263209084 .01 chalazion Tindakann : 08. dan sosialisasi ke managemen bahwa medis administrasi klaim di jalankan sesuai ketentuan yg ada 268 Service Unbundling/ Fragmentation Tindakan Oesophagografi Prosedur ini ditagihkan dalam satu tindakan paket Untuk kasus seperti ini. maka tidak masih masuk jadi satu dengan episode rawat jalan dihitung sebagai episode baru (1 Episode) 48 Laboratorium 1. tidak tersedia di RS maka pasien harus dirujuk.2. 2.000 Mata 1. apakah dapat dilakukan pada pelayanan tingkat RJ atau RI 2. pada kasus ini . 1.530 Klaim RJTL . Kecuali untuk beberapa tindakan yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up 2. sehingga tidak ditagihkan lagi secara terpisah kepada pasien. apabila tindakan pelayanan dan tidak dibebankan kepada peserta.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 264 Service Unbundling/ Fragmentation Kasus rawat jalan : pemeriksaan laborat diundur satu minggu berikutnya. atau dirujuk secara parsial. kesehatan dalam paket.diagnosa belum tegak tapi coder sudah menentukan diagnosa yang begitu banyaknya dan ternyata dokter belum visite pasien sudah di pulangkan Rp.21 excision of chalazion Group CBGs : H-1-20-I prosedur ektraokuler dan mata ringan Tarif INA CBGs : Rp 13. Biaya tindakan atau prosedur sudah termasuk dalam nilai penggantian paket INA CBGs dan tidak ditagihkan terpisah maupun ditagihkan kepada peserta.375. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP perihal SOP RS untuk penanganan chalazion.568.01 chalazion Tindakann : 08.11. verifikator mencatat kasus ini untuk dilaporka pada tim audit medis . Diagnosa utama : H0. Kecuali untuk beberapa tindakan yang termasuk dalam special CMG mendapatkan top up 269 Service Unbundling/ Fragmentation Penagihan Alat Kesehatan Dalam Paket Prosedur ini ditagihkan dalam satu tindakan paket Tindakan pemasangan pen pada kasus tindakan dan perawatan dan tidak dibebankan laminektomi termasuk kedalam alat kepada peserta. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama apabila ada diagnosa lebih spesifik yang sudah ditegakkan. Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit Medis.9 Fever.0 Seharusnya bayi yang lahir tanpa Sesuai dengan rekomendasi dari DPM Prop. .sendiri dgn code 93.sore KRS. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Ina CBGs . penilaian bayi baru lahir tidak lagi menggunakan kaidah apgar score tetapi yang dinilai adalah 30 detik pertama. yang menggunakan sumber daya besar adalah Typoid fever 2.0 Typoid fever 1. Untuk pasien dengan kasus perawatan dengan severity level III dilakukan pengecekan kembali oleh Tim Anti Fraud & Abuse Kantor Wilayah Gorontalo.0 Typoid fever Sesuai kaidah koding : Diagnosa utama: A010. 272 Service Unbundling/ Fragmentation Bayi lahir dengan Apgar Score 6-9 ditagihkan dgn diagnosa P21. Resume medis yang ditulis harus sesuai dengan keadaan pemeriksaan pasien yang sebenarnya. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. Unspecified Diagnosa sekunder: A01. sedangkan O2 ditagihkan Riil Rp 180. 274 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien masuk RITL dengan diagnosa sebagai berikut: Diagnosa utama: R50. 271 Service Unbundling/ Fragmentation Px 26/8/14 pagi melalui IGD-MRS dx retention urine. kelainan/penyakit ditagihkan bersama dengan ibu Sulut. 273 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien untuk kasus gigi ditindaki dihari yang berbeda untuk diagnosa yang sama sehingga pasien dibuatkan SEP (tagihan ) yang baru Yang disetujui adalah SEP awal Gigi Mulut disetujui SEP awal krn untuk SEP yang Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. 2. 3.000. 2. Untuk pasien dengan kasus perawatan dengan severity level II dilakukan pengecekan kembali oleh kepala unit MPKR. 2014 : Satu episode rawat berikutnya masih satu rangkain pemeriksaan jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi dengan SEP yang awal antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. 1. 2014 : Satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 270 Service Unbundling/ Fragmentation Pelayanan IGD dgn terapi O2. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru.96 UGD/IGD Sesuai Permenkes 27 th. 49 Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir Tiphoid 1. Sesuai kaidah koding Kode Z dan R tidak dapat dipakai sebagai diagnosa utama apabila ada diagnosa lain yang lebih spesifik. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. 26/8/14 malam IGD-MRS dx hematuri 1 episode RI Saluran Kemih Sesuai Permenkes 27 th. 500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 275 Service Unbundling/ Fragmentation 276 Service Unbundling/ Fragmentation 277 Service Unbundling/ Fragmentation KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Pasien dengan kasus Vulnus Ictum Regio Thoraks, Abdominal Sinistra. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : T14.1 (Open wound of unspecified body region) Tindakan : 86.28 (Nonexcisional debridement of wound, infection or burn), 54.0 (Incision of abdominal wall), 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic examaination of blood) Kode ina cbg's : K-1-30-I (Prosedur duodenum, esofagus & Lambung non komplikasi) Biaya : Rp. 9.356.917 Pasien dengan diagnosa End Stage renal disease dalam perawatan rawat inap dengan total gruping senilai Rp. 10.027.304,Namun tindakan pasien extracorporal dialysis ditagihkan terpisah pada rawat jalan senilai Rp. 994.441,pasien a/n Yohanes De Brito tanggal 18/08/2014 datang ke rumah sakit hanya untuk melanjutkan pemeriksaan hari sebelumnya tanggal 16/08/2014 (laboratorium) , ditagihkan oleh rumah sakit sebagai klaim Diagnosa Utama : S21.8 (Open wound of other parts of thorax) Tindakan : 54.0 (Incision of abdominal wall), 99.18 (Injection or infusion of electrolytes), 99.21 (Injection of antibiotic), 90.59 (Other microscopic examaination of blood) Kode ina cbg's : L-4-13-I (Trauma pada kulit, Jaringan Bawah kulit dan payudara) Biaya : 2.425.040 Vulnus ictum terjadi pada regio thorax dan abdominal bukan pada bagian tubuh yang tidak spesifik. Tidak disetujui Nonexcisional debridement of wound, infection or burn karena sudah masuk dalam satu paket pelayanan dengan prosedur atau tindakan Incision of abdominal wall REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Tindakan Medik/Operatif verifikator melakukan konfirmasi terkait dengan pencantuman kode diagnosa T14.1, konfirmasi kepada DPJP tentangOpen wound of unspecified body region pada pasien kemudian dicocokan dengan yang tertera pada resume medis Berkas rawat inap dan rawat jalan dibuat terpisah Seharusnya dalam episode rawat inap untuk Tindakan HD RITL sudah termasuk dalam satu episode Ginjal/Hemodialisa diagnosa dengan End Stage Renal Diseases RITL nya sehingga tidak dapat ditagihkan terpisah sudah termasuk tindakan Extracorporal Dialysis sebagai satu paket komponen INACBGs berkas tidak dilayakkan berkas tanggal 18/08/2014 digabungkan dengan berkas tanggal 19/08/2014 pda kasus ini masih merupakan 1 episode maka dibayarkan hanya pelayanan sebelumnya Laboratorium 278 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien a/n I wayan sudarma tanggal 12/08/2014 datang berkas rjtl di gabung dengan ritl , yang diklaim dan beorbat ke poliklinik , pasien akan dilakukan hanya RITL tindkan operasi sehingga harus di rawat inap , rumah sakit melakukan 2 pengklaiman rjtl dan ritl pasien yang rjtl langsung ritl masih dalam satu episode pelayanan ( hanya mengklaim ritl ) Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : SPasien yang masuk ke Klaim rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat jalan atau gawat darurat, maka kasus tersebut termasuk satu episode rawat inap, dimana pelayanan yang telah dilakukan di rawat jalan atau gawat darurat sudah termasuk didalamnya. 279 Service Unbundling/ Fragmentation Bayi yang lahir dari persalinan SC, oleh RS di tagihkan tersendiri Sesuai dengan kaidah coding dalam ICD dimana yang bisa ditagihkan SEP tersendiri hanya bayi lahir yang sakit Persalinan/Kehamilan/Bayi 1. bayi yang lahir sehat tagihannya menadi satu Baru Lahir dengan perawatan ibunya 2. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P), hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-) 3. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6 Konfirmasi dengan Coder, dan tdk ditagihkan sesuai dengan permenkes 50 500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 280 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RITL dengan kasus: Hiperemesis. Diajukan oleh Tidak layak klaim (Disetujui 1 episode pelayanan RS: dengan SEP sebelumnya) pasien masuk dgn SEP Diagnosa Utama: O21.0 ( Mild hyperemesis gravidarum pertama tgl. 9 sd 24 juli. ) Hasil Grouper CBG's: W-4-16-I Gangguan antepartum ringan. Biaya Rp. 2.749.609 Pasien masuk RS dari tanggal 9/7/2014 sd 21/7/14 tetapi dilakukan penagihan 2x dengan cara memotong hari rawat pasien. 1. Episode rawat Inap adalah satu rangkaian pelayanan Persalinan/Kehamilan/Bayi jika pasien mendapatkan perawatan > 6 jam di rumah Baru Lahir sakit atau jika pasien telah mendapatkan fasilitas rawat inap (bangsal/ruang rawat inap dan/atau ruang perawatan intensif) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam, dan secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap. 2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama. 281 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien MRS tanggal 12/4 pulang tanggal 17/4. Pada tanggal 16/4 ada tagihan rawat jalan atas nama pasien tersebut di RS lain. Saat penelusuran berkas ternyata Coder sengaja memanjangkan hari rawat agar bisa menggunakan diagnosa yang memberi nilai klaim lebih tinggi. Akomodasi 1. Episode adalah jangka waktu perawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar rumah sakit, termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter, pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan lainnya. 2. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika pasien masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah pada episode rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien telah dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama. 3. pada kasus ini tagihan RJ tidak dibayarkan karna pasien masih dalam status perawatan di RS tersebut 282 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien dirawat inap post kecelakaan lalu lintas dengan Ditemukan pemecahan prosedur dan tidak semua Diagnosa primer S52.11 Open Fracture of upper end of tindakan ditulis di laporan operasi maupun di radius. Diangnosa sekunder S53.3 Open fracture ulna resume medis Traumatic of Ulnar Ligament, I77.2 Ruptur artery, A41.2 Septicemia. Dilakukan tindakan operasi 79.32 Open Reduction with Internal Fixation, 39.31 Suture of Artery , 86,65 Heterograft to skin, 83.49 Other Excision of soft tissue dan 79.62 Debridement. dilakukan pengecekan dari lembar follow up dokter, resume medis serta RM 01 dan laporan operasi. Tindakan yang ditulis di laporan operasi hanya tindakan ORIF, debridement dan suture of arteri. Petugas koder memecah prosedur yang seharusnya ada dalam satu paket tindakan yaitu tindakan ORIF ( Open reduction with internal fixcation). Tulang/Fraktur/Fraktur 1. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP melalui lembar konfirmasi terkait dengan tindakan yang dilakukan kepada pasien. 2. tindakan untuk patah tulang dengan penyambungan erteri merupakan 2 tindakan yang tidak berhubungan maka dapat dikode berbeda Seharusnya tidak bisa ada tagihan RJ pada saat pasien sementara dirawat 51 500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 283 Service Unbundling/ Fragmentation pasien RJTL pada hari I, hanya dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan diberikan pengantar ke laboratorium namun belum dilakukan pemeriksaan lab dikarenakan waktu jam pelayanan sudah selesai. pada hari berikutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium, dan ditagihkan sebagai 2 kasus yang berbeda sesuai dengan pengertian episode, pemeriksaan hari Ke 2 yang merupakan bagian dari Pemeriksaan Hari 1 maka penagihan terhadap prosedur yang telah diberikan,hanya ditagihkan dengan 1 SEP. melihat berkas RM Hari 1 dan hari ke 2 dan dicocokkan dengan diagnosa serta tindakan yang dilakukan 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Laboratorium jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP 284 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien RITL masuk dengan Diagnosa Batu Saluran Kencing. Pihak RS menagihkan sebagai berikut : Diagnosa Utama : R33 Retensio Urin Diagnosa Sekunder : N21.1 Calculus in Urethra Group CBGs: N-4-15-II Gejala, Tanda-tanda pada Ginjal dan Saluran Urin Sedang Biaya Rp 3.245.580 Sesuai kaidah koding dan hasil Verifikasi pada Rekam Medis Diagnosa utama: N21.1 Calculus in Urethra Group CBGs: N-4-13-I Batu Urin Ringan Biaya: Rp 2.577.422 Diagnosa utama nya adalah Batu Saluran Kencing sehingga sesuai kaidah koding seharusnya menjadi N21.1 Calculus In Urethra yg menjadi diagnosa utama, karena adanya batu maka terjadi retensi urin sehingga BSK merupakan diagnosa yg mempengaruhi lamanya hari rawat pasien dan cocok untuk menjadi diagnosa utama. 1. diagnosa akhir merupakan diagnosa yang menyerap Saluran Kemih banyak sumber daya 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada coder terkait kode diagnosa yang disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis 285 Service Unbundling/ Fragmentation peserta yang datang ke Rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan mata dan diagnosa oleh dokter sebagai katarak kemudian dilakukan pemeriksaan laboratorium guna persiapan operasi katarak, selang 2 hari pasien datang kembali ke poli mata dengan membawa hasil laboratorium dan keesokan harinya pasien menjalani operasi katarak Sesuai dengan petunjuk teknis verifikasi satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. Pada hari pertama pasien datang, pasien mendapatkan pelayanan laboratorium. Kunjungan kedua pasien datang hanya untuk mengambil atau konsultasi hasil laboratorium. Sesuai dengan petunjuk teknis verifikasi satu episode rawat jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. 1. Sesuai Permenkes 27 th. 2014 : Satu episode rawat Mata jalan adalah satu rangkaian pertemuan konsultasi antara pasien dan dokter serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi medis dan obat yang diberikan pada hari pelayanan yang sama. Apabila pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka tidak dihitung sebagai episode baru. 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 2 SEP, untuk pelayanan konsultasi dan pemeriksaan penunjang serta operasi kataraknya 286 Service Unbundling/ Fragmentation Pasien lahir di RSUD. Ende tgl 04/06/2014 dan menggunakan SEP no. kartu ibu dengan diagnosa BBLR dan Gangguan napas sedang. Hari ini hari perawatan ke 7 dan dibuatkan nota dari ruang perinatal agar dibuatkan jaminan atas nama pasien, dengan menggunakan TANGGAL MASUK 11/06/2014, Keterangan dari keluarga pasien bahwa pasien dari lahir hingga hari ini masih dirawat dan belum pernah pulang dari RSUD Ende. Petugas BPJS Center Tidak menerbitkan SEP baru dan menginformasikan ke ruang Perinatal bahwa SEP menggunakan SEP yang lama (SEP yang menggunakan no. ibu) sehingga tidak ada biaya Melakukan konfirmasi langsung kepada pasien. Sesuai petunjuk verifikasi klaim dihitung sebagai satu episdoe pelayanan karena pasien tidak pernah pulang, hanya ada perubahan identitas dari yang semulanya menggunakan nama by menjadi nama sendiri 1. perawatan bayi masih menjadi satu dengan perawatan Ibunya sepanjang bayi belum pulang dan mejadi satu episode dengan ibunya 2. pada kasus ini hanya diterbitkan 1 SEP 52 Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir RS harus menyediakan alkes tersebut tanpa iur biaya.2..2 (fracture of unspesified body region) sebagai diagnosa utama dan S82. open). cedera dan sequalae.” dan kode sekunder dapat ditambahkan untuk daftar kondisi individu Kode ini diterapkan terutama pada yang berhubungan dengan penyakit HIV. alkes diluar tarif INA CBGs seperti :….2 (fracture of shaft tibia) sebagai diagnosa kedua. Tetapi pihak RS memberlakukan tarif lokal RS.pada suatu episode prawatan degan kondisi multiple . yaitu S82. Jadi setiap pasien orthopedi ditawarkan oleh dokter spesialis apakah setuju dengan iur biaya tersebut.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Diagnosa open fraktur multiple os tibia et fibula dapat digambarkan hanya dengan satu kode diagnosa..28 bahwa apabila pasien naik kelas (kelas II/kelas I).71(multiple fractures of lower leg. Cedera dan Sequelae 2.500. 288 Standard of Care Pasien RITL masuk dengan kasus fraktur terbuka Pembayaran sudah termasuk dalam paket dan harus segera dilakukan tindakan operasi oleh INA CBG's. untuk selisih biaya.. bukan berdasarkan tarif INACbgs 290 Standard of Care Pada pasien RJTL dengan rencana tindakan injeksi di poli RJ. coder RS menggunakan diagnosa T14. Seharusnya pasien tidak dikenakan iur Tarif INA CBGs sudah memeperhitungkan biaya Alat Kesehatan biaya untuk alat kesehatan tersebut dan tindakan dan alkes yang digunakan kecuali untuk RS wajib menyediakan.999 dan untuk kelas III : Rp 4. Apabila peserta naik kelas ke kelas II atau kelas I. karena obat RS menggunakan obat paten. Bila terdapat kondisi multiple dan tidak ada kondisi yang menonjol maka diberi kode "multiple.2 yang menyebutkan bagian tubuh yang belum spesifik Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap banyak sumber daya . Biaya Rp 5. karena RS belum bersedia menyediakan alat tersebut. Verifikator melakukan sosialisasi kepada koder agar mengikuti ketentuan yang berlaku. kondisi yang nyata lebih berat dan membutuhkan resources lebih dari yang lain hrus dicatat sebagai kondisi utama.449. REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 287 Service Unbundling/ Fragmentation Pada pasien dengan diagnosa open fraktur multiple os tibia et fibula.832 dokter spesialis bedah tulang. Padahal diagnosa open fraktur multiple os tibia et fibula dapat digambarkan hanya dengan satu kode diagnosa. open). (disertai lembar konfirmasi).000 Sesuai dengan Permenkes no. Sesuai dengan tarif INACbgs pasien SC kelas II : Rp 4. Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi haknya. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya.058.71(multiple fractures of lower leg. sesuai permenkes 7 tahun 2014 : Kode kondisi multiple : Pada suatu episode perawatan dengan kondisi multiple (injury. Verifikator mengkonfirmasikan laporan pasien kepada koder. 289 Standard of Care Pasien RITL hak kelas rawatan kelas III tetapi pasien di informasikan oleh pihak RS bahwa jika pasien mengambil kelas sesuai dengan hak rawatan didalam ruangan terdapat banyak pasien dan obat-obat BPJS tidak sama dengan obat RS. Akomodasi Bahan Medis .” dan tidak ada kondisi tunggal yang menonjol. sequelae. Pasien yang tidak tau mengenai obat naik ke kelas II setelah didedukasi oleh pihak RS. Sesuai dengan kaidah koing pada ICD 10. dilakukan penagihan Bahan Medis Habis Pakai (spuit) oleh pihak RS.000 dan pasien harus membayar lagi Rp 2. Bila terdapat kondisi “Multiple …. yaitu S82. tarif INAcbgs kelas yang diambil dikurangi dengan tarif INAcbgs sesuai dengan haknya. HIV). pasien dikenakan iur biaya untuk pemasangan alat kesehatan pen. verifikator menginformasikan sesuai PMK No. awalnya pasien ditagihkan deposito oleh pihak RS Rp.869."kode ini diterapkan terutama pada kasus IV. kondisi yang nyata lebih berat dan membutuhkan resources lebih dari yang lain harus dicatat sebagai kondisi utama. 53 Tulang/Fraktur/Fraktur 1. Pasien tidak dikenakan iur biaya untuk pembelian spuit karena sudah termasuk dalam paket INA CBG Pasien melakukan konfirmasi kepada petugas BPJS sebelum melakukan pembayaran spuit ke pihak RS saat di poli RJ. pada kasus ini verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan kode diagnosa T14. diberi kode “multiple…….000.332.. 500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR melakukan diskusi dengan RS , "seharusnya dengan mekanisme Top Up Ct scan pada pelayanan RJTL sudah tercover tarif ina Cbg, akan tetapi pada RITL sudah satu paket Ina Cbg. Rumah Sakit berpendapat sesuai keputusan menteri kesehatan RI no: 1014/menkes/SK/XI/2008 ttg standar pelayanan radiologi diagnostik di sarana pelayanan kesehatan. Jenis peralatan pada RS tipe C tidak mencakup pelayanan CT multislice (ct scan), pelayanan CT scan termasuk pelayanan di faskes RS tipe B dan A. REKOMENDASI NCC 291 Standard of Care pada pelayanan RJTL dan RITL ketika pasien harus dilakukan CT SCAN sesuai indikasi medis masih dilakukan iur biaya. 292 Standard of Care Pasien dengan Dx. Endometriosis, diberikan obat Endrolin 3,75 mg dan ditagihkan sebagai Fee For Service 293 Standard of Care tindakan operasi katarak yang disertai pemasangan IOL. Untuk alat kesehatan IOL masih dibebankan kepada peserta. 294 Standard of Care Pasien X mendapatkan permintaan tindakan Ditagihkan kedalam pelayanan RITL kolonoskopi di RJTL tanggal 07/8/2014, namun pasien dirawat inapkan untuk melakukan tindakan tsb pada tanggal 12/8/2014 Seharusnya tindakan kolonoskopi bisa ditagihkan di pelayanan RJTL Agar dilakukan verifikasi sesuai dengan juknis verifikasi. Selama ada surat perintah RITL dari DJP maka dibayarkan menjadi episode RITL 295 Standard of Care MRI DENGAN KONTRAS, BIAYA KONTRAS DITAGIHKAN PESERTA SUDAH DISURATI AGAR TIDAK ADA IUR BIAYA RS MASIH tetap MENARIK BIAYA PASIEN 296 Standard of Care Bayi RITL dengan dx.utama neonatal jaundice, dan procedure ultraviolet light theraphy Tagihan RITL dengan total rawatan 2 hari, INACbgs Rp 2.353.599, Tarif riil RS Rp 331.000 Diresume medis hanya tertulis bayi kuning tidak ada pemeriksaan penunjang. 297 Standard of Care pasien tetap ditarik iur biaya apabila obat yang diberikan diluar fornas berdasarkan PMK No. 28 Tahun 2014 Keluhan dari pasien penggunaan obat diluar fornas di FKTL hanya dimungkinkan dapat direkomendasikan dari ketua komite medik farmasi dan terapi dengan persetujuan komite medik atau Kepala/Direktur yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INC CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta Verifikator melakukan sosialisasi kepada MRI Manajemen RS, bahwa MRI bisa dilakukan pada episode RJTL dan biaya menjadi Top Up INA CBG's (MRI). Prosedur ultraviolet light terapy sudah sesuai Neonatal Jaundice dengan diagnosa pasien. Ultra light therapy merupakan terapi rawat bayi kuning bukan merupakan pemeriksaan penunjang. Tarif dijamin sesuai tarif INA CBGs yang berlaku. Verifikator meng-infirmasikan berdasarkan PMK Obat No. 28 Tahun 2014 penggunaan obat diluar fornas di FKTL hanya dimungkinkan dapat direkomendasikan dari ketua komite medik farmasi dan terapi dengan persetujuan komite medik atau Kepala/Direktur yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INC CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta Berdasarkan resep yang dilampirkan untuk tagihan klaim, terdapat resep obat Endrolin 3,75 mg pada klaim obat Onkologi Memberikan sosialisasi kepada koder bahwa pelayanan ct scan sudah termasuk kedalam tarif INA CBGs untuk RITL dan kedalam Top Up CBGs untuk RJTL. Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) CT Scan Seharusnya, untuk diagnosa Endometriosis, pelayanan obat tersebut sudah termasuk dalam komponen biaya INA-CBGs Verif sesuai dengan SE Diryan No. 38 tahun 2014 Endometriosis dan surat Diryan No. 2170/III.2/0314 tanggal 25 Maret 2014. Obat Endrolin untuk kasus endometriosis sudah termasuk dalam paket INA CBG's. melakukan diskusi dengan RS, "RS Sudah diakomodir pada PMK 59 Tahun 2014 Katarak berpendapat tarif ina cbg yang ada pada sehingga tidak diperbolehkan iur biaya atas pasien katarak hanya untuk tindakan penggunaan IOL. pengangkatan selaput katarak saja, karena tidak semua operasi katarak harus menggunakan iol. 54 Kolonoskopi 500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI 298 Standard of Care Untuk pasien leukemia menggunakan obat kemo vincristin saja yang bisa dilakukan dirawat jalan,namun dijadikan rawat inap,dimana hari I pasien pemeriksaan labor,hari II baru dilakukan kemoterapi (diinapkan di hari I tanpa indikasi medis) 299 Standard of Care Pasien masuk RITL rujukan dari RS Arifin Achmad Pasien tidak dikenakan iur biaya untuk dengan kasus GBS(Guillain Barre Syndrome). pembelian obat karena sudah termasuk Selama di rawat di ICU dikenakan biaya untuk dalam paket INA CBG membeli obat gammaras + Rp 41.700.000. karena obat tidak ada di pekanbaru dan obat harus dipesan ke distribusi langsung 300 Standard of Care 301 ANALISA VERIFIKATOR Tagihan yang dibayarkan adalah tagihan rawat jalan Di rekam medis pasien tidak ada dijelaskan indikasi untuk rawat inap hanya untuk pemeriksaan labor saja REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Kemoterapi bisa dilakukan di Rawat inap maupun Obat rawat jalan tergantung dari kebutuhan medis pasien. Untuk kasus ini idealnya dilakukan pada rawat jalan. Namun agar dilihat kesiapan RS untuk menangani pasien kemo di rawat jalan. Verifikator juga melakukan konfirmasi indikasi rawat pasien kepada DPJP. Penggunaan obat di luar Formularium nasional di FKRTL hanya dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan persetujuan Komite Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta. Pasien seringkali diresepkan obat untuk beli di luar seharusnya biaya obat masuk komponen INA- dikomunikasikan dengan pihak RS atas RS seperti albumin, citicholin, CBG's resep-resep yang menjadi beban peserta, namun masih sering terjadi hal tersebut dengan alsan obat di IFRS sedang kosong sesuai PMK No. 28 Tahun 2014 Penggunaan obat di luar Formularium nasional di FKRTL hanya dimungkinkan setelah mendapat rekomendasi dari Ketua Komite Farmasi dan Terapi dengan persetujuan Komite Medik atau Kepala/Direktur Rumah Sakit yang biayanya sudah termasuk dalam tarif INA CBGs dan tidak boleh dibebankan kepada peserta. Verifikator melakukan edukasi kepada peserta bahwa obat yang dijamin sudah termasuk kedalam biaya INA CBGs. Verifikator menyampaikan keluhan pasien kepada manajemen dengan lembar kronologis pasien. Standard of Care Pasien mendapatkan obat Exjade 250 mg dan ditagihkan sebagai Fee For Service Berdasarkan resep yang dilampirkan untuk tagihan klaim, ada tagihan obat Exjade 250 mg pada klaim obat Onkologi Seharusnya, untuk pelayanan obat tersebut sudah termasuk dalam komponon biaya INA-CBGs Exjade 250 mg termasuk dalam obat terapi kelasi Obat besi. Jika obat ini diberikan untuk pasien Thalassemia mayor pada kasus RJTL (diagnosa utama) maka kasus diinput sebagai kasus RITL ditambahkan dengan Top Up Special CMG's. 302 Standard of Care Untuk operasi besar spt SC pihak RS menjelaskan kepada pasien dapat dilakukan apabila pasien bersedia naik kelas dengan alasan biaya yang ditanggung pihak BPJS Kesehatan kecil Pasien seharusnya tidak dianjurkan naik kelas kecuali atas permintaan sendiri dan selisih biaya yg diberlakukan seharusnya dari penguranagn tarif INA CBGs kls rwtn yg dipilih dengan tarif INA CBGs yg menjadi haknya, tidak berdasarkan tarif umum RS Berdasarkan permenkes 28 tahun 2014 pasien diperkenankan untuk naik kelas perawatanhanya atas permintaan sendiri dan dikenakan selisih biaya atau dalam kondisi ruang rawatan yang menjadi hak peserta penuh. 303 Standard of Care Mengajukan klaim rawat inap dengan diagnose hypertiroid tetapi tidak ada hasil laboratium yang menunjang (T3,T4) layanan tanggal 14-15 juli 2014 Pasien sebelumnya opname pada tanggal 811 juli 2014 dengan diagnose benign neoplasma of tiroid gland (D34), sehingga layanan yang tanggal 14-15 tidak dilayakkan. 304 Standard of Care Untuk transfusi darah Trombosit pasien disuruh membeli sendiri seharga 3,5 juta perkantong dengan alasan tidak ada kerjasama dengan PMI Tagihan darah dibayarkan sepaket dengan tarif INA CBG dan tidak ada iur biaya dari pasien Pasien di anjurkan periksa T3,T4 tetapi itu tidak dilakukan dengan alasan laboratorium yang tidak memadai,sementara di resume tertulis menunggu hasil T3,T4. Keluhan dari pasien Pilihan kenaikan kelas merupakan hak pilih peserta. Apabila peserta naik kelas ke kelas II atau kelas I, verifikator menginformasikan sesuai PMK No. 28 selisih yang ditagihkan adalah tarif INA CBGs kelas yang dipilih dikurangi tarif INA CBGs yang mnejadi haknya. Sedangkan apabila peserta memilih kelas VIP maka selisih biaya yang dikenakan adalah selisih antara Biaya Tarif RS dikurangi tarif INA CBGs kelas yang menjadi haknya. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder untuk penegakkan diagnosa hipertiroid. Penetapan diagnosa hipertiroid menjadi kewenangan dan tanggung jawab DJP. 55 Obat Obat Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir Tiroid Verifikator menginformasikan kepada manajemen Transfusi Darah keluhan pasien tersebut (sertai surat kronologis pasien) dan menyampaikan kepada peserta bahwa pemenuhan kebutuhan kantong darah merupakan tanggung jawab RS yang biayanya sudah masuk kedalam tarif INA CBGs. 500 REKOMENDASI KODING NO 305 TIPE Type of room change KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Pasien di rawat inap di ruang perawatan kelas 2 Pasien dibayarkan sesuai dengan tempat dengan status hak kelas peserta ruang perawatan dimana pasien dirawat kelas 1, tetapi pihak RS menagihkan dengan hak kelas dari pasien 1. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Akomodasi Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Akomodasi Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Akomodasi 2. Pasien mencantumkan identitas lengkap termasuk alamat dan no hp pada saat pembuatan SEP, agar pasien mudah untuk dikonfirmasi tentang perawatan yang telah diterima oleh pasien. 3. Verifikator melakukan konfirmasi langsung terhadap pasien pada saat pasien pulang 306 Type of room change Pasien Rawat inap dengan kasus GEA. Dan dirawat di kelas II. Hak kelas perawatan pasien di kelas I. Diajukan oleh RS : Perawatan dikelas I (satu) Biaya : Rp. 4.019.428 Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di rawat kelas perawatan kelas 3 kemudian ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar Rp. 8,314,961,- dan gruping pada hak perawatan kelas 3 yaitu Rp. 5,939,258,- Disetujui dengan kelas perawatan di kelas II. Biaya : Rp. 3.445.224 Pasien dengan hak dikelas 1 yang mendapatkan perawatan dikelas 2, berdasarkan kelas perawatan kunjungannya disetujui kls 2 Berkas rawat inap dalam rekam medik tertera Seharusnya pasien diberikan sesuai pasien menempati ruangan dan hak kelas haknya, jika tidak tersedia maka pasien perawatan kelas 3 ditipkan ke kelas perawatan lebih tinggi smpai 3 hari. Jika sampai 3 hari hak perawatan sesuai kelas belum tersedia maka konsekuensi biaya menjadi tanggung jawab rumah sakit 307 Type of room change 308 Type of room change Pasien dengan hak perawatan kelas 1 namun di Berkas rawat inap dalam rekam medik tertera rawat kelas perawatan kelas 2 kemudian pasien menempati hak kelas perawatan kelas ditagihkan kelas 1. Gruping dengan diagnosa yang 2 sama pada hak kelas perawatan kelas 1 sebesar Rp. 9,257,182,- dan gruping pada hak perawatan kelas 2 yaitu Rp. 7,9343728,- Seharusnya pasien diberikan sesuai haknya, jika tidak tersedia maka pasien ditipkan ke kelas perawatan lebih tinggi smpai 3 hari. Jika sampai 3 hari hak perawatan sesuai kelas belum tersedia maka konsekuensi biaya menjadi tanggung jawab rumah sakit 309 Type of room change pasien masuk RITL dan dirawat dikelas 2, Hak perawatan kelas 2 tetapi di entri oleh coder di kelas 1 sesuai dengan kaidah coding bahwa Klaim tidak dilayakan. Verifikator melakukan Akomodasi tagihan kelas perawatan sesuai dengan konfirmasi kepada coder agar coder memperbaiki Hak hari entrian. Penagihan kelas perawatan sesuai dengan Permenkes 28 Tahun 2014. 310 Type of room change Pasien Rawat inap dengan kasus Partus Spontan. Disetujui dengan kelas perawatan di kelas II. Dan dirawat di kelas II. Hak kelas perawatan Biaya : Rp. 2.753.681 pasien di kelas I. Diajukan oleh RS : Perawatan dikelas I (satu) Biaya : Rp. 3.212.628 Ditagihkan sesuai hak perawatan pasien Pasien dengan hak dikelas 1 yang mendapatkan perawatan dikelas 2, berdasarkan kelas perawatan kunjungannya disetujui kls 2 56 1. Sesuai dengan PMK 28, pasien yang dirawat dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari, seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Akomodasi Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir 69 graft kulit lainnya ke situs lain dengan biaya Rp. kemudian disepakati sesuai dengan diagnosa akhir pasien.348 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD. Dan dirawat dikelas II (Dua) Diajukan oleh RS : Diagnosa utama : O82. CT Scan Rawat inap dilakukan sesuai dengan indikasi CT Scan medis.- sesuai dengan Kaidah Koding dan Petunjuk Teknik Verifikasi yang menjadi diagnosa utama adalah S688 . lalu dipulangkan. Penelusuran berkas tersebut tidak adanya bukti pendukung yang kuat dan dinyatakan sebagai penambahan tindakan saja 57 Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat Endometriosis pasien tersebut.358 karena di rawat inapkan tetap disetujui ri 317 Unnecessary treatment 318 Unnecessary treatment REHAB DILAKUKAN BERULANG ULANG TANPA EVALUASI YANG BERARTI DARI DOKTER SPESIALIS REHAB Pasien RJTL dengan diagnosa gastritis . Verifikator mengarahkan pasien untuk konsultasi terlebih dahulu kepada DPJP setelah 1 periode terapi rehab medik selesai.2 (Maternal care due to uterine scar from previous surgery) Tindakan : (Other cesarean section of unspecified type) Kelas perawatan yang disetuji dengan kelas II ( Sesuai dengan kelas perawatan yang ditempati pasien) Kode ina cbg's : O-6-10-I (Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya : Rp. Pada billing biaya inap hanya dilakukan jika ada indikasi yang merawat untuk mengetahui indikasi rawat paling besar adalah tindakan endoscopy nya.0 (Delivery by elective caesarean section) Tindakan : (Other cesarean section of unspecified type) Dientri kelas perawatan kelas I (Sesuai hak kelas peserta) Kode ina cbg's : O-6-10-I (Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya : Rp.072 Diagnosa Utama : O34. sehingga penambahan Diagnosa sekunder Kolik Abdomen tidak layak u di jadikan sebagai Diagnosa sekunder Pengajuan klaim rumah sakit tidak ada indikasi rawat inap tapi hanya untuk injeksi tapros disinyalir karena harga obat tapros yang mahal Rp. Jika diagnosis penyulit Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit menjadi diagnosa utama dan SC menjadi diag dalam persalinan.S dirawat di dengan diagnosa utama S688 . utama.613. Fisioterapi/Rehabilitasi Medik Gastritis/Dispepsia . Untuk prosedur yang ditetapkan lebih dari 1 tidak terlalu mempengaruhi tarif INA CBGs. 2. Pasien masuk dengan keluhan sakit sedang. pasien.500. Verifikator melaukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis. medis. pihak rumah sakit merawatinapkan pasien berkas dilayakkan Kecendrungan untuk merawatinapkan pasien yang hanya melaksanakan CTScan 315 Unnecessary treatment Pasien dengan keluhan dispepsia dirawat inap untuk dilakukan endoscopy 316 Unnecessary treatment Diagnosa Utama : N809 (Endometriosis.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 311 Type of room change Pasien RITL dengan kasus persalinan secara sectio.721 jika dijadikan rawat jalan maka tidak mencukupi untuk biaya riil RS jadi pasien dirawat inapkan hanya untuk suntik tapros TERLIHAT DARI KARTU KONTROL REHAB Pada kasus ini yang menaikan tagihan adalah Amputasi diagnosa septicemia. apabila tidak ada hasil USG dikonfirmasikan kepada koder. Seharusnya CT Scan dapat dilakukan pada episode RJTL dan untuk selain CT Scan kepala.FNAB.1.1 maka kode O80.832. Apabila dokter yang merawat merekomendasikan rawat klaim disetujui. Untuk kasus ini.Traumatic amputation of other parts of wrist and hand. perawatan yang ditempati pasien seharusnya ditagihkan sesuai dengan ruang perawatan yang diterima oleh pasien. Verifikator melakukan konfirmasi indikasi rawat pasien tersebut. 5. unspecified) Tindakan : 8192 (Injection of theraupetic substance into joint or ligament) INACBG : W-4-12-I ( Gangguan menstruasi dan sistem reproduksi wanita) Tarif : Rp.351.0 dan O42. Hendaknya verifikator memastikan diagnosa septikemia kepada DPJP dengan lembar konfirmasi.Traumatic amputation of other parts of wrist and hand dan tindakan . 86. Tindakan endoscopy dan tindakan rawat Verifikator melakukan konfirmasi kepada dokter Dispepsia los 1 hari. RS mendapatkan top up INA CBG's.955. di entri tindakan USG dan Diagnosa Kolik Abdomen MENOLAK PASIEN YANG TERINDIKASI TIDAK MELAKUKAN KONSUL UNTUK KELANJUTAN REHABNYA Hasil verifikasi berkas klaim tidak ditemukan hasil pemeriksaan USG. maka hasil grouper akan menjadi kode O42. 1. Apabila dokter yang merawat merekomendasikan rawat klaim disetujui. Kelas perawatan yang disetuji 2. Kasusu tersebut dicatat dan dilaporkan kepada tim audit medis.01 amputasi dan disarticulation jari. pasien yang dirawat dengan kelas II Sesuai dengan kelas dibawah hak kelasnya lebih dari 3 hari. 312 Unnecessary treatment Pasien Tn.01 amputasi dan disarticulation jari.persalinan vaginal maka SC diubah menjadi O84 digunakan sebagai diagnosis dignosa utama.84.17. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Persalinan/Kehamilan/Bayi X kode O80-O84 digunakan sebagai perihal penyulit nya. Sesuai dengan PMK 28. 313 Unnecessary treatment Tindakan CT-Scan.Septicaemia dengan tindakan 84.417. 6. Tindakan amputasi tidak ada melakukan pengambilan jaringan kulit dari tempat lain. Pemberian koding prosedur yang harus mengacu kepada kaidah koding yang benar dan bukan menambahkan tindakan yang tidak ada dilakukan. A419 .dan operasi catarac dilakukan RITL padahal tidak ada indikasi dan hanya dirawat 1 hari status pasien di tidak layakkan ataupun di jadikan ke RJTL 314 Unnecessary treatment pasien a/n suhartawan tanggal 17/7/2014 disarankan untuk ct-scan . kecuali penyulitnya sekunder. 323 Unnecessary treatment Odontektomi dirawatinapkan.8.2. I10.9 (DM tanpa komplikasi). cukup di Rawat Jalan masih disetujui rawat inap sesuai resume medis 324 Unnecessary treatment 325 Unnecessary treatment MENEMUI DOKTER POLI PARU DAN TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT MEMBATALKAN SEP PASIEN YANG PELAYANAN DI APLIKASI TERINDIKASI DIMINTA DATANG PEMBUATAN SEP BERULANG ULANG TANPA PENGAMBILAN OBAT Semua odontektomi dirawatinapkan. Selanjutnya verifikator melakukan pencatatan essential hypertensi. so described so described dilakukan Pasien RITL dengan keluhan: Batuk ± 1 minggu.0 Pasien RITL dengan kasus diagnosa utama seharusnya kode J01. Diagnosa ini muncul karna dilakukan foto untuk dilaporkan kepada Tim audit medis.9 I50.9(Hearth failure.7.4 dan kode tindakan 874.0 Bronchopneumonia disetujui diagnosa sekunder B50. J18.7. K56. 320 Unnecessary treatment tindakan IVP.3 Gallstone pemeriksaan lab DDR (-) dan tidak Ileus adanya data pendukung lainnya untuk penegakkan diagnosa K56. Jika pasien menderita DM namun dengan kondisi terkontrol dan tidak kondisi gangren.9 Plasmodium Unspecified dikarenakan hasil untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis Falciparum Malaria. sesak napas (+) Diagnosa Utama: J18.213. Unspecified. setelah dikomunikasikan dengan Managemen RS. Jika pasien memang tidak menderita DM maka verifikator membuat catatan untuk dilaporkan kepada Tim audit medis. Pasien RITL dengan kasus diagnosa utama J18..8 tidak muncul Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder. Verifikator melengkapi bukti pelayanan pasien untuk terapi jaundice kepada koder.4 routine chest x-ray.063.utama: I10. padahal sebelum berlaku tarif INA-CBG's sebelumnya tarif Askes. maka diagnosa sekundernya seharusnya E14.: Biaya real RS Rp 3.5 (Unspecified diabetes mellitus with peripheral circulatory complications) Group CBGs: I-4-12-II ( Kegagalan Jantung Sedang ) Biaya: Rp 7. hal tersebut telah di SK kan oleh Kepala Rumah Sakit.440. I51.215. 58 .9 (Hearth failure.562-Rp. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa unspecified) Biaya: Rp 5. CT-scan. Apabila manajemen RS telah mengeluarkan SK untuk rawat inap bagi seluruh kasus odontektomi. Verifikator melakukan pencatatan kasus ini Diagnosa Sekunder : B50. 321 Unnecessary treatment Bayi sehat tidak dapat diklaim.3 Gallstone Ileus. Pada kasus ini umumnya odontektomi yang Odontektomi dirawat adalah impacted odontektomi. tagihan jadi satu dengan ibu 322 Unnecessary treatment Pasien bayi sehat (di resume tertulis diagnosa utama NA. apabila tidak ada verifikator melakukan konfirmasi agar kunjungan tsb tidak ditagihkan (disertai lembar konfirmasi).0 bronchopenumonia diagnosa sekunder karna tidak dikelukan dan diteraphi.155. unspecified) Diagnosa sekunder: E 14.9 terkait dengan diagnosa Malaria dan Gallstobe Diagnosa Utama: J18.- Pasien mendapatkan terapi dan pemeriksaan penunjang untuk hearth failure. verifikator dapat meminta salinan SK tersebut untuk disampaikan kepada atasan (Kanit) dan tim audit medis. J01. cardiomegali. Tetap iuntuk diagnosis Diabetes Mellitus hanya mendapatkan pemeriksaan GDS. Tidak ada billing obat DM yang disertakan di berkas klaim. other acute sinusitis dan kode tindakan 874.SMK) tapi ditagihkan dengan diagnosa lain (jaundice/infection) pada BBL (diresume tertulis sebagai diagnosa sekunder) biaya : Rp. cardiomegali. essential hypertensi. I51. Diagnosautama: I 10. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder ttg Jantung diagnosa sekunder DM. dan colonoscopy dirawatinapkan disetujui sebagai rawat jalan berdasarakan penelusuran Rekam medis. dikarenakan tarif Rawat Jalan tidak mencukupi Kolonoskopi Neonatal Jaundice Verifikator memastikan kunjungan konsul pasien Obat apakah ada komplikasi atau penyakit penyerta.2.0 Bronchopneumonia Diagnosa Sekunder : Plasmodium Falciparum Malaria. Berdasarkan hasil verifikasi disetujui: Sesuai dengan status rekam medis tidak Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Paru Panas ± 1 minggu. illeus. Hasilnyapun normal dan pasien tidak mendapatkan terapi untuk DM. tindakan tersebut dilakukan di poli rawat jalan.315.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 319 Unnecessary treatment Pasien masuk dengan diagnosa Hearth Failure.384.581 PENDERITA TB BERKUNJUNG KE POLI PARU LEBIH DARI DUA KALI DALAM SEBULAN PADAHAL SUDAH MENDAPATKAN JATAH OBAT KRONIS DARI BPJS KESEHATAN Verifikator menyampaikan isi rekam medis kepada koder agar dilakukan koreksi tagihan menjadi tagihan rawat jalan. Paru bronchopenumonia diagnosa sekunder I10. Pada kasus ini diagnosa utama seharusnya adalah Jaundice pada Bayi sesuai pada resume. sinusitis yang sebenarnya tidak perlu routine chest x-ray.148. Z88 3.- Sesuai dengan Kaidah koding dan Petunjuk Teknis Verifikasi yang menjadi diagnosa utama adalah T303 . Transfusi Darah Namun verifikator mencatat untuk didiskusikan kepada tim audit medis. infeksi atau membakar. sepanjang pada laporan operasi memang dilakukan.658. bayi tersebut Bayi dalam kondisi sehat dengan melihat tidak diberikan terapi (oksigen dan obat-obat kondisi klinis yaitu pergerakan bayi aktif.- 1.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 326 Unnecessary treatment Pasien Tn. Penegakkan diagnosa tanpa memperhatikan hasil pemeriksaan penunjang. dilakukan tindakan pembedahan : radical exsisi dan skin graft Verifikator Melakukan croschek dengan catatan medis pasien. Verifikator dapat memastikan kembali tindakan tersebut dari laporan operasi dan konfirmasi DPJP. klaim disetujui. Dengan melihat riwayat pelayanan pasien pada aplikasi SEP dan berkas klaim. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.9 Birth asphyxia.Burn of third degree. Selang dua hari pasien datang hanya untuk ganti perban. yang lain) dan dirawat selama 1 hari ASI on demand. Untuk diagnosa Burn of Third Degree memang Penanganan Luka dimungkinkan dilakukan Graft kulit seperti pada koding RS. 329 Unnecessary treatment Telah dilakukan customer visite. 1. pasien hanya cukup dilakukan Setelah dilakukan costumer visit.74 reattachement otot Tindakan amputasi tidak ada melakukan pengambilan jaringan kulit dari tempat lain. M245 Contracture of joint dengan tindakan 86. Pada kasus ini tarif yang mendukung peningkatan biaya adalah graft kulit.21.Burn of third degree. hanya dilakukan limpoma coder/manajemen RS sesuai dengan hasil customer visit. Pemberian koding prosedur yang harus mengacu kepada kaidah koding yang benar dan bukan menambahkan tindakan yang tidak ada dilakukan.69 graft kulit lainnya ke situs lain.00 Pasien an Hendrikus Keo (0000151200988) dilakukan pemeriksaan yang mengarah pada penyakit asam urat. namun dalam penegakkan diagnosa bukan merupakan diagnosa asam urat melainkan diagnosa penyakit terdahulunya (riwayat penyakit) Biaya yang telah diabayarkan Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder dan diharapkan coder dapat melakukan konfirmasi ulang kepada DPJP 331 Unnecessary treatment diagnosa anemia di hapuskhan atau tidak di tagihkan 332 Unnecessary treatment Tindakan transfusi darah dilakukan untuk menegakkan diagnosa anemia. 86. P02. Persalinan/Kehamilan/Bayi 2. Kasus dibayar sesuai dengan tindakan yang dilakukan. M245 . 83.22 Excisional debridement luka.A dirawat dengan diagnosa T303 .4 pembagian kapsul sendi dengan biaya Rp.22 Excisional debridement luka.678.2 Cyanotic attacks of newborn Diagnosa sekunder : P21. bayi lahir langsung menangis. Namun RS menginput prosedur USG tanpa indikasi (pasien datang ke poli selang dua atau tiga hari selama lima kali dengan prosedur yang sama). Verifkator mencatat kasus ini untuk dilaporkan kepada Tim Audit Medis 330 Unnecessary treatment Bayi baru lahir dari persalianan normal dengan PB/BB = 47 cm/3000 gram. body region unspecified.607. 59 . Coder melakukan konfirmasi kepada DPJP Baru Lahir 3. 327 Unnecessary treatment RAWAT LUKA POST OP DILAKUKAN BERULANG ULANG DI POLI BEDAH MELEBIHI STANDAR (DALAM SEBULAN 8 KALI) TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT PELAYANAN DI APLIKASI PEMBUATAN SEP Verifikator MELIHAT STATUS REKAM MEDIK Penanganan Luka APAKAH RAWAT LUKA ITU BENAR BENAR DILAKUKAN DAN DIBUTUHKAN OLEH PASIEN DITINJAU DARI KEADAAN LUKA POST OP-NYA (ADA KOMPLIKASI ATAU TIDAK) 328 Unnecessary treatment Pasien RJTL dengan diagnosa infeksi bekas luka operasi SC dilakukan pemeriksaan penunjang USG dan ganti perban di poli.7 Fetus and newborn affected by chorioamnionitis Group CBGs: J-4-21-III GEJALA. unspecified. Apgar Score = 8/9 menit.347. body region unspecified. Verifiaktor dapat melakukan pengecekan pada laporan operasi.810. Diagnosa utama yang menggunakan banyak sumber daya.namun berdasar khan hasil lab HB nya normal Pasien Rawat Inap dengan diagnosA Limpoma. serta tidak diberikan terapi. 4. Jika penyakit yang menghabiskan resources terbanyak adalah penyakit yang terdahulu maka code diagnosa utama adalah Z85 . 323. Klaim disetujui karena sudah dilakukan transfusi. Diagnosa utama adalah diagnosa yang Rheumatoid/Arthritis menghabiskan sumber daya paling banyak 2. Diagnosa utama : P28.Contracture of joint dan yang menjadi prosedur utama 86. TANDA DAN DIAGNOSIS SISTEM PERNAFASAN LAIN-LAIN (BERAT) Biaya Rp. Pada kasus ini. pasien Verifikator melakukan konfirmasi kepada Tumor/Kanker tindakan pembedahan radical exsisi saja. MELIHAT STATUS REKAM MEDIK APAKAH RAWAT LUKA ITU BENAR BENAR DILAKUKAN DAN DIBUTUHKAN OLEH PASIEN DITINJAU DARI KEADAAN LUKA POST OP-NYA (ADA KOMPLIKASI ATAU TIDAK) Pasien yang datang ke poli hanya untuk ganti perban seharusnya dilakukan di faskes tingkat 1. Apabila Baru Lahir terdapat catatan dan atau hasil pemeriksaan USG. Verifikator meminta konfirmasi hasil pemeriksaan Persalinan/Kehamilan/Bayi USG dari setiap kunjungan kepada koder. 80. infeksi atau membakar. 337 UPCODING Pasien RITL dengan kasus ITP. Pasien MRS melalui UGD dan menjalani Verifikasi sesuai dengan Permenkes 27 Tahun perawatan di UGD kurang dari 6 jam. 99. Hal ini tidak bisa disetujui karena tidak sesuai dengan ketentuan (Buku Petunjuk Teknis Verifikasi Klaim BPJS Kesehatan) Akomodasi 335 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus CRF.: Biaya real RS Rp 1. Ketentuan sesuai dengan Pemenkes 28 tahun 2014 Tumor/Kanker 334 UPCODING Pasien a/n Saharudin. Pada kasus ini. 87. 5.12. unspecified).21 (Injection of antibiotic). melihat hasil HB normal. Dalam hal tetap terjadi dispute. 1. unspecified)Tindakan : 99.- Pasien masuk dengan keluhan anemia. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis.753. HB normal tidak menunjukkan kondisi anemia.124 Diagnosa anemia tidak disetuji karena anemia tidak terspesifikasi. Malaria. 87. 60 . so described). 87.310.094. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan resume medis.21 (Injection of antibiotic). 99.498.44 (Routine chest x-ray.291.24 (Other x-ray of lumbosacral spine) Kode ina cbg's : D-4-11-II (Gangguan Pembekuan Darah Sedang) Biaya : Rp.124 Diagnosa Utama : D69. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosautama: C11.18 (Injection or infusion of electrolytes).3 (idiopathic thrombocytopenic purpura)Diagnsoa Sekunder : D64. 336 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Anemia dengan riwayat cancer nasopharynx. 87.276. unspecified) Tindakan : 99.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 333 Unnecessary treatment Pasien masuk RITL. pasien pasien menjalani perawatan di UGD selama kurang dari 6 jam dan pulang pada hari yang sama . tidak ada atauran yang Anemia melarang penambahan anemia pada kasus ITP 2. unspecified) Diagnosasekunder: D 64. Jadi kanker disini adalah sebagai riwayat penyakit terdahulu dan tidak layak untuk menjadi diagnose utama.- Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: D 64. bisa terjadi akibat ITP. No SEP 2407R00107140001600.9 (Anemia.18 (Injection or infusion of electrolytes). maka verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan coder. 90. mulut. 5. Hasil pemeriksaan Hb menunjukkan hasil masih dalam nilai normal. Diajukan oleh RS : Diagnosa Utama : D69.9 (Anemia) Tindakan : 99. hidung dan telinga sedang ) Biaya: Rp 11. unspecified) Tindakan : 99. Pasien menjalani perawatan di UGD kurang dari 6 jam.820. Diagnosa Utama D332 Berdasarkan kondisi pasien dan rujukan (Benign neoplasm of brain. unspecified) Prosedur: pasien hanya memerlukan CT scan tanpa 8703 (Computerized axial tomography of head) RITL Berdasarkan rujukan pasien dan kondisi Verifikator mensosialisasikan tentang rujukan saat pengurusan jaminan parsial. Anemia gravis.878.. Anemia coder melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi. Dibuktikan dengan tidak adanya pemeriksaan penunjang untuk kanker. 99.998.04 (Transpusion of packed cells).0 sebagai diagnosa sekunder. tidak bisa dihitung sebagai tagihan RITL. so described).9 sudah sesuai. Namun apabila Anemia kondisi pasien benar anemia pada kasus kanker.3 (idiopathic thrombocytopenic purpura) Diagnsoa Sekunder : B50 (Plasmodium falciparum. 99.24 (Other x-ray of lumbosacral spine) Kode ina cbg's : D-4-11-II (Gangguan Pembekuan Darah Sedang) Biaya : Rp.59 (Other microscopic examination of blood.04 (Tranfusion of packed cells) Biaya: Rp 4. Maka pada proses verifikasi klaim ini tidak dilayakkan. NOKA : 0000150865187 MRS melalui UGD pada tgl 23/07/2014. 90. Sedangkanuntuk diagnose kanker nasopharynx sudah ditegakkan sebelum episode rawat ini (tanggal 20 Februari 2014). maka verifikator tetap menyetujui kasus ini. Kode utama C11.9 (Malignant neoplasm of nasopharynx. 2014 terkait dengan definisi episode. Ditagihkan oleh pihak RS dengan biaya RITL.845 Biaya untuk Kls II Rp. Secara kaidah ID 10. Diajukan Sesuai kaidah koding RS sbb: Diagnosa Utama : N180 (End -Stage rnal disease) diagnosa sekunder : anemia Diagnosa sekunder: Diagnosa Anemia Tindakan : 3927 (Arteriovenostomy for renal dibuktikan dengan hasil Pemeriksaan lab dialysis) Biaya untuk kls III Rp.04 (Tranfusion of packed cells)Group CBGs: U4-10-II (Tumor kerongkongan. namun pihak RS menagihkan dengan tarif RITL. maka anemianya dikoding D63.9 (Anemia)Diagnosa sekunder: C11.59 (Other microscopic examination of blood.14. B50 (Plasmodium falciparum.094.9 (Malignant neoplasm of nasopharynx.44 (Routine chest x-ray.614 Cek Resume Medis Pasien tidak dilakukan pemeriksaan lab/ bukti pendukung tidak ada Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder.04 (Transpusion of packed cells). 19 Other laparotomy.0 Appendik acute peritonitis dipergunakan untuk kasus peritonitis akut tetapi tidak dapat dipergunakan untuk peritonitis dengan atau diikuti oleh appendicitis 2.09 (other appendectomy ) Group CBGs: K-1-13-II prosedur appendik sedang Biaya Rp 6.0 acute peritonitis dipergunakan untuk kasus peritonitis akut tetapi tidak dapat dipergunakan untuk peritonitis dengan atau diikuti oleh appendicitis 61 1.76 (diagnostic ultrasound of abdomen and retroperitoneum). diangnosa utamanya Prosedur 54.0 . biaya Rp 6.987.043. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K29. Biaya Rp. Biaya 2. Verifikator memeriksa kembali pada resume Appendik medis apakah ada indikasi dilakukan lysis of peritoneal adhesion.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Pasien Masuk poli bedah dengan K/U dengan dx susp APP rencana oprasi hari jumat tgl 27/6/2014 DX UTAMA : K351 (Acute appendicitis with peritoneal abscess) dx skunder K565 (Other and unspecified intestinal obstruction) tindakan 1: 5411 (Exploratory laparotomy) tindakan 2 : 5459(Other lysis of peritoneal adhesions) Pasien RITL masuk dengan appendicitis akut tanpa gejala penyulit dan komplikasi dan kemudian dilakukan operasi appendectomy ditagihkan dengan tindakan 45.681 dx utama : K351 (Acute appendicitis with peritoneal abscess) prosedur : 54.050.9 (acute appendicitis unspecified) Diagnosa sekunder: K29. Biaya Rp 3.13.999 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: K35.09 (other appendectomy).11(Exploratory laparotomy) kode inacbgs : K-1-40-I (Prosedur Sistem pencernaan lainlain ringan ) Biaya : Rp 8. 47.19 Other laparotomy.79 (other partial excision of large intestine).183.446.0 Acute peritonitis. Group CBGs : K-1-40-I PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (RINGAN).804 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Diagnosa seharusnya K351.211.09 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.9 digunakan sebagai diagnosis primer jika relevan dengan diagnosis utama.11 (Explorasi Laparatomy ) Kode Inacbgs K1-40-I (Prosedur Sistem pencernaan lainlain ringan ) Pada laporan operasi dialkukan tindakan Verifikator melihat pada laporan operasi dan Appendik appendectomy resume medis Seharusnya untuk kasus appendik acute tidak disertakan prosedure peritoneal adhesion yang membuat biaya lebih tinggi 1.00 Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode yang sesuai untuk tindakannya adalah 47. Group CBGs :K-1-40-III PROSEDUR SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (BERAT).09 Sesuai kaidah koding ICD 10 kode K65.907.219.777 342 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Appendicitis akut dengan diagnosa komplikasi peritonitis diffus. kode untuk kasus appendicitis peritonitis cukup K35.1 Acute appendicitis with peritoneal abscess.09 (Other appendectomy).. Diagnosa sekunder: K35. Biaya Rp 14.760 operasi dengan prosedur di entrykan other lysis of peritoneal adhesion 341 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus appendiksitis akut + gastritis.00 Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama : K35.748.7 gastritis unspecified Tindakan : 47.880.1 Acute appendicitis with peritoneal abscess.0 Acute appendicitis with generalized peritonitis. kode ada tindakan 47. 88. Group CBGs: K-1-13-I prosedur appendik ringan Biaya: Rp 3.9 digunakan sebagai diagnosis primer jika ada tindakan 47.107 338 UPCODING 339 UPCODING 340 UPCODING Pasien dengan diagnosa Appendicitis acute Untuk kasus appendik acute dilakukan dilakukan tindakan Appendiktomi dan di laporan tindakan apendektomy. Tindakan: Tindakan: 54. karena ada Jika diresume medis atau di penunjang lainnya ( Appendik pus 15cc saat di lakukan Operasi. misal : foto appendik) tertera ada perlengketan di Diagnosa Sekundernya tidak perlu di intestinal maka diagnosa K565 (Other and entri karena sudah di inclued dengan unspecified intestinal obstruction) sesuai. Diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : K35. Tindakan: 54.7 gastritis unspecified Diagnosa sekunder: K359 acute appendicitis unspecified Tindakan : 88. kode yang tepat untuk tindakan Appendictomy adalah 47.09 K35. jika tidak ada maka tidak dikode 2.76 (diagnostic ultrasound of abdomen and retroperitoneum). Sesuai kaidah koding ICD 10 kode K65. Untuk kasus ini tidak sinkro antara diagnosa dengan prosedur 3. Diagnosa sekunder: K65.Analisa kasus sudah tepat apabila memang kode Appendik 10 Tindakan/Prosedur seharusnya K35. 224. utama DHF (A91). Diagnosa utama : Vertigo of central origin (H814).805.521. demam. kode P02.7 tidak bisa ditagihkan. RS tidak mau merubah karena dari aturan NCC memperbolehkan. 3. maka P-8-08-I Rp 3.- diagnosa P02. Group CBGs : A-4-13-I dengan tarif 2.0 Acute Appendicitis. jika tercantum maka bisa dimasukan kodenya.Unspesified Tindakan : 47. Diagnosa akhir ditegakkan pada akhir perawatan pasien 1.4 ( Epidural haemorage) head) dan kode H814 merupakan gejala injuri of head) dan kode H814 menurut ICD 10. intracranial haemoragie (I629). Jika diagnosa P02.981 346 UPCODING Pasien RITL dengan diagnosa yang tertulis pada resume medis dyspepsia + DHF.0 Acute Appendicitis with generalized peritonitis Tindakan : 54. nilai trombosit dibawah normal (5000). sesuai kaidah koding d.09 Other Appendektomy Group CBGs: K-1-13-I Prosedur Appendik Ringan Biaya: Rp 3. sering hanya demam dan mual saja sudah disebut Tiphoid Fever tanpa hasil lab/ pemeriksaan penunjang. 344 UPCODING Pasien bayi dengan kasus asfiksia yang diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: asfiksia sedang (P21. Biaya : Rp. 1. gusi berdarah.11 Exploratory Laparotomy Group CBGs: K-1-40-I Prosedur Sistem Pencernaan Lain-lain Ringan Biaya Rp 6. 3. d. jika hanya diagnosa Apedeksitis Akut maka tindakannya adalah Apendektomi tanpa Laparatomi.7 bisa digunakan sebagai diagnosa sekunder karena bayi ada kelainan Sesuai kaidah koding.294.848 Permenkes 27/2014 : Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang menggunakan kode P03. sebelum muncul permenkes.6 345 UPCODING Pasien datang post KLL dengan CKS dengan keluhan sakit kepala dan pusing (berputar). Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Dengue Hemorrhagic terkait dengan diagnosa DHF thypoid dan melihat Fever kembali pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum. 62 . Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika memang dilakukan. 2. maka diagnosa tersebut yang dijadikan diagnosa utama.174. Penentuan diagnosa didasarkan pada Dengue Hemorrhagic diagnosa yang tertera di resume medis Fever 2. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar 347 UPCODING . hasil pemeriksaan CT Scan ditemukan perdarahan pidural temporal sinistra dan perdarahan intracerebral lobus frontalis serta odema cerebri. Pihak RS sudah melakukan konfirmasi kepada dokter penanggung jawab akan tetapi dokter tetap mengacu pada dyspepsia sbg diagnosa utama. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa yang menyerap sumber daya banyak. sekunder Dyspepsia (K30). Diagnosa sekunder : Other specified injuries of head (S089). kode untuk Traumatic sympomatis dengan kasus post KLL merupakan gejala sympomatis dengan Intracranial Haemoragre adalah S06 sehingga tidak dikoding. diagnosa utama : Sesuai kaidah koding. Selain itu dengan kasus yg sama. diajukan oleh pihak RS : D. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Asfiksia melalui lembar konfirmasi dan melihat pada resume medis apakah memang benar tertera diagnosa sekunder newborn affected by chorioamnioniti 2. jika tidak ada data pendukung Tiphoid Fever atau DHF. LOS 2 hari pasien pulang dinyatakan sembuh 1.7) . CBG P-8-08III Rp 7.0 – P03. utama dyspepsia (K30).183. sekunder Dengue Haemorrhage fever (A91).LOS 2 hari pasien dirujuk untuk mendapatkan transfusi (salah satu kriteria penetapan diagnosa utama adalah yg paling banyak menggunakan sumber daya). d. Diagnosis sistem Pencernaan lain-lain (berat).624.diare+vol depletion+DHF thypoid fever+DHF : sl 3.7 tidak dientrykan. Pada kasus ini.1) Diagnosa sekunder: newborn affected by chorioamnioniti (P02. namun ditagihkan oleh Pihak RS sebagai Appendicitis + Peritonitis dengan rincian sebagai berikut : Diagnosa utama: K35.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 343 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus Appendicitis Akut. Group CBGs : K-4-18-III.576.744. tarif 7.627. pasien yg berbeda. Pasien masuk dengan gejala nyeri ulu hati.467 Sesuai kaidah koding dan hasil Verifikasi pada Rekam Medis Diagnosa utama: K35. Appendik memastikan apakah ada kondisi peritonitis 2. Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis. maka tidak perlu dikoding sebagai DS Melakukan koorodinasi dan konfirmasi dengan manajemen RS dan dokter penanggung jawab agar DS yang dimasukkan didikung dengan data/ pemeriksaan penunjang yang dilakukan. 1. diagnosa utama : berdasarkan hasil CT scan maka kodefikasi yang CT Scan Intracranial haemoragie (I629) dengan kasus Intracranial haemoragie (I629) dengan tepat adalah sekunder : S098 (Other spesifiec injuri of kasus sekunder : S098 (Other spesifiec DU : S06. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.498 kasus post KLL sehingga tidak dikoding. Biaya : 2.796 Diagnosa utama tidak signifikan dibandingkan diagnosa sekundernya.760 Pasien dengan diagnosa Apendiksitis+Peritonitis tindakan operasinya Laparatomy Explorasi. DM dan TB. sclerosis) TB paru kecuali dinyatakan lain dikoding dengan A16. Artritis (M1399).41.akhir CAD dengan hasil EKG iskemik I Atherosklerosis ringan.824 Sesuai kaidah coding diagnosa I259 Chronic sesuai resume medis pasien diagnosa ischaemic heart disease Grup INACBG I-4-16.9 N189 3..menjadi diagnosa sekunder. verifikasi sudah Diabetes Melitus /Prosedur seharusmnya relevan dengan benar namun diagnosa sekundernya adalah diagnosa utama E14. diagnosa sekundernya adalah N18. Diagnosa yang diajukan RS : DU :I219 acute myocardial infraction.1. Analisa kasus verifikator sudah sesuai .Sesuai PerMenKes No.2 dan DM (E14.438 Seharusnya kode bisa disatukan menjadi Non.614.361 Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera pada resume medis dan menghabiskan sumber daya terbesar Dengue Hemorrhagic Fever 350 UPCODING Pasien masuk RITL dengan vomitus mepunyai rawayat DM dan Efusi Fleura diajukan Rs sbb: Dignosa utama : E116 (Non-Insulin-dependentmelitus with other spesified complications) Diganosa sekunder : J90 (pleura Effusion. 1.1 Atheroscelerotic Heart Disease termasuk coronary (artery) : Atheroma.529.- Seuai aturan koding pengkodean dirubah dengan diagnosa utama : DM Komlikasi (E138). Arthritis (M1399) dan GE (A09) dengan kode prosedur injeksi insulin ( 9917).617. Vertigo (H814). ISPA (J00).5.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis.27 dan Kaidah insulin-dependent diabetes mellitus with Koding. maka diagnosa akhir adalah CAD (I25.552.not elsewhewr claasified) Tindakan : 3393 (puncture of lung) Biaya Rp.5 . Merujuk pada hasil resume medis .. Kasus RITL dgn kasus typhoid (A01. not elsewhere classified) diagnosa sekunder : E116 Tindakan : 3393 (puncture of lung) 351 UPCODING Pasien masuk dengan sesak 2 hari.00 63 1. 6. untuk penetapan I21. DS : E149 unspec diabetes melitus without complications B909 Sequele of respiratory and unspec TB.096. dilihat kembali apakah pasien adalah pasien Diabetes Melitus 10 kode E112 digunakan sebagai DM IDDM atau NIDDM diagnosis utama .394 13-III. Pada kasus ini diberlakukan pengkodean diagnosa utama I10 (Hipertensi) dengan sekunder E138 (DM Komplikasi). Biaya Rp 2.325.779 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD. 353 UPCODING Pasien datang dengan hiperglikemia dengan gds 312 grDl.5) seharusnya dikode mejadi satu dengan tarif Rp 5. GE dan mendapatkan terapi injeksi insulin. Dengan koplikasi selama perawatan HT.harena sudah jadi satu 2. dengan diagnosa sekunder HT (I10). Diabetes Melitus Diabetes Melitus 1. Dengue Hemorrhagic Fever 349 UPCODING 9.3.9 sebagai diagnosa sekunder tidak meningkatkan severity level. Arhritis. Artritis (M1399).9 acute myocardial infraction harus ditelusuri dasar penetapannya.965.9 karena tidak disebutkan secara spesifik DM tipe apa. Group CBGs A-44-14-III. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11. Dilihat kembali pada diagnosa mana yang menyerap banyak sumber daya selama episode perawatan.Insulindependent melitus with renal complication Biaya: Rp 2.755 sesuai kaidah koding Diagnosa utama : J90 (Pleura effusion. maka DS HHD tidak perlu dikoding Potensi kerugian dapat meningkatkan severity dan peningkatan biaya untuk setiap kasus hingga 1 juta.0) dan Apabila pasien masuk RS dengan gejala lebih komplikasi DHF (A91)/diare(A09)/trombositopeni mengarah DHF seharusnya DHF yang oleh RS dx primer typhoid sehingga meningkatkan menjadi diagnosa utama dan Thypoid derajat keparahan saverity lavel III Group CBGs: A.407.352. Biaya yang timbul 6.9 Seuai aturan koding pengkodean dirubah dengan diagnosa utama : DM Komlikasi (E138). apabila Diabetes Melitus ada 2/ 3 kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu 2. jika tidak ada data pendukung baik pemeriksaan maupun terapi. dengan diagnosa sekunder HT (I10).724. Biaya : 2. ISPA.- 354 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Gangren diabeticum ditagihkan oleh RS dengan kode : Diabetes melitus type II dengan komplikasi lain (E11.000. Untuk peberian diagnosa harusnya ada pemeriksaan lebih lanjut dan diikuti dengan pemberian terapinya REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 348 UPCODING .6) sebagai diagnosa utama dan Gangren (R02) sebagai diagnosa sekunder dengan tarif Rp. ISPA (J00). disease. Ispa (J00).744. Biaya RP 4.DHF+HHD langsung meningkat tajam levelnya Pada kasus ini diagnosa HHD dikode I11. dan GE (A09) dengan prosedur injeksi insulin (9917).termaksud dalam kode creep peripheral circulatory complications (E11.566 anterior 352 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: E102 Insulin -dependent diabetes melitus with renal complication+B1 Diagnosa sekunder: N189 (Chronic Renal Failure) Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: E112 Non. dan GE (A09) dengan prosedur injeksi insulin (9917) Sesuai kaidah koding untuk tindakan Merujuk pada ICD 10 maka .9) 2. jika pasien terbukti IDDM maka koding menjadi diagnosa yang sama dengan E102 dan E10.881. Atherosclerosis. 228.Sesuai PerMenKes No. unspecified) Kode E16. Jika DM dengan hipoglikemia. Bukan sebagai sepsis tetapi dikarenakan adanya gangrene. apakah mengarah ke sepsis atau hanya infeksi Diabetes Melitus 358 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Kesadaran menurun. DU: E11. Tindakan :99.5 tarif INACBGs keluar Rp. memastikan kembali resources RS yang digunakan paling banyak. 29. Kode R40. tanda tanda untuk sepsis (terutama setelah dilakukan amputasi mengalami hasil lab leukosit) membaik. Infeksi perbedaan.047.5) seharusnya dikode mejadi satu dengan tarif Rp 3.171 Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait kondisi sepsis berdasarkan hasil laboraorium . Malnutrisi atau kurang gizi harus ditentukan sesuai dengan standar atau kriteria malnutrisi yang ditetapkan oleh RS dan kondisi ini harus dicantumkan di dalam resume medis Diare 360 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia.18 Injection or infusion of electrolytes.943 Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama: B51. I64 (Stroke. E11.104. unspecified).9 (Noninsulin-dependent diabetes mellitus whitout complications) 1.termaksud dalam kode creep peripheral circulatory complications (E11.2 (Coma. pada kasus ini kode yang tepat adalah IE11. I64 (Stroke.9 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus whitout complications) Diagnosa Utama : R40. 4. E11. Diagnosa utama disepakati sebagai diagnosa yang paling banyak menghabiskan resources.9 Plasmodium vivax malaria without complication.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 355 UPCODING Pasien dengan diagnosa Gangrene dan DM ditagihkan dengan kode R02 (Gangrene. not specified as haemorrhage or infarction).330.9 Tindakan: 84. Hypoglycaemia ec DM tipe II.345. maka kodenya tetap E11.5 Pada kasus ini verifikasi sudah tepat. unspecified) Diagnosa Sekunder : E16.092 Seharusnya kode bisa disatukan menjadi Non.449.27 dan Kaidah insulin-dependent diabetes mellitus with Koding. DS:L97 tarif INA-CBGs Rp.087 64 . 12. NHS Thrid Attack. not elsewhere classified).5 Diabetes Melitus 357 UPCODING pasien DM dengan ulkus dikoding Du : DM dan Ds : ulcer seharusnya cukup 1 kode DM dengan poin 5 misal Du : E14. Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : R40.8 (Non-insulin-dependent diabetes mellitus With unspecified complications) sebagai diagnosa kedua dengan tarif Rp.807 Sesuai hasil penelusuran setelah dilakukan Membandingkan hasil lab sebelum dan amputasi. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 Dyspepsia .8 (Other disorder lab tidak mendukung untuk didiagnosa of electrolyte and fluid balance.729 Pasien RITL dengan kasus DM gangrene.5 infeksi.739.0 sebagai diagnosa utama. not elsewhere classified) sebagai diagnosa utama dan E11. Electrolyte imbalance ec hypokalemia.5 .024. Diajukan RS sebagai berikut: DU: E11.9 Plasmodium vivax malaria without complication. Analisa kasus verifikator sudah sesuai .5 356 UPCODING Sesuai kaidah koding DM dengan Ulkus hanya E14. DS: A49.2 (Hypoglicaemia.2 tidak disetujui karena hasil Diagnosa Sekunder : E87.5 DS: A41.2 (Coma. 4.0 sebagai diagnosa utama Diabetes Melitus 359 UPCODING Pasien anak masuk RITL dengan diagnosa keluar Verifikator konfirmasi dengan coder dan diare.6.172 Sesuai kaidah koding dalam menetukan diagnosa utama adalah diagnosa yang paling banyak menggunakan sumber daya atau hari rawatan paling lama. Group CBGs: A-414-I PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN-LAIN RINGAN) Biaya: Rp. Diagnosa sekunder: K30 Dyspepsia.15 Group CBGs: M-1-02-III Prosedur amputasi berat Biaya Rp. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada Coder.9 Tindakan: 84.4.15 Group CBGs: M-102-I Prosedur amputasi ringan Biaya Rp. Seharusnya kodenya adalah E11.2 (coma) tidak bisa digunakan terpisah jika pasien menderita DM tipe II. apabila Diabetes Melitus ada 2/ 3 kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu 2. not specified as haemorrhage or infarction). Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (SEDANG) biaya: Rp 6. Oleh RS coding dengan code diare + kurang dokter yang merawat dan ditagihkan sesuai gizi tagihan RS Untuk diagnosa sekunder diberikan kurang gizi tetapi tidak ada keterangan dari ahli gizi dan terapi dari ahli gizi sehingga diagnosa sekunder (kurang gizi) menaikan tarif (menjadi SL 3) 1. . E87. bahwa untuk diagnosa DM dengan komplikasi ulcer dikode dengan E14. 2.8 (Other disorder of electrolyte and fluid balance. Dispepsia jika hanya dikoding E14. not elsewhere Hypogclycemia classified). Diagnosa sekunder: B51.245 1. 18 Injection or infusion of electrolytes.172 Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama: B51. 7. J45. E43 Unspecified severe proteinenergy malnutrition. demam. dan Malaria banyak sumber daya sebagai diagnosa primer karena sudah diketahui jenis penyakitnya.735 Pasien masuk RITL dengan kasus Hepatitis A akut + Dispepsia. Tindakan :99. Group CBGs: A-414-I PENYAKIT INFEKSI BAKTERI DAN PARASIT LAIN-LAIN RINGAN) Biaya: Rp. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 Dyspepsia .8 Malnutritionrelated diabetes mellitus with unspecified complications. Diagnosis Utama harus signifikan diagnosa mana yang menyerap banyak sumber dbandingkan diagnosis sekundernya daya 2.Verifikator memastikan kembali pada kepada 10 kode K30 digunakan sebagai DPJP.319 Seharusnya koder mengcoding sesuai dengan diagnosa diresume medis yang di tuliskan oleh dpjp : dyspepsia (K30) dan HHD (I119) 65 1.0 Predominantly Allergic Asthma Tindakan : Group CBGs: K-4-18-II Diagnosis Sistem Pencernaan Lain . K30 Dyspepsia Group CBGs: A-4-14-I Penyakit Infeksi Bakteri dan Parasit lain . Deskripsi diagnosis sistem pencernaan lainlain (berat).9 Anaemia. Diagnosa utama disepakati sebagai diagnosa yang paling banyak menghabiskan resources. 7. riwayat malaria.824. Untuk kriteria pasien dengan kondisi malnutrisi Dispepsia berat dilihat pada kriteria klinis malnutrisi. Verifikator konfirmasi kepada DPJP terkait 10. cardiomegaly (I517).0 Predominantly Allergic Asthma. Diagnosa sekunder: K30 Dyspepsia. hasil verifikasi sudah tepat Dispepsia Pasien RITL dirawat 3 hari dengan dx Dyspepsia (K30) . INA-CBG K-4-18-III dengan total tarif Rp. Diagnosa sekunder: E12. Hypertensive heart disease with congestive heart failure (I110) . unspecified. 362 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama K30 Dyspepsia dan Diagnosa Sekunder: R160 Hepatomegaly Gejala Dyspepsia sudah menjadi patofisiologis dari diagnosa Hepatomegaly dengan melihat MR pasien dan kronologis pasien sesuai SPM Hepatomegaly merupakan gejala sehingga tidak Dispepsia bisa dijadikan sebagai diagnosa utama kalo ada diagnosa lain yang lebih tepat(pada ICD 10 gejala masuk dalam kelompok kodefikasi R) 363 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia.9 Plasmodium Vivax Malaria Without Complication. . K30 Dyspepsia. sirosis atau hepatitis alkoholik ringan Biaya: Rp 2. 6.Lain Ringan Biaya Rp 2.0 Haematemesis. 1.0 Haenatenesis. 4. Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (SEDANG) biaya: Rp 6. Diagnosa sekunder: B51.418. Dispepsia 365 UPCODING Pasien masuk RITL dengan keluhan panas dingin menggigil.9 Plasmodium vivax malaria without complication.087 Sesuai kaidah koding dalam menetukan diagnosa utama adalah diagnosa yang paling banyak menggunakan sumber daya atau hari rawatan paling lama. Diajukan oleh oleh RS sbb: Diagnosa utama: K92. memastikan kembali resources RS yang digunakan paling banyak.172 Sesuai kaidah koding Apabila ada dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Dispepsia diagnosa akhir yang tertera pada resume medis dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2.044 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.796 366 UPCODING Dispepsia Group CBGs: B-4-13-I Gangguan hati selain tumor. 2.048.9 Plasmodium vivax malaria without complication.206 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: B159(Hepatitis A without hepatic coma) Diagnosa sekunder: K30 (dyspepsia) Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 Dyspepsia Diagnosa sekunder: B51. pusing.1.024. Biaya: Rp. Agar verifikator melakukan konfirmasi kepada Coder.Lain (Sedang) Biaya Rp 3. Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAINLAIN (SEDANG) Biaya: Rp.126 Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama: K92. Diagnosa sekunder: D64.224.9 Noninsulin-dependent diabetes mellitus without complications.9 Plasmodium Vivax Malaria Without Complication. Diagnosa Sekunder: J45. untuk penegakan diagnosa Malnutrition-related diabetes mellitus with unspecified complications adalah kewenangan DPJP 364 UPCODING Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: B51. diagnosa manakah yang menyerap lebih diagnosis sekunder .047. pada kasus ini seharusnya yang menjadi diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap banyak sumber daya .Group CBGs: K-4-18-III DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (BERAT). E11.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 361 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Dyspepsia. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K30 (dyspepsia) Diagnosa sekunder: B159(Hepatitis A without hepatic coma) Group CBGs: K-4-18-II diagnosis sistem pencernaan lain-lain (sedang) Biaya Rp 5.613.047.926. 18 (injection or infusion of electrolytes) INA-CBG : K-4-18-I (diag sist pencernaan lain2) Tarif : 1. Px fisioterapi prosedur streching dikode excersice (93. Biaya 4. 66 DJ Stent Verifikator melakukan klarifikasi kepada coder.64 371 UPCODING Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode yang sesuai untuk tindakannya adalah 97. Diajukan oleh RS adalah sebagai berikut: diagnosa utama K29.365 medis maka diagnosa primernya adalah gastritis dan sekundernya adalah hipertensi sesuai dengan kaidah koding dalam ICD-10 pengkodean harus sesuai dengan diagnosa utama adalah K29. Wbc normal Diagnosa sekunder D72.27) Rp 158. sesuai kaidah bahwa yg menjadi DU salah satu indikatornya adalah dx yg menghabiskan paling banyak sumber daya 1. Dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode adalah kondisi DM nya. E11. E43 Unspecified severe proteinenergy malnutrition.746. 1.457. Biaya Rp.9 Noninsulin-dependent diabetes mellitus without complications.0 Haenatenesis.8 (Other specified disorders of white blood cells) Tindakan : 99.9 b. 7.69 (Removal of other device from urinary system). Anemia dengan kode: D53.9 (acute upper respiratory infection) Tind : 90.439. maka : DU : J06.773.228 374 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus cholic abdomen dan anemia. Group CBGs: K-4-18-II DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAINLAIN (SEDANG) Biaya: Rp.59 (Other microscopic examination of blood) Pasien masuk RITL dengan kasus dyspepsia. E11.Group CBGs: K-4-18-III DIAGNOSIS SISTEM PENCERNAAN LAIN-LAIN (BERAT). unspecified.062 Sesuai kaidah koding Pasien masuk RITL dengan kasus Cholecystitis.8 Malnutritionrelated diabetes mellitus with unspecified complications.59 (other microscopic examination of blood 99. diagnosa akhir oleh DPJP adalah gastritis (K29. 90.18 (Injection or infusion of electrolytes). Biaya: Rp. Diagnosa sekunder: E12. 6. diajukan diajukan o/RS : DU : K30 (dyspepsia) DS : J06.59 (other microscopic examination of blood 99. Diajukan oleh oleh RS sbb: Diagnosa utama: K92.9 (acute upper respiratory infection) DS : K30 (dyspepsia) Tind : 90. Selanjutnya verifikator membuat catatan dan dokumentasi ketidaksesuaian antara diagnosa sekunder dengan resume medis. 20.27 Medik Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum Gastritis/Dispepsia pada resume medik Dasar penentuan kode diagnosa harus sesuai Gastritis/Dispepsia dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis yang dibuat oleh DPJP. 372 UPCODING 373 UPCODING 4.098.Unspesifed) Diagnosa sekunder: Diagnosa Anemia Diagnosa sekunder : K808 (other cholelithiasis) dibuktikan dengan hasil lab HB D648 (other specified anemias) Tindakan : 5122(Cholecystektomy) 5411 (Exploratory lapatomy) Biaya Rp.057.98 (Removal of mechanical kidney). Dalam hal tetap terjadi dispute.957. maka verifikator tetap menyetujui kasus ini.7 (gastritis) diagnosa resume medis yang dibuat biaya: Rp 2. Catatan ini diajukan kepada Tim Audit Medis. Dispepsia kode K30 3.555 Pada resume medis dx akhir : ISPA & dyspepsia.0 ( Acute Haemorrhagic Gastritis) dan diagnosa sekunder D62 (acute posthaemorrhagie anemia) Group CBGs K-4-11-II Gastritis dan Ulkus Peptikum Sedang. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Dispepsia diagnosa akhir yang tertera pada resume medis dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2.98 (Removal of mechanical kidney) pemasangan DJ Stent bebrapa bulan tidak tepat karena untuk pengangkatan DJ Stent yang lalu. K30 Dyspepsia.047.065.00 Cek resume medis pemeriksaan Lab untuk HB normal. code streching yang benar (93.19) Rp 247. Code streching otot dan tendon yang tepat adalah Fisioterapi/Rehabilitasi 93. . Empedu coder melakukan konfirmasi kepada DJP menggunakan lembar konfirmasi.00 oleh DPJP.8 (Other specified disorders of white blood cells) tidak disetujui karena hasil lab.0 2.0 Haematemesis. pada kasus ini seharusnya yang menjadi diagnosa utama adalah diagnosa yang menyerap banyak sumber daya 368 UPCODING Diagnosa Utama : K30 (Dyspepsia) Tindakan : 99.18 (injection or infusion of electrolytes) INA-CBG : K-4-18-I (diag sist pencernaan lain2) Tarif : 3.18 (Injection or infusion of electrolytes). tindakannya 97.59 (Other microscopic examination of blood) Diagnosa Sekunder : D72.7).172 Sesuai kaidah koding Apabila ada dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode.497. Diagnosa sekunder: D64.649.8 tidak dapat ditambahkan jika hasil WBC nya normal.351.8 Hasil akhir Gruper adalah K-4-18-II Dispepsia 370 UPCODING Pasien RITL masuk dengan tindakan aff DJ stent ditagihkan dengan tindakan 55.418. Diagnosa sekunder: a.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 367 UPCODING Pasien RITL .Pasien RITL masuk dengan kasus gastritis dan ada hipertensi sebagai dx utama hipertensi I159 dan sekunder gastritis K297 biaya Rp 4. 90. Dispepsia 369 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Dyspepsia. Leukesitosis Diagnosa Utama : K30 (Dyspepsia) Diagnosa Sekunder : D72.126 Sesuai kaidah koding Diagnosa Utama: K92.Sesuai dengan resume medis diagnosa sesuai dengan data yang ada di rekam keluarnya adalah gastritis biaya Rp 2.767. Diagnosa utama: K92.9 Anaemia. Biaya 2.555 Sesuai kaidah koding.diajukan oleh RS sbb: Diagnosa Utama : K819 (Cholecystitis.13.9 dengan E43 dapat digabung menjadi E12.188.528 Lihat lembar masuk IGD dengan riwayat tindakan 55.191. Diagnosa sekunder: J029 (Acute pharyngitis. Biaya : 8. 1. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Ginjal/Hemodialisa diagnosa akhir dan tindakan yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2.18. Dengan melihat hasil pemeriksaan gastroscopy pasien dan menanyakan langsung kepada pasien ybs. bukan melalui abdomen.- Hipoglikemia sebagai diagnosa utama merupakan tanda gejala pasien meninggal.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 375 UPCODING Pasien RITL dengan diagnosa chronic gastritis dan prosedur gastroscopy. Untuk kasus post operasi maka kodenya Z09. sehingga tidak perlu dilakukan pengkodean. Biaya : Rp.829. 1. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur yang tertera pada resume medik 376 UPCODING Berdasarkan resume medis. unspecified) KASUS GIGI PRE DAN POST OPERASI DITAGIHKAN SEBAGAI KASUS OPERASI GIGI DITURUNKAN MENJADI KONTROL BIASA DILIHAT DARI RINCIAN BIAYA 378 UPCODING Pasien rutih HD stage IV mengalami penurunan kesadaran dikoding diagnosa utama Hypoglicaemia (E162). Ditagihkan RS : diagnosa utama N.957.- Koding menjadi NI80 (End stage renal) dengan tindakan pemasangan ETT (9604). unspecified). Prosedur gastroscopy dikode dengan 4411 (transabdominal gastroscopy). Koding dilakukan pada kasus/ tindakan yang Gigi Mulut sudah dilakukan 2. Biaya : Rp. untuk diagnosa septicemia disesuai dengan kriterai septicamia dan merupakan kewenangan dokter 380 UPCODING 381 UPCODING Pasien haemodialisa yang membutuhkan transfusi Seharusnya transfusi darah dapat dilakukan darah dijadikan pasien rawat inap pada saat pasien Haemodialisa.]) Kodefikasi RS sudah benar dengan Ginjal/Hemodialisa memperhatikan bahwa yang paling banyak menyerap sumber daya adalah Hypoglicaemia sedangkan End stage renal sebagai penyerta 379 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus gagal ginjal. 4. Pasien meninggal. unspecified. tanpa ada penanganan untk HT dn Anemis shrsny tanpa mencantumkn DS Pasien haemodialisa yang membutuhkan Ginjal/Hemodialisa transfusi darah yang dirawatinapkan maka harus sesuai dengan indikasi rawat inap 1.] ) dengan tindakan pemasangan AV SHUNT kode yang tepat adalah 39. Diagnosa utama K295 (Chronic gastritis. A419 (Septicaemia.41.27-arteriovenostomy for renal dialiys (Cimino) 67 Gastritis/Dispepsia Ginjal/Hemodialisa . dimana seharusnya kode yang digunakan adalah 4413 (other gastroscopy). 2005.9 Chronic renal failure. unspecified. 10.9 Chronic renal failure. kondisi pasien lebih mengarah ke diagnosa sekunder Seharusnya A419 (Septicaemia. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Gastritis/Dispepsia dan melihat pada resume medis terkait tindakan yang dilakukan 2.137. unspecified. Diagnosa sekunder : A. Berdasarkan hasil pemeriksaan gastroscopy yang dibuktikan dengan berkas klaim verifikasi ditemukan gastroscopy dilakukan melalui mulut. 2005.9 Septicaemia. unspecified). End stage renal (N180). dengan prosedur tindakan ETT (9604). unspecified) yang menjadi diagnosa utama Diagnosa utama adalah diagnosa yang tertera pada resume medis dan menghabiskan sumber daya terbesar 377 UPCODING Pasien masuk RITL. Jika hanya terbukti diagnosa adalah gagal ginjal kronik dengan hipertensi maka kode diagnosa yang tepat adalah I12.931.866. HT Shunt dan ANEMIA Pasien yang membutuhkan transfusi darah seharusnya dapat ditagihkan RJTL px tsb hanya membutuhkan pemasangan AV Shunt. Factors influencing health status and contact with health services. Group CBG's : N4-10-III Tumor Ginjal & Saluran Urin & Gagal Ginjal Berat.752.389.00 Pasien tidak dilakukan pemeriksaan darah untuk penegakan diagnosa sepsis. Grup CBG's : N-410-I Tumor Ginjal & Saluran Urin & Gagal Ginjal Ringan Biaya : Rp. 1.00 Diverifikasi diagnosa utama : N.8 (Follow-up examination after other treatment for other conditions [Extracted from ICD-10 Second Edition. Diseases of the circulatory system. ditagihkan sebagai klaim RJTL pasien RITL dengan diagnosa GGK dengan px tsb hanya membutuhkan pemasangan AV pemasangan AV SHUNT ditambahkan DS . karena pasien merupakan karyawan RS yang memberikan pelayanan.368.18.0 (Hypertensive renal disease with renal failure [Extracted from ICD-10 Second Edition. 0 (GuillainBarre Barre Syndrom)..0 (calculus of kidney) sedangkan di RM R10.001. karena tidak ditemukan kasus tersebut. CBG”S Grouper N-4-10-I biaya Rp 3.00 383 UPCODING Pasien rawat inap dengan Diagnosa utama N18. Ginjal/Hemodialisa 1. 384 UPCODING * POLI GIZI DITAGIHKAN SENDIRI MEMBATALKAN SEP YANG BERTULISKAN TERLIHAT DARI TOOLS RIWAYAT TUJUAN POLI GIZI PELAYANAN DI APLIKASI PEMBUATAN SEP 385 UPCODING Pasienmasuk RITL dengankasus GBS (Guillain Diagnosautama: G 61.- Kelemahan atau kelumpuhan adalah salah satu tanda dan gejala penyakit GBS. Diajukan oleh RS sebagai Syndrome) Biaya: Rp 3.238 konfirmasi diagnosanya menjadi hipertensi saja biaya Rp 3. pneumonia (J189) dgn CBG’s N-4-10-III biaya Rp 8.3 Dietary counselling and surveillance Dietary counselling and surveillance (for): • NOS • colitis • diabetes mellitus • food allergies or intolerance • gastritis • hypercholesterolaemia • obesity [Extracted from ICD-10 Second Edition.0 Guillain Barre Syndrom 386 UPCODING sesuai dengan hasil konfirmasi maka data dx stroke dihapus seharusnya stroke menjadi diagnosa utama merujuk pada sumber daya yang digunakan.0 (end stage renal disease) dan diagnosa skundernya N20. Sedangkan di aplikasi di entri diagnosa skundernya N20. 2005.berikut: Diagnosautama: G 61. Ginjal/Hemodialisa 1. REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 382 UPCODING Pasien masuk dgn diagnosa utama CKD ( N18.789.247.795. Hasil pemeriksaan foto rongent abdomen. Verifikasi melakukan konfirmasi kepada DPJP Gizi apakah konsultasi Gizi dilakukan pada 1 hari bersamaan dengan konsultasi pada poli lain 2.137. Hipertensi 387 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus hipertensi I159 Sesuai dengan kaidah koding hipertensi sbg dx uatama dan stroke sebagai dx sekunder dengan stroke dapat gabung namun setelah I64 biaya Rp 5. anaemia ( D649). serta hsl lab hyperkalaemia tdk perlu dientry sbg diagnosa skunder Setelah melihat rekam medis.3 (Flaccid tetraplegia) Group CBGs: G-4-19-III (Infeksi Non BakteriSistemPersarafan ) Biaya: Rp 6.789. konsulatasi ke poli gizi yang dilakukan pada hari yang berbeda dapat dikode Z71.0 (calculus of kidney) sedangkan di RM R10. diagnosa skundernya N20.212. Factors influencing health status and contact with health services.128 8. keluhan pasien nyeri perut dan mempunyai riwayat penyakit gagal ginjal. Ds:hyperkalaemia ( E875). Ketidak sesuaian diagnosa sekunder antara gouper dan resume medis.129.492.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Berkas klaim dikembalikan krn Tidak disertakan berkas pendukung untuk kasus pneumonia dan hrs di mintakan ttd dokter spesialis paru dulu.: Biaya real RS Rp 869.0). Dalam kaidah koding tidak larangan penambahan kode G82.00 Untuk diagnose Pneumonia dihapus oleh dokter spesialis paru.717.305 Pasien RITL masuk dengan kasus N200 sbg dx sesuai dengan data di rekam medis dx utama dan HT sebagai dx sekunder dan primernya j81 dan dx sekundernya N200 pulmonary odem j81 dx sekunder biaya Rp biaya Rp 3. Diagnosa dan tindakan yang dientri harus sesuai dengan yang tertera di dalam resume medis dan benar2 diberikan kepada pasien.0 (calculus of kidney).693.532 Sesuai dengan hasil konfirmasi maka data dx hipertensi dihapus dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Hipertensi diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya 68 Diagnosa dan tindakan yang ditagihkan harus sesuai dengan yang tertera di dalam resume medis.4 (colic abdomen) sebagai diagnosa sekundernya. tidak terdapat calculus atau batu di organ ginjal ataupun kandung kencing. 1.] .0 (Guillain Barre Syndrome) Diagnosasekunder: G 82.285.3 pada kode G61.917.4 (colic abdomen) sebagai diagnosa sekundernya. hipertensi pasien masuk rumah sakit karena Stoke masuk dalam kelompok komorbiditi nya.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 388 UPCODING 389 UPCODING 390 KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Pasien RITL masuk dengan dx I10 Hipertensi Sesuai dengan data resume medis data sbg dx primer gastritis dx sekunder dan stroke I64 stroke tidak mendukung dan tidak boleh dx sekunder kedua biaya Rp 5.000.416. not specified as menggerakkan anggota tubuh . karena air ketuban hijau merupakan faktor resiko dan bukan faktor penyebab penyakit infected baby.333 sesuai dengan hasil konfirmasi maka dx seharusnya stroke menjadi diagnosa utama stroke dihapuskan merujuk pada sumber daya yang digunakan. not specified as hemorrhage inacbgs G-4-15-I dengan Biaya Rp 3.- sesuai dengan kaidah koding diagnosa utama : I25.6.916 sesuai resume medis diagnosa akhir OMI dengan hasil EKG sinus aritmia. Semua penyakit yang diderita oleh bayi ybs harus tertera di dalam resume medis 2. yang menjadi resouces terbesar adalah stoke maka yang menjadi diagnosa utama.000.5 transfusi prc 4 kolf 69 Hipertensi 1. di resume seharusny diajukan sebagai pasien HT tertera td 140/90 tapi di ajukan dengan diagnosa HHF (hipertensi heart failur) drngan tarif RP. I10 (Essential hypertention). anemia ditunjukkan dgn hb 7.305 Pasien masuk dengan keluhan tidak dapat dx utama : I64 (Stroke.677 or infarction kode inacbgs I-4-17-III ( HIPERTENSI BERAT ) dengan biaya RP. unspecified) Seharusnya I64 (Stroke. analisa verifikator sudah tepat.659.285. not specified as aemorrhage or infarction). 7. Diagnosa Utama: G819 Diagnosa utama tidak signifikan dibandingkan (Hemiplegi. unspecified).509.000.485 Hasil verfikasi rata-rata biaya ina cbg's untuk infected baby diantara Rp. 3. Biaya : 10. 10. E785 (Hyperlipidemia. sesuai dengan kaidah ICD 10 . hipertensi dan hiperlipidemia menjadi diagnosa sekunder Hipertensi 392 UPCODING Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban hijau dan afgar score 8/9 dokter mendiagnosa Infected baby dengan alasan air ketuban hijau merupakan faktor predisposisi atau resiko terjadinya Infected baby. D638 Anaemia in other chronic diseases classified elsw (untuk anemia kasus kronik) Grup INACBG I-4-16-II Atherosklerosis sedang. Diagnosa sekunder D64. Pada Catatan medis juga tidak terdapat keterangan yang mengatakan pasien menderita air ketuban hijau 1.8.238 derpisah dari dx hipertensi biaya Rp 3.421. 3. Jika terdapt ketidaksesuaian antara resume medis dengan catatn medis yang lain.5.335. Diagnosa hipertensi boleh dijadikan diagnosa sekunder Sesuai dengan rekam medis paien 1.212. diagnosa utama hemorrhage or infarction)Dx skunder I10 ( I10 Essential (primary) hypertension dan diagnosa Essential (primary) hypertension) Kode Sekunder I64Stroke. Diagnosa sekunder: I64 dengan diagnosa sekunder (Stroke. CKD STAGE III N/C 160/2. hasil EKG sinus aritmia merupakan pembuktian dari diagnosa Old myocardial infraction . Kodifikasi mengacu pada resume medis ( Jantung verifikasi sudah tepat) 2. Infeksi 393 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus HHD. Biaya Rp. Bayi tersebut seharusnya dapat didiagnosa sebagai bayi sehat. verifikator masuk seharusnya diagnosa utama melakukan edukasi kepada koder utama adalah I64 karena penyebab 2.833 394 UPCODING Pasien masuk dengan keluhan chest pain diagnosa RS : diagnosa utama I210 Acute transmural myocardial infraction of anterioi wall. unspecified) sebagai diagnosa sekunder Pada kasus ini.2 Old myocardial infraction diagnosa sekunder : N189 CRF.385. Verifikator dapat mecatat kasus ini dan melaporkan kepada Tim Audit Medis.088 diagnosa yang diajukan seharusnya sesuai dengan data yang ada 1. Grup INACBG I-4-10-II Infark myokard sedang. Namun pada catatan medis rumah sakit tidak ada keterangan yang menyatakan bahwa bayi tersebut mengalami air ketuban hijau atau Korioamnionnitis tetapi pihak Rumah Sakit menagihkan klaim tersebut sebagai Infected baby.0 (analisa kasus i500 (CHF) dan DS : N19(CRF) . dalam ICD 10 harus menggunakan satu kode sudah benar) E790(Hyperuricemia). Jika hanya terbukti hanya diagnosa hipertensi maka kode yang tepat adalah I10 Hipertensi 391 UPCODING Pasien masuk RITL. Hemiplegi. Biaya : Rp. not specified as haemorrhage or infarction) yang menjadi diagnosa primer dengan G819 (Hemiplegi.3. CRF dan Sesuai Kaidah koding apabila ada dua kondisi i500 dan N190 dapat menggunakan satu Merujuk pada ICD 10 maka sebagai kode utama : Jantung Hyperuricemia.000 Rp. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2. maka verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP.9 anemia N29 late syphilis kidney.2 dan kode sekunder E79. Diajukan oleh RS dengan DU : utama dan sekunder yang berkaitan maka kode yaitu I132 I13. dan hipertensi adalah riwayat penyakit terdahulu Hipertensi UPCODING pasien RITL dengan riwayat Hipertensi. E78.27 dan Kaidah Koding. diagnosa sekunder A160 Tuberculosis of lung.354. E78.212.95 93.839 Sesuai dengan kaidah koding di Analisa kasus sudah tepat apabila memang Jantung Permenkes No 27 tahuan 2014 untuk pasien kontrol ulang dengan diagnosa yang sama diagnosa kontrol ulang kode ICD10 yang dipakai adalah Z099 Reseleksi klaim.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 395 UPCODING 396 UPCODING 397 UPCODING 398 UPCODING 399 UPCODING KASUS ANALISA VERIFIKATOR Pasien masuk dengan nyeri dada .1 (acute transmural myocardial infarc inferior wall).Noninsulin-dependent diabetes mellitus with neuro comps J189 .2 (mixed hyperlipidemia) Tindakan : 88. dengan diagnosa utama CHf (I50.Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin K808 E114 . Diagnosa utama : I10 diagnosa sekunder K30 Grup InaCBG I-4-17-I Biaya Rp.76 Biaya Rp 9. unspecified Diagnosa sekunder : A09 Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin K808 E114 .Chronic renal failure.0 Peserta RJTL TGL 05/08/2014 Kontrol ulang dengan dx CHf di entri dengan koding I500 (chf) bukan kode Z 099 (follow up examination after unspecitied tretment for other conditions )dengan biaya Rp.termaksud dalam kode creep seharusnya dikode menjadi satu 1. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: I10 (essential primary hypertension) Diagnosa sekunder: I21.2 (mixed hyperlipidemia) Tindakan : 88.989 Sesuai PerMenKes No.305 sesuai hasil medical record dan resume medis pasien untuk diagnosa TB tidak ada dalam rekam medis dan tidak ditunjukkan dengan pemeriksaan penunjang RO maupun riwayat terapi pasien Dasar utama penetapan diagnosa utama dan Jantung sekunder adalah diagnosa yang tertera pada resume medis kecuali jika ditemukan kejanggalan maka dapat dilihat pada hasil pemeriksaan penunjang. unspecified Tindakan 87. Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 70 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) VERIFIKASI Jantung .96 88. 4. Diagnosa dikoding secara terpisah. pada kasus ini kode yang tepat adalah I13.00 Pasien masuk RITL Diagnosa utama: I2. unspecified D649 . apabila Jantung ada 2/ 3 kondisi yang berhubungan bisa dijadikan satu 2.95 93. unspecified Diagnosa sekunder :A09 .594.9) sebagai diagnosa sekunder dengan tarif Rp.55 (coronary angiography using single catheter) Group CBGs:I-1-15-I Prosedur kateterisasi jantung ringan Biaya Rp 8. 10. Grup INACBG I-4-17-II Hipertensi sedang dengan biaya RP.Anaemia.55 (coronary angiography using single catheter) Group CBGs:I-1-15-III Prosedur kateterisasi jantung berat Biaya Rp 25. Penentuan diagnosa didasarkan pada Jantung diagnosa yang tertera di resume medis 2. unspecified D649 . nyeri ulu hati.00 1.403 Berdasarkan berkas dan resume medis dijelaskan bahwa pasien masuk dikarenakan Hd cito. 7. K30 Dyspepsia.44 89.691. Hipertensi (I11.947. RS mengajukan diagnosa utama I10 Essential primary hipertension.44 89. Dikarenakan di rs perujuk tidak ada hemodialisa. CHF dan Gagal Ginjal Kronik.081 Diagnosa yang tidak ditunjukkan dengan pemeriksaan penunjang dan tidak terlampir di resume tidak bisa ditegakkan sebagai diagnosa utama atau sekunder.51 39.908.51 39.541.874 Pasien hanya dibayarkan biaya dengan diagnosa kode Z sebesar Rp 166.Anaemia.1 (acute transmural myocardial infarc inferior wall) Diagnosa sekunder: I10 (essential primary hypertension). Seharusnya kode bisa disatukan menjadi Hypertention renal disease with congestive heart failure (I13.0).0) dengan tarif Rp.725 Pasien Menderita Hipertensi.Non-insulindependent diabetes mellitus with neuro comps J189 . 326. namun RS tidak bersedia melakukan revisi klaim Reseleksi klaim menjadi sebagai berikut: Diagnosa utama: I21.Pneumonia.76 Biaya Rp 15.927 Pasien masuk RITL dengan rencana tindakan kateterisasi jantung.52 49.878.96 88.19 . riwayat darah tinggi.Pneumonia. dan GGK (N18.219.52 49. unspecified Tindakan 87.385. 3. Analisa kasus verifikator sudah sesuai .9). verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar Sesuai resume medis Diagnosa utama: N189 .Acute myocardial infarction. diagnosa akhir dokter adalah Dyspepsia seharusnya koding grouping K-4-18-II biaya Rp. pembengkakan vena leher. Kode tindakan disesuaikan dengan prosedur yang tertera pada resume medik untuk kasus dengan penyakit jantung dengan hipertensi dapat digabung menjadi satu dan bukan dipisah.724.Y dirawat dengan Angina pectoris I20. Pemeriksaan Echo bisa dilakukan pada RJTL 2. kalium. Sesuai dengan aturan koding. RONGENT dan tidak tertuliskan di lembar catatan riwayat medik pasien (tidak lengkap) sebagai bukti pembayaran.518. 3. 1.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 400 UPCODING Pasien dirawat inap dengan diagnosa CHF dirawat selama 6 hari.809.9). Px jantung diajukan RS dengan dx utama : DC/Heart diasease (dx tidak spesifik sbg dx primer) (I 51.9 2.code manipulasi yang benar (93. apakah peserta dirawat jalan atau dirawat inap di ruangan apa. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Jantung dan melihat pada resume medis terkait diagnosa dan tindakan yang dilakukan (lembar konfirmasi) 2. creatinin. 7. misalnya . pada bagian dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru. pembesaran hati.759 Pasien MRS dengan keluhan sesak.9. 2.354. Px fisioterapi prosedur manipulasi (reposisi) dikode cardiac retraining (93.36) Rp 247. Diagnosa utama AF (I 48) dan dx sekunder (I 51. creatinin. bunyi jantung abnormal. peserta diberikan pengantar untuk rawat inap Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Pasien dengan diagnosa CHF diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang dikeluhkan ataupun yang terlihat langsung saat dilakukan pemeriksaan.098.5.without (congestive) heart failure dengan kode I11.000. penyakit jantung yang bisa digabung adalah penyakit gagal jantung dengan komplikasi hipertensi sedangkan pada kasus ini berbeda konteks 2.4. dan Diabetes Militus tipe 2 E11. Untuk memperkuat diagnosa..9 Utama adalah Hypertensive heart disease dengan Los 5 hari biaya inacbgs Rp. hasil laboratorium ureum. Kode I48 harus dibuktikan dengan hasil pemeriksaan EKG Code manipulasi (traksi manual dan mekanik) yang lebih tepat untuk adalah 93.549. clorida normal. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis Jantung Heart diasease sdh mencakup Atrial Fibrillation and Flutter.Non-insulindepend diabetes mellitus without complication dengan kode E11. Pemeriksaan Rontgen atau X-ray (rontgent). Peserta merupakan pasien kontrol RS. clorida hasil normal tidak ada bukti tindakan EKG. cairan di dalam paru-paru.931. Pengantar Rawat Inap REKOMENDASI NCC Dilakukan konfirmasi pada keluarga peserta. adanya denyut nadi yang lemah dan cepat.150. pembesaran jantung. Pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung). penambahan berat badan yang cepat.9 Diagnosa Sekunder . Disini terindikasi pihak RS untuk menaikkan tarif inacbg.21) Rp 158. tekanan darah menurun. kalium. pada INA CBG's dientry pemeriksaan EKG dan RO ditagihkan dengan kode diagnosa hasil grouping I-4-12-III biaya Rp. tidak larangan penambahan I48 pada kasus dengan diagnosa I51. 1. dx sekunder AF (I 48) grouper I-424-II RS tipe C Rp 8. 1. Natrium.157 401 UPCODING Pasien Ny.000.sedangkan riil Rp 3. Pemeriksaan fisik. dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan.712.746.21 1. Natrium. kaki bengkak dan lemas dilakukan pemeriksaan labor ureum. sesuai dengan Kaidah koding Diagnosa hipertensi I10.9) grouper cbg I-419-I Rp 3.FC Kartu. 5.9 402 UPCODING 403 UPCODING 404 UPCODING 1. Ternyata peserta merupakan pasien kontrol rawat jalan poliklinik 71 Jantung Jantung .Peserta dijadwalkan atau direncanakan dilakukan pemeriksaan penunjang diagnostik Echokardiografi. pembengkakan perut atau tungkai. Tetapi oleh pihak RS. Sesuai dengan kaidah koding ini dinamakan kode creep. Kode dari RS sudah tepat Jantung 1. 0 (keloid scar) Tind : 86. Verifikator melakukan konfirmasi langsung terhadap pasien melalui telepon 408 UPCODING Pasien masuk RS untuk mendapatkan pelayanan pelayanan rawat sehari maupun pelayanan operasi mata (katarak). unspecified) Diagnosa yang ditagihkan harus sesuai dengan yang tertera di dalam resume medis. ada DPJP Dokter Rehab jadi hemiplegia tidak boleh dientrykan 1. tetapi oleh pihak RS menagihkan dengan operasi pterygium 1. namun pada kenyataannya pada pasien tidak menginap dan kembali pada esok pagi hari untuk dilakukan operasi. Katarak Pasien dibayarkan sesuai dengan perawatan yang diterima oleh pasien 2.05 72 .126 Sesuai kaidah koding.9 (Hypertensive heart disease without (congestive) heart failure)Tindakan : 8703 (Computerized axial tomography of head) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744 (Routine chest xray.) INA-CBG : M-4-16-I (gangguan jaringan ringan) Tarif : 3. unspecified) dengan Diagnosa sekunder J81 (Pulmonary oedema) Pasien dilakukan operasi mata katarak di RS. Verifikator memastikan kesesuaian diagnosis dan prosedur sesuai dengan pelayanan yang telah diberikan oleh fasilitas kesehatan. Tujuannya agar pasien yang memerlukan operasi katarak tidak perlu dirawat inap. kemudian pasien diijinkan pulang rumah sakit tetap mengklaim sebagai rawat inap dengan alasan Pasien menginap di RS sebelum dilakukan operasi dan setelah operasi katarak pasien dilakukan observasi di ruang rawat bedah walaupun hanya sesaat hal ini disebabkan rumah sakit tidak memiliki ruang observasi kamar operasi Sebenarnya INA CBG's sudah menyediakan Top Katarak up di RJTL untuk kasus operasi katarak. 4.4 (radical excision of skin lesion) INA-CBG : M-1-50-I (prod jaringan lunak ringan) Tarif : 6.996.0 (keloid scar) Tind : 86.944.05 (incision removal of foreign. so described) 9059 (Other microscopic examination of blood) Group CBGs : G-4-14-II (Kecederaan Pembuluh darah otak dengan infark sedang) Biaya Rp.563.618 Sesuai dengan data di rekam medis maka diagnosa yang dominan adalah K759 biaya Rp 3. Pasien RITL dengan Kasus CVA Infark dengan DS Hemiplegia menaikkan severity level Diajukan oleh RS sebagai berikut = Diagnosa Utama : I633 (Cerebral Infarction due to thrombosis of cerebral arteries Diagnosa Sekunder : G819 (Hemiplegia. Jika tindakan nya terbukti hanya insisi maka kode yang tepat adalah 86. pasien mencantumkan identitas lengkap termasuk alamat dan no hp pada saat pembuatan SEP. unspecified) I11.421. maka : DU : L91.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 405 UPCODING 1. Diagnosa Utama I519 (Heart Disease. unspecified) Berdasarkan resume medis Diagnosa utama yang sesuai I509 (Heart Failure. diajukan diajukan o/RS : DU : L91.430. Severity level ditentukan oleh hemiplegi dan Jantung hipertensi untuk diagnosa sekunder. 3. Namun hal ini perlu diperhatikan SPM Rumah Sakit untuk kasus katarak. Pada kasus ini verifikator melihat kembali Kulit tindakan yang tertera pada resume medis dan melakukan konfirmasi kepada DPJP 2.894 410 UPCODING Pasien RITL .9 (Hypertensive heart disease without (congestive) heart failure)Tindakan : 8703 (Computerized axial tomography of head) 9918 (Injection or infusion of electrolytes) 8744 (Routine chest x-ray. Penambahan diagnosa hemiplegi sebagai dx sekunder sepanjang tertera dalam resume medis 406 UPCODING Berdasarkan resume medis Diagnosa utama yang sesuai I509 (Heart Failure.295 Diagnosa Utama : I633 (Cerebral Infarction due to thrombosis of cerebral arteries Diagnosa Sekunder : I11.824 Untuk diagnosa Hemiplegia tidak didukung oleh Rehabiilitas Medik dan tidak ada .786 Sesuai dengan data rekam medis dan hasil konfirmasi maka yang menjadi dx utama adalah K759 dan dx sekunder I500 Bahwa tind utk eksisi keloid bukanlah radikal eksisi dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Klaim diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya serta dilihat sumber daya yang paling banyak digunakan 1. untuk mendapatkan bedah sehari (One Day Care/Surgery) pelayanan pasien di anjurkan untuk mendaftar termasuk rawat jalan pelayanan rawat inap sehingga pasien diarahkan untuk mendapatkan pelayanan rawat inap. Jantung 407 UPCODING Pasien masuk RITL. 2. Untuk kasus mata.005.. so described) 9059 (Other microscopic examination of blood) Group CBGs : G-4-14-I (Kecederaan Pembuluh darah otak dengan infark ringan) Biaya Rp. 7. 409 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx I500 dan dx sekunder k759 biaya Rp 6.. agar pasien mudah untuk dikonfirmasi tentang perawatan yang telah diterima oleh pasien. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Leukositosis terkait dengan diagnosa leucositosis dan melihat kembali pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum. 9. Kode INACBG J-4-16-I. Dasar utama penetapan diagnosa utama dan sekunder adalah diagnosa yang tertera pada resume medis yang ditentukan oleh dokter penanggungjawab pasien Paru 417 UPCODING diagnosa akhir dokter menuliskan Bronchopneumonia dan efusi pleura.sedang. unspecified other vitamins Hasil Grouper CBG's: A-4-14. Untuk diagnosa sekunder malaise and fatique tdk disetujui karena gejala penyakit tersebut merupakan bagian dari pengaruh efek klinis dari diagnosa utama yaitu hypotension. 3.621.751. Biaya RP. Diajukan oleh RS sebagai berikut: falciparum malaria. Pasien masuk RITL dengan kasus malaria dan gizi Diagnosa Utama: B50. 1. Verifikator melakukan konfirmasi terkait Malaria penetapan kondisi malnutrisi 2. Biaya Rp.9 Septicaemia.7 (Gastritis.013.- Verifikator melakukan konfirmasi terkait diagnosa Paru kepada DPJP dan memastikan di resume medis tertera. Disarankan agar RS menetapkan SPM untuk menentukan kondisi malnutrisi. BBL Group-5 Tanpa Prosedur sepsis.9 Neonatal Jaundice 416 UPCODING sesuai kaidah koding untuk diagnosa yang masih tahap observasi atau suspect dituliskan z038 observation for other suspected disease and conditions. sehingga diagnosa sekunder belum bisa ditegakkan. R53 (Malaise and fatigue) Kode ina cbg's : I-4-24-II (Diagnosis Sistem Pembuluh Darah Lain-Lain (Sedang)) Biaya : Rp.0 (anemia in neoplastic disease) Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis Melakukan koorodinasi dan konfirmasi dengan manajemen RS dan dokter penanggung jawab agar tidak menambahkan DS leucositosis pada setiap DU yang berpotensi meningkatkan leuco.861 Pasien Masuk dengan kasus leukemia akut diajukan RS : diagnosa primer : Acute Myeloid Leukaemia (C92.Sering dx sekunder ditambah leucositosis D72. namun untuk diagnosa sekundernya anemia menggunakan kodefikasi D63.9 (Hypotension. unspecified) Diagnosa Sekunder : K13. 11.408.0 (Candidal stomatitis).316. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan melalui Dewan Pertimbangan Medik untuk ditanyakan kriteria leucositosis 1. namun DS tersebut harus didukung hasil pemeriksaan penunjang. kode sepsis pada bayi adalah P36. 2.504.033. 4.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 411 UPCODING 412 UPCODING 413 UPCODING 414 UPCODING 415 KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Pasien RITL dengan kasus Hypotensi.983 Untuk diagnosa sekunder Candidal stomatitis tidak disetujui karena tidak ada pemeriksaan penunjang yang medukung penegakkan diagnosa tersebut. Mayor Ringan Biaya : Rp.0) diagnosa sekunder anemia (D649) dengan biaya Rp. 2.59.00 1. nyeri ulu hati. Biaya Rp.9 Neonatal jaundice.332. 8. unspecified.2) + Infark Miocard (I21.146 1. Verifikator melakukan konfirmasi mengenai Kulit diagnosa sekunder candidiasis.457. Biaya RP. setelah 2 hari MRS lagi dengan keluhan lemas.00 Diverifikasi diagnosa utama : P. 73 Leukemia .242 vitamins III Penyakit Infeksi Bakteri dan parasit lain-lain berat. Diagnosa sekunder R53 tidak perlu ditambahkan.611 sesuai hasil pemeriksaan penunjang.8 Deficiency of other energy malnutrition Hasil Grouper CBG's: A-4-14. unspecified diagnosa sekunder : A. unspecified) Diagnosa Sekunder : B37. kandidasis.9) tanpa ada data terlampir + K30 Dyspepsia Pasien diberikan infus parenteral dan obat gastritis + anti anxiety per-oral.9 Plasmodium Berdasarkan perjalanan penyakit rekam buruk.59. besar kemungkinan adalah gastritis yang dipicu oleh faktor usia/psikis (psikosomatis) Pasien seharusnya di diagnosa utama K29. malaise Diajukan Oleh RS : Diagnosa Utama : I95.- Pada kasus ini penatalaksaan Tranfusi bukan alasan untuk penegakkan diagnosa anemia dan merupakan kesatuan paket pelayanan kasus Leukemia diagnosa utama sudah tepat .9) dirawat 3 hari. jika tercantum maka bisa dikode 2. 4.41. Group CBG's : P-8-17.379 Pasien RITL masuk RS dengan serangan asma (J45.881. tindakan tranfusi pun merupakan 1 paket pelayanan pada penatalaksanaan Leukemia. 3. namun jika ditambahkan tidak mempengaruhi severity level. unspecified) dengan tindakan infus parenteral 99. unspecified medis pasien lebih cenderung Diagnosa Utama: B50. unspecified Group CBG's : P-8-17-III Neonatal. 4. 5. Penetapan kondisi malnutrisi harus sesuai dengan kriteria atau SPM yang ditetapkan RS UPCODING Pasien RITL ditagihkan RS : diagnosa utama : P. RO THORAX : susp efusi plura sinistra.9 (Hypotension. Diagnosa Utama : I95.protein sehingga disetujui diagnosa Diagnosa Sekunder : E46 Unspecified proteinII Penyakit Infeksi Bakteri dan parasit lain-lain sekunder E56.197.15 dengan kode inacbg K-4-11-I dan tarif Rp. Diagnosa sepsi dilihat kembali pada kriteria klinis 2.8 utk du yang memiliki potensi meningkatkan leuco.537. 4. Verifikator melaporkan kepada Tim Audit medis mengenai penetapan candidiasi pada pasien Pengkodean anemia dihapuskan dari pengkodean. 2. 4.8 Deficiency of mendapatkan terapi vitamin bukan malaria. Tetapi diagnosa akhir MRS kedua ditambahkan TB Paru (A16. RS mengajukan J180 Bronchopneumonia diagnosa sekunder j90 pleural effusion Kode INACBG J-416-III Simple pneumonia &whooping cough berat. MRS kedua seharusnya di diagnosa sesuai dengan anamnesa + pemeriksaan fisik/penunjang. BBL Group-5 Tanpa Prosedur Mayor Berat Biaya : Rp.penunjang untuk penegakan diagnosa I Neonatal.9 Neonatal Pasien tidak dilakukan pemeriksaan jaundice.0 (Diseases of lip) Kode ina cbg's : I-4-24-I (Diagnosis Sistem Pembuluh Darah Lain-Lain (Ringan)) Biaya : Rp.786.567.207.9 Plasmodium falciparum Diagnosa Sekunder : E56. Biaya Rp.929. unspecified).Pembuktian Tergantung hasil penelusuran Rekam Medis. Di melihat hasil pemeriksaan penunjang biaya: rontgen tdk tertulis itu pneumoni cuman suspect Rp 3. Biaya : Rp 8. maka untuk kondisi ini kode Z29.] 419 UPCODING Kasus Code Creep: Pasien RITL dengan keluhan batuk darah. Pada Kode Z29.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 418 UPCODING Pasien masuk RITL.27 dan Kaidah Koding. Pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosa pneumonia.316.0 tidak tepat. 2005. 4.815. Utama 420 UPCODING Penambahan DS isolation pada setiap pasien morbili dan TBC masih pending.termaksud dalam kode creep seharusnya Kode R tidak boleh menjadi D. 3.- Kode diagnosa utama tidak boleh R Jika sudah ada diagnosa sekunder yang lebih Spesifik.00. Sesuai kaidah koding maka kodefikasi yang tepat Paru adalah : diagnosa utama : A15.530. kode Z29 adalah untuk Prosedur tindakan prophylacsis. Group CBG's : J-4-20-II Pleural Efusi dan Pneumotorak Sedang Biaya : Rp.9 Pneumonia. Certain infectious and parasitic diseases. confirmed by sputum microscopy with or without culture Tuberculous: • bronchiectasis • fibrosis of lung } confirmed by sputum microscopy with or without culture • pneumonia • pneumothorax [Extracted from ICD-10 Second Edition. untuk kasus ini sesuai dengan kaidah sistem Paru Ina CBGs . Jika dilihat sub Blok nya . Ds: pneumoni. 2005.377. confirmed by sputum microscopy with or without culture dan J.9 COPD Sesuai PerMenKes No.0 Tuberculosis of lung.0 diagnosa sekunder J90. Gejala tidak dapat menjadi diagnosa utama apabila ada diagnosa lebih spesifik yang sudah ditegakkan.15. pasien dipisahkan ruangannya supaya tidak menularkan ke pasien lain. pneumoni sering ditulis efusi+pneumoni. 2. kode J18 sudah termasuk dalam kode A15. 4.90 Pleural effusion diagnosa sekunder : A. Dengan pengajuan sbb: Diagnosa Utama :R042 (haemoptysis) dan Diagnosa Sekunder: J449 (COPD. yang menggunakan sumber daya besar adalah COPD 2. TB. Biaya Rp. Paru .0 Tuberculosis of lung. Untuk kasus menular dan infeksi seperti campak.0 (Need for Paru other prophylactic measures [Extracted from ICD-10 Second Edition. Diagnosa utama: J44. unspecified diagnosa sekunder : A.18.DU: effusi pleura.5 juta pemberian diagnosa tidak didasarkan pada hasil pemeriksaan penunjang diagnostik tapi hanya dengan gejala. pasien datang untuk pengobatan penyakit tersebut bukan untuk pencegahan. Diverifikasi diagnosa utama : J. Factors influencing health status and contact with health services.15.440. biaya: Rp 8. Untuk peberian diagnosa harusnya diberikan sesuai data pendukung 74 Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait dengan diagnosa pneumoni dan melihat kembali pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum.90 Pleural effusion.155. Pada ICD 10 Isolasi dikode Z29.0 terdapat keterangan tambahan pasien ditangani diisolasi dengan tujuan untuk pencegahan agar tidak tertular penyakit setelah kontak dengan penyakit infeksi. confirmed by sputum microscopy with or without culture. (batuk darah dicirikan dengan kode R) 1.0 Tuberculosis of lung.]).35 juta. Group CBG's : J-4-16-III Simple Penumonia & Whooping Cough Berat. jika tercantum maka bisa dimasukan kodenya. memiliki riwayat TB (sembuh).8 juta TB tetapi dokter sdh ttd itu kasus pneumoni. 421 UPCODING . Potensi kerugian dapat meningkatkan severity dan peningkatan biaya untuk setiap kasus hingga 25 . ditagihkan RS diagnosa utama : J. belum sepakat verifikator dan isolasi bukan diagnosa tetapi prosedur pihak RS 1.00. 69 tindakan : 86.20 S01. Maka kode yang tepat adalah 86. H11. infection.960.498 423 UPCODING 424 UPCODING Pasien masuk dengan keluhan luka di telapak kaki sebelah kanan di alami pasien lebih kurang 4 hari yang lalu awalnya os mengaku kakinya tertusuk paku . intracranial. 93.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 422 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Bronchopneumonia. Sesuai dengan laporan tindakan yang dituliskan oleh DPJP.3 conjunctival haemorrhage tindakan : 86.44 (Routine whooping cough Ringan) chest x-ray. or darah perifer lain -lain berat ) burn Removal by excision of) Kode Inacbgs : I-4-15III (gangguan pembuluh darah perifer lain -lain berat ) dengan Biaya Rp 7. of head.0 ( Congestive heart 93.21 (Injection of antibiotic). dilakukan rekontruksi kulit kepala yang berantakan dan menyambungkan kembali kulit kepala. 99. so described). infection. Verifikator melaporkan hal ini kepdaa Tim Audit Medis Sesuai dengan kaedah koding ICD 10 kode G93. oedema cerebral disebabkan oleh cedera. Pada kasus ini . 5. Diagnosa Sekunder : I50.64 grouper CBG’s M-1.14 (Fasciotomy) M-1-50-III PROSEDUR JARINGAN LUNAK BERAT Rp.184.9 open wound of head. 21.1 (Traumatic cerebral oedema [Extracted from ICD-10 Second Edition.0 ( Congestive heart failure) tidak disetujui karena pada follow up catatan dokter bahwa belum didapatkan tanda klinis CHF 1.96 89.18 (Injection or infusion of 87.741 ringan biaya : 3.kode septicemia) prosedur Tindakan : 86.44 (Routine chest x-ray.103 Pasien masuk ke RS dengan kasus open wound Diagnosa utama : S01.6 cerebal oedema ditegakkan apabila pembengkakan terjadi bukan sebab trauma atau injury.18 (Injection or infusion of unspecified) electrolytes).211.59 failure) (Other microscopic examination of blood).]) . Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Paru dan DPJP mengenai diagnosa sekunder CHF. 3.21 (Injection of antibiotic).22( inacbgs I-4-15-III (gangguanpembuluh Excisional debridement of wound. Tindakan : 99.0 (Bronchopneumonia.3 conjunctival haemorrhage H11. 89. so described).049. Injury.737.53 (vectorcardiogram (with ECG)) Kode (Other oxygen enrichment).686. 3.9 open wound of head.53 Biaya : Rp. Diajukan Oleh RS : unspecified) Diagnosa Utama : J18.jaringan bawah kulit. 2005. jempul kaki kanan juga luka akibat tertusuk paku lebih kurang seminggu yang lalu .96 (Other oxygen enrichment). diffuse brain injury without openwound DS : G93.0 Sesuai dengan ICD IX kode yang benar untuk Berkas klaim dikembalikan ke bagian (crushing injury finger) dilakukan tindakan prosedur debridment adalah 86. jika tidak tertera dilakukan konfirmasi ke DPJP (lembar konfirmasi) Penanganan Luka pada kasus ini koding RS sudah lebih spesifik dan Penanganan Luka dapat dikoding 79.565.28 grouper koding untuk direvisi ( koding mau debridment dgn koding 79. poisoning and certain other consequences of external causes. Cedera pada konjuctiva mata kode yang tepat adalah S05. poisoning and certain other consequences of external causes.186 (vectorcardiogram (with ECG)) Kode ina cbg's : J-416-II (Simple Pneumonia & whooping cough Sedang) Biaya : Rp. Injury.diagnosa sekunder yang tepat adalah S06.485. Untuk Injury mengacu ke kode S Penanganan Luka 2. dan payudara biaya : 12. 2. CHF.6 cerebral oedema. or burn Removal by excision of) tindakan 2: 83.CBG’s M-4-21-1 biaya Rp 2. 90. 90.59 (Other ina cbg's : J-4-16-I (Simple Pneumonia & microscopic examination of blood). 99. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : part unspecified diagnosa sekunder : S06. 87. Tindakan : 99.313. 2005.0 (Bronchopneumonia.89 other repair and other skin graft to other sites reconstruction of skin and subcutaneous INA-CBG L-1-30-II prosedur pemindahan kulit tissue INA-CBG L-1-40-I prosedur pada tanpa luka bakar sedang. Riwayat sebelumnya sudah amputasi pada interphalang (3/3/2014) diagnosa utama : E145 (With peripheral circulatory complications) Dx skunder : A418(Other septicemia) tindakan 1: 86.355.0 ( Injury of conjunctiva and corneal abrasion without mention of foreign body [Extracted from ICD-10 Second Edition.89 1.082 425 UPCODING Pasien masuk dgn diagnosa utama S67. Diagnosa Utama : J18. part unspecified.00 melakukan revisi 80-1 biaya Rp 12. electrolytes).443 75 pada kasus ini verifikator memastikan apakah tindakan Fasciotomy tertera di resume medis .) dx utama : E145(With peripheral circulatory Seharusnya tanpa tidakan Fasiotomy complications) dx skunder : A418 (Other cukup dengan debridement saja .64 karena debridement dilakukan pada jari dengan fraktur terbuka .00 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Diagnosa sekunder : I50.22( Excisional debridement of wound. kulit. 9 (Perdarahan ante partum). koder mengentri kan : diagnosa utama : O 82. O14. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama. digunakan O82.014. ketuban (-). kode D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa sekunder .1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.0 Classical cesarean section Biaya: Rp 2.onset of labour within 24 hours). Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.1 (Deliveri by emergency caesarean section). aturan koding dan hasil konfirmasi maka menjadi dx primer O821 dx sekunder O429 dan D649 430 UPCODING Pasien X dirawat inap pada tanggal 06/08/2014 masuk dengan diagnosa G2P1A0 Hamil 33 minggu blm inpartu dengan partus prematurus iminen (PPI).281 Sesuai dengan data resume medis dan aturan koding maka menjadi dx primer O821 dx sekunder O429 dan D649 biaya Rp 6. djj 135x/menit. Biaya Rp.Diagnosa sekunder O42.374.1. H 80x/mnt.869.0 (False kode nya adalah O60 (Onset (spontaneous) of Labour) delivery before 37 completed weeks of gestation) Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O420 prematur ruptur membrane Diagnosa sekunder: Delivery by emergency caesarean section Tindakan : 74. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama:Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: prematur ruptur membrane Tindakan : cesarean section Biaya Rp 5. diagnosa sekunder O42. RR 20x/menit TFU 3 jari. 3.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 426 UPCODING 427 UPCODING 428 KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Pasien diagnosa luka dibagian jempol kuku kaki diarahkan oleh dokter untuk mendapatkan pelayanan rawat inap Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio.VT 2cm. koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan Persalinan/Kehamilan/Bayi dengan O99.999 Ditagihkan sebagai pasien RITL dikonfirmasi dengan dokter yang 1.0 untuk HIS Palsu.269. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.Diagnosa akhir P1A0 sc a/i KPD 24 jam +PEB.00 wib dengan keluhan keluar air sejak pukul 01.ku sedang.1 (Premature rupture of membranes :onset of labour after 24 hours) Diagnosa Sekunder : O14.1 maka 2.020 Pada resume dijelaskan pasien pecah ketuban hanya 8 jam <24 jam harusnya kode yang digunakan Diagnosa utama : O82.1 (Severe Pre-eclampsia).1 (delivery by emergency caesarean section) Diagnosa sekunder : O42. TD 153/108mmhg. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. Baru Lahir childbirth and the puerperium). 5.0 (Premature rupture of membranes.0 (Anaemia complicating pregnancy. dengan diagnosa utama O46. HIS 3x/10menit lamanya <20dtk.1 (severe Pre eclampsia). Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan. Verifikator dapat melaporkan kasus ini kepada bahwa pasien harus di rawat Tim Audit Medis Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.sesuai kaidah koding maka pasien dengan Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 untuk kasus partus prematurus kondisi partus prematurus iminen (PPI) maka Baru Lahir iminen menggunakan kode O47.onset of labour within 24 hours). maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.0 dan O42. Rawat inap dilakukan atas indikasi medis Penanganan Luka merawat.689 Sesuai dengan data resume medis. UPCODING Pasien masuk RS dengan keluhan: os datang pukul 05.th iufd D5:RL =2:1+induksin 1amp. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.00wib.110 76 Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir 1. Semua pasien PPI dikode perdarahan ante partum Hasil konfirmasi ke coder bahwa kode O47.516.1 (Delivery by emergency caesarean Section).0 dan O42. di cek di resume tidak ada pendarahan. 429 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer O429 prematur ruptur membran dan dx sekunder D649 Anemia dengan tindakan 744 sesar dan 6699 biaya Rp 10.356.0 (Premature of membranes. 4. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi. namun dokter menetapkan 2.900 Sesuai kaidah koding diagnosa yang kodefikasi dari verifikasi sudah tepat.914.1 (Severe Pre Eclamsia) Biaya : Rp. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. 02 Dilation and curettage following delivery or abortion. labour delayed by therapy. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. verifikator harus memastikan /konfirmasi kepada DPJP prosedur utama yang dilakukan pada premature ruptur of membran .1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: D64. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.953 432 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus bayi dari persalinan SC.830. DPJP mengatakan tindakan yang dilakukan hanya pemblokan rasa nyeri. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi dengan aturan kaidah ICD 10 Baru Lahir 2.1 Low cervical caesarean section Group CBGs: 0-6-10-II Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Sedang Biaya Rp 4. Group CBG's : P-817-III Neonatal. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis utama bila ada kode diagnosis P lainnya 2. Diagnosa sekunder : P. Ditagihkan RS : diagnosa utama P. Biaya : 2.1 Delayed or excessive haemorrhage following abortion and ectopic and molar pregnancy.0 dan diagnosa sekundernya P03. REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 431 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus incomplit. INA-CBG W-4-16-I gangguan antepartum ringan. KURET. 4.9 Anaemia.9 Anaemia. 3.350. 10.02 Dilation and curettage following delivery or abortion.6 .452 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O08.64. by caesarean delivery.03.4 Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir 1.1 Delayed or excessive haemorrhage following abortion and ectopic and molar pregnancy Tindakan : 69. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama. 77 1.1 maka 2.- Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O64. Biaya :5.00 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.226. setelah dikonfirmasi dgn DPJP.4 Fetus and newborn affected penegakan diagnosa.0 (Anaemia complicating pregnancy. Tindakan : 69.4 Fetus and newborn affected by caesarean delivery. tanpa menyebutkan secara rinci step by step tindakan.052 Diagnosa utama : O42. Group CBG's : P-8-17I NEONATAL. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan. berdasarkan pada kaidah koding maka kode yang tepat adalah Diagnosa utama P22. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan.00 433 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Sesuai kaidah koding Apabila ada dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode.478. INTRAUTERIN & SERVIK RINGAN Biaya: Rp 2. Biaya : Rp.895. tindakan : 05.0 Respiratory distress syndrome of newborn. Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding. namun untuk beberapa penyulit seperti O42. Diagnosa sekunder: O08. Group CBGs: W-1-11-I PROSEDUR DILATASI.0 dan O42.03. maka diagnosa Pemeriksaan bukti penunjang utama : P. unspecified Tindakan : 74. misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya.480.336. 2.751. 2005. childbirth and the puerperium). Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O03.1 Low cervical caesarean section Group CBGs: O-6-12-II Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Sedang Biaya: Rp.3 injection into sympathetic nerve or gangglion. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : O42. INA-CBG :W-1-20-I prosedur pada rahim dan adneksa ringan. INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.1 Delivery by emergency caesarean section dan D.359 Sesuai dengan laporan tindakan DPJP yang menuliskan pasien dibaringkan di meja operasi. 9. unspecified Tindakan : 74.110.0 dan O42. kecuali episode baru dari perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi.22.013.470.2 premature rupture of membranes. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.Koding dari verifikasi sudah tepat ditambahkan dengan O99. Group CBGs: W-1-11-III PROSEDUR DILATASI. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama".2 premature rupture of membranes. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation Diagnosa sekunder: O82. Denervasi bisa dilakukan untuk pereda rasa Persalinan/Kehamilan/Bayi nyeri tapi belum menggambarkan prosedur untku Baru Lahir menangani premature ruptur of membran.] 1. 4. 2. kode D649 Anemia bisa tetap dimasukan sebagai diagnosa sekunder 434 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus premature ruptur of membran. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. BBL Group-5 tanpa prosedur mayor ringan. KURET. labour delayed by therapy.00 Tidak ada bukti pendukung. Ini dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan kategori O00O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan rincian lengkap dari komplikasi. [Dikutip dari ICD-10 Second Edition. Tindakan : 69.3 paracervical uterine denervation . maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. dilakukan aseptis dan dilakukan paracervical denervation hingga ganglion. 2.1.333. BBL grup-5 tanpa prosedur mayor berat. Biaya : Rp. 1 premature ruptur of membranes. 1.299 Tidak ada penyulit yang dilampirkan dalam Pasien seharusnya di diagnosa utama Resume Medis seperti adanya infeksi saluran O80.8 (Other specified diseases and conditions complicating pregnancy. diagnosa sekunder : N76. complicated by delayed or excessive haemoragic.399 Sesuai dengan rekam medis yang dituliskan oleh DPJP yang tidak menyebutkan pemeriksaan fisik dan penunjang secara rinci dan jelas. Kondisi shock pasca abors . incomplete. kecuali episode Baru Lahir baru dari perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi. 5. O14.6 + 75.6 + 75.070. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kriteria klinis ( bisa didapatkan dari perhimpunan /organisasi profesi atau DPJP) 437 UPCODING Pasien RITL masuk diagnosa Persalinan Normal dan dalam Resume Medis dituliskan diagnosa akhir O23.1 unspesified abortion. Setelah dikonfirmasi dgn DPJP. incomplete. DPJP tidak menjelaskan diagnosa yang dimaksud oleh rekam medik DPJP.7 + 70. Ini dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan kategori O00O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan rincian lengkap dari komplikasi. DPJP mengatakan syock hipovolemik cukup ditandai dengan TD menurun 90 mmhg.9 436 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian section. 2005.661. complicated by delayed or excessive haemoragic Tindakan : 69.8 other single delivery by caesarean section.3 shock following abortion and ectopic and molar pregnancy. incomplete. INA CBG : O-6-10-II prosedure operasi pembedahan caesar sedang. serta terapy yang mendukung untuk diagnosa sekunder yang ditegakkan.4 + 73. diagnosa sekundernya : O08. O42. [Dikutip dari ICD-10 Second Edition.1 reflukx neurophatic bladder hanya ditandai dengan full bladder dan susah berkemih.1 bukan N93.- 78 Verifikator melakukan konfirmasi terkait infeksi Persalinan/Kehamilan/Bayi saluran kencing kepada DPJP dan memastikan di Baru Lahir resume medis tertera.1 hypovolemic shock. Diajukan oleh RS sbb : Diagnosa utama : O06. O25 malnutrition in precnency. Dan DPJP hanya menegaskan bahwa keadaan pasien seperti kode diagnosa yang diajukan dan kode N31. berdasarkan kaidah koding maka kodefikasi yang tepat adalah diagnosa utama : O06.727.1 severe pre eclampsia.765. biaya : 4.1 sedangkan perdarahan paca aborsi kode yang tepat adalah O06. Tindakan : cesarean section of other specified type.4 + 73. misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya. Tindakan : 69.8 other specified inflamation of vagina and vulva. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode Persalinan/Kehamilan/Bayi pilihan untuk "kondisi utama".665 diagnosa utama : O82. O08.00 Diagnosa utama : O06.371 Sesuai dengan rekam medis yang dituliskan oleh DPJP yang tidak menyebutkan pemeriksaan fisik dan penunjang secara rinci dan jelas.491.1 unspesified abortion.0 dan tindakan boleh dituliskan genital semuanya 73. onset of labour after 24 hours.923. kuret.09 other dilation and curettage . Biaya : 2. 2.71 dengan kode inacbg O-6-12-I dan tarif Rp. kode yang tepat O. 2005.09 other dilation and curettage group CBG : W-1-11-III. Setelah dikonfirmasi dgn DPJP.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 435 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus abortus.7 + 70.71 dengan kode inacbg W-1-30-II dan tarif Rp. Diagnosa sekunder : R57. prosedure dilatasi.8 other single delivery by caesarean section. tindakan : cesarean section of other specified type. prosedur dilatasi. complicated by delayed or excessive haemoragic . 4.289. N39.] 2. N31. tanpa harus ada tanda lainnya. N93.3 stress incontinence.2374.3 shock following abortion and ectopic and molar pregnancy. . Pregnancy. childbirth and the puerperium [Extracted from ICD-10 Second Edition.08. intrauterin dan serviks ringan . INA-CBG : W-1-11-I.9 abnormal uterine and vaginal bledding.1 reflux neuropathic bladder.]) untuk menjelaskan kondisi dengan kode N 2. childbirth and the puerperium.0 dan tindakan 73. unspesified. intraurine dan servik berat biaya : 10. 1. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk Persalinan/Kehamilan/Bayi menghilangkan diagnosa dengan kode N pada Baru Lahir kasus persalinan hanya perlu ditambahkan kode O99. Biaya 4.1 unspesified abortion.3 bukan R57. not elsewhere classified. INA-CBG O-610-I prosedur operasi pembedahan caesar ringan. Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding. Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama : O82.5 Infections of the genital tract in pregnancy + O80. 3. kuret. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Diagnosa utama : O82. Della kelas II dirawat tanggal 6/8 dengan diagnosis G1PoAo hamil posterm inpartu kala II JTH preskep. kode untuk gejala syok hipovolemik pada kebidanan yang tepat adalah O 75. O62. serta terapy yang mendukung untuk diagnosa sekunder yang ditegakkan.869.665 439 UPCODING Pasien RITL melahirkan dengan vakum ekstraksi. for other specified fetal problems. dan kondisi shock umum tersebut ada pembatasan luar (exclude) dalam arti dikaitkan pada kondisi spesifik tertentu ( lihat ketentuan exclude pada kode R57) Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.4 hypertonic.1.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O48 Prolonged Pregnancy Tindakan : 74. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama.288 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 1.8 (Other specified diseases and conditions complicating pregnancy. childbirth and the puerperium.340.1 mengarah pada kondisi shock umum. Diajukan oleh RS sbb: diagnosa utama : O82.0 dan O42.0 dan O42.163 perawatan R57. 3. Pregnancy. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.055. namun ditagihkan RS dengan kode dapat ditagihkan.736 440 UPCODING Ny. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.331.biaya : 4.1 Low cervical cesarean section Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp 2. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. dan riwayat tanda vital baik.1 maka 2.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. childbirth and the puerperium. 2005. DPJP tidak menjelaskan diagnosa yang dimaksud oleh rekam medik DPJP. Biaya 4. Biaya Rp. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 untuk Persalinan/Kehamilan/Bayi menghilangkan diagnosa dengan kode N pada Baru Lahir kasus persalinan hanya perlu ditambahkan kode O99. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan.8 other single delivery by caesarean section. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. O36. 79 . namun untuk beberapa penyulit seperti O42.070.999 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O48 Prolonged Pregnancy Diagnosa sekunder: O82.2. INA-CBG O-610-I prosedur operasi pembedahan caesar ringan.9 neuromuscular dysfungtion of bladder hanya ditandai dengan full bladder dan susah berkemih.399 Sesuai dengan rekam medis yang dituliskan oleh DPJP yang tidak menyebutkan pemeriksaan fisik dan penunjang secara rinci dan jelas. Melakukan konfirmasi ke koder bahwa Melihat resume medis. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi. unspesified. Biaya menjadi Rp. diagnosa sekunder : O68. Sedangkan kode R57. and prolonged uterine contractions. incoordinate. Pregnancy.1 (hypovolaemic shock) sebagai diagnosa sekunder. tindakan : cesarean section of other specified type INA CBG : O-6-10-II prosedure operasi pembedahan caesar sedang .9 neuromuscular dysfungtion of bladder O48 prolonged pregnancy. Tindakan : cesarean section of other specified type. tidak ada tanda dan gejala syok diagnosa sekunder syok hipovolemik tidak perjalanan penyakit pasien selama hipovolemik.]) 3. N31.491. Dan DPJP hanya menegaskan bahwa keadaan pasien seperti kode diagnosa yang diajukan dan kode N31.8 maternal care . pada kasus ini verifikator melihat kembali pada Persalinan/Kehamilan/Bayi resume medis. Untuk pembuktian pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan kriteria klinis ( bisa didapatkan dari perhimpunan /organisasi profesi atau DPJP) 1. 438 UPCODING Pasien masuk ke RS dengan kasus cesarian section.1 Low cervical cesarean section Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp4. 2005. Setelah dikonfirmasi dgn DPJP.3.8 other single delivery by caesarean section.9 labour and delivery complicated by fetal distress. dan riwayat perjalanan penyakit Baru Lahir pasien selama perawatan.1 (Shock during or following labour and delivery [Extracted from ICD-10 Second Edition.1 Delivery by emergency caesarean section 74. childbirth and the puerperium [Extracted from ICD-10 Second Edition.]) untuk menjelaskan kondisi dengan kode N 2. apakah syok hipovolemik tertera 2. Buat catatan untuk audit medis . hospital.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.- Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O63.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation Diagnosa sekunder: O82. 444 UPCODING bayi baru lahir dengan ibu HbS Ag (+) dengan kode DU P399 : infection specific to the perinatal period. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.8 Maternal care for other malpresentation of fetus (tidak ada data malpresentasi) Tindakan : 74. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.8 Other single delivery by caesarean section.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O63.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp 1.727.0 Classical cesarean section Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 5. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan.829.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 5.0 dan O42. DS Z380 : singleton.8 karena tidak ada keterangan dalam Resume Medis Tindakan : 74. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.0 Classical cesarean section Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp 2. 3. maka kode P00.516. karena presentasi kepala dbn) Tindakan : 74.1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O64.9 Long labour.1 maka 2.0 Prolonged first stage (of labour) dan O32. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4.0 dan O42. 5. 443 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. unspecified.280 disetujui dengan DU P002 : Fetus and berdasarkan penelusuran rekam medis.1 Delivery by emergency caesarean section Tindakan : 74. Biaya Rp.399. unspecified Diagnosa sekunder: O82.8 Other single delivery by caesarean section.9 Long labour. DS P002 : Fetus and newborn affected by maternal infectious and paracitic disease dan Z380 : singleton. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi. unspecified dan O32.1.923. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.0 Prolonged first stage (of labour) Diagnosa sekunder: O82.096 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation Tindakan : 74. 442 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio.2 tidak diperlukan lagi 3.0 dan O42. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 441 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio.4 Cesarean section of other specified type dan 88. Biaya : Rp.1 maka 2. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.698.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O63. 3.1 maka 2. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan.112. Apabila sudah tegak keadaan infeksi pada bayi. brow and chin presentation (seharusnya tidak ditulis.565 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O64.- Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.559.0 dan O42.070. newborn affected by maternal infectious and penunjang diagnosa P399 tidak paracitic disease. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.948. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama.473 80 1. jika sudah dihunakan kode P 399.0 dan O42.1.- Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.- Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O63.4 Cesarean section of other specified type Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp 2. dan tidak perlu dimasukkan O32.3 fetus dalam keadaan normal (presentasi kepala) Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type dan 88.4 Cesarean section of other specified type dan 88.452. 3.3 Maternal care for face. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. dan tidak dimasukkan O32. born in hospital. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. Verifikator melakukan konfiemasi kepada DPJP Persalinan/Kehamilan/Bayi untuk memperjelas dasar infeksi pada bayi Baru Lahir (lembar konfirmasi) 2. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama. 1. born in ditemukan.1.0 dan O42.966. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 0 Anaemia complicating pregnancy. 3.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. 3. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.- Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O64.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation Diagnosa sekunder: O82.1.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4.0 dan O42. 88.1.338.1 maka 2. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. 88. 446 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio.884. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp 2.479. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.0 Anaemia complicating pregnancy. childbirth and the puerperium Tindakan : 74. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.338.- Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O63.- Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O66. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.220.0 dan O42.- Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp 2.4 Cesarean section of other specified type .- Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.2 Obstructed labour due to unusually large fetus Diagnosa sekunder: O82.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90. 447 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.220.4 Cesarean section of other specified type .78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O63.0 dan O42.8 Other single delivery by caesarean section Tindakan : 74.4 Cesarean section of other specified type . Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.4 Cesarean section of other specified type dan 90.884.8 Other single delivery by caesarean section dan O99. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.- Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD. 3. 88.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp 2. 81 .2 Obstructed labour due to unusually large fetus dan O99.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.1 maka 2.338. childbirth and the puerperium Tindakan : 74.0 dan O42.220.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O64.4 Cesarean section of other specified type dan 90. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.0 dan O42.8 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: O66. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan.1 maka 2.8 Other single delivery by caesarean section Tindakan : 74.0 dan O42.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90.59 Other microscopic examination of blood Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4. O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis utama. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan.479. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.4 Cesarean section of other specified type .1 Prolonged second stage (of labour) Diagnosa sekunder: O82.1 Prolonged second stage (of labour) Tindakan : 74.1. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 445 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. Baru Lahir diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar dalam persalinan. 88. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. kecuali jika groupingnya persalinan normal penyulitnya kode O42.884.479.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation Tindakan : 74.78 Diagnostic ultrasound of gravid uterus dan 90. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. 0 dan O42. unspecified) Diagnosa Sekunder : O689 (Labour and delivery complicated by fetal stress. Sedangkan untuk persalinan normal. BBL group-5 INACBgs Rp 178.1 Group CBGs: O-6-12-I Prosedur persalinan vaginal dengan prosedur selain sterilisasi &/dilatasi dan kuret ringan Rp.1 DS: O63.000.194.1. unspecified) O418 (Other specified disorders of amniotic fluid and membranes) Tindakan : 744 (Caesarean section of other specified type) Group CBGs : O-6-10-I (Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan) Biaya Rp.695. Diajukan RS sebagai berikut: DU: O82. 3.- Sesuai kaidah koding DU: O63.8 (Follow-up examination after other treatment for other conditions [Extracted from ICD-10 Second Edition.000. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. 1. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.085 Sesuai kaidah koding.0 dan O42. Factors influencing health status and contact with health services. Diagnosa Utama : O689 (Labour and delivery complicated by fetal stress. Group CBGs: O-6-10-I Prosedur operasi pembedahan Caesar ringan Rp. penyulit sbgai DU dapat meningkatkan tarif sehingga tetap dientri oleh pihak RS.600.]) 449 UPCODING Pasien RITL dengan kasus Persalinan.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. Jika bayi datang untuk kontrol pasca perawatan atau lahir dan hasil kontrolnya menyatakan sehata maka kode yang tepat adalah Z09. Pada kasus ini tidak dapat dikode karena Persalinan/Kehamilan/Bayi antara informasi berat badan dengan diagnosa Baru Lahir tidak sesuai namun sebelumnya dipastikan berat badan bayi 2. 82 . 3. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. Diajukan oleh RS sebagai berikut = Diagnosa Utama : O829 ( Delivery by caesarean section . 3. 5. Baru Lahir contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. unspecified) O418 (Other specified disorders of amniotic fluid and membranes) Tindakan : 744 (Caesarean section of other specified type) Group CBGs : O-6-12-I (Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Caesar Ringan) Biaya Rp.0 DS: O82.1 Tindakan: 74.369.1 maka O80O84 sebagai diagnose utama 1.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal.1(Routine child health examination [Extracted from ICD-10 Second Edition. 2.0 Tindakan: 74. namun untuk beberapa penyulit seperti O42. 450 UPCODING Pasien RITL dengan SC dan komplikasi kala I aktif. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi. unspecified)Diagnosa Sekunder : O829 ( Delivery by caesarean section . Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper.- Sesuai kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84 digunakan sebagai diagnose sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. kecuali jika penyulitnya O42. Factors influencing health status and contact with health services.0 dan O42.179 Bayi hanya kontrol biasa. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.470 Sesuai dengan kaidah koding ICD -10 Kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosa sekunder jika ada penyulit dalam persalinan kecuali jika penyulit kode O420 dan O421 maka O80-O84 digunakan sebagai diagnosa utama 1.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 448 UPCODING Pasien RJTL dengan diagnosa P070 (extremely low birth weight ) dengan berat badan 3000 gr deskrpsi : neonatal. Jika bayi datang untuk kontrol ( kondisi sehat ketika lahir) maka kode yangtepat adalah Z00.]) 3. Baru Lahir contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama. namun untuk beberapa penyulit seperti O42. namun oleh RS untuk SC penyulit tidak dientrikan sbgai DU krn menurunkan tarif. 2005. bayi lahir SC sehat namun dikleimkan oleh pihak RS dengan kode P070. 2005. sesuai kaidah koding bahwa penyulit hrs dientrikan sbg DU. 6. 1 Delivery by emergency caesarean section Diagnosa sekunder: (O46.9 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation. dx sekunder kala II (O 63.9 Antepartum haemorrhage. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.171 (kls 1) disetujui RJTL verifikator melakukan konfirmasi dengan DPJP Psikis terkait SPM pemberian injeksi risperidal cons 37.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI 451 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. kecuali jika groupingnya persalinan normal caesarean section Tindakan : 74.- 454 UPCODING 455 UPCODING ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O64.022.9 (Anaemia.0 dan O42.906.9 Diagnosa anemia dihapus sehingga biaya (Antepartum haemorrhage. Penentuan diagnosa utama dan sekunder primernya P034 dx sekundernya sepsis biaya Rp 2.0 Ringan Biaya: Rp 2.5 mg pada penderita schizofrenia (F200) selalu masuk ruang perawatan (tidak ada obat lain atau tindakan lain) Rp. jika memang termasuk pada kategori rawat inap maka tindakan bisa dikode 99.00 452 UPCODING Pasien masuk dgn diagnosa utama O46. 3.1 Delivery by emergency dalam persalinan. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi Obstructed labour due to other malposition 10 kode O80-O84 digunakan sebagai yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.133.362.9 Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD.4 Cesarean section of other specified type Group CBGs: 0-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp 4. Pasien RITL masuk dengan kasus dx primer p034 Sesuai dengan data direkam medis dan hasil sesuai dengan data di rekam medis hasil 1. unspecified) diagnosa medis sesuai Ina cbg Rp 3. unspecIfied).59) grouper W-4-16-II (Prepartum diasease) kls I Rp 3. unspecified) dilakukan tindakan sectio caesar dgn koding 74. section of other specified type Group CBGs: 0.9 dan dx sekunder penyulit PEB (O 14.1.656.1 maka 2. tindakan dilevery) kls I Rp 2. (O44.0 83 .912 kondisi medis post sectio caecar selalu dengan kadar Hb < 10 mmHg dan merupakan manifestasi klinis dan pasien tidak diberikan tranfusi darah hanya dengan terapi asam folat dan zat besi. Penyulit dalam persalinan bisa sebelum Persalinan/Kehamilan/Bayi persalinan atau pada saat persalinan.9 Persalinan/Kehamilan/Bayi Baru Lahir 1. kode P00-P04 tidak tepat menjadi diagnosis utama bila ada kode diagnosis P lainnya Pemberian injeksi risperidal cons 37.1) PEB (O 14.18 dengan diagnosa utama F20. Hal ini terjadi pada 15-17 kasus 453 UPCODING 7.0 dan D64. Prosedur Sterilisasasi &/ Dilatasi & Kuret namun untuk beberapa penyulit seperti O42.274.Persalinan Normal (73.631 dan O42.034. 6. maka Diagnosa sekunder anemia pada kasus kehamilan dapat ditambahkan dengan kode O99.9).768 didasarkan pada resume medis dan sumber daya 6.694.O80-O84 digunakan sebagai diagnosis kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis 6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan utama.013. Untuk kriteria pasien dengan sepsis Sepsis/Septikemia dan dx sekunder p128 dan sekunder kedua p369 lab maka dx sepsis dihapusbiaya Rp konfirmasi maka dx sepsis dihapuskan dikembalikan pada kriteria klinis untuk sepsis atau sepsis biaya Rp 4.982 Kasus ke 2 dx 1. berdasarkan PMK 27 tahun 2014 apabila SC bersama dengan sterilisasi maka tindakan sterilisasi tidak perlu di input Berkas klaim dikembalikan ke bagian koding untuk direvisi (koding mau melakukan revisi) Jika kondisi pasien memang mengalami anemia. Verifikator dapat melakukan konfirmasi kepada DPJP tentang mana diagnosa yang menjadi resouces atau penyulit terbesar.1 Placenta praevia with haemorrhage).1). PEB adalah Baru Lahir penyulit sebelum persalinan. Baru Lahir and malpresentation.175 yang paling banyak diserap 3.058.125 kasus ke 2 biaya menjadi Rp 2. unspecIfied) Tindakan : 74. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 4.1/O 80.939.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. (O64.4 Cesarean penyulitnya kode O42.852.678.4 biaya Rp 4. dan pada kasus ini bisa dijadikan diagnosa utama. Proses persalinan dgn dx primer Persalinan dx primer O 63.485 sekunder ditambahkan D 64. 2.108.1) grouper O-6-13-I (Vaginal dan persalinan normal (O 80.5 mg pada penderita schizofrenia . unspecIfied Diagnosa diagnosis sekunder jika ada penyulit contoh pasien Sectio tapi yang keluar sekunder: O82. 4. Dan ditemukan perbedaan data dalam catatan medik RS. setelah dikonfirmasi berdasarkan kriteria asfiksia menurut ICD 10. 1.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. 4.1 dengan tindakan Sectio Saesaria yang menghasilkan proses grouper persalinan vaginal. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentaion Diagnosa sekunder: O82. 458 UPCODING Bayi yang lahir dirumah sakit dengan air ketuban jernih. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X.8 Obstructed labour due to other malposition and malpresentation.966.0 Classical cesarean section Group CBGs: O-6-12-I Prosedur Persalinan Vaginal dengan Prosedur Sterilisasi &/Dilatasi & Kuret Ringan Biaya: Rp.1 Delivery by emergency caesarean section Tindakan: 74. Baru Lahir contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 456 UPCODING 10. 3. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi.185. 3.0 Classical cesarean section Group CBGs: O-6-10-I Prosedur Operasi Pembedahan Caesar Ringan Biaya Rp. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.496. prosedur tindakan di tagihkan secara terpisah (1) low cervical cesarean section. dokter penanggung jawab langsung mengganti nilai Aspgar Score yang ada di dalam resume klaim maupun catatan medik RS. Diagnosa sekunder: O64. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 2. Pada kasus ini. namun untuk beberapa penyulit seperti O42.5. besar biaya yang telah ditagihkan rata-rata sebesar Rp. 2.0 dan O42. maka metode SC digunakan sebagai diagnosa utama.000. Respiratory Rate(RR) : 36x/menit dan Apsgar Score 8/9 dokter mendiagnosa asfiksia ringan. melihat dari resume medis pasien yang mencamtumkan kode kode prosedur. Bayi tersebut seharusnya dapat didiagnosa sebagai bayi sehat karena nilai Apsgar Score yang dicantumkan dalam resume klaim adalah nilai normal menurut ICD 10 (10-8). Verifikator melaporkan hal ini kepada Tim Audit Medis.0 dan O42. Baru Lahir contoh pasien Sectio tapi yang keluar groupingnya persalinan normal 2. namun untuk beberapa penyulit seperti O42. Tindakan: 74.096 1. Sesuai dengan kaidah koding dalam ICD X. maka O82 yang menjadi kode diagnosa utama 457 UPCODING Pasien hamil mendapatkan pelayanan rawat inap dan disarankan untuk dilakukan operasi cesar. 1. 84 . Resume medis yang ditulis harus sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi dengan keadaan pemeriksaan pasien yang Baru Lahir sebenarnya. 2) injection of anesthetic into spinal canal for analgesia. tetapi pihak Rumah Sakit menagihkan klaim tersebut sebagai asfiksia ringan dengan alasan salah tulis nilai Apsgar Score . 4) aplikasi of other wound dressing). Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O82.000.565 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O64.1 Delivery by emergency caesarean section. Hasil verfikasi rata-rata biaya ina cbg's untuk bayi asfiksia diantara Rp. Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan secara sectio. ada beberapa permasalahan terkait grouper Persalinan/Kehamilan/Bayi yang menghasilkan grouper yang inkonsistensi. 3) other oxygen enrichment. 5. kode O80-O84 digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada penyulit dalam persalinan. 3.452. Kemudian dokter penanggung jawab mengganti nilai Apsgar Score pada resume klaim dan catatan medik RS. dan konfirmasi ke Verifikator Internal Rumah Sakit agar menyesuaikan dengan cara pengkodingan yang benar.000.- Sesuai petunjuk teknis verifikasi untuk bayi sehat tidak dapat ditagihkan dan hanya memerlukan kode diagnosis Z38 (lahir hidup dilokasi persalinan).- Dalam materi pengkodingan apabila : 1) pasien mendapatkan pelayanan operasi cesar maka prosedur yang dimasukan adalah cesarean section.000 Rp. Berlaku sampai dengan adanya revisi grouper. 2) kode prosedur yang dimasukan kedalam INACBGs adalah prosedur/ tindakan yang dilakukan oleh staf ahlli (bukan perawat/ bidan). [Dikutip dari ICD-10 Second Edition.0) dan mengalami gangguan cemas ditagihkan dengan anxiety (F41. Diajukan oleh RS : Diagnosa Utama : N35.654 Melihat resume medis.Sp.9) tertera. INTRAUTERIN & SERVIK BERAT biaya: Rp. Sepsis/Septikemia 465 UPCODING Pasien Masuk RITL dengan kasus Retensio urine ec stricture uretra. Ini dapat digunakan sebagai kode tambahan opsional dengan kategori O00O02 untuk mengidentifikasi komplikasi terkait dan dengan kategori O03-O07 untuk memberikan rincian lengkap dari komplikasi. sehingga tidak perlu menambahkan retensi urine sebagai diagnosa sekunder.635. INTRAUTERIN & SERVIK RINGAN Biaya: Rp 2. dan riwayat perjalanan penyakit pasien selama perawatan untuk diagnosa septicemia disesuai dengan kriteria septicamia dan merupakan kewenangan dokter Sepsis/Septikemia 464 UPCODING Sesuai kaidah koding : Diagnosa Utama : N35. diagnosis hasil koding verifikasi sudah tepat primer adalah diagnosis yang memerlukan resource paling banyak. Pada penagihan. Biaya Rp.1 Delayed or excessive haemorrhage following abortion and ectopic and molar pregnancy. 85 Stroke .877.258 lab sepsis tidak mendukung maka harus diagnosa sepsis dihapus dihapus dan biaya menjadi Rp 1.9) sebagai diagnosa utama biaya : Rp.9 (Urethral stricture.512.374 Untuk kriteria pasien dengan sepsis dikembalikan Sepsis/Septikemia pada kriteria klinis untuk sepsis 463 UPCODING Pasien RITL dengan leukositosis tanpa ada gejala Melakukan konfirmasi ke koder bahwa lain yang menunjukkan tanda-tanda sepsis tetapi diagnosa sekunder septicaemia tidak dapat ditagihkan A41.522 D. 2005.x (schizophrenia) D.9 (Urethral stricture.4.0(moderate protein energi malnutrition) kode Ina: F-4-10-III Tarif ina: 9.02 Dilation and curettage following delivery or abortion. Sesuai dengan kaidah koding. Diagnosis primer pada pasien tsb adalah stroke.233. 4.830.6 .1 Delayed or excessive haemorrhage following abortion and ectopic and molar pregnancy Tindakan : 69. Group CBGs: W-1-11-III PROSEDUR DILATASI.9 (Septicaemia) sebagai diagnosa ditagihkan. 10.0) sebagai diagnosa utama berdasarkan kriteria BMI.utama: F20. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: O03. maka kesimpulan dan severity level nya juga naik sehingga biaya yang ditagihkan meningkat.452 Sesuai kaidah koding Diagnosa utama: O08. Koding dari pihak RS sudah benar sesuai Persalinan/Kehamilan/Bayi dengan aturan kaidah ICD 10 Baru Lahir 2.bukan malnutrisi.715. KURET. masuk dengan diagnosis stroke. Dalam hal ini. Hal tersebut juga sesuai dengan rekomendasi DPM Prov Sumatera Utara.. kode yang diajukan menjadi hipertensi + stroke.241 sekunder.655. Kode R33 tidak mempengaruhi hasil grouping. kondisi yang menyebabkan pasien memerlukan perawatan intensive adalah stroke. 9.857 (RS tipe A kelas 3 Pada kasus ini verifikator melihat kembali diagnosa akhir yang tertera pada resume medis kemudian mencocokkan dengan kode diagnosa dan melakukan konfirmasi kepada DPJP Psikis 462 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer N12 dan dx Sesuai dengan data di rekam medis dan hasil sesuai dengan hasil konfirmasi maka sekunder septicemia A419 biaya Rp 3.x (schizophrenia) kode Ina: F-410-I tarif ina: 5.385 Verifikator melihat kembali ke rekam medis apakah diagnosa anxiety (F41. Kode O008 tidak digunakan sebagai kode pilihan untuk "kondisi utama".078. Biaya Rp. Jika kedua diagnosis tersebut diubah.480. Bisa ditambahkan atau tidak. Tindakan : 69. Dan terapinya hanya diet TKTP (diet makanan dan minuman) sehingga hasil verifikasi hanya diagnosa schizophrenia Psikis UPCODING Dalam berkas klaim diketahui bahwa penanganan terbanyak untuk diagnosa heatemesis dan tidak ada konsulan ke dr.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 459 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Abortus incomplit. severity level III. 2. Aturan dan pedoman untuk mortalitas dan morbiditas coding. 1. unspecified) Diagnosa Sekunder : R33 (Retension of urine) Tindakan : 58.KJ Biaya : Rp. BMI di bawah normal hanya dikategorikan kurus.] 460 UPCODING Penetapan diagnosa adalah berdasarkan resources terbanyak sehingga seharusnya hematemesis (k92. sedangkan diagnosis sekunder hipertensi.0 (Urethrotomy) Pasien dengan keluhan penurunan kesadaran.429 pasien schizofren.953 Sesuai kaidah koding Apabila ada dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat digambarkan dengan satu kode. Sekunder: E44. misalnya komplikasi saat aborsi sebelumnya.02 Dilation and curettage following delivery or abortion.utama: F20.6. dengan berat badan di bawah normal di diagnosa malnutrisi D. kecuali episode baru dari perawatan semata-mata untuk pengobatan komplikasi. Group CBGs: W-1-11-I PROSEDUR DILATASI. unspecified) Diagnosa Sekunder : R33 (Retension of urine) Retensio urin terjadi karena striktur uretra. sedangkan hipertensi adalah komorbiditas. jika tertera maka boleh dikode 461 Pasien MRS dengan diagnosa hematemesis (K92. Diagnosa sekunder: O08.625. KURET. 5. dipastikan kembali apakah pasien pasca Tindakan Medik/Operatif operasi laparatomi atau pasien menjalani operasi laparatomi 2. Sesuaikan dg kasus yg sebenarnya. verifikasi sudah sesuai .088 grup INACBG N-1-20-I prosedure saluran urin atas ringan.681 Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode yang sesuai untuk tindakannya adalah 53.19 dengan kode 5719 other cystotomy 2.93 (revision of anastomosis of small intestine).966. urethra. Biaya Rp.- 468 UPCODING 469 VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Bpjs kesehatan membayar biaya pelayanan sesuai dengan diagnosa yg sebenarnya. Grup InaCBG N-1-30-I Prosedur diagnosa utama N368 Other spec disorder of kandung kemih dan saluran urin bawah.772 1.219. tindakan operasi 1.672 sesai dengan data yang ada maka dx septicemia dihapuskan dari coding 471 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer K659 peritonitis dengan tindakan op 5411 Laparatomy dan app 4709 biaya Rp 15. untuk diagnosa septicemia merupakan kewenangan dokter Kodefikasi yang tepat adalah Tindakan Medik/Operatif dx primer K659 peritonitis dengan tindakan op 5411 Laparatomy Pada laporan operasi dilakukan tindakan pada kasus ini . jika pasien kondisi pasien adalah post operasi maka kodenya di kodefikasi kelainan post prosedural 3.462 Sesuai dengan data di rekam medis dan hasil laboratorium yang tidak mendukung maka dx septicemia tidak acc biaya Rp 6. sehingga tidak bisa menjadi diagnosa 2.74 digunakan untuk replacement of ureter with bladder flap atau ureterovesical anastomosis Tindakan Medik/Operatif 470 UPCODING Pasien RITL masuk dengan kasus operasi laparatomi dengan dx primer Z489 dan dx sekunder peritonitis K659 dan ada dx sekunder lagi septicemia A419 biaya Rp 10. sumber daya apa yang digunakan dan penetapan diagnosa berdasarkan kaidah klinis Stroke UPCODING Pasien masuk dengan ruptur uretra dilakukan sesuai kaidah koding prosedur: 5719 other operasi cystotomy.846.977.903.9) grouper I-4-17-III Rp 7. kode yang tepat adalah 53. 2. Diajukan RS sebagai berikut : cystotomy.612. berdasarkan kode yang dilakukan adalah adalah cystotomy untuk cystotomy pada ICD 9 CM adalah 57.948 whole blood Biaya: Rp.846 dan ksus yang ke 2 biaya 10.903.333.462 Sesuai dengan data yang ada dan dari hasil Sesuai dengan data rekam meis maka laporan operasi maka tindakannya adalah tindakan appendiktomy dihapus operasi laparatomi biaya Rp 9. procedure 5674 ureteroneocystostomy Biaya : Rp. Ketika tanda atau gejala dari suatu penyakit dijadikan diagnosa sekunder maka harus dikonfirmasi ke perhimpunan profesi .13.10. dan untuk Stroke Infark menggunakan kode I63.03 (Other and open repair of indirect inguinal hernia with graft or prosthesis). Biaya Rp.333.966. sampai dimana pendarahannya intra cerebral atau cerebral saja.101.9) 467 UPCODING 2. sebagai diagnosa sekunder (perhatikan exclude) 3.03 (Other and open repair of indirect inguinal hernia with graft or prosthesis) 86 Thalasemia Tindakan Medik/Operatif .574.204.413 Pada kasus ini seharunya stroke menjadi diagnosa utama karena menajadi resouces terbesar E831 disorders of iron metabolism 1. Px dgn dx primer HT ( I 10) dan dx sekunder stroke (I 63.264. kode 56.1 penyerta dignosa utama thalasemia memang diperkenankan untuk digunakan sesuai rule MB 4.542 dan kasus ke dua biayanya menjadi Rp 6.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS 466 UPCODING Semua Kasus Stroke di coding dengan stroke infark (I63. untuk stroke haemorragic pakai kode I61.Pasien masuk RITL dengan kasus thalasemia sesuai kaidah koding diajukan oleh RS sebagai berikut Dx utama: D561 Diagnosa utama: D561 beta thalasemia tanpa beta thalasemia dx Sekunder : E831 disorders of dx sekunder iron metabolism tindakan: 9903 other tranfusion of Biaya: Rp 1. Sesuai kaidah ICD 10 bahwa kode E83. Biaya 3. Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Stroke sedangkan kondisi pasien sudah stroke jadi apabila dibalik grouper G-4-14-I Rp 4. untuk tindakan hernioraphy hernioraphy dengan pemasangan mesh dengan pemasangan mesh . RS bersedia mengganti kode disesuaikan dg diagnos yg sebenarnya REKOMENDASI NCC Harus dipastikan adanya pendarah atau tidak.9.363 sesuai laporan operasi .672 472 UPCODING Pasien RITL masuk dengan hernia inguinalis tanpa gejala penyulit dan komplikasi dan kemudian dilakukan operasi hernioraphy ditagihkan dengan tindakan 46.Dilihat dari hasil pemeriksaan penunjang yang adalah tanda dan gejala dari thalasemia berkaitan dengan diagnosa sekunder tersebut.181.574. or burn).22 (Excisional debridement of wound.1.860 474 UPCODING 475 UPCODING 476 UPCODING 477 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer K802 dan dx sekunder E835 dan dx sekunder kedua A010 dengan biaya Rp4.280.253 478 UPCODING Pasien RITL masuk dengan dx primer J189 dan sekunder A010 Biaya Rp 8.903.986.1 Exploratory laparotomy Biaya Rp 10. Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder.324 Sesuai kaidah koding Pasien masuk RITL dengan kasus Acute peritonitis. Pada tagihan klaim tindakan operasi tetap dimasukkan di prosedur Di billing jaminan BPJS rumah sakit tidak dicantumkan tindakan operasi. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K65.970.0 Acute peritonitis Diagnosa sekunder: K63.1 Exploratory laparotomy dan 460.116 Sesuai dengan data di rekam medis dan hasil lab maka diagnosa yang dominan dan menghabiskan lebih banyak biaya adalah typoid sehingga biaya menjadi Rp 4. 1.1 Perforation of intestine (nontraumatic) Tindakan : 541.480.3.70 (Pedicle or flap graft).359. Tindakan Medik/Operatif memastikan apakah ada kondisi peritonitis 2. Biaya Rp. Terkait dengan pemberlakukan kartu sesuai pada Permenkes No.155. Jika memang ada kondisi peritonitis maka bisa ditambahkan tindakan laparatomy eksplorasi jika memang dilakukan.125. setelah di Tagihan yang dibayarkan dengan kode lakukan tindakan operasi baru mengurus BPJS. Terkait koding disesuaikan dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis Tindakan Medik/Operatif Pasien masuk RITL dengan kasus Acute peritonitis.1 Perforation of intestine (nontraumatic) Tindakan : 541. Pada kasus ini tindakan reseksi tidak tepat karena sudah termasuk dalam tindakan laparatomy eksplorasi Sesuai dengan data direkam medis dan hasil lab ternyata tidak mendukung dx typoid dan hanya demam biasa R509 dengan biaya Rp 1.4 Resection of exteriorized segment of large intestine. diagnosa Z (Post procedural) dan prosedur berubah status BPJS di pertengahan rawat setelah operasi tidak dimasukkan lagi.384. ditagihkan RS dengan tindakan 86.6.4 Resection of exteriorized segment of large intestine.558 Pasien RITL masuk dengan dx primer typoid A010 dengan biaya Rp 3. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: K65.127 Sesuai dengan data direkam medis lab typoid tidak mendukung sehingga diagnosa A010 dihapuskan sehingga biaya menjadi Rp. 3. menyelesaikan biaya umum. 28 tahun 2014 2.885.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS 473 UPCODING Pasien RITL dengan post kecelakaan lalu lintas tanpa adanya kehilangan kulit kemudian dilakukan debridement.0.604 REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Melihat laporan operasi dan keadaan klinis pasien serta riwayat perjalanan pasien selama rawatan Verifikator melihat pada laporan operasi dan keadaan klinis pasien serta riwayat perjalanan pasien selama rawatan Tindakan Medik/Operatif Pasien yang awalnya status umum. Biaya Rp 21.462 Setelah dilakukan crosscheck pada data RM tidak ditemukan tindakan 460. setelah di cek ke rekam medis operasi di lakukan pada tanggal saat pasien sebagai pasien umum di rumah sakit 1. infection. Biaya Rp.Acute peritonitis Diagnosa sekunder: K63.652 sesuai dengan data rekam medis dan hasil laboratorium yang tidak mendukung maka dx typoid dirubah dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Tiphoid diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis) sesuai hasil konfirmas maka dx typoid dihapuskan dilihat kembali DPJP utama yang menangani dan Tiphoid diserahkan pada DPJP untuk menentukan diagnosa akhirnya (ranah klinis) Sesuai dengan hasil konfirmasi maka diagnosa primer menjadi A010 dan sekunder J189 pneumonia dilihat kembali pada resumen medis 87 Tiphoid .316 VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR Melakukan konfirmasi ke koder bahwa kode yang sesuai untuk tindakannya adalah 86. 014.302.282. Pada kasus ini Diagnosa Utama adalah Cedera kepala GCS 15.724. Dan sesuai kaidah koding maka open fracture tarsal dijadikan sebagai diagnosa utama karena membutuhkan banyak biaya perawatan untuk amputasi dan debridement.9 Non-insulindependent diabetes mellitus without complications Tindakan : 84.17 + 88.9 Unspecified injury of head.384. open dan E11. Luka Bakar grade III T21. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP terkait diagnosa yang menyerap sumber daya terbesar 3. Diagnosa ini dapat diajukan ke perhimpunan melalui Dewan Pertimbangan Medik untuk ditanyakan kriteria trombocytopenia 483 UPCODING Pasien datang dengan osteomyelitis dengan riwayat pengobatan TB dengan hasil rontgen gambaran fraktur radius dan ulna patologis sinistra 1/3 distal. sedangkan diagnosa yang lebih spesifik ditegakkan yaitu Luka Bakar grade III 482 UPCODING DHF ditambah dx sekunder trombocytopenia tidak ditambahkan DS trombositopenia pada DHF.21 Fracture of other tarsal bone(s) atau yang lain Untuk kasus Cedera Kepala harus melihat GCS pasien.8 Other specified postsurgical states Tindakan : 84.12 Amputation through foot dan 79. karena itu merupakan komorbidity bagi pasien. sehingga semua DU DHF diberikan kode DS trombocytopenia 1.N dirawat dengan Diagnosa Cedera Kepala S09.- Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP dan meliihat pada resume medis terkait kondisi pasien ( apakah memang lukanya dikepala atau dijari tangan) Trauma Kepala 480 UPCODING Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dengan luka di kepala. Koding hasil verifikasi sudah benar ditambahkan dengan diagnosa sekunder : Z 86.707. Prosedur utama biasanya relevan dengan diagnosa utama sedangkan pada kasus ini tidka relevan Tulang/Fraktur/Fraktur .8 Other specified injuries of head + S29. closed) dengan tindakan 86. Pasien seharusnya di diagnosa utama S62.1 Personal history of infectious and parasitic diseases 88 1.633.26.21 Fracture of other tarsal bone(s) Diagnosa sekunder: S01.67 Debridement of open fracture of tarsals and metatarsals Group CBGs: M-1-02-III PROSEDUR AMPUTASI BERAT Biaya Rp 21. VL frontalis T14.- Koding menjadi M8690 (Osteomyelitis) dengan diagnosa sekunder S6280 (Fracture parts of wrist and hand.9 Non-insulin-dependent diabetes mellitus without complications Diagnosa sekunder: S02.- Koding tuberculosa didak dimasukkan dikarenakan dalam masa peawatan pasien tidak mendapatkan pelayanan terkait diagnosa TB dan merupakan riwayat pengobatan OAT TB saja.22 Yang terjadi pada pasien adalah kecelakaan dengan luka terbuka di kepala.12 Amputation through foot dan 79. open dan Z98. Akan tetapi seharusnya ditempatkan diagnosa yang lebih mengena S92.- Pada Resume Medis pasien hanya terdapat luka dan fraktur tertutup pada jari kelingking tangan kanan.81 Fractures of other skull and facial bones.242.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 479 UPCODING Pasien RITL masuk dengan diagnosa Post KLL dengan GCS 15 namun diagnosa inacbg dimasukkan S09.196.29 dengan biaya inacbg Rp. pada kasus ini . sebagian wajah.- 1. analisa verifikator sudah tepat Trauma Kepala 481 UPCODING Pasien Nn. sesuai dengan kaidah koding Permenkes 27 th 2014 adanya persepsi Diagnosa Utama DHF adanya penurunan trombosit. 5.9 (Noninsulin-dependent diabetes mellitus without complications). 21.8 Other specified injuries of thorax dan ditagihkan dengan kode inacbg M-1-50-III dengan tarif Rp. Biaya yang timbul Rp.543.22 dan repair luka 78.2 Burn of second degree of trunk. Biaya : Rp. Verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Trombositopeni terkait dengan diagnosa trombocytopenia dan melihat kembali pada rekam medis apakah diagnosa tersebut tercantum. closed).082. verifikator melakukan konfirmasi kepada DPJP Trauma Kepala dan memastikan kode diagnosa sesuai dengan diagnosa akhir yang tertera pada resume medis .384.Open wound of unspecified body region.- Sesuai dengan Kaidah koding Diagnosa Utama adalah Luka Bakar grade III dengan kode T21.211. 2. Hanya dilakukan jahit situasi dan observasi selama 1 hari karena pasien Pulang Paksa. sedangkan untuk tindakan Utama adalah 86. Dengan tindakan debridemand 86.313.23.60 (Fracture of other finger . pasien dirujuk dengan kasus ortopedi.7 Multiple open wounds of head. Dan seharusnya tidak menempatkan Diagnosa E11.67 Debridement of open fracture of tarsals and metatarsals Group CBGs: M-1-02-I PROSEDUR AMPUTASI RINGAN Biaya Rp 10. dikoding diagnosa utama : Osteomyelitis dengan diagnosa sekunder TB paru (A161). wajah dan kaki. 4. Kode inacbg M-4-12-I dengan tarif Rp.59 (Closure of skin and subcutaneous tissue of other sites) + 87. jika tercantum maka bisa dikode 2.9.1 .2 Diagnosa Sekunder S09.2. diagnosa yang menyerap sumber daya banyak adalah cederanya bukan DM 2. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: E11.- Sesuai kaidah koding maka Diagnosa utama: diagnosa utama adalah S92. 1 boleh tidak digunakan . Sehubungan dengan diagnosa utama fractures nyeri kepala disaat itu atau tidak disaat involving multiple regions of one upper limb. itu.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE 484 UPCODING 485 UPCODING 486 KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Pasien RITL dengan DPJP Spesialis Bedah dan diagnosa Utama Fracture seringkali diikuti dengan diagnosa sekunder Bronchpneumonia padahal dari hasil tindakan penunjang tidak ada hasil Bronchopneumonia Pasien masuk RS dengan kasus fracture involving multiple regions of one upper limb.9 (Ca Mammae). dengan tindakan Kemoterapi 99.227. hilang multiple region yang dimaksud.9 usnpesified head injury tentang deskripsi kode S09.558.53 Application of other cast Group CBGs : M-1-70-I Prosedur Lutut Dan Tungkai Bawah Selain Kaki Biaya : Rp. unspecified site verifikator memastikan kembali pada resume medis apakah benar dilakukan reposisi pada fraktur patela. koordinasi.671 indikasi rawat inap hanya dilakukan tindakan kemoterapi saja. Jika pasien direncakan kemoterapi namun karena kondisi belum memungkinkan sehingga ditunda maka pasien dirawat atas indikasi pebaikan keadaan umum maka kode Z51. Tidak ada regulasi dalam ICD 10 batasan Tulang/Fraktur/Fraktur kode S09. 15.3 chronic post traumatic headache. jika benar maka kode tindakan yang tepat adalah 78. diagnosa sekunder : S09.1). Sekunder : Non Hodgkin Limfoma hasil PA Non Hodgkin Limfoma Rp.25 L-4-11-I Rp 2.401 Sesuai kaidah koding untuk tindakan reposisi tanpa dilakukan pengecoran atau fiksasi maka kode yang diajukan adalah 78. untuk diagnosa utama menggunakan diagnosa sesuai keadaan umum yang ditangani Diagnosa utama : T02. hasil PA menunjukan dx Non Hodgkin Limfoma tanpa mengarah ke Ca Nasofaring 1. radius and ulna. sehingga terbentuk CBGs C-4-13-I Rp 1. open diagnosa sekunder : G44. 22. agar tulang yang telah di reposisi tidak bergeser dari posisinya. dan dx sekunder adalah kanker nya.16 487 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus ca. biaya : 8.281 Mentidaklayakan diagnosa sekunder UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus fraktur patella.057 Pasien hanya dibayarkan diagnosa sesuai dengan resume dan data penunjang dx:Non Hodgkin Limfoma Rp. Menurut DPJP. muntah berulang. 5.9 Unspesified injury of head. diajukan oleh RS sebagai berikut : Diagnosa Utama : S82. open.9 ditegakkan apabila terdapat tanda-tanda 2. Diajukan oleh RS sebagai berikut: dx. demam. unspecified site Biaya : Rp. jika tidak terbukti ada multiple region maka tepat sesuai dgn rekam medis DPJP ditentukankode untuk fracture yang tepat yaitu nyeri kepala post kll adalah G44. merupakan rawatan kedua kali untuk dilakukan reposisi terhadap fraktur atau fiksasi luar (gips). tindakan : application of external fixation device.105 Pasien masuk RITL dengan kasus fraktur patella.308. open. penetapan kasus CA didasarkan pada hasil pemeriksaan penunjang ( verifikasi sudah benar) 488 UPCODING Sesuai dengan riwayat dan kronologis pasien Tidak ditemukan catatan medis pasien hanya sebatas observasi mengenai hasil PA sebagai penunjang Disesuaikan dengan diagnosa yang tercantum pada resume medik 489 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama: C76.kaku kuduk. agitasi. untuk Tumor/Kanker pelayanan kemoterapi pada neoplasma menggunakan kode Z51. seusai kaidah koding untuk prosedur fiksasi tanpa pengecoran diberikan kode tindakan : 78. verifikator melihat pada riwayat sebelumnya Tumor/Kanker apakah memang ada diagnosa tersebut.21 fractures involving multiple regions of one upper limb.open. pasien butuh diobservasi setelah pemberian kemoterapi 1. sehingga diagnosa utamanya menggunakan kode Z.13 application of external fixation device.950. Berdasarkan aturan kaidah ICD 10. Sesuai aturan koding (PMK 27/2014) untuk tindakan kemoterapi maka sebagai dx utama Kemoterapi (Z51. INA-CBG : M-1-80-I. Diajukan oleh RS sbb : diagnosa utama : T02.10 Application of external fixation device. 3.10 Application of external fixation device.312 89 Tulang/Fraktur/Fraktur Tumor/Kanker .293.2 Malignant neoplasm of abdomen Kasus kemoterapi pada rawat inap di entry Dx Utama : C50. Utama : Ca Nasofaring dx.474.737 diagnosa termasuk dalam kode creep atau perubahan dalam pancatatan rekam medis yang dilakukan praktisi untuk meningkatkan biaya. INA-CBG : M-1-80-II prosedur anggota tubuh atas sedang.388 memeriksa dan membaca hasil pemeriksaan-pemeriksaan penujang pasien Dikonfirmasi kembali kepada DPJP perial Tulang/Fraktur/Fraktur diagnosa tersebut terkait dasar penentuan Bronchopneumonia sebagai diagnosa (lembar konfirmasi) bila memang diagnosa tersebut tercantum dalam resume medis Sesuai dengan kaedah koding ICD 10 1.881.66 Debridement of open fracture of tibia and fibula Prosedur skunder : 93. maka kode yang 3.21 fractures involving multiple regions of one upper limb. tindakan : 78. 2.1 sebagai diagnosa utama jika pasien melakukan kemoterapi 2.3 berdasarkan resume medis chronic post traumatic headache dgn penjelasan klinis nyeri kepala setelah kecelakaan.506. tidak verifikator mengkonfirmasi kepada DPJP terkait sanggup bangun.0 Fracture Of Patella Prosedur utama : 79. radius and ulna. prosedur anggota tubuh atas ringan biaya : 6. Neoplasms.9 (anaemia.0 2.1 (Chronic myeloproliferative disease Myelofibrosis (with myeloid metaplasia) [Extracted from ICD-10 Second Edition. Biaya: Rp. suspect carcinoma Tumor/Kanker 10 diagnosa yang benar adalah dikoding dengan Z03. haematopoieitic and related tissue.9 merupakan ko-mordibity merupakan diagnose sekunder. Tumor/Kanker 491 UPCODING Pasien masuk RITL dengan kasus myelofibrosis. dyspepsia. Diseases of the blood and blood-forming organs. Pada kasus ini diagnosa utama nya adalah Tumor/Kanker D47. Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa Utama D47.376. ( dengan lembar konfirmasi) 2.0 dan dyspepsia tidak dimunculkan lagi. Tekanan darah dalam batas normal.057. 2005. unspecified) dan diagnosa sekunder D 64. Untuk anemi pada neoplasma kodenya adalah D63. koding hasil verifikasi dan hasil analisa kasus sudah tepat 2.00 pengkodean harus sesuai dengan diagnosa resume medis yang dibuat oleh dokter penanggungjawab pasien 1.Prosedur pada tindakan pertama 45.3 Tindakan: 86. keras + benjolan tidak dapat dimasukkan kembali Dx utama : K404 (Unilateral or unspecified inguinal hernia. 2005. Kode C50. DU: T81.03(unilateral repair of drect ingunal hernia with graft of protesis) kode inacbgs : K-1-40-I (Prosedur Hernia Inguinal dan Femoral biaya : Rp 3.0 diagnosa sekundernya N13. unspecified).023. Diagnosa A418 hanya di dukung oleh hasil Lab leukosit= 16400mm3 tidak di dukung dengan Takikardi.03(unilateral repair of drect ingunal hernia with graft of protesis.105 Sesuai keluhan pasien masuk karena luka pasca operasi Ca mammae yang tidak baik. Tindakan 9904 ( Transfision of packed cells). dng HB rendah dan memerlukan transfusi.772 Seharusnya diagnosa utamanya adalah K404. tindakan 9904 ( transfusion of packed cells). DS anemi. with gangrene) prosedur : 53.9 DS: T81.9 (anaemia.00 sesuai dengan kaidah koding. 11.530 Sesuai kaidah koding diagnosa utama dengan tindakan berhubungan.9 (Neoplasm of uncertain or unknown behaviour of lymphoid. diagnosa akhir adalah diagnosa yang menyerap sumberdaya banyak 494 UPCODING pasien RITL dengan kasus susp kanker sesuai dengan kaidah koding diagnosa yang abdomen.69 Group CGBs: L-1-30-III Prosedur pemindahan kulit tanpa luka bakar berat Biaya Rp. Dalam ICD 10 ada aturan menganai asterix dan dagger.5 (acute Myelofibrosis) dan diagnosa sekunder D64. sedang tidak ada terapi kankernya masih disetujui Du Ca nasopharing.0. diagnosa benar adalah diagnosa utamanya R19.- dx utama : K404 (Unilateral or unspecified inguinal hernia. 26.929. karena pasien masuk akibat hernia inguinalis .0 utamanya K30.69 Group CBGs: L-1-30-I Prosedur pemindahan kulit tanpa luka bakar ringan Biaya Rp. diagnosa anemia pada kasus neoplasma menggunakan kode D63. diajukan RS sebagai berikut. dimana dagger harus menjadi diagnosa utama. Diajukan RS sebagai berikut: DU: C50. biaya: 5.0 * (asterix) maka anemia menjadi diagnosa sekunder dan Ca Nasoparing menjadi diagnosa utama 1. jika hanya tertulis myelofibrosis pada resume medis maka kode yang tepat adalah D47. DS Ca Nasopharing karena tindakan yang dilakukan hanya untuk anemianya (transfusi) tanpa memberikan terapi untuk Ca nasopharing 493 UPCODING Pasien RITL dengan pasca operasi Ca mammae luka operasi tidak baik.764. 90 .]) 492 UPCODING DU Ca nasopharing .458.1 dan sebagai diagnosa sekundernya dalah D63. terkait dengan diagnosa other septicemia .051. verifikator memastikan kembali standar pelayanan medis yang berlaku di RS tersebut terkait dengan kriteria septicemia. 612. demam tinggi .1 diagnosa utamanya R19.0 (Anaemia in neoplastic disease [Extracted from ICD-10 Second Edition.] 3. unspecified). dan seharusnya kode Inacbgs K-1-14-I (Prosedur Hernia Inguinal dan Femoral 1. with gangrene) Dx sekunder : A418 (Other septicemia) tindakan 1: 4593 (Other small-to-large intestinal anastomosis) tindakan 2: 5303 (Other and open repair of direct inguinal hernia with graft or prosthesis ) K-1-20-III ( PROSEDUR INTESTINAL KOMPLEKS (BERAT) Rp 22.Sesuai dengan aturan koding.116.3 DS: C50.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) 490 UPCODING Pasien masuk RITL dengan K/U Nyeri pada buah zakar yang dialami lebih kurang 10 tahun sebesar bola tenis.0. intra abdominal diagnosa sekundernya N13. Pada kasus ini. spondilosis Tumor/Kanker Tumor/Kanker sesuai dengan kaidah koding dan ICD. tetapi di permenkes 27 thn 2014 symptom tdk bisa sebagai DU Menurut verifikator. diagnosa utama adalah diagnosa utama C94.suhu tubuh dalam batas normal .0 and pelvic swelling mass and lump. 2. Prosedur untuk hernia 53.93 (intestinal anastomosis = merupakan tindakan penyambungan usus halus) tidak spesifik untuk penanganan hernia inguinalis sedangkan diagnosa utamanya adalah hernia . M43. Grouping CBG's C-414-II.9 Tindakan: 86. R19. maka verifikator melakukan konfirmasi kepada coder perihal ketidak sesuai tersebut (lembar konfirmasi). Pasien hanya diterapi untuk anemianya. DU adalah Anemia. Pada kasus ini. 18.127 499 UPCODING Pasien X mendapatkan permintaan BNO-IVP di rawat jalan tanggal 20/8/2014. Kode tersebut contractions Diagnosa sekunder : Z35. biaya Rp.28 Diagnosa sekunder : I10 Tindakan : 87. Ditagihkan oleh RS sebagai tidak diperbolehkan menginput high risk Z35.Unspecified) dignosa utama febris R50.44 Routine chest x-ray.9(Fever.8) hanya boleh digunakan pada kasus ANC.8 namun dengan konfirmasi kepada DPJP Konfirmasi dengan dokter yang merawat Pasien bisa ditagihkan sebagai pasien RJTL dengan deskripsi Prosedur Besar pada kulit dan karena tidak dirawat dan prosedurnya bisa dikerjakan di RJTL 1. BB 7. Pada kasus ini hipertensi merupakan kasus yang Tumor/Kanker sudah ada sebelumnya maka kedudukannya sebagai diagnosa sekunder sehingga diagnosa utama adalah M72.Terapi yang diberikan : IVFD DS 1/4 NS gtt X tpm (mikro).00 91 .352.E149 . 2. kodefikasi dari RS sudah tepat.5.737 Berdasarkan berkas dan resume medis membuktikan bahwa biaya operasional pasien yang paling banyak dikarenakan adanya benjolan. Seharusnya tindakan BNO-IVP bisa ditagihkan di pelayanan RJTL Agar dilakukan verifikasi sesuai dengan juknis BNO verifikasi.12 Biopsy of external ear VERIFIKASI ANALISA VERIFIKATOR 495 UPCODING 496 UPCODING 497 UPCODING 498 UPCODING Pasien masuk RS dengan keluhan badan panas hari ketiga sebelum masuk RS keluhan disertai kejang 1x. Z35.9 (Fever. 3.9. dan pada saat proses persalinan. Maka digunakan R50.9 Single pregnancy (Z35.0 Primary inadequate berikut : Diagnosa utama : O80.8 . Diagnosa akhir : Febris ec morbili Diagnosa utama :B05. so described.78 (Diagnostic ultrasound Of Gravid Uterus tetap merujuk diagnosa akhir yang tertulis di Virus resume medis. Prosedur Group CBGs: W-4-16-III GANGGUAN 73.502.915.2 kg. Selama ada surat perintah RITL dari DJP maka dibayarkan menjadi episode RITL.8 spontaneous delivery.0 Tindakan : 73. Namun dirawat inapkan untuk melakukan tindakan tsb tanggal 21/8/2014 Ditagihkan kedalam pelayanan RITL 500 UPCODING Biaya Rp 3.086.Inj Ceftriakson 300mg/12jam/iv.535.8 tidak dapat digunakan sebagai diagnosis Baru Lahir Diagnosa utama : O62. Usg Gravid uterus dapat USG dikode dengan 88.049..9(measles without Complication). Pada Resume tidak terdapat tanda dan Sesuai kaidah koding kode yang pengobatan untuk kasus campak. 18.kesadaran CM. Z35. maka verifikator melakukan pencatatan untuk dilaporkan kepada Tim audit medis. Jika tidak ada indikasi medis untuk dilakukan RITL.00 dengan diagnosa sekunder O80.Sanmol 4x3.Zink kid syr 1xcth 1pc.122.12 Biopsy of external ear Rp 2. Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Pasien masuk RITL dengan kasus persalinan Persalinan normal maupun tidak normal Sesuai dengan PMK 27 tahun 2014.Unspecified diabetes mellitus without complications Tindakan : 87. Ditagihkan oleh RS sebagai berikut : secara sectio.BAB cair <3x.keadaan umum sakit sedang .633.unspecified) biaya Rp.batuk dan pilek . Verifikator melakukan konfirmasi kepada coder Tumor/Kanker atau DPJP dengan berpedoman pada Pemenkes nomor 27 tahun 2014 tentang definisi episode JENIS TINDAKAN DISESUAIKAN MENJADI USG HAMIL JENIS PEMERIKSAAN DI CASE MIX Pada kasus persalinan . so described. T 38.oleh RS ditagihkan sebagai pasien RITL dengan tindakan biopsi * USG HAMIL DITAGIHKAN USG ABDOMEN REKOMENDASI NCC Keyword (Perihal/ Organ/ Diagnosa/ Tindakan) Sesuai resume medis Diagnosa utama : M7.44 Routine chest x-ray.6.59 ANTEPARTUM BERAT Biaya Rp.59 Other manually assisted delivery RINGAN Biaya Rp.018 Pasien di diagnosa tumor jinak kemudian dilakukan Customer Visit dan didapatkan hasil bahwa pasien hanya dilakukan anastesi lokal dan pasien dipulangkan pada hari yg sama.5 C.500 REKOMENDASI KODING NO TIPE KASUS Pasien masuk RITL dengan kasus ada benjolan di telinga yang dirasa terus menerus nyeri Diajukan oleh RS sebagai berikut: Diagnosa utama: I10 Essential (primary) hypertension Diagnosa sekunder: M72.Other fibroblastic disorders. Jadi Supervision of other high-risk pregnancies CBGs: O-6-13-I PERSALINAN VAGINAL ke dalam aplikasi INA-CBGs pada kasus ini. 2. code diagnosa utamanya O62.885.7. 1. unspecified Group Z35. bahwa code Persalinan/Kehamilan/Bayi normal.
Copyright © 2024 DOKUMEN.SITE Inc.