2.4.2.7 Apendisitis

June 10, 2018 | Author: Elsa Yosephine Siahaan | Category: N/A


Comments



Description

Appendisitisdr. M.Iqbal Rivai, SpB KBD Divisi Bedah Digestif RSUP dr. M.Djamil Padang Fakultas kedokteran Universitas Andalas Appendik vermiformis • Panjang : 8 – 10 cm ( variasi 3 – 30 cm ) • Titikpertemuan 3 taenia coli • Titik Mc Burney • Vaskularisasi ▫ Arteri apendikularis cabang dari A. Ileokolika ▫ Vena mengikuti arteri dan berakhir pada vena mesentrika superior  vena porta Titik McBurney Apendisitis .Etiologi • Obstruksi lumen apendiks ▫ Hiperplasia limfoid ▫ Fekolit ▫ Strikutur  appendicitis berulang yang hilang tanpa intervensi pembedahan ▫ tumor. terutama karsinoma caecum  usia setengah baya atau orang tua ▫ Parasit  oxyuris vermiculris • Proliferasi kuman . Patologi • Obstruksi lumen appendik berperan penting untuk pengembangan appendicitis gangrene dan perforasi • Hiperplasia limfoid terbatas pada lumen appendik  sumbatan  sekresi mucus dan eksudasi  ↑ tekanan intra lumen  obstruksi aliran limfa  Edema dan ulserasi mukosa berkembang  translokasi bakteri ke bagian submukosa Resolusi dapat terjadi pada titik ini secara spontan atau respon terhadap terapi antibiotik . • Distensi ↑↑  obstruksi vena  dinding appendik iskemia invasi bakteri melalui muskularis propria dan submukosa appendicitis akut • iskemia nekrosis pada dinding apendik  appendicitis gangrenosa  kontaminasi peritoneum  Peritonitis • inflamasi appendic  mucus  distensi dari organ  mukokel appendik omentum mayus dan loop usus halus  membungkus (membatasi) penyebaran kontaminasi kedalam rongga peritoneum  massa plegmon atau pericaecal abses . • Faktor-faktor yang meningkatkan proses patologi apendisitis : ▫ usia tua ▫ Imunosupresi ▫ diabetes mellitus ▫ obstruksi faecolit pada lumen appendic. ▫ appendic letak pelvic ▫ riwayat operasi abdomen sebelumnya  membatasi kemampuan omentum mayus untuk membungkus penyebaran kontaminasi peritoneum . nausea dan biasanya satu atau dua episode muntah diikuti oleh demam .. Nyeri di pertengahan abdomen dikaitkan dengan anoreksia. Diagnosis – anamnesa • Insiden tinggi pada dekade kedua dan ketiga • Nyeri ▫ Periumbilikal ( viseral )  fossa iliaka dekstra ( somatik ) ▫ Nyeri migrans • Muntah  satu atau dua kali • Anoreksia • Demam • Konstipasi • Diare Nyeri di pertengahan abdomen  anoreksia.SINDROM MURPHY . nausea dan biasanya satu atau dua episode muntah diikuti oleh onset nyeri ( Murphy). Pemeriksaan fisik • Inspeksi ▫ gerakan pernapasan yang terbatas di abdomen bawah ▫ Pasien disuruh menunjukkan lokasi awal nyeri dan kemana dia berpindah • Palpasi abdomen superficial secara gentle ▫ dimulai pada fossa iliaka kiri .ke fossa iliaka kanan muscle rigidity diatas titik nyeri tekan maksimum titik Mc Burney’s ▫ Nyeri lepas ▫ Defans muskular dan muscle rigidity . • Dunphy sign • Blumberg sign • Rovsing sign • Psoas sign • Obturator sign . Variasi apendisitis • Lokasi apendiks • Anak – anak • Orang tua • Obesitas • Kehamilan . Nyeri tekan  ▫ colok dubur : nyeri tekan dikanan umbilicus retrovesikal pouch atau douglas pouch. terutama pada bagian kanan ▫ kandung kemih  buang air kecil .Variasi appendisitis • Retrocaecal • Postileal ▫ Rigiditas sering tidak muncul ▫ diagnosis sulit ditegakkan • Pelvic karena nyeri tidak ▫ nyeri tekan kanan atas simfisis berpindah/bergeser ▫ Rektum  diare ▫ diare dan muntah mungkin terjadi. Skor dari 7 atau lebih sangat prediktif untuk Appendicitis akut. Skor 7 atau lebih sangat prediktif untuk Appendisitis akut . reaktif protein .Pemeriksaan • Darah rutin  leukositosis • Urinalisa • Tes kehamilan • Foto polos abdomen • Ultrasonografi abdomen • CT Scan Abdomen • C. Diagnosis banding . Tata laksana • Appendiktomi : konvensional / laparoscopik . konvensional . Laparoskopik . sekum dan ileum terminal  massa di fossa iliaka dekstra ▫ Kontraindikasi appendiktomi  konservatif  Ochsner–Sherren regimen • Abses apendikular .Komplikasi apendisitis akut • Ruptur apendik  peritonitis generalisata  laparatomi darurat • Massa appendicular ▫ Appendiks diselimuti omentum mayor. Abses anorektal . bacteroides  Abses perianal. submukosa. pelvirektalis . Coli ( 70 – 80 % ). • Sering terjadi pada laki laki • E. Staphylococcus aureus.Abses anorektal • Infeksi piogenik kelenjar anus. Abses timbul pada dasar kripta ani di antara sfingter dan selanjutnya meluas. streptococcus. iskiorektalis. . perianal abscess. ischiorectal abscess. intersphincteric abscess .Anus – tipe abses anorektal • A = supra levator space • B = ischiorectal space • C = perianal or superficial ischiorectal space • D = marginal or mucocutaneous space • E = submucous space • F = anorectal intermuscular (intersphincteric) space • 1 pelvirectal supralevator • Abscess 2. 3. submucous abscess. 4. 6. marginal abscess. 5. pulsatil  pembengkakan lunak. nyeri tekan .Abses perianal • Infeksi kelenjar anus didaerah perianal • Disebabkan oleh ▫ Bisul ▫ Infeksi kelenjar anus ▫ Hemoroid eksterna yang mengalami trombosis’ • Nyeri hebat. hangat. • Usia 20 – 60 tahun • Laki – laki >>> • Penanganan tidak efektif  fistula (+) • >>> infeksi penyakit seksual . Faktor resiko • Kolitis • Diabetes Mellitus • Diverticulosis • Penyakit menular seksual • Obat – obatan imunocompromise jangka panjang • Fisura ani • Infeksi organ pelvis . Terapi • Antibiotik • Drainase insisi • Higiene • Sitz Bath . Komplikasi • Fistula perianal • Sepsis . proktitis . • Rectum dewasa memiliki panjang 12-18 cm • tiga bagian : ▫ bagian atas. dalam pelvis dikelilingi mesorektum . mobile dan dilapisi peritoneum ▫ tengah. peritoneum hanya menutup sisi anterior dan sebagian lateral ▫ bawah. . . • Gejal utama kelainan di rectum : ▫ Perdarahan per rectum ▫ Gangguan BAB ▫ Mucus discharge ▫ Tenesmus ▫ prolapse . Proktitis • Peradangan pada lapisan mukosa rektum • Inflamasi berlanjut ke kolon proksimal  proctocolitis • Akut – kronik • Akut : biasanya diiukuti malaise dan demam . diare dan tenesmus • Penanganan  konservatif . •  perdarahan. namun bisa meluas ke kolon proksimal.• Bisa non spesifik atau berhubungan dengan agen infektif yang spesifik • Prostitis no spesifik biasanya menetap di saluran cerna bawah. Proktitis – etiologi • Tidak diketahui • Merupakan bentuk ringan dari colitis ulseratif. . . • Pada colok rektum.Manifestasi klinis • Usia pertengahan • Umumnya pasien mengeluhkan diare. mukosa hangat dan lembut.kadang. kadang berdarah. ditemukan darah di jari pemeriksa. jarang terdapat ulkus .• Proctoskopi dan sigmoidoskopi  inflamasi mukosa rektum. • Imflamasi bisa meluas 5 – 15 cm dari anus sedangkan mukosa diatasnya normal . Tata laksana • Self limiting disease • topical 5-aminosalicylic acid (5-ASA) compounds  suppositoria / enema • Steroid – topical / oral • Pembedahan – jarang . Ulcerative proctocolitis • Proktitis timbul pada ulseratif colitis • Keterlibatan rektum akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan . Proctitis due to Crohn’s disease • Crohn’s disease bisa mengenai rectum • Sigmoidoskopi : ▫ Proses peradangan lebih dalam ▫ Fissura (+). Ulceratif (+) ▫ cobblestone appearance • sering berhubungan dengan beratnya kelainan diperineal  fistula (+) . • Strawberry’ lesion of the • Rectal bilharziasis . • Acquired immunodeficiency syndrome. • Amoebic dysentery. • Lymphogranuloma venereum.Proktitis – infeksi spesifik • Bacillary dysentery. • Gonococcal proctitis.. • Amoebic granuloma • Tuberculous proctitis. Terima kasih .
Copyright © 2024 DOKUMEN.SITE Inc.